commit to user
70
dengan siswa yang mempunyai motivasi belajar rendah pada sub pokok bahasan segiempat.
D. Pembahasan Hasil Analisis Data
1. Hipotesis Pertama
Dari perhitungan anava dua jalan dengan sel tak sama pada Tabel 4.5 diperoleh
tabel a
F 3,9860
8946 ,
F =
=
, maka H
0A
tidak ditolak sehingga tidak perlu dilakukan uji pasca anava. Dengan tidak ditolaknya H
0A
berarti tidak terdapat perbedaan prestasi belajar matematika antara metode pembelajaran kooperatif tipe TGT dan metode
pembelajaran konvensional pada sub pokok bahasan segiempat. Dengan kata lain dapat disimpulkan bahwa pembelajaran menggunakan metode pembelajaran kooperatif tipe
TGT tidak lebih baik daripada metode pembelajaran konvensional pada sub pokok bahasan segiempat.
Tidak dipenuhinya hipotesis pertama mungkin disebabkan oleh banyak faktor, diantaranya yaitu:
1 Siswa belum bisa menyesuaikan diri dengan adanya penerapan metode pembelajaran kooperatif tipe TGT dalam pembelajaran karena masih terbiasa dengan pembelajaran
menggunakan metode konvensional, 2 Kurangnya alokasi waktu untuk pembelajaran dengan metode pembelajaran
kooperatif tipe TGT karena perlu mengkondisikan siswa ke dalam kelompok- kelompok dan dalam membimbing siswa dalam berdiskusi kelompok serta
melakukan kompetisi masih perlu bimbingan lebih, 3 Peneliti kurang mampu membimbing semua kelompok saat kegiatan diskusi
berlangsung, 4 Siswa kurang bersungguh-sungguh dalam mengerjakan tugas-tugas yang diberikan
guru, 5 Saat diskusi kelompok berlangsung seringkali terdapat siswa yang kurang
bersemangat, hanya diam saja tanpa mau membicarakan kesulitannya dalam memahami materi yang diberikan oleh guru.
commit to user
71
Selain faktor-faktor di atas mungkin masih ada faktor lain di luar kegiatan belajar-mengajar yang tidak terkontrol oleh peneliti.
2. Hipotesis Kedua
Dari hasil perhitungan analisis variansi dua jalan dengan sel tak sama diperoleh F
b
= 4,4785 3,1360 = F
tabel
, maka H
0B
ditolak sehingga perlu dilakukan uji pasca anava. Dengan ditolaknya H
0B
berarti terdapat perbedaaan prestasi belajar matematika siswa ditinjau dari motivasi belajar matematika siswa pada sub pokok bahasan segiempat.
Berdasarkan uji pasca anava diperoleh F
1-2
= 3,0006; F
1-3
= 7,0623; F
2-3
= 2,6184; DK = {
2720 ,
6 F
F
}, sehingga dapat disimpulkan bahwa: a. Siswa yang mempunyai motivasi belajar matematika tinggi dengan siswa yang
mempunyai motivasi belajar matematika sedang memiliki prestasi belajar yang sama. Dengan kata lain dapat disimpulkan bahwa siswa yang mempunyai motivasi belajar
matematika tinggi memiliki prestasi belajar matematika yang sama baiknya dengan siswa yang mempunyai motivasi belajar matematika sedang.
b. Siswa yang mempunyai motivasi belajar matematika tinggi dan siswa dengan motivasi belajar matematika rendah secara signifikan memiliki prestasi belajar
matematika yang berbeda. Karakteristik perbedaan tersebut sesuai dengan karakteristik perbedaan rataan marginalnya. Dari Tabel 4.6 diperoleh rataan marginal
prestasi belajar matematika siswa kelompok motivasi belajar tinggi sama dengan 75,8954 dan rataan prestasi belajar matematika siswa kelompok motivasi belajar
rendah sama dengan 57,2225. Jadi dapat disimpulkan bahwa siswa yang mempunyai motivasi belajar matematika tinggi memiliki prestasi belajar matematika yang lebih
baik dibandingkan dengan siswa yang mempunyai motivasi belajar matematika rendah.
c. Siswa yang mempunyai motivasi belajar matematika sedang dengan siswa yang mempunyai motivasi belajar matematika rendah memiliki prestasi belajar
matematika yang sama. Dengan kata lain dapat disimpulkan bahwa siswa yang mempunyai motivasi belajar matematika sedang memiliki prestasi belajar
matematika yang sama baiknya dengan siswa yang mempunyai motivasi belajar matematika rendah.
commit to user
72
3. Hipotesis Ketiga