PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA ANALISIS DAN INTERPRETASI HASIL 5.1. TINJAUAN PUSTAKA METODOLOGI PENELITIAN PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

commit to user xii Body Map 3.5. Identifikasi Keluhan, Harapan dan Kebutuhan Operator 3.6. Fitur dan Ide Rancangan 3.7. Pengumpulan Data Anthropometri Pekerja 3.8. Penentuan Spesifikasi Detail Perancangan

3.8.1 Detail Desain

3.8.2 Penentuan Spesifikasi Geometri Rancangan

3.8.3 Penentuan Material Perancangan

3.9. Penghitungan Beban Yang Ditanggung Operator 3.10. Perhitungan RULA pada Hasil Perancangan 3.11. Rancangan Akhir 3.12. Pembuatan Prototipe Hasil Rancangan 3.13. Estimasi Biaya 3.14. Analisa dan Interpretasi Hasil 3.15. Kesimpulan dan Saran

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

4.1. Pengumpulan Data

4.1.1 Data Bak Pencelup Kain Batik Awal

4.1.2 Keperluan Perancangan Alat Bantu Pada Bak Pencelup Kain 4.2. Pengolahan Data 4.2.1 Fitur dan Ide Rancangan 4.2.2 Data Antropomentri Pekerja 4.2.3 Penentuan Spesifikasi Detail Perancangan 4.2.4 Perhitungan Beban Yang Ditanggung Operator 4.2.5 Perhitungan RULA Pada Hasil Perancangan 4.2.6 Pembuatan Prototipe Hasil Rancangan 4.2.7 Estimasi Biaya Rancangan

BAB V ANALISIS DAN INTERPRETASI HASIL 5.1.

Analisis Rancangan Alat Bantu 5.2.1 Detail Rancangan Alat Bantu III-3 III-4 III-4 III-4 III-5 III-5 III-5 III-6 III-6 III-6 III-7 III-7 III-7 IV-7 IV-8 IV-1 IV-1 IV-1 IV-5 IV-8 IV-8 IV-12 IV-14 IV-30 IV-32 IV-40 IV-42 V-1 V-1 V-1 commit to user xiii 5.2.2 Spesifikasi Geometri Alat Bantu 5.2.3 Material Perancangan 5.2.4 Usulan Bak Pencelup Kain 5.2.5 Prototipe Rancangan Alat Bantu 5.2.6 Kelebihan dan Kelemahan Alat Bantu 5.2. Analisis Beban yang Ditanggung Operator 5.3. Analisis Perbandingan Postur Kerja 5.4. Analisis Biaya

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN 6.1.

Kesimpulan 6.2. Saran DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN Kuesioner Nordic Body Map Hasil Kuesioner Nordic Body Map Pertanyaan Terbuka Hasil Perhitungan RULA RULA Employee Assessment Worksheet Perhitungan manual jangkauan tangan ke atas dan jangkauan tangan ke bawah V-2 V-3 V-4 V-4 V-7 V-9 V-9 V-11 VI-1 VI-1 VI-1 L-2 L-4 L-5 L-7 L-10 L-12 commit to user xiv DAFTAR TABEL Tabel 2.1 Tabel 2.2 Tabel 2.3 Tabel 2.4 Tabel 2.5 Tabel 2.6 Tabel 2.7 Tabel 2.8 Tabel 2.9 Tabel 2.10 Tabel 2.11 Tabel 2.12 Tabel 4.1 Tabel 4.2 Tabel 4.3 Tabel 4.4 Tabel 4.5 Tabel 4.5 Tabel 4.6 Tabel 4.7 Tabel 4.8 Tabel 4.9 Tabel 4.10 Tabel 4.11 Tabel 4.12 Tabel 4.13 Kuesioner Nordic Body Map Pengukuran dimensi tubuh Skor bagian lengan atas upper arm Skor bagian lengan bawah Lower arm Skor pergelangan tangan wrist Skor bagian leher Neck Skor bagian batang tubuh Trunk Skor bagian kaki Legs Score Grup A Score Grup B Grand score Kategori tindakan berdasarkan grand score Keluhan operator pada proses pencelupan Harapan Operator Keluhan, harapan dan kebutuhan operator Fitur rancangan alat bantu Ide rancangan alat bantu Ide rancangan alat bantu lanjutan Data Anthropometri Operator Rekapitulasi hasil perhitungan data antropometri Komponen penyusun alat bantu pencelup kain batik Rekapitulasi ukuran alat bantu pencelup kain batik Tabel Penilaian RULA pada postur awal untuk operator terpendek Tabel Penilaian RULA pada postur awal untuk operator tertinggi Tabel Penilaian RULA pada postur tubuh saat menarik tongkat kendali Tabel Penilaian RULA pada postur tubuh saat mengulur II-20 II-30 II-34 II-34 II-35 II-36 II-36 II-36 II-37 II-38 II-38 II-39 IV-7 IV-7 IV-8 IV-9 IV-10 IV-11 IV-12 IV-13 IV-16 IV-22 IV-34 IV-35 IV-38 commit to user xv Tabel 4.14 Tabel 5.1 Tabel 5.2 Tabel 5.3 tongkat Estimasi Biaya Rancangan Perbandingan kondisi kerja awal dan setelah perancangan Perbandingan hasil RULA sebelum dan sesudah perancangan Biaya Pembuatan Produk IV-40 IV-42 V-2 V-10 V-12 commit to user xvi DAFTAR GAMBAR Gambar 2.1 Gambar 2.2 Gambar 2.3 Gambar 2.4 Gambar 2.5 Gambar 2.6 Gambar 2.7 Gambar 2.8 Gambar 2.9 Gambar 2.10 Gambar 2.11 Gambar 2.12 Gambar 2.13 Gambar 2.14 Gambar 2.15 Gambar 2.16 Gambar 2.17 Gambar 2.18 Gambar 2.19 Gambar 2.20 Gambar 2.21 Gambar 2.22 Gambar 2.23 Gambar 3.1 Gambar 3.1 Gambar 4.1 Gambar 4.2 Skema proses produksi batik Skema design management Nordic Body Map Ukuran tubuh manusia yang sering digunakan untuk merancang produk Antropometri Struktural Posisi Berdiri dan Duduk a,b Antropometri Fungsionaldinamis Anthropometri untuk perancangan produk atau fasilitas Postur tubuh bagian lengan atas Upper arm Postur tubuh bagian lengan bawah Lower arm Postur tubuh bagian pergelangan tangan wrist Postur tubuh bagian leher Neck Postur tubuh bagian batang tubuh Trunk Sistem Penilaian RULA Tumpuan rol Tumpuan sendi Tumpuan jepit Sketsa prinsip statika kesetimbangan Sketsa shearing force diagram Sketsa normal force Sketsa moment bending + Landasan Sketsa moment bending - Landasan arah kanan Landasan arah kiri Metode penelitian Metode penelitian Lanjutan Bak pencelup kain di Perusahaan Batik Brotoseno a Bak Kayu b Tongkat penahan kain Dimensi bak pencelup kain di Perusahaan Batik Brotoseno II-6 II-17 II-19 II-22 II-23 II-24 II-28 II-34 II-34 II-35 II-35 II-36 II-39 II-40 II-41 II-41 II-42 II-43 II-43 II-43 II-44 II-44 II-44 III-1 III-2 IV-2 commit to user xvii Gambar 4.3 Gambar 4.4 Gambar 4.5 Gambar 4.6 Gambar 4.7 Gambar 4.8 Gambar 4.9 Gambar 4.10 Gambar 4.11 Gambar 4.12 Gambar 4.13 Gambar 4.14 Gambar 4.15 Gambar 4.16 Gambar 4.17 Gambar 4.18 Gambar 4.19 Gambar 4.20 a Bak tampak depan, b Bak tampak samping c Bak tampak atas Posisi pencelupan kain di bak kayu pada stasiun pewarnaan a Pencelupan oleh operator ke-1 b Pencelupan oleh operator ke-2 Postur tubuh operator saat membersihkan bak kayu Sketsa fitur rancangan alat bantu pada bak pencelup kain batik Sketsa usulan pada bak pencelup kain batik Postur tubuh operator saat menjangkau ke atas dan ke bawah Usulan perbaikan pada ukuran dan pelapis bak aPosisi keseluruhan bak pencelup kain b bak pencelup kain tampak depan c bak pencelup kain tampak atas d bak pencelup kain tampak samping Desain rancangan alat bantu pencelup kain batik Desain rancangan alat bantu tampak depan Desain rancangan alat bantu tampak samping Desain rancangan alat bantu tampak atas Desain alat bantu pada bak pencelup kain batik posisi normal Desain alat bantu pada bak pencelup kain batik posisi tarikan maksimal Detail komponen alat bantu pada bak pencelup kain Bill Of Materials Kondisi pembebanan pada rancangan alat bantu Diagram benda bebas pulley Perbandingan posisi awal pengoperasian alat untuk operator tertinggi dan terendah. a Operator terendah, b Operator tertinggi Perbandingan perhitungan sudut postur kerja pada posisi IV-3 IV-6 IV-6 IV-11 IV-12 IV-13 IV-24 IV-25 IV-25 IV-26 IV-26 IV-27 IV-27 IV-28 IV-29 IV-30 IV-31 IV-33 commit to user xviii Gambar 4.21 Gambar 4.22 Gambar 4.23 Gambar 4.24 Gambar 4.25 Gambar 4.26 Gambar 4.27 Gambar 4.28 Gambar 4.29 Gambar 4.30 Gambar 5.1 Gambar 5.2 awal pengoperasian alat. a Postur operator terpendek, b Postur operator tertinggi RULA Scoring untuk postur awal untuk operator tependek RULA Scoring untuk postur awal untuk operator tependek Posisi pengoperasian alat saat menarik tongkat kendali Perhitungan sudut postur kerja pada saat menarik tongkat kendali RULA Scoring untuk postur tubuh saat menarik tongkat kendali Posisi pengoperasian alat saat mengulur tongkat kendali Perhitungan sudut postur kerja pada saat mengulur tongkat kendali RULA Scoring untuk postur tubuh saat mengulur tongkat kendali Prototipe Rancangan Alat Bantu Prototipe Usulan Bak Pencelup Kain Perbedaan antara Rancangan dan Miniatur Alat Bantu. a Hasil Rancangan Alat Bantu b Hasil Miniatur Alat Bantu Stopper tongkat kendali pada miniatur alat bantu. IV-34 IV-35 IV-36 IV-37 IV-37 IV-38 IV-39 IV-39 IV-40 IV-41 IV-41 V-5 V-7 commit to user xix DAFTAR LAMPIRAN Lampiran L1.1 Lampiran L1.2 Lampiran L1.3 Lampiran L2.1 Lampiran L2.2 Lampiran L3.1 Kuesioner Nordic Body Map Hasil Kuesioner Nordic Body Map Pertanyaan Terbuka Hasil Perhitungan RULA RULA Employee Assessment Worksheet Perhitungan manual jangkauan tangan ke atas dan jangkauan tangan ke bawah L-2 L-4 L-5 L-7 L-10 L-12 commit to user I-1

BAB I PENDAHULUAN

Pada bab ini diuraikan beberapa hal pokok mengenai penelitian ini, yaitu latar belakang penelitian, perumusan masalah yang diangkat, tujuan dan manfaat penelitian yang dilakukan, batasan masalah dan asumsi, serta sistematika pembahasan.

1.1 LATAR BELAKANG

Ergonomi merupakan disiplin keilmuan yang mempelajari manusia dalam kaitannya dengan pekerjaannya, untuk memanfaatkan informasi-informasi mengenai sifat, kemampuan, dan keterbatasan manusia untuk merancang suatu sistem kerja sehingga orang dapat hidup dan bekerja pada sistem tersebut dengan baik. Hal tersebut dapat meningkatkan efisiensi, efektifitas dan produktivitas kerja, serta dapat menciptakan sistem serta lingkungan kerja yang cocok, aman, nyaman dan sehat. Kabupaten Sragen merupakan salah satu sentra industri batik yang ada di Karesidenan Surakarta. Perusahaan Batik “Brotoseno” merupakan salah satu perusahaan batik yang terdapat di kabupaten ini. Perusahaan ini menghasilkan kerajinan batik yang meliputi batik tulis, cap full print , dan kombinasi. Di area produksi batik tulis terdapat dua stasiun kerja yaitu pembatikan dan pewarnaan. Dari penelitian awal yang dilakukan di stasiun pewarnaan, didapatkan informasi bahwa di stasiun ini terdapat 3 orang operator, dengan jam kerja selama 7 jamhari. Kegiatan pewarnaan dilakukan setiap hari, dengan jumlah kain yang diwarnai sekitar 100 – 150 lembarhari. Khusus pada saat proses pencelupan pada zat warna dan penguncian warna, digunakan dua buah bak yang terbuat dari kayu dengan bentuk dan mekanisme penggunaan yang sama. Berdasarkan pengamatan terhadap metode kerja yang dilakukan, setiap proses harus dilakukan oleh dua orang operator. Setiap operator akan memegang salah satu ujung kain, kemudian operator akan mencelupkan kain secara bergantian dari ujung ke ujung. Untuk setiap lembar kain, tiap operator harus mencelupkan tangan ke bak sebanyak 5 - 15 kali. Proses pencelupan kain membutuhkan waktu sekitar 4 jam dari total commit to user I-2 keseluruhan proses pewarnaan per hari. Karena proses-proses tersebut membutuhkan minimal 2 orang operator, maka proses tidak akan berjalan secara parallel dengan jumlah operator saat ini. Lebih jauh lagi jika hanya 1 operator yang hadir, proses pewarnaan ini akan terhenti total. Bak kayu pertama berisi zat pewarna kimia, sedangkan bak ke dua berisi larutan pembangkit dan pengunci warna. Perusahaan ini lebih memilih menggunakan pewarna kimia, karena pewarnaan dengan pewarna kimia memiliki beberapa keunggulan yaitu waktu yang dibutuhkan untuk proses pewarnaan menggunakan pewarna kimia lebih cepat dari pada menggunakan pewarna alami, warna yang dihasilkan lebih cerah dan homogen, variasi warna lebih banyak, harganya lebih murah, ketersediaan warna tidak terbatas dan batik dengan pewarna kimia lebih stabil warnanya. Pewarna kimia yang digunakan terdiri dari 2 jenis yaitu zat warna napthol dan zat warna indigosol. Zat warna napthol merupakan campuran dari Napthol, Turkis Red Oil TRO, Kostik Soda NaOH dan air. Sedangkan zat warna indigosol merupakan campuran dari Indigosol, Natrium Nitrit NaNO 2 , TRO, dan air. Pewarna napthol harus dibangkitkan dan dikunci dengan larutan garam, sedangkan pewarna indigosol menggunakan campuran Asam Klorida HCL dan air. Pada saat pencelupan di bak yang berisi zat pewarna kimia, operator tidak dilengkapi dengan alat pelindung khusus, sehingga tangan mereka harus berinteraksi langsung dengan dengan zat kimia, sedangkan pada proses penguncian warna, operator dilengkapi alat pelindung berupa sarung tangan plastik. Berdasarkan wawancara dengan ketiga operator yang melakukan aktivitas ini, operator mengeluhkan kulit tangan menjadi perih, gatal, panas dan pecah- pecah setelah melakukan aktivitas ini. Kondisi ini tentu perlu dicermati, karena membahayakan operator dan tidak memenuhi aspek K3. Berdasarkan buku pedoman teknis upaya kesehatan kerja bagi perajin, pemaparan bahan-bahan kimia terhadap kulit dapat mengakibatkan gangguan berupa iritasi serta allergi dengan gejala gatal-gatal, kulit kering dan kemerah-merahan, dan pecah-pecah, kerusakan kulit seperti ini akan memudahkan masuknya zat-zat kimia terutama yang bersifat toksik kedalam tubuh DEPKES, 2002. commit to user I-3 Selain kondisi interaksi dengan zat kimia, postur tubuh operator saat proses pencelupan juga menyebabkan keluhan ketidaknyamanan pada operator. Berdasarkan hasil Nordic Body Map NBM yang diberikan kepada operator, operator merasakan keluhan ketidaknyamanan di beberapa segmen tubuh yaitu pada bagian leher, pundak, pinggang, pinggul, pergelangan tangan, jari-jari tangan, serta paha. Sedangkan berdasarkan postur tubuh operator pada saat mencelupkan kain di bak, terdapat postur kerja yang mengindikasikan terjadinya cedera otot. Postur kerja operator pada saat melakukan proses ini adalah berdiri dengan postur tubuh membungkuk. Hal ini dibuktikan dengan identifikasi postur kerja pada posisi operator saat proses pencelupan di bak dengan mengunakan metode Rapid Upper Limb Assesment RULA. Berdasarkan penilaian dengan menggunakan metode RULA didapatkan hasil bahwa postur operator pada saat proses pencelupan kain di bak pencelup mendapat nilai 7 dengan level resiko sangat tinggi dan perlu dilakukan perbaikan sekarang juga. Berdasarkan hasil penelitian awal, untuk mengatasi masalah keluhan akibat interaksi dengan zat kimia, ketidaknyamanan pada postur kerja, dan sekaligus dapat meningkatkan utilitas operator, diperlukan perancangan alat bantu pada bak pencelupan kain batik dengan memperhatikan aspek ergonomi. Sebagai upaya untuk untuk mengurangi interaksi dengan zat kimia dan memperbaiki postur kerja.

1.2 PERUMUSAN MASALAH

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan maka dapat dirumuskan masalah dari penelitian ini yaitu bagaimana merancang alat bantu pada proses pencelupan zat warna dan penguncian warna, untuk mengurangi interaksi dengan zat kimia dan memperbaiki postur kerja para pekerja di Perusahaan Batik “Brotoseno”.

1.3 TUJUAN PENELITIAN

Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini yaitu menghasilkan rancangan alat bantu yang dapat memperbaiki postur kerja para pekerja dan commit to user I-4 mengurangi interaksi dengan zat kimia pada proses pencelupan zat warna dan penguncian warna.

1.4 MANFAAT PENELITIAN

Manfaat yang diberikan oleh penelitian ini adalah alat bantu yang dirancang dapat memperbaiki keselamatan dan kesehatan kerja operator di stasiun pewarnaan batik tulis, khususnya pada proses pencelupan zat warna dan penguncian warna.

1.5 BATASAN MASALAH

Agar lingkup penelitan ini menjadi lebih jelas dan lebih fokus maka diperlukan adanya pembatasan masalah. Adapun batasan masalah dari penelitian ini, sebagai berikut: 1. Lebar maksimal kain batik yang digunakan untuk dasar perancangan alat bantu adalah 1,15 m. 2. Pembahasan dari aspek mekanika teknik lebih mengutamakan ke masalah mekanisme sistem dan interaksi gaya antara alat bantu dan operator, belum membahas tentang kekuatan material.

1.6 ASUMSI PENELITIAN

Asumsi penelitian diperlukan untuk menyederhanakan permasalahan yang diteliti. Adapun asumsi yang digunakan, sebagai berikut: 1. Keluhan operator murni karena adanya permasalahan kondisi kerja terkait dengan keselamatan dan kesehatan kerja. 2. Postur kerja yang dinilai adalah postur sesuai dengan kondisi kerja saat itu.

1.7 SISTEMATIKA PENULISAN

Sistematika penulisan dibuat agar dapat memudahkan pembahasan penyelesaian masalah dalam penelitian ini. Penjelasan mengenai sistematika penulisan, sebagai berikut : commit to user I-5 BAB I : PENDAHULUAN Bab ini menguraikan berbagai hal mengenai latar belakang penelitian, perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, batasan masalah, asumsi-asumsi dan sistematika penulisan yang digunakan dalam penelitian mengenai perancangan alat bantu pada bak pencelup kain batik di Perusahaan Batik “Brotoseno”.

BAB II : TINJAUAN PUSTAKA

Bab ini menguraikan teori-teori yang akan dipakai untuk mendukung penelitian, sehingga perhitungan dan analisis dilakukan secara teoritis. Tinjauan pustaka diambil dari berbagai sumber yang berkaitan langsung dengan permasalahan yang dibahas dalam penelitian.

BAB III : METODOLOGI PENELITIAN

Bab ini berisi tahapan yang dilalui dalam penyelesaian masalah secara umum yang berupa gambaran terstruktur dalam bentuk flowchart sesuai dengan permasalahan yang ada mulai dari studi pendahuluan, pengumpulan data sampai dengan pengolahan data dan analisis.

BAB IV : PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

Bab ini berisi data-data dan informasi yang diperlukan untuk menganalisis permasalahan, kemudian dilakukan pengolahan data secara bertahap berdasarkan metodologi yang telah ditentukan.

BAB V : ANALISIS DAN INTERPRETASI HASIL