Teori Belajar Behavioristik TINJAUAN PUSTAKA

12 b. Afektif Yaitu respon yang berhubungan dengan emosi, sikap, dan menilai seseorang terhadap sesuatu.Respon ini timbul apabila ada perubahan yang disenangi oleh khalayak terhadap sesuatu. c. Konatif Yaitu respon yang berhubungan dengan perilaku nyata yang meliputi tindakan atau perbuatan.Skiner seorang ahli psikologi, merumuskan bahwa perilaku merupakan respon atau reaksi seseorang terhadap stimulusrangsangan dari luar Hasan, 2012. Dari uraian tentang konsep respon diatas, maka peneliti akan melihat, mengamati, mencari informasi dan mencoba mengungkapkan bagaimana respon masyarakat dalam pelaksanaan program Family Development Session FDS di kelurahan Timbang Deli Kecamatan Medan Amplas yang mencakup 3 hal, yaitu kognitif, afektif dan konatif.

2.2. Teori Belajar Behavioristik

Teori belajar behavioristik adalah sebuah teori yang dicetuskan oleh Gage dan Berliner tentang perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman. Teori ini lalu berkembang menjadi aliran psikologi belajar yang berpengaruh terhadap arah pengembangan teori dan praktik pendidikan dan pembelajaran yang dikenal sebagai aliran behavioristik. Aliran ini menekankan pada terbentuknya perilaku yang tampak sebagai hasil belajar. Teori behavioristikdengan model hubungan stimulus- responnya, mendudukkan orang yang belajar sebagai individu yang pasif. Respon atau perilaku tertentu dengan menggunakan metode pelatihan atau pembiasaan Universitas Sumatera Utara 13 semata. Munculnya perilaku akan semakin kuat bila diberikan penguatan dan akan menghilang bila dikenai hukuman Wikipedia, 2015. Belajar merupakan akibat adanya interaksi antara stimulus dan respon. Seseorang dianggap telah belajar sesuatu jika dia dapat menunjukkan perubahan perilakunya. Menurut teori ini dalam belajar yang penting adalah input yang berupa stimulus dan output yang berupa respon. Dalam hal ini, para pendamping memberikan gambaran tentang pentingnya kegiatan pembelajaran melalui program FDS dan juga memberikan motivasi dalam setiap pertemuan, sehingga akan menimbulkan kesadaraan tersendiri dari masyarakat miskin tentang pentingnya mengikuti kegiatan yang sudah terjadwalkan tersebut. Stimulus adalah apa saja yang diberikan pengajar kepada pelajar, sedangkan respon adalah reaksi atau tanggapan pelajar terhadap stimulus yang diberikan oleh pengajar tersebut. Proses yang terjadi antara stimulus dan respon tidak penting untuk diperhatikan karena tidak dapat diamati dan tidak dapat diukur. Yang dapat diamati adalah stimulus dan respon, oleh karena itu apa yang diberikan oleh pengajar stimulus dan apa yang diterima oleh pelajar respon harus dapat diamati dan diukur. Teori ini mengutamakan pengukuran, sebab pengukuran merupakan suatu hal penting untuk melihat terjadi atau tidaknya perubahan tingkah laku tersebut. Kegiatan pendampingan Family Development Session FDS ini dapat dilihat dari perubahan perilaku peserta yang semakin berinisiatif secara mandiri untuk mengikuti program pendampingan tersebut. Kondisi ini bisa dilihat dari semakin menurunnyameningkatnya jumlah peserta dalam setiap pertemuan. Faktor lain yang dianggap penting oleh aliran behavioristik adalah faktor penguatan reinforcement. Bila penguatan ditambahkan positive reinforcement maka respon akan semakin kuat. Begitu pula bila respon dikurangidihilangkan Universitas Sumatera Utara 14 negative reinforcement maka respon juga semakin kuat Wikipedia, 2015. Hal tersebut terbukti dari tingkat kepercayaan diri para peserta kegiatan Family Development Session FDS semakin meningkat. Peserta yang sebelumnya hanya pasif, pemalu, dan merasa kurang percaya diri, bisa berubah menjadi pribadi yang lebih berani mengutarakan pendapat, lebih percaya diri dalam bermasyarakat dan lebih aktif dalam bertanya jawab, baik dengan kelompoknya maupun dengan masyarakat sekitar. 2.3 Masyarakat 2.3.1 Pengertian Masyarakat