commit to user
II-4 -
Asam cuka -
Minyak tanah -
Kanji -
Bensin
2.1.4 Peralatan Pembuatan Batik Tulis
Peralatan yang digunakan dalam proses pembuatan batik tulis antara lain adalah:
a. Pisau dan gunting.
b. Kompor.
c. Canting tulis.
Canting adalah alat pokok untuk membatik yang dapat menentukan kriteria suatu hasil kerja apakah bisa disebut batik atau bukan batik. Canting terbuat
dari tembaga. Gunanya untuk melukis memakai cairan “malam” , membuat motif-motif batik yang dikehendaki. Canting terdiri dari cucuk saluran kecil,
dan leleh tangki. d.
Wajan untuk memasak lilin. e.
Meja Colet. f.
Gawangan. Gawangan adalah perkakas untuk menyangkutkan dan membentangkan kain
sewaktu dibatik. Gawangan terbuat dari kayu atau bambu ringan dan kuat agar mudah dipindah-pindah.
g. Kursi pembatik.
h. Bak air dari beton ukuran 1x2 meter.
i. Bak kayu untuk proses pencelupan.
j. Dapur dengan bahan bakar minyak tanah serta pelengkapnya.
2.1.5 Proses Produksi Batik Tulis
Proses membatik adalah rangkaian aktivitas yang dilakukan dalam membuat batik, mulai dari menyiapkan kain dasar kain polos sampai menjadi
kain batik yang siap digunakan sesuai keperluan Siswanti, 2007. Proses kerja di Industri batik tulis secara umum meliputi empat proses utama yaitu:
commit to user
II-5 a.
Persiapan awal Persiapan awal proses pembatikan yaitu:
- Kain dipotong sesuai dengan ukuran yang ditentukan.
- Kemudian kain dicuci dengan direndam selama 12-24 jam. Proses
perendaman dapat juga dikerjakan dalam larutan alkali encer dingin untuk mempercepat waktu perendaman dan agar kain mempunyai daya serap
lebih baik terhadap zat warna. b.
Proses Pembatikan Peletakan lilin batik Proses peletakan lilin batik yaitu:
- Setelah proses perendaman kain dikeringkan.
- Kain digambar menurut motif yang ditentukan.
- Kemudian dilakukan pelekatan lilin batik pada kain dengan canting tulis,
menggunakan lilin batik. c.
Pewarnaan Proses pewarnaan batik dilakukan dengan dua cara yaitu:
- Coletan
MencoletColetan adalah memberi warna pada kain batik setempat dengan larutan zat warna yang dikuaskandilukiskan dimana warna daerah yang
diwarnai itu dibatasi oleh garis-garis lilin sehingga warna tidak merembet pada daerah lain. Zat warna yang sering digunakan zat warna
rapidindigosol. -
Pencelupan Proses pencelupan diawali dengan proses pencucian kain yang telah diberi
lilin di dalam air sabun, pencelupan pada zat warna, kemudian penguncian warna dan dilanjutkan proses pencucian di air soda ash dan air biasa.
Berdasarkan pengamatan dilapangan, proses pewarnaan diawali dengan proses mencolet pada detail-detail tertentu, membasahi kain yang di dalam
air sabun, pencelupan pada zat warna, kemudian penguncian warna dan dilanjutkan proses pencucian di air soda dan air biasa. Proses ini dilakukan
sebanyak tiga kali perulangan untuk setiap lembar kain.
commit to user
II-6 d.
Penghilangan lilin batik Setelah proses pewarnaan selesai kemudian masuk ke proses penghilangan
lilin batik, proses ini disebut proses
nglorod
yaitu menghilangkan lilin secara keseluruhan dengan cara pendidihan didalam air panas sehingga lilin meleleh
dan lepas dari kain. Untuk lebih jelasnya proses produksi pembuatan batik dapat dilihat pada
gambar 2.1.
Gambar 2.1 Skema proses produksi batik
Sumber: Perusahaan Batik ”Brotoseno”, 2010
commit to user
II-7 2.1.6
Zat Pewarna Batik
Yang dimaksud pewarna atau zat pewarna batik adalah zat warna tekstil yang dapat digunakan dalam proses pewarnaan batik baik dengan cara pencelupan
maupun coletan pada suhu kamar sehingga tidak merusak lilin sebagai perintang warnanya.
Berdasarkan sumbernyaasalnya zat pewarna batik dapat dibagi menjadi 2 golongan, yaitu:
a. Pewarna alami
Zat warna yang diperoleh dari alam tumbuh-tumbuhan baik secara langsung maupun tidak langsung. Agar zat pewarna alam tidak pudar dan dapat
menempel dengan baik, proses pewarnaannya didahului dengan mordanting yaitu memasukkan unsur logam ke dalam serat TawasAl. Bahan pewarna
alam yang bisa digunakan untuk tekstil dapat diambil pada tumbuhan bagian Daun, Buah, Kuli kayu, kayu atau bunga. Ada tiga tahap proses pewarnaan
alam yang harus dikerjakan yaitu: proses mordanting proses awalpre- treatment, proses pewarnaan pencelupan, dan proses fiksasi penguatan
warna. b.
Pewarna buatanpewarna sintetis Zat wana kimia mudah diperoleh, stabil dan praktis pemakaiannya. Zat
Warna sintetis dalam tekstil merupakan turunan hidrokarbon aromatik seperti benzena, toluena, naftalena dan antrasena diperoleh dari ter arang batubara
coal, tar, dyestuff yang merupakan cairan kental berwarna hitam dengan berat jenis 1,03 - 1,30 dan terdiri dari despersi karbon dalam minyak.
Minyak tersebut tersusun dari beberapa jenis senyawa dari bentuk yang paling sederhana misalnya benzena CH sampai bentuk yang rumit mialnya
6 6 krisena CH dan pisena CH. Adapun zat warna yang biasa dipakai untuk mewarnai batik antara lain:
commit to user
II-8 -
Zat warna reaktif Zat warna reaktif umumnya dapat bereaksi dan mengadakan ikatan
langsung dengan serat sehingga merupakan bagian dari serat tersebut. Jenisnya cukup banyak dengan nama dan struktur kimia yang berbeda
tergantung pabrik yang membuatnya. Salah satu yang saat ini sering digunakan untuk pewarnaan batik adalah Remazol. Ditinjau dari segi
teknis praktis pewarnaan batik dengan remazol dapat digunakan secara pencelupan, coletan maupun kuwasan. Zat warna ini mempunyai sifat
antara lain : larut dalam air, mempunyai warna yang briliant dengan ketahanan luntur yang baik, daya afinitasnya rendah, untuk memperbaiki
sifat tersebut pada pewarnaan batik diatasi dengan cara kuwasan dan fixasi menggunakan Natrium silikat.
Nama dagang zat warna teraktif, sebagai berikut: 1
Procion produk dari I.C.I Drimarine produk Sandoz 2
Cibacron produk Ciba Geigy Primazine produk BASF 3
Remazol produk Hoechst Levafix produk Bayer -
Zat warna indigosol Zat warna indigosol adalah jenis zat warna Bejana yang larut dalam air.
Larutan zat warnanya merupakan suatu larutan berwarna jernih. Pada saat kain dicelupkan ke dalam larutan zat warna belum diperoleh warna
yang diharapkan. Setelah dioksidasidimasukkan ke dalam larutan asam HCl atau H2SO4 akan diperoleh warna yang dikehendaki. Obat
pembantu yang diperlukan dalam pewarnaan dengan zat warna indigosol adalah Natrium Nitrit NaNO2 sebagai oksidator. Warna yang
dihasilkan cenderung warna-warna lembutpastel. Dalam pembatikan zat warna indigosol dipakai secara celupan maupun coletan.
Jenis warna Indigosol antara lain: Indigosol Yellow, Indigosol Green IB , Indigosol Yellow JGK, Indigosol Blue 04B , Indigosol Orange HR,
Indigosol Grey IBL, Indigosol Pink IR, Indigosol Brown IBR, Indigosol
commit to user
II-9 Violet ARR, Indigosol Brown IRRD Indigosol Violet 2R Indigosol
Violet IBBF. -
Zat warna napthol Zat warna ini merupakan zat warna yang tidak larut dalam air. Untuk
melarutkannya diperlukan zat pembantu kostik soda. Pencelupan naphtol dikerjakan dalam 2 tingkat. Pertama pencelupan dengan larutan
naphtolnya sendiri penaphtolan. Pada pencelupan pertama ini belum diperoleh warna atau warna belum timbul, kemudian dicelup tahap
keduadibangkitkan dengan larutan garam diazodium akan diperoleh warna yang dikehendaki. Tua muda warna tergantung pada banyaknya
naphtol yang diserap oleh serat. Dalam pewarnaan batik zat warna ini digunakan untuk mendapatkan warna-warna tuadop dan hanya dipakai
secara pencelupan. Naptol yang banyak dipakai dalam pembatikan antara lain: Naptol AS-G,
Naptol AS-LB, Naptol AS-BO, Naptol AS-D, Naptol AS , Naptol AS.OL, Naptol AS-BR, Naptol AS.BS, Naptol AS-GR
Garam diazonium yang dipakai dalam pembatikan antara lain: Garam Kuning GC, Garam Bordo GP, Garam Orange GC, Garam Violet B,
Garam Scarlet R , Garam Blue BB, Garam Scarlet GG, Garam Blue B, Garam Red 3 GL, Garam Black B, Garam Red B
- Zat warna rapid
Zat warna ini adalah naphtol yang telah dicampur dengan garam diazodium dalam bentuk yang tidak dapat bergabung koppelen. Untuk
membangkitkan warna difixasi dengan asam sulfat atau asam cuka. Dalam pewarnaan batik, zat warna rapid hanya dipakai untuk pewarnaan
secara coletan.
commit to user
II-10
2.2 BAHAYA BAHAN KIMIA DI TEMPAT KERJA