commit to user
M.Cholik A., 2004: 70
B. Kerangka Berpikir
Prestasi belajar matematika siswa adalah hasil belajar yang dicapai siswa dalam proses belajar matematika sehingga terdapat perubahan dalam pemikiran serta tingkah
lakunya. Prestasi belajar matematika siswa dipengaruhi oleh beberapa faktor di antaranya adalah metode pembelajaran dan motivasi belajar matematika siswa tersebut.
Dalam proses belajar mengajar, terjadi interaksi antara guru dan siswa, yaitu melalui kegiatan terpadu dari dua bentuk kegiatan yaitu kegiatan belajar siswa dan
kegiatan mengajar guru. Belajar pada hakikatnya adalah aktivitas yang membuat perubahan tingkah laku yang bersifat permanen dan kontinu serta mencakup aspek
kognitif, afektif, dan psikomotorik. Sedangkan mengajar adalah suatu proses mengatur, mengorganisasi lingkungan yang ada di sekitar siswa untuk menumbuhkan dan
mendorong siswa melakukan proses belajar. Guru harus mampu melaksanakan tugasnya dengan mengatur dan menciptakan kondisi yang memungkinkan siswa untuk
melaksanakan kegiatan belajar. Dengan demikian tujuan pembelajaran akan tercapai dan siswa memperoleh prestasi belajar yang tinggi.
Dalam proses belajar mengajar, pemilihan dan penggunaan metode pembelajaran yang tepat dan sesuai dengan materi atau bahan pelajaran akan membantu siswa dalam
menstransfer segala sesuatu yang disampaikan oleh guru sehingga prestasi belajar siswa tinggi. Sebaliknya, pemilihan metode pembelajaran yang tidak tepat dapat menghambat
tercapainya tujuan mengajar. Oleh karena itu, seorang guru harus mengetahui metode pembelajaran yang sesuai dengan materi pokok yang akan diberikan.
Matematika bukanlah pelajaran yang dapat dipelajari dengan menghafal saja. Seperti sub pokok bahasan segiempat, sangat membutuhkan pemahaman dan penguasaan
konsep. Selama belajar, jika siswa hanya menghafal prosedur penyelesaian soal, maka tidak ada kebermaknaan dalam belajar matematika. Oleh karena itu, diperlukan suatu
commit to user
metode pembelajaran yang dapat mengakomodir kebutuhan siswa akan kebermaknaan matematika dan aplikasinya dalam kehidupan sehari-hari.
Terdapat dua macam metode pembelajaran yang dibahas dalam penelitian ini, yaitu : metode pembelajaran konvensional dan metode pembelajaran kooperatif tipe TGT.
Pembelajaran dengan metode konvensional adalah pembelajaran yang didominasi oleh guru sebagai sumber informasi, sedangkan siswa tidak dituntut aktif, hanya
memperhatikan, membuat catatan, dan mengerjakan latihan seperlunya. Metode pembelajaran kooperatif tipe TGT merupakan metode pembelajaran yang dapat
digunakan dalam pembelajaran matematika agar bisa menjadi lebih bermakna. Dengan menggunakan metode ini pada sub pokok bahasan segiempat siswa lebih mudah
memahami konsep dasar yang berkaitan dengan segiempat. Dengan mengaitkan segiempat dengan masalah-masalah dalam kehidupan sehari-hari maka siswa akan
termotivasi untuk membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dan penerapannya dalam permasalahan yang dihadapi. Hal tersebut akan sangat membantu
siswa dalam memahami konsep-konsep dasar dari materi tersebut sehingga dapat meningkatkan prestasi belajar matematika karena siswa mengetahui akan makna belajar.
Jadi, bila dibandingkan dengan metode konvensional, metode pembelajaran kooperatif tipe TGT dapat diharapkan akan menghasilkan prestasi belajar yang lebih baik pada
pembelajaran matematika sub pokok bahasan segiempat. Selain pemilihan metode pembelajaran, guru juga perlu menciptakan suasana
belajar yang menyenangkan bagi siswa, sehingga siswa termotivasi untuk belajar secara optimal. Dengan pengalaman belajar yang menyenangkan, diharapkan siswa mampu
memperoleh pemahaman konsep yang melekat pada dirinya. Prestasi belajar siswa terutama dalam pembahasan ini yaitu pada sub pokok
bahasan segiempat belum tentu sama. Perbedaan ini salah satunya dipengaruhi oleh motivasi belajar siswa. Motivasi belajar siswa merupakan penggerak dari dalam diri
seseorang siswa untuk melakukan kegiatan belajar yang diinginkannya dalam mencapai suatu tujuan. Motivasi belajar siswa dikelompokkan menjadi tiga tingkatan yaitu motivasi
belajar tinggi, sedang, dan rendah. Siswa yang motivasi belajarnya tinggi selalu semangat mengerjakan soal-soal latihan dan biasanya mereka adalah anak yang pandai. Siswa
dengan tingkat motivasi belajar sedang hanya semangat mengerjakan soal-soal latihan yang tidak terlalu sulit dan biasanya mempunyai prestasi yang cukup baik. Sedangkan
commit to user
siswa dengan tingkat motivasi belajar rendah biasanya mempunyai prestasi yang agak tertinggal dari siswa yang tingkat motivasi belajarnya tinggi atau sedang. Hal ini
dikarenakan, siswa yang tingkat motivasi belajarnya rendah, hanya semangat mengerjakan soal-soal latihan yang mudah.
Pada metode pembelajaran konvensional maupun kooperatif tipe TGT, prestasi belajar siswa dalam pembahasan ini yaitu pada sub pokok bahasan segiempat yang
motivasi belajarnya tinggi lebih baik daripada siswa yang motivasi belajarnya sedang atau rendah. Sedangkan siswa yang motivasi belajarnya sedang lebih baik prestasi belajarnya
daripada siswa yang motivasi belajarnya rendah. Hal ini kemungkinan disebabkan karena siswa yang mempunyai motivasi belajar tinggi memiliki semangat mengerjakan soal-soal,
misalnya saat kegiatan belajar mengajar maupun saat ulangan. Sedangkan siswa yang motivasi belajarnya sedang atau rendah kurang bersemangat dalam mengerjakan soal-soal
saat kegiatan belajar-mengajar maupun saat ulangan.
Dari pemikiran-pemikiran di atas, dapat digambarkan kerangka berpikir dalam penelitian ini sebagai berikut:
Metode Pembelajaran
Motivas Belajar Siswa Prestasi Belajar
Gambar 1. Paradigma Penelitian
commit to user
C. Hipotesis