commit to user
xii Body Map
3.5. Identifikasi Keluhan, Harapan dan Kebutuhan Operator
3.6. Fitur dan Ide Rancangan
3.7. Pengumpulan Data Anthropometri Pekerja
3.8. Penentuan Spesifikasi Detail Perancangan
3.8.1 Detail Desain
3.8.2 Penentuan Spesifikasi Geometri Rancangan
3.8.3 Penentuan Material Perancangan
3.9. Penghitungan Beban Yang Ditanggung Operator
3.10. Perhitungan RULA pada Hasil Perancangan
3.11. Rancangan Akhir
3.12. Pembuatan Prototipe Hasil Rancangan
3.13. Estimasi Biaya
3.14. Analisa dan Interpretasi Hasil
3.15. Kesimpulan dan Saran
BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA
4.1. Pengumpulan Data
4.1.1 Data Bak Pencelup Kain Batik Awal
4.1.2 Keperluan Perancangan Alat Bantu Pada Bak
Pencelup Kain 4.2.
Pengolahan Data 4.2.1
Fitur dan Ide Rancangan 4.2.2
Data Antropomentri Pekerja 4.2.3
Penentuan Spesifikasi Detail Perancangan 4.2.4
Perhitungan Beban Yang Ditanggung Operator 4.2.5
Perhitungan RULA Pada Hasil Perancangan 4.2.6
Pembuatan Prototipe Hasil Rancangan 4.2.7
Estimasi Biaya Rancangan
BAB V ANALISIS DAN INTERPRETASI HASIL 5.1.
Analisis Rancangan Alat Bantu 5.2.1
Detail Rancangan Alat Bantu III-3
III-4 III-4
III-4 III-5
III-5 III-5
III-6 III-6
III-6 III-7
III-7 III-7
IV-7 IV-8
IV-1 IV-1
IV-1
IV-5 IV-8
IV-8 IV-12
IV-14 IV-30
IV-32 IV-40
IV-42 V-1
V-1 V-1
commit to user
xiii 5.2.2
Spesifikasi Geometri Alat Bantu 5.2.3
Material Perancangan 5.2.4
Usulan Bak Pencelup Kain 5.2.5
Prototipe Rancangan Alat Bantu 5.2.6
Kelebihan dan Kelemahan Alat Bantu 5.2.
Analisis Beban yang Ditanggung Operator 5.3.
Analisis Perbandingan Postur Kerja 5.4.
Analisis Biaya
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN 6.1.
Kesimpulan 6.2.
Saran
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
Kuesioner
Nordic Body Map
Hasil Kuesioner
Nordic Body Map
Pertanyaan Terbuka Hasil Perhitungan RULA
RULA
Employee Assessment Worksheet
Perhitungan manual jangkauan tangan ke atas dan jangkauan tangan ke bawah
V-2 V-3
V-4 V-4
V-7 V-9
V-9 V-11
VI-1 VI-1
VI-1
L-2 L-4
L-5 L-7
L-10
L-12
commit to user
xiv
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Tabel 2.2
Tabel 2.3 Tabel 2.4
Tabel 2.5 Tabel 2.6
Tabel 2.7 Tabel 2.8
Tabel 2.9 Tabel 2.10
Tabel 2.11 Tabel 2.12
Tabel 4.1 Tabel 4.2
Tabel 4.3 Tabel 4.4
Tabel 4.5 Tabel 4.5
Tabel 4.6 Tabel 4.7
Tabel 4.8 Tabel 4.9
Tabel 4.10
Tabel 4.11
Tabel 4.12
Tabel 4.13 Kuesioner
Nordic Body Map
Pengukuran dimensi tubuh Skor bagian lengan atas
upper arm
Skor bagian lengan bawah
Lower arm
Skor pergelangan tangan
wrist
Skor bagian leher
Neck
Skor bagian batang tubuh
Trunk
Skor bagian kaki
Legs Score
Grup A
Score
Grup B
Grand score
Kategori tindakan berdasarkan
grand score
Keluhan operator pada proses pencelupan Harapan Operator
Keluhan, harapan dan kebutuhan operator Fitur rancangan alat bantu
Ide rancangan alat bantu Ide rancangan alat bantu lanjutan
Data Anthropometri Operator Rekapitulasi hasil perhitungan data antropometri
Komponen penyusun alat bantu pencelup kain batik Rekapitulasi ukuran alat bantu pencelup kain batik
Tabel Penilaian RULA pada postur awal untuk operator terpendek
Tabel Penilaian RULA pada postur awal untuk operator tertinggi
Tabel Penilaian RULA pada postur tubuh saat menarik tongkat kendali
Tabel Penilaian RULA pada postur tubuh saat mengulur II-20
II-30 II-34
II-34 II-35
II-36 II-36
II-36 II-37
II-38 II-38
II-39 IV-7
IV-7 IV-8
IV-9 IV-10
IV-11 IV-12
IV-13 IV-16
IV-22
IV-34
IV-35
IV-38
commit to user
xv Tabel 4.14
Tabel 5.1 Tabel 5.2
Tabel 5.3 tongkat
Estimasi Biaya Rancangan Perbandingan kondisi kerja awal dan setelah perancangan
Perbandingan hasil RULA sebelum dan sesudah
perancangan Biaya Pembuatan Produk
IV-40 IV-42
V-2
V-10 V-12
commit to user
xvi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Gambar 2.2
Gambar 2.3 Gambar 2.4
Gambar 2.5 Gambar 2.6
Gambar 2.7 Gambar 2.8
Gambar 2.9 Gambar 2.10
Gambar 2.11 Gambar 2.12
Gambar 2.13 Gambar 2.14
Gambar 2.15 Gambar 2.16
Gambar 2.17 Gambar 2.18
Gambar 2.19 Gambar 2.20
Gambar 2.21 Gambar 2.22
Gambar 2.23 Gambar 3.1
Gambar 3.1 Gambar 4.1
Gambar 4.2 Skema proses produksi batik
Skema
design management Nordic Body Map
Ukuran tubuh manusia yang sering digunakan untuk merancang produk
Antropometri Struktural Posisi Berdiri dan Duduk a,b Antropometri Fungsionaldinamis
Anthropometri untuk perancangan produk atau fasilitas Postur tubuh bagian lengan atas
Upper arm
Postur tubuh bagian lengan bawah
Lower arm
Postur tubuh bagian pergelangan tangan
wrist
Postur tubuh bagian leher
Neck
Postur tubuh bagian batang tubuh
Trunk
Sistem Penilaian RULA Tumpuan rol
Tumpuan sendi Tumpuan jepit
Sketsa prinsip statika kesetimbangan Sketsa shearing force diagram
Sketsa normal force Sketsa moment bending +
Landasan Sketsa moment bending -
Landasan arah kanan
Landasan arah kiri
Metode penelitian Metode penelitian Lanjutan
Bak pencelup kain di Perusahaan Batik Brotoseno a
Bak Kayu b Tongkat penahan kain Dimensi bak pencelup kain di Perusahaan Batik Brotoseno
II-6 II-17
II-19
II-22 II-23
II-24 II-28
II-34 II-34
II-35 II-35
II-36 II-39
II-40 II-41
II-41 II-42
II-43 II-43
II-43 II-44
II-44 II-44
III-1 III-2
IV-2
commit to user
xvii Gambar 4.3
Gambar 4.4 Gambar 4.5
Gambar 4.6 Gambar 4.7
Gambar 4.8
Gambar 4.9 Gambar 4.10
Gambar 4.11 Gambar 4.12
Gambar 4.13
Gambar 4.14
Gambar 4.15 Gambar 4.16
Gambar 4.17 Gambar 4.18
Gambar 4.19
Gambar 4.20 a
Bak tampak depan, b Bak tampak samping c Bak tampak atas
Posisi pencelupan kain di bak kayu pada stasiun pewarnaan a Pencelupan oleh operator ke-1
b Pencelupan oleh operator ke-2
Postur tubuh operator saat membersihkan bak kayu Sketsa fitur rancangan alat bantu pada bak pencelup kain
batik Sketsa usulan pada bak pencelup kain batik
Postur tubuh operator saat menjangkau ke atas dan ke bawah
Usulan perbaikan pada ukuran dan pelapis bak aPosisi keseluruhan bak pencelup kain b bak pencelup kain
tampak depan c bak pencelup kain tampak atas d bak pencelup kain tampak samping
Desain rancangan alat bantu pencelup kain batik Desain rancangan alat bantu tampak depan
Desain rancangan alat bantu tampak samping Desain rancangan alat bantu tampak atas
Desain alat bantu pada bak pencelup kain batik posisi normal
Desain alat bantu pada bak pencelup kain batik posisi tarikan maksimal
Detail komponen alat bantu pada bak pencelup kain
Bill Of Materials
Kondisi pembebanan pada rancangan alat bantu Diagram benda bebas
pulley
Perbandingan posisi awal pengoperasian alat untuk operator tertinggi dan terendah. a Operator terendah,
b Operator tertinggi Perbandingan perhitungan sudut postur kerja pada posisi
IV-3
IV-6 IV-6
IV-11 IV-12
IV-13
IV-24 IV-25
IV-25 IV-26
IV-26
IV-27
IV-27 IV-28
IV-29 IV-30
IV-31
IV-33
commit to user
xviii Gambar 4.21
Gambar 4.22 Gambar 4.23
Gambar 4.24
Gambar 4.25
Gambar 4.26 Gambar 4.27
Gambar 4.28
Gambar 4.29 Gambar 4.30
Gambar 5.1
Gambar 5.2 awal pengoperasian alat. a Postur operator terpendek,
b Postur operator tertinggi
RULA Scoring
untuk postur awal untuk operator tependek
RULA Scoring
untuk postur awal untuk operator tependek Posisi pengoperasian alat saat menarik tongkat kendali
Perhitungan sudut postur kerja pada saat menarik tongkat kendali
RULA Scoring
untuk postur tubuh saat menarik tongkat kendali
Posisi pengoperasian alat saat mengulur tongkat kendali Perhitungan sudut postur kerja pada saat mengulur tongkat
kendali
RULA Scoring
untuk postur tubuh saat mengulur tongkat kendali
Prototipe Rancangan Alat Bantu Prototipe Usulan Bak Pencelup Kain
Perbedaan antara Rancangan dan Miniatur Alat Bantu. a Hasil Rancangan Alat Bantu b Hasil Miniatur Alat
Bantu
Stopper
tongkat kendali pada miniatur alat bantu. IV-34
IV-35 IV-36
IV-37
IV-37
IV-38 IV-39
IV-39
IV-40 IV-41
IV-41
V-5 V-7
commit to user
xix
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran L1.1 Lampiran L1.2
Lampiran L1.3 Lampiran L2.1
Lampiran L2.2 Lampiran L3.1
Kuesioner
Nordic Body Map
Hasil Kuesioner
Nordic Body Map
Pertanyaan Terbuka Hasil Perhitungan RULA
RULA
Employee Assessment Worksheet
Perhitungan manual jangkauan tangan ke atas dan jangkauan tangan ke bawah
L-2 L-4
L-5 L-7
L-10
L-12
commit to user
I-1
BAB I PENDAHULUAN
Pada bab ini diuraikan beberapa hal pokok mengenai penelitian ini, yaitu latar belakang penelitian, perumusan masalah yang diangkat, tujuan dan manfaat
penelitian yang dilakukan, batasan masalah dan asumsi, serta sistematika pembahasan.
1.1 LATAR BELAKANG
Ergonomi merupakan disiplin keilmuan yang mempelajari manusia dalam kaitannya dengan pekerjaannya, untuk memanfaatkan informasi-informasi
mengenai sifat, kemampuan, dan keterbatasan manusia untuk merancang suatu sistem kerja sehingga orang dapat hidup dan bekerja pada sistem tersebut dengan
baik. Hal tersebut dapat meningkatkan efisiensi, efektifitas dan produktivitas kerja, serta dapat menciptakan sistem serta lingkungan kerja yang cocok, aman,
nyaman dan sehat. Kabupaten Sragen merupakan salah satu sentra industri batik yang ada di
Karesidenan Surakarta. Perusahaan Batik “Brotoseno” merupakan salah satu perusahaan batik yang terdapat di kabupaten ini. Perusahaan ini menghasilkan
kerajinan batik yang meliputi batik tulis, cap
full print
, dan kombinasi. Di area produksi batik tulis terdapat dua stasiun kerja yaitu pembatikan dan pewarnaan.
Dari penelitian awal yang dilakukan di stasiun pewarnaan, didapatkan informasi bahwa di stasiun ini terdapat 3 orang operator, dengan jam kerja selama 7
jamhari. Kegiatan pewarnaan dilakukan setiap hari, dengan jumlah kain yang diwarnai sekitar 100 – 150 lembarhari. Khusus pada saat proses pencelupan pada
zat warna dan penguncian warna, digunakan dua buah bak yang terbuat dari kayu dengan bentuk dan mekanisme penggunaan yang sama. Berdasarkan pengamatan
terhadap metode kerja yang dilakukan, setiap proses harus dilakukan oleh dua orang operator. Setiap operator akan memegang salah satu ujung kain, kemudian
operator akan mencelupkan kain secara bergantian dari ujung ke ujung. Untuk setiap lembar kain, tiap operator harus mencelupkan tangan ke bak sebanyak 5 -
15 kali. Proses pencelupan kain membutuhkan waktu sekitar 4 jam dari total
commit to user
I-2 keseluruhan proses pewarnaan per hari. Karena proses-proses tersebut
membutuhkan minimal 2 orang operator, maka proses tidak akan berjalan secara parallel dengan jumlah operator saat ini. Lebih jauh lagi jika hanya 1 operator
yang hadir, proses pewarnaan ini akan terhenti total. Bak kayu pertama berisi zat pewarna kimia, sedangkan bak ke dua berisi
larutan pembangkit dan pengunci warna. Perusahaan ini lebih memilih menggunakan pewarna kimia, karena pewarnaan dengan pewarna kimia memiliki
beberapa keunggulan yaitu waktu yang dibutuhkan untuk proses pewarnaan menggunakan pewarna kimia lebih cepat dari pada menggunakan pewarna alami,
warna yang dihasilkan lebih cerah dan homogen, variasi warna lebih banyak, harganya lebih murah, ketersediaan warna tidak terbatas dan batik dengan
pewarna kimia lebih stabil warnanya. Pewarna kimia yang digunakan terdiri dari 2
jenis yaitu zat warna napthol dan zat warna indigosol. Zat warna napthol
merupakan campuran dari Napthol, Turkis Red Oil TRO, Kostik Soda NaOH dan air. Sedangkan zat warna indigosol merupakan campuran dari Indigosol,
Natrium Nitrit NaNO
2
, TRO, dan air. Pewarna napthol harus dibangkitkan dan dikunci dengan larutan garam, sedangkan pewarna indigosol menggunakan
campuran Asam Klorida HCL dan air. Pada saat pencelupan di bak yang berisi zat pewarna kimia, operator tidak dilengkapi dengan alat pelindung khusus,
sehingga tangan mereka harus berinteraksi langsung dengan dengan zat kimia, sedangkan pada proses penguncian warna, operator dilengkapi alat pelindung
berupa sarung tangan plastik. Berdasarkan wawancara dengan ketiga operator yang melakukan aktivitas
ini, operator mengeluhkan kulit tangan menjadi perih, gatal, panas dan pecah- pecah setelah melakukan aktivitas ini. Kondisi ini tentu perlu dicermati, karena
membahayakan operator dan tidak memenuhi aspek K3. Berdasarkan buku pedoman teknis upaya kesehatan kerja bagi perajin, pemaparan bahan-bahan
kimia terhadap kulit dapat mengakibatkan gangguan berupa iritasi serta allergi dengan gejala gatal-gatal, kulit kering dan kemerah-merahan, dan pecah-pecah,
kerusakan kulit seperti ini akan memudahkan masuknya zat-zat kimia terutama yang bersifat toksik kedalam tubuh DEPKES, 2002.
commit to user
I-3 Selain kondisi interaksi dengan zat kimia, postur tubuh operator saat
proses pencelupan juga menyebabkan keluhan ketidaknyamanan pada operator. Berdasarkan hasil
Nordic Body Map NBM
yang diberikan kepada operator, operator merasakan keluhan ketidaknyamanan di beberapa segmen tubuh yaitu
pada bagian leher, pundak, pinggang, pinggul, pergelangan tangan, jari-jari tangan, serta paha.
Sedangkan berdasarkan postur tubuh operator pada saat mencelupkan kain di bak, terdapat postur kerja yang mengindikasikan terjadinya cedera otot. Postur
kerja operator pada saat melakukan proses ini adalah berdiri dengan postur tubuh membungkuk. Hal ini dibuktikan dengan identifikasi postur kerja pada posisi
operator saat proses pencelupan di bak dengan mengunakan metode
Rapid Upper Limb Assesment
RULA. Berdasarkan penilaian dengan menggunakan metode RULA didapatkan hasil bahwa postur operator pada saat proses pencelupan kain
di bak pencelup mendapat nilai 7 dengan level resiko sangat tinggi dan perlu dilakukan perbaikan sekarang juga.
Berdasarkan hasil penelitian awal, untuk mengatasi masalah keluhan akibat interaksi dengan zat kimia, ketidaknyamanan pada postur kerja, dan
sekaligus dapat meningkatkan utilitas operator, diperlukan perancangan alat bantu pada bak pencelupan kain batik dengan memperhatikan aspek ergonomi. Sebagai
upaya untuk untuk mengurangi interaksi dengan zat kimia dan memperbaiki postur kerja.
1.2 PERUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan maka dapat dirumuskan masalah dari penelitian ini yaitu bagaimana merancang alat bantu pada proses
pencelupan zat warna dan penguncian warna, untuk mengurangi interaksi dengan zat kimia dan memperbaiki postur kerja para pekerja di Perusahaan Batik
“Brotoseno”.
1.3 TUJUAN PENELITIAN
Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini yaitu menghasilkan rancangan alat bantu yang dapat memperbaiki postur kerja para pekerja dan
commit to user
I-4 mengurangi interaksi dengan zat kimia pada proses pencelupan zat warna dan
penguncian warna.
1.4 MANFAAT PENELITIAN
Manfaat yang diberikan oleh penelitian ini adalah alat bantu yang dirancang dapat memperbaiki keselamatan dan kesehatan kerja operator di stasiun
pewarnaan batik tulis, khususnya pada proses pencelupan zat warna dan
penguncian warna.
1.5 BATASAN MASALAH
Agar lingkup penelitan ini menjadi lebih jelas dan lebih fokus maka diperlukan adanya pembatasan masalah. Adapun batasan masalah dari penelitian
ini, sebagai berikut: 1.
Lebar maksimal kain batik yang digunakan untuk dasar perancangan alat bantu adalah 1,15 m.
2. Pembahasan dari aspek mekanika teknik lebih mengutamakan ke masalah
mekanisme sistem dan interaksi gaya antara alat bantu dan operator, belum membahas tentang kekuatan material.
1.6 ASUMSI PENELITIAN
Asumsi penelitian diperlukan untuk menyederhanakan permasalahan yang diteliti. Adapun asumsi yang digunakan, sebagai berikut:
1. Keluhan operator murni karena adanya permasalahan kondisi kerja terkait
dengan keselamatan dan kesehatan kerja. 2.
Postur kerja yang dinilai adalah postur sesuai dengan kondisi kerja saat itu.
1.7 SISTEMATIKA PENULISAN
Sistematika penulisan dibuat agar dapat memudahkan pembahasan penyelesaian masalah dalam penelitian ini. Penjelasan mengenai sistematika
penulisan, sebagai berikut :
commit to user
I-5 BAB I : PENDAHULUAN
Bab ini menguraikan berbagai hal mengenai latar belakang penelitian, perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, batasan
masalah, asumsi-asumsi dan sistematika penulisan yang digunakan dalam penelitian mengenai perancangan alat bantu pada bak pencelup
kain batik di Perusahaan Batik “Brotoseno”.
BAB II : TINJAUAN PUSTAKA
Bab ini menguraikan teori-teori yang akan dipakai untuk mendukung penelitian, sehingga perhitungan dan analisis dilakukan secara teoritis.
Tinjauan pustaka diambil dari berbagai sumber yang berkaitan langsung dengan permasalahan yang dibahas dalam penelitian.
BAB III : METODOLOGI PENELITIAN
Bab ini berisi tahapan yang dilalui dalam penyelesaian masalah secara umum yang berupa gambaran terstruktur dalam bentuk flowchart
sesuai dengan permasalahan yang ada mulai dari studi pendahuluan, pengumpulan data sampai dengan pengolahan data dan analisis.
BAB IV : PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA
Bab ini berisi data-data dan informasi yang diperlukan untuk menganalisis permasalahan, kemudian dilakukan pengolahan data
secara bertahap berdasarkan metodologi yang telah ditentukan.
BAB V : ANALISIS DAN INTERPRETASI HASIL