Metode Pembelajaran Tinjauan Pustaka

commit to user 1 Matematika adalah cabang ilmu pengetahuan eksak dan terorganisir secara sistematik. 2 Matematika adalah pengetahuan tentang bilangan dan kalkulasi. 3 Matematika adalah pengetahuan tentang penalaran logik dan berhubungan dengan bilangan. 4 Matematika adalah pengetahuan tentang fakta-fakta kuantitatif dan masalah tentang ruang dan bentuk. 5 Matematika adalah pengetahuan tentang struktur-struktur yang logik. 6 Matematika adalah pengetahuan tentang aturan-aturan yang ketat. Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa matematika adalah cabang ilmu pengetahuan eksak tentang bilangan, kalkulasi, penalaran, logik, fakta-fakta kuantitatif, masalah ruang dan bentuk, aturan-aturan yang ketat, dan pola keteraturan serta tentang struktur yang terorganisir. Berdasarkan pengertian prestasi belajar dan matematika yang telah diuraikan di atas dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar matematika adalah hasil yang telah dicapai siswa dalam proses belajar matematika yang menghasilkan perubahan pada diri seseorang berupa penguasaan, ketrampilan, dan kecakapan baru yang dinyatakan dengan symbol, angka, atau, huruf.

2. Metode Pembelajaran

a. Pengertian Metode Pembelajaran Metode pembelajaran merupakan salah satu komponen penting yang mempengaruhi keberhasilan kegiatan belajar mengajar. Guru harus mampu memilih metode pembelajaran yang tepat yang sesuai dengan materi yang akan disampaikan agar tujuan pembelajaran dapat tercapai dengan maksimal. Metode pembelajaran yang dikemukakan oleh Slameto 1995: 65 adalah suatu cara atau jalan yang harus dilakukan dalam mengajar. Menurut Muhibbin Syah 1995: 201 bahwa “Metode pembelajaran adalah cara yang berisi prosedur baku untuk melaksanakan kegiatan kependidikan, khususnya penyajian materi pelajaran kepada siswa”. Hal ini berarti, di dalam metode pembelajaran terdapat langkah-langkah kegiatan pembelajaran yang telah disusun untuk mempermudah proses belajar mengajar. Sedangkan arti metode pembelajaran menurut Purwoto 2003: 65 antara lain: 1 Metode pembelajaran adalah suatu cara mengajarkan topik tertentu agar proses dari pengajaran tersebut berhasil dengan baik. 2 Metode pembelajaran adalah cara-cara yang tepat dan serasi dengan sebaik-baiknya, agar guru berhasil dalam mengajarnya, agar mengajar mencapai tujuannya atau mengenai sasarannya. commit to user 3 Metode pembelajaran adalah cara mengajar yang umum yang dapat diterapkan atau dipakai untuk semua bidang studi. Dari bebrapa pendapat di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa metode mengajar adalah suatu cara atau teknik yang dipakai guru untuk menyajikan bahan pengajaran kepada siswa untuk mencapai tujuan pengajaran. b. Metode Pembelajaran Konvensional Di dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia 1999: 467 dinyatakan bahwa “Konvensional adalah tradisional”, selanjutnya tradisional sendiri diartikan sebagai “Sikap dan cara berpikir serta bertindak yang selalu berpegang teguh pada norma dan adat kebiasaan yang ada secara turun temurun”. Oleh karena itu metode konvensional dapat juga disebut metode tradisional. Dari pengertian di atas, disimpulkan bahwa metode konvensional adalah suatu pembelajaran dimana proses belajar mengajar dilakukan dengan cara yang tradisional, yaitu dalam penyampaian pelajaran guru masih mengandalkan metode ceramah dan metode ekspositori. Dalam pembelajaran matematika, metode konvensional yang paling sering dipakai adalah metode ekspositori karena selain memberikan materi, guru juga memberikan soal-soal latihan untuk dikerjakan siswa. Metode konvensional dalam penelitian ini adalah metode ekspositori, guru memegang peranan utama untuk menentukan isi dan urutan langkah dalam menyampaikan materi pelajaran kepada siswa sehingga tidak bisa begitu saja dikatakan jelek. Dalam pembelajaran matematika, metode ini mempunyai banyak kekuatan dan kelemahan. Adapun kekuatan dan kelemahannya menurut Purwoto 2003 : 67 adalah sebagai berikut: Kekuatannya: • Dapat menampung kelas yang besar, tiap murid mempunyai kesempatan yang sama untuk mendengarkan dan karenanya biaya yang diperlukan relatif murah. • Bahan pelajaranketerangan dapat diberikan secara lebih urut oleh guru, konsep- konsep yang disajikan secara hierarki akan memberikan fasilitas belajar bagi siswa. • Isi silabus dapat diselesaikan dengan lebih mudah, karena guru tidak harus menyesuaikan dengan kecepatan belajar siswa. • Kekurangan atau tidak adanya buku pelajaran dan alat bantu tidak menghambat dilaksanakannya pelajaran. commit to user Kelemahannya: • Pelajaran berjalan membosankan siswa dan siswa menjadi pasif dan tidak berkembang. • Kepadatan konsep-konsep yang diberikan hanya akan membuat siswa tidak mampu menguasai materi pelajaran. • Pengetahuan yang didapat dari metode ini mudah terlupakan. • Ceramah menyebabkan belajar siswa menjadi ‘Belajar menghafal’ yang tidak menyebabkan timbulnya pengertian. c. Metode Pembelajaran Kooperatif Semua metode mengajar ditandai dengan adanya struktur tugas, struktur tujuan dan struktur penghargaan reward. Struktur tugas mengacu pada jenis-jenis tugas kognitif dan sosial yang memerlukan model pengajaran dan pelajaran yang berbeda. Struktur tujuan dan hadiah dua-duanya mengacu pada tingkat kooperasi atau kompetensi yang dibutuhkan siswa untuk mencapai tujuan dan hadiah mereka. Metode pembelajaran kooperatif menuntut kerjasama siswa dan saling ketergantungan dalam struktur tugas, tujuan dan hadiah. Menurut Slavin 1997, pembelajaran kooperatif merupakan metode pembelajaran dengan siswa bekerja dalam kelompok yang memiliki kemampuan heterogen. Siswa bekerja sama dalam kelompok kecil saling membantu dalam belajar. Menurut Nur 2001:25, pembelajaran kooperatif adalah pembelajaran dimana siswa bekerja dalam kelompok kecil mempelajari suatu materi, menerima pendapat dan mengisi kekurangan siswa yang lain. Pada pembelajaran ini, siswa belajar dalam kelompok dengan tingkat kemampuan, jenis kelamin, serta latar belakang yang berbeda-beda. Di dalam kelas kooperatif siswa belajar bersama dalam kelompok-kelompok kecil yang terdiri dari 4-6 orang siswa yang heterogen kemampuan, jenis kelamin, sukuras, dan satu sama lain saling membantu. Tujuan dibentuknya kelompok tersebut adalah untuk dapat terlibat secara aktif dalam proses berpikir dan kegiatan belajar. Selama bekerja dalam kelompok, tugas anggota kelompok adalah mencapai ketuntasan materi yang disajikan oleh guru, dan saling membantu teman sekelompoknya untuk mencapai ketuntasan belajar. commit to user Pembelajaran kooperatif mempunyai ciri-ciri: 1 Untuk menuntaskan materi belajarnya, siswa belajar dalam kelompok secara kooperatif. 2 Kelompok dibentuk dari siswa-siswa yang memiliki kemampuan tinggi, sedang dan rendah. 3 Jika dalam kelas, terdapat siswa-siswa yang terdiri dari beberapa ras, suku, budaya, jenis kelamin maka diupayakan agar dalam tiap kelompokpun terdiri dari ras, suku, budaya, jenis kelamin yang berbeda pula. 4 Penghargaan lebih diutamakan pada kerja kelompok daripada perorangan. Depdiknas, 2005: 14 Unsur-unsur yang perlu ditanamkan kepada siswa pada pembelajaran kooperatif adalah sebagai berikut: 1 Para peserta didik harus memiliki persepsi bahwa mereka “tenggelam atau berenang bersama”. 2 Para peserta didik memiliki tanggung jawab terhadap tiap siswa lain dalam kelompoknya, disamping tanggung jawab terhadap diri mereka sendiri dalam mempelajari materi yang dihadapi. 3 Para peserta didik harus berpandangan bahwa mereka semuanya memiliki tujuan yang sama. 4 Para peserta didik harus membagi tugas dan berbagi tanggung jawab sama besarnya diantara para anggota kelompok. 5 Para peserta didik akan diberikan suatu evaluasi atau penghargaan yang akan ikut berpengaruh terhadap evaluasi seluruh anggota kelompok. 6 Para peserta didik berbagi kepemimpinan sementara mereka memperoleh ketrampilan bekerja sama selama belajar. 7 Para peserta didik akan diminta mempertanggungjawabkan secara individual materi yang ditangani dalam kelompok kooperatif. Linda, L., 1994 Dalam pembelajaran kooperatif terdapat tiga tujuan penting yaitu: 1 Hasil belajar akademik Pembelajaran kooperatif bertujuan untuk meningkatkan kinerja siswa dalam tugas- tugas akademik. 2 Penerimaan terhadap keragaman Pembelajaran kooperatif bertujuan agar siswa dapat menerima teman-temannya yang mempunyai berbagai macam perbedaan latar belakang. Perbedaan tersebut antara lain perbedaan suku, agama, kemampuan akademik, dan tingkat sosial. 3 Pengembangan ketrampilan sosial commit to user Pembelajaran kooperatif bertujuan untuk mengembangkan ketrampilan sosial siswa. Ketrampilan sosial yang dimaksud dalam pembelajaran kooperatif antara lain: berbagi tugas, aktif bertanya, mau menjelaskan ide atau pendapat, bekerja dalam kelompok, dan sebagainya. Depdiknas, 2005: 15 Keuntungan penggunaan pembelajaran kooperatif antara lain sebagai berikut: 1 Meningkatkan kepekaan dan kesetiakawanan sosial. 2 Memungkinkan para siswa saling belajar mengenai sikap, ketrampilan, informasi, perilaku sosial, dan pandangan-pandangan. 3 Memungkinkan terbentuk dan berkembangnya nilai-nilai sosial dan komitmen. 4 Meningkatkan kemampuan memandang masalah dan situasi dari berbagai perspektif. 5 Meningkatkan kesediaan menggunakan ide orang lain yang dirasakan lebih baik. 6 Meningkatkan kegemaran berteman tanpa memandang perbedaan kemampuan, jenis kelamain, normal atau cacat, etnis, kelas sosial, agama dan orientasi tugas. d. Metode Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT Teams Games Tournaments Teams Games Tournaments TGT pada mulanya dikembangkan oleh David De Vries dan Keith Edwards. Prinsip model TGT ini pada dasarnya sama dengan model tipe STAD, yang berbeda hanyalah cara mengetahui kemampuan siswanya saja. Dalam TGT diakhiri dengan permainan turnamen yang pesertanya perwakilan dari masing- masing kelompok. Penerapan model ini dengan cara mengelompokkan siswa heterogen, tugas tiap kelompok bisa sama bisa berbeda. Setelah memperoleh tugas, setiap kelompok bekerja sama dalam bentuk kerja individual dan diskusi. Usahakan dinamika kelompok kohesif dan kompak serta tumbuh rasa kompetisi antar kelompok, suasana diskusi nyaman dan menyenangkan seperti dalam kondisi permainan games yaitu dengan cara guru bersikap terbuka, ramah, lembut, dan santun. commit to user Dalam TGT, para siswa dikelompokkan dalam tim belajar yang terdiri atas empat orang yang heterogen. Guru menyampaikan pelajaran, lalu siswa bekerja dalam tim mereka untuk memastikan bahwa semua anggota tim telah menguasai pelajaran Slavin, 2008. Secara umum, pembelajaran kooperatif tipe TGT memiliki prosedur belajar yang terdiri atas siklus regular dari aktivitas pembelajaran kooperatif. Games Tournaments dimasukkan sebagai tahapan review setelah siswa bekerja dalam tim. TGT memiliki dimensi kegembiraan yang diperoleh dari penggunaan permainan. Teman satu tim akan saling membantu dalam mempersiapkan diri untuk permainan dengan mempelajari lembar kegiatan dan menjelaskan masalah-masalah satu sama lain, tetapi sewaktu siswa sedang bermain dalam game temannya tidak boleh membantu, memastikan telah terjadi tanggung jawab individual. Permainan TGT berupa pertanyaan- pertanyaan yang ditulis pada kartu-kartu yang diberi angka. Tiap-tiap siswa akan mengambil sebuah kartu dan berusaha untuk menjawab pertanyaan yang sesuai dengan angka yang tertera. Turnamen ini memungkinkan bagi siswa untuk menyumbangkan skor-skor maksimal buat kelompoknya. Turnamen ini juga dapat digunakan sebagai review materi pelajaran. Dalam Implementasinya, secara teknis Slavin 2008 mengemukakan empat langkah utama dalam pembelajaran dengan teknik TGT yang merupakan siklus regular dari aktivitas pembelajaran, sebagai berikut: • Step 1: Pengajaran, pada tahap ini guru menyampaikan materi pelajaran. • Step 2: Belajar Tim, para siswa mengerjakan lembar kegiatan dalam tim mereka untuk menguasai materi. • Step 3: Turnamen, para siswa memainkan game akademik dalam kemampuan yang homogen, dengan meja turnamen tiga peserta kompetisi dengan tiga peserta. • Step 4: Rekognisi Tim, skor tim dihitung berdasarkan skor turnamen anggota tim, dan tim tersebut akan direkognisi apabila mereka berhasil melampaui kriteria yang telah ditetapkan sebelumnya. Langkah-langkah pembelajaran menggunakan model TGT dapat diilustrasikan sebagai berikut: 1 Guru menyampaikan materi pembelajaran ke siswa secara klasikal paling sering menggunakan model pembelajaran langsung. commit to user 2 Guru membagi siswa ke dalam beberapa kelompok setiap kelompok terdiri dari 4 – 6 siswa yang heterogen, baik dari segi kemampuan, agama, jenis kelamin atau lainnya. 3 Dilanjutkan diskusi kelompok untuk penguatan materi saling membantu untuk memperdalam materi yang sudah diberikan. 4 Guru meminta masing-masing kelompok untuk mengirimkan wakil-wakilnya duduk dalam setiap meja turnamen guna bertanding melawan anggota kelompok lainnya. Komposisi setiap meja turnamen dapat diilustrasikan sebagai berikut: commit to user Perangkat turnamen: y Satu set lembar tournament soal dan jawaban y Satu set skor tournamet y Satu set kartu nomor yang bersesuaian dengan nomor soal Pelaksanaan turnamen: 1. Melakukan drawing kartu untuk menentukan pembaca pertama pembaca pertama adalah yang memperoleh nomor terbesar 2. Pembaca pertama mengocok kartu-kartu dan mengambil kartu teratas 3. Pembaca membaca dengan keras soal sesuai dengan nomor yang terambil 4. Kesempatan pertama menjawab soal kuis turnamen diberikan kepada pembaca, selanjutnya giliran menjawab bagi anggota kelompok yang lain searah putaran jarum jam. siswa yang ada di sebelah kiri atau kanannya penantang pertama punya opsi untuk menantang dan memberikan jawaban yang berbeda. Kalau tidak menjawab boleh diliwati. 5. Penantang kedua boleh menantang kalau mempunyai jawaban yang berbeda, kalau tidak menantang boleh melewatinya. Akan tetapi, penantang harus hati-hati karena mereka harus mengembalikan kartu yang telah dimenangkan ke dalam kotak jika ada apabila jawaban mereka salah. 6. Jika semua penantang telah lewat penantang kedua mengecek jawaban dan membacanya dengan keras. Pembaca atau penantang yang memperoleh jawaban yang benar dapat menyimpan kartunya. 7. Putaran berikutnya, posisinya berubah, penatang pertama menjadi pembaca, penantang kedua, menjadi penantang kedua. 8. Kegiatan ini dilakukan sampai kartu di meja habis commit to user 9. Skor individu diperoleh dari banyaknya kartu yang diperoleh. 5 Guru memberi penghargaan pada kelompok berdasarkan jumlah dari hasil perolehan skor dari masing-masing meja turnamen. Slavin 2008, melaporkan beberapa laporan hasil riset tentang pengaruh pembelajaran kooperatif terhadap pencapaian belajar siswa yang secara implisit mengemukakan keunggulan dan kelemahan pembelajaran TGT, sebagai berikut: • Para siswa di dalam kelas-kelas yang menggunakan TGT memperoleh teman yang secara signifikan lebih banyak dari kelompok rasial mereka dari pada siswa yang ada dalam kelas tradisional. • Meningkatkan perasaanpersepsi siswa bahwa hasil yang mereka peroleh tergantung dari kinerja dan bukannya pada keberuntungan. • TGT meningkatkan harga diri sosial pada siswa tetapi tidak untuk rasa harga diri akademik mereka. • TGT meningkatkan kekooperatifan terhadap yang lain kerja sama verbal dan nonberbal, kompetisi yang lebih sedikit • Keterlibatan siswa lebih tinggi dalam belajar bersama, tetapi menggunakan waktu yang lebih banyak. • TGT meningkatkan kehadiran siswa di sekolah pada remaja-remaja dengan gangguan emosional, lebih sedikit yang menerima skors atau perlakuan lain. Sebuah catatan yang harus diperhatikan oleh guru dalam pembelajaran TGT adalah bahwa nilai kelompok tidaklah mencerminkan nilai individual siswa. Dengan demikian, guru harus merancang alat penilaian khusus untuk mengevaluasi tingkat pencapaian belajar siswa secara individual.

3. Motivasi Belajar Matematika Siswa

Dokumen yang terkait

Upaya meningkatkan hasil belajar matematika siswa kelas 3 melalui metode pembelajaran kooperatif tipe TGT : teams games tournament di MI Darul Muqinin Jakarta Barat

0 29 169

EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN METODE NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) PADA SUB POKOK BAHASAN TEOREMA PHYTAGORAS PADA BANGUN RUANG DITINJAU DARI MOTIVASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VIII

0 3 76

EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION (TAI) PADA MATERI POKOK ALJABAR DITINJAU DARI KREATIFITAS BELAJAR MATEMATIKA SISWA

0 4 71

EKSPERIMENTASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION(STAD) YANG DIMODIFIKASI PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA DITINJAU DARI MOTIVASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA

0 5 109

EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TGT EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TGT (TEAMS GAMES TOURNAMENTS) PADA POKOK BAHASAN LINGKARAN DITINJAU DARI MINAT BELAJAR SISWA (Studi Eksperimentasi Kelas VIII SMP Ibu S. Soemoharmanto Jatipurno W

0 2 15

EKSPERIMENTASI MODEL PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN MODEL TREFFINGER DAN CIRCUIT LEARNING DITINJAU DARI MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA POKOK BAHASAN SEGIEMPAT.

0 0 6

PENGARUH METODE PEMBELAJARAAN KOOPERATIF TIPE TGT(TEAM GAME TOURNAMENT) DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA POKOK BAHASAN BANGUN RUANG DITINJAU DARI KEMANDIRIAN SISWA.

0 0 7

EKSPERIMENTASI MODEL PEMBELAJARAN MATEMATIKA BERBASIS PORTOFOLIO DITINJAU DARI MINAT BELAJAR SISWA ( Pada Pokok Bahasan Sudut ).

0 1 7

EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA MENGGUNAKANKOOPERATIF TIPE STAD EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA MENGGUNAKAN KOOPE RATIF TIPE STAD (STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISION)PADA SUB POKOK BAHASAN GARIS SINGGUNG LINGKARAN DITINJAU DARI GAYA BELAJAR

0 0 15

EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN MENGGUNAKAN METODE PROBLEM SOLVING PADA POKOK BAHASAN PECAHAN DITINJAU DARI MINAT BELAJAR SISWA.

0 1 19