Pembuatan Prototipe Hasil Rancangan Estimasi Biaya Analisa dan Interpretasi Hasil Kesimpulan dan Saran Analisis Perbandingan Postur Kerja

commit to user III-7 berarti hasil rancangan semakin baik dan layak untuk digunakan dan diharapkan resiko kerja dapat dikurangi. Untuk langkah-langkah perhitungan RULA pada hasil perancangan sama dengan perhitungan RULA awal, namun hasil level resiko diharapkan masuk dalam kategori minimum, kecil, dan sedang, hal ini berarti hasil rancangan dianggap telah memenuhi tujuan dari perancangan alat bantu. Tetapi apabila level resiko dari penggunaan rancangan masuk dalam kategori tinggi, berarti rancangan dianggap belum memenuhi tujuan dari perancangan alat bantu pada bak pencelup kain sehingga perlu dikaji kembali desain perancangannya mulai dari pemunculan kebutuhan akan feature dan ide dari rancangan.

3.11 Rancangan Akhir

Rancangan akhir merupakan desain rancangan yang telah memenuhi tujuan perancangan yaitu mengurangi interaksi dengan zat kimia dan memperbaiki postur kerja para pekerja

3.12 Pembuatan Prototipe Hasil Rancangan

Pembuatan prototipe produk disesuaikan dengan hasil rancangan dan juga material yang ada. Pembuatan prototipe digunakan untuk mengetahui apakah hasil rancangan bisa diaplikasikan atau tidak. Dalam penelitian ini prototipe produk dibuat dalam bentuk miniatur dengan perbandingan skala tertentu terhadap ukuran aslinya.

3.13 Estimasi Biaya

Setelah didapatkan hasil perancangan alat bantu pada bak pencelup kain batik, dapat diketahui bahan yang digunakan. Dari bahan yang dipakai, dapat dihitung estimasi biaya yang akan dikeluarkan. Biaya dibagi menjadi dua, yaitu biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja.

3.14 Analisa dan Interpretasi Hasil

Pada tahap ini dilakukan analisis dan interpretasi hasil terhadap pengumpulan dan pengolahan data sebelumnya. Analisis dan interpretasi hasil meliputi analisis hasil perancangan alat bantu, analisis terhadap beban operator, commit to user III-8 analisis implementasi RULA ketika menggunakan hasil perancangan, dan analisis biaya yang kaitannya dengan biaya komponen dari produk rancangan biaya fix dan biaya variabel dan biaya per unit.

3.15 Kesimpulan dan Saran

Pada tahap ini akan membahas kesimpulan dari hasi pengolahan data dengan memperhatikan tujuan yang ingin dicapai dari penelitian dan kemudian memberikan saran perbaikan yang mungkin dilakukan untuk penelitian selanjutnya. commit to user IV-1 BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA Pada bab ini akan diuraikan proses pengumpulan dan pengolahan data. Data yang dikumpulkan meliputi data bak pencelup kain batik awal, pengambilan foto postur kerja pekerja dan data anthropometri pekerja. Kemudian tahap pengolahan data meliputi perancangan alat bantu pada bak pencelup kain batik, penghitungan beban operator, perhitungan RULA hasil rancangan, dan estimasi biaya.

4.1 PENGUMPULAN DATA

Tahap pengumpulan data ini dilakukan untuk mendapatkan data awal untuk perancangan alat bantu pada bak pencelup kain. Pada tahap-tahap pengumpulan data lebih lengkap dapat dilihat pada subbab selanjutnya.

4.1.1 Data Bak Pencelup Kain Batik Awal

Data bak pencelup kain batik diperoleh dari pengamatan dan pengukuran langsung di lapangan. Data yang diambil meliputi data komponen dari bak pencelup kain batik, dimensi bak, jenis cairan di dalam bak dan mekanisme penggunaan bak. Hasil pengumpulan data bak pencelup kain batik adalah sebagai berikut: 1. Komponen-komponen bak pencelup kain batik a. Bak kayu Bak kayu merupakan tempat untuk mencelup kain batik pada proses pewarnaan, khususnya pada saat pencelupan pada cairan warna dan penguncian warna. Di stasiun pewarnaan terdapat dua buah bak pencelup kain. Bak pertama berisi zat warna, dan bak kedua berisi campuran air keras. Kedua bak berbentuk prisma segitiga terbalik dengan dua kaki penyangga dan keseluruhan bagian bak terbuat dari kayu, untuk bak yang berisi cairan air keras bagian dalam bak dilapisi dengan karpet plastik. commit to user IV-2 b. Tongkat penahan kain Tongkat penahan kain berfungsi untuk menahan bagian tengah kain pada saat proses pencelupan kain batik. Tongkat terbuat dari kayu dan berbentuk batangan. Tongkat penahan kain diletakkan di dalam bak setiap kali proses pewarnaan. Dengan adanya tongkat ini, bagian kain yang dicelup akan tertahan di dalam cairan kimia tidak mengambang diatas air. Untuk lebih jelasnya dapat di lihat pada gambar 4.1 a b Gambar 4.1 Bak pencelup kain di Perusahaan Batik Brotoseno a Bak Kayu b Tongkat penahan kain Sumber: Perusahaan Batik “Brotoseno”, 2010. 2. Dimensi bak pencelup kain Dimensi yang dimiliki oleh bak pencelup kain adalah sebagai berikut: a. Bak Kayu - Panjang bak kayu : 130 cm - Lebar bak kayu : 55 cm - Kedalaman bak kayu : 25 cm - Tinggi bak kayu : 58 cm b. Tongkat Penahan Kain - Panjang tongkat : 122 cm - Diameter tongkat : 3,5 cm Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar 4.2. commit to user IV-3 a b c Gambar 4.2 Dimensi bak pencelup kain di Perusahaan Batik Brotoseno a Bak tampak depan, b Bak tampak samping c Bak tampak atas Sumber: Perusahaan Batik “Brotoseno”, 2010. commit to user IV-4 3. Jenis cairan di dalam bak Jenis cairan di dalam bak merupakan campuran zat kimia yang digunakan untuk proses pewarnaan dan penguncian zat warna. Jenisnya yaitu: a. Proses Pewarnaan Proses pewarnaan kain batik di Perusahaan Brotoseno memanfaatkan warna-warna sintetis. Penggunaan zat-zat pewarna jenis ini ternyata membuat proses produksi batik lebih cepat dan beraneka ragam. Pada proses ini digunakan dua jenis pewarnaan, yaitu: - Pewarna IdigosolRadip Jenis ini menggunakan zat kimia antara lain: Indigosol Yellow, Indigosol Green IB , Indigosol Yellow JGK, Indigosol Blue 04B , Indigosol Orange HR, Indigosol Grey IBL, Indigosol Brown IBR, Indigosol Violet ARR, Indigosol Brown IRRD Indigosol Violet 2R Indigosol Violet IBBF. - Naptol Jenis ini menggunakan zat kimia antara lain: Naptol AS-G, Naptol AS-LB, Naptol AS-BO, Naptol AS-D, Naptol AS , Naptol AS.OL, Naptol AS-BR, Naptol AS.BS, Naptol AS-GR. Keduanya dilarutkan dengan air panas dengan komposisi tertentu. b. Proses Penguncian Zat Warna Pada proses ini digunakan campuran air dan larutan asam HCl atau H2SO4 dengan perbandingan komposisi campuran yaitu untuk 0,25 liter air keras dicampur dengan 10 liter air. Campuran ini hanya digunakan untuk penguncian warna setelah proses pewarnaan dengan menggunakan pewarna jenis IndigosolRadip. Sedangkan untuk Naptol-Garam, proses penguncian warna menggunakan larutan Kaustik soda. 4. Prosedur penggunaan bak Adapun prosedur penggunaan bak pencelup kain pada proses pencelupan adalah sebagai berikut : a. Proses pencelupan kain dilakukan oleh dua orang operator. commit to user IV-5 b. Operator mengambil kain yang telah direndam dalam air kain basah. c. Salah satu operator memegang salah satu ujung kain. d. Operator lain menaruh tongkat penahan pada bagian tengah kain di dasar bak, kemudian memegang ujung kain yang lain. e. Kedua operator secara bergantian mencelupkan kain ke zat warna agar semua bagian kain tercelup. Pencelupan dilakukan + 5–10 kali pencelupan. f. Setelah itu kain ditiriskan sebentar agar zat warna meresap pada kain.

4.1.2 Identifikasi Masalah Pada Proses Pencelupan Kain

Tahap identifikasi masalah pada proses pencelupan kain berguna untuk mengetahui bagaimana postur kerja operator pada saat proses pencelupan kain batik pada bak dan identifikasi keluhan, harapan serta kebutuhan operator. Tahap- tahap lebih lengkap dapat dilihat pada bagian selanjutnya.

1. Postur Tubuh Operator Pada Proses Pencelupan Kain di Bak

Postur tubuh operator pada proses pencelupan kain dibagi menjadi dua, yaitu: a. Postur tubuh saat pencelupan kain Postur tubuh saat pencelupan kain dilakukan dengan postur membungkuk. Proses ini dilakukan secara berulang-ulang oleh dua orang operator, tiap operator secara bergantian mencelupkan tiap ujung kain batik ke dalam bak. Postur ini meyebabkan keluhan nyeri pada bagian leher, pundak, punggung, pinggang, pergelangan dan jari-jari tangan. Postur tubuh saat pencelupan kain dapat dilihat pada gambar 4.3. commit to user IV-6 a b Gambar 4.3 Posisi pencelupan kain di bak kayu pada stasiun pewarnaan a Pencelupan oleh operator ke-1 b Pencelupan oleh operator ke-2. b. Postur tubuh operator saat membersihkan bak. Postur tubuh operator saat membersihkan bak dilakukan sesudah proses pencelupan. Kegiatan ini dilakukan dengan posisi berdiri dan tubuh bagian atas membungkuk. Untuk membuang cairan didalam bak, operator harus menggulingkan bak atau membuang cairan sedikit demi sedikit dengan menggunakan gayung. Postur ini meyebabkan keluhan nyeri pada bagian punggung, pundak, pergelangan tangan dan pinggang. Postur tubuh operator saat membersihkan bak dapat dilihat pada gambar 4.4. Gambar 4.4 Postur tubuh operator saat membersihkan bak kayu 2. Identifikasi Keluhan, Harapan dan Kebutuhan Operator Berdasarkan hasil wawancara dengan ketiga operator, kuesioner Nordic Body Map , dan analisis RULA. Wawancara dilakukan untuk mendapatkan commit to user IV-7 informasi secara langsung dari para pekerja mengenai keluhan ketidaknyamanan yang dialami operator pada proses pencelupan kain di bak. Keluhan ketidaknyamanan ini kemudian diidentifikasi menjadi kebutuhan operator. Identifikasi ini bertujuan untuk mempermudah perancang dalam merancang alat bantu yang sesuai dengan kebutuhan operator. Hasil wawancara terhadap operator mengenai keluhan ketidaknyamanan pada proses pencelupan kain dapat dilihat pada tabel 4.1. Tabel 4.1 Keluhan operator pada proses pencelupan No Keluhan Operator Persentase 1. Nyeri pada bagian telapak tangan 100 2. Nyeri pada bagian pundak 67 3. Nyeri pada bagian pinggang 67 4. Nyeri pada bagian leher 33 5. Nyeri pada bagian pergelangan tangan 33 6. Nyeri pada pinggul 33 Selain itu wawancara juga dilakukan untuk mengetahui harapan operator yang selanjutnya dijadikan pertimbangan dalam perancangan. Tabel 4.2 menunjukkan beberapa pernyataan harapan pekerja mengenai fasilitas untuk pencelupan kain batik. Tabel 4.2 Harapan Operator No Harapan Operator Persentase 1. Saya ingin sarana yang bisa mengurangi nyeri di telapak tangan atau mengurangi kontak langsung dengan zat kimia. 100 2. Saya ingin sarana yang memungkinkan proses pencelupan dengan posisi yang nyaman badan tidak perlu membungkuk. 100 3. Saya ingin sarana yang mudah digunakan dan tidak mengurangi aktivitas pencelupan. 67 4. Saya ingin proses pencelupan tetap bisa dilakukan walau hanya ada 1 orang pekerja. 100 5 Saya ingin bak pencelup kain yang lebih baik dan tahan terhadap zat kimia. 67 Dari keluhan dan harapan mereka dapat ditentukan kebutuhan dan rancangan produk yang bisa dibuat. Tabel 4.3 menyatakan tentang keluhan, harapan, dan kebutuhan operator. commit to user IV-8 Tabel 4.3 Keluhan, harapan dan kebutuhan operator No Keluhan Harapan Kebutuhan 1. Perih dan gatal pada telapak tangan karena harus kontak langsung dengan zat kimia Sarana yang bisa mengurangi nyeri pada telapak tangan atau kontak langsung dengan zat kimia Alat bantu yang bisa mengurangi keluhan pada telapak tangan 2. Pegal pada punggung, pinggang, pundak dan leher karena posisi membungkuk saat proses pencelupan Sarana yang memungkinkan proses pencelupan kain dengan posisi yang nyaman Alat bantu yang memungkinkan proses pencelupan tanpa membungkuk Sarana yang mudah digunakan dan tidak mengurangi aktivitas pencelupan kain Alat bantu dibuat dengan mekanisme sederhana namun dengan posisi kerja yang lebih baik 3. Proses pencelupan tidak dapat berjalan apabila hanya ada 1 orang operator. Sarana yang dapat dioperasikan oleh 1 operator. Alat bantu yang dapat dioperasikan hanya 1 orang operator tanpa mengurangi aktivitas pencelupan. 4. Kondisi bak yang mulai rusak dan ukurannya tidak sesuai dengan panjang kain. Bak pencelup kain yang lebih baik dan tahan terhadap zat kimia. Perbaikan pada kondisi bak pencelup kain lama.

4.2 PENGOLAHAN DATA

Pengolahan data dalam penelitian ini dibagi menjadi beberapa bagian. Bagian-bagiannya, yaitu: Penentuan feature dan ide perancangan, penentuan spesifikasi detail perancangan, perhitungan RULA pada hasil perancangan, perhitungan beban yang ditanggung operator saat proses pencelupan dan perhitungan biaya rancangan. Bagian-bagian pengolahan data ini dijelaskan secara lebih detail pada bagian-bagian berikut ini. 4.2.1 Feature dan Ide Rancangan Dengan mempertimbangkan kebutuhan-kebutuhan operator dan tujuan perancangan, maka feature rancangan alat bantu pada bak pencelup kain batik dapat dilihat pada tabel 4.4. commit to user IV-9 Tabel 4.4 Feature rancangan alat bantu No Kebutuhan Feature Alat 1. Alat bantu yang bisa mengurangi keluhan ketidaknyamanan pada telapak tangan · Alat bantu dilengkapi dengan komponen yang mampu mengantikan fungsi kedua tangan operator, sehingga dapat meminimalkan kontak langsung tangan operator dengan zat kimia saat proses pencelupan kain. · Komponen ini yang akan mencelupkan kain ke cairan kimia dengan sistem pencelupan naik turun secara bergantian dari ujung ke ujung kain sehingga seluruh bagian kain akan tercelup ke zat warna. 2. Alat bantu yang memungkinkan proses pencelupan tanpa membungkuk · Alat bantu dioperasikan dengan sistem tarik ulur, sistem ini yang menyebabkan kain dapat tercelup di zat warna. Untuk itu alat dilengkapi dengan komponen berupa tongkat yang akan berfungsi sebagai kendali alat. · Pengaturan panjang tarikan tongkat kendali disesuaikan dengan postur kerja dan antropometri tubuh operator, serta diatur agar seluruh bagian kain tetap dapat tercelup di zat kimia. Dengan ini diharapkan operator tidak perlu membungkukkan badan saat proses pencelupan. 3. Alat bantu yang dapat dioperasikan hanya 1 orang operator tanpa mengurangi aktivitas pencelupan. Rancangan alat bantu akan didesain sehingga dapat dioperasikan oleh satu operator. Peranan operator ke-2 akan digantikan dengan memanfaatkan mekanisme tarik ulur. 4. Alat bantu dibuat dengan mekanisme sederhana namun dengan posisi kerja yang lebih baik Alat dibuat dengan postur kerja berdiri dan dibuat dengan sistem manual dan sederhana, sehingga operator dapat mudah menggunakannya. 5. Perbaikan pada kondisi bak pencelup kain lama. Usulan perbaikan pada beberapa bagian bak pencelup kain, namun masih tetap mempertahankan desain bak sebelumnya. Berdasarkan feature rancangan yang telah dinyatakan diatas, dapat dikembangkan ide-ide rancangan alat bantu. Ide yang dikembangkan diharapkan mampu memenuhi kebutuhan,dan berdasarkan prinsip ergonomi agar operator dapat menggunakan hasil rancangan dengan nyaman. Tabel 4.5 menjabarkan ide yang dikembangkan dalam perancangan alat bantu berdasarkan kebutuhan operator: commit to user IV-10 Tabel 4.5 Ide rancangan alat bantu No Feature Alat Ide Rancangan Alat Bantu 1. Komponen yang dapat mengantikan fungsi kedua tangan operator saat proses pencelupan · Komponen tersebut berupa 2 buah tongkat penyangga kain yang dipasang sejajar. · Tongkat penyangga dilengkapi dengan penjepit untuk mencekam kain agar kain tidak jatuh saat dicelupkan. · Kedua ujung kain akan dicelupkan secara bergantian, sehingga sistem kerja tongkat penyangga adalah bergerak naik turun secara bergantian sama seperti sistem pencelupan sebelumnya. 2. Komponen yang berfungsi untuk mengendalikan kerja alat · Alat bantu dilengkapi dengan tongkat kendali di salah satu sisi alat bantu. Tongkat ini akan mengatur gerakan tongkat penyangga kain. · Dengan adanya tongkat ini operator hanya perlu menarik atau mengulur tongkat penyangga saat proses pencelupan berlangsung. · Posisi tongkat kendali didesain untuk posisi kerja operator berdiri, dan ukurannya akan disesuaikan dengan data antropometri operator, sehingga operator dapat nyaman saat menggunakannya. 3. Rancangan alat bantu didesain hanya dikendalikan oleh satu orang operator · Sistem kerja alat adalah menarik dan mengulur tongkat kendali ke atas dan kebawah. · Tali diikat pada tongkat kendali dan dihubungkan melingkar pada kedua sisi alat bantu. · Untuk memudahkan gerakan tongkat kendali digunakan pulley . Sehingga dalam mekanisme ini tidak diperlukan operator kedua. 4. Pengoperasian alat dengan sistem manual dan sederhana. · Pengoperasian alat dikendalikan sepenuhnya oleh operator. Operator hanya perlu menarik dan mengulur tongkat kendali kearah atas dan bawah. · Sistem kerja alat adalah gerakan tarik ulur pada tongkat kendali, yang secara otomatis akan menyebabkan gerakan naik turun dari tongkat penyangga kain. · Untuk mewujudkan ini maka digunakan pulley . Pulley untuk tali pada tongkat kendali, dipasang sejajar pada satu tiang dengan pulley untuk tali yang menghubungkan tongkat penyangga kain. Kedua pulley akan bergerak bersamaan saat operator mengoperasikan alat. 5. Tempat untuk meniriskan kain setelah dicelupkan Alat bantu akan dilengkapi dengan tempat untuk meniriskan kain setelah dicelupkan. Tempat meniriskan kain berupa tiang yang akan dipasang melintang pada rangka alat bantu. commit to user IV-11 Tabel 4.5 Lanjutan Ide rancangan alat bantu No Feature Alat Ide Rancangan Alat Bantu 6. Usulan perbaikan pada bak pencelup awal Perbaikan dilakukan dengan menyesuaikan ukuran bak dengan ukuran kain yang dicelupkan, tanpa merubah desain bak. Bagian dalam bak akan diberi pelapis yang tahan terhadap zat kimia untuk melindungi rangka kayu. Bak juga akan dilengkapi saluran pembuangan air yang berfungsi untuk mengalirkan cairan saat bak dibersihkan. Untuk lebih jelasnya gambaran feature dan ide rancangan alat bantu dapat dilihat pada sketsa gambar berikut: Gambar 4.5 Sketsa feature rancangan alat bantu pada bak pencelup kain batik commit to user IV-12 Gambar 4.6 Sketsa usulan pada bak pencelup kain batik 4.2.2 Data Antropomentri Pekerja Pengukuran data antropometri dilakukan kepada 3 orang operator di Stasiun Pewarnaan. Data anthropometri yang dipakai adalah tinggi badan tegak yang digunakan untuk menentukan tinggi operator yang digunakan untuk menentukan perhitungan RULA setelah perancangan. Tinggi bahu berdiri, panjang lengan atas, panjang lengan bawah, dan pangkal telapak tangan ke pangkal jari yang akan digunakan untuk menentukan jangkauan tangan operator. Serta diameter genggaman tangan yang digunakan untuk menetukan ukuran tongkat kendali. Data selengkapnya dapat dilihat pada tabel 4.6 berikut. Tabel 4.6 Data Anthropometri Operator 1 2 3 1 Tinggi badan tegak T bt 164 168 172 2 Tinggi bahu berdiri T bb 136 139 144 3 Panjang lengan atas P la 27 30 32 4 Panjang lengan bawah P lb 25 26 27 5 Pangkal telapak tangan ke pangkal jari P ttpj 10 10 11 6 Diameter genggaman tangan D gt 4,5 4 4,5 No Data yang diukur Simbol Operator dalam cm Berdasarkan data diatas akan dihitung jangkauan tangan operator berdasarkan posisi yang paling nyaman saat operator menjangkau ke atas maupun ke bawah, sedangkan diameter genggaman tangan menggunakan ukuran commit to user IV-13 sebenarnya. Contoh perhitungan manual untuk mentukan jangkauan tangan operator dengan tinggi 164 cm dapat dilihat pada gambar 4.7 dan perhitungan berikut: Gambar 4.7 Postur tubuh operator saat menjangkau ke atas dan ke bawah a. Jangkauan tangan keatas J ta Jangkauan tangan keatas J ta = t b + P la x sin θ + P lb +P ttpj x sin θ = 136 + 27 x sin 15 + 25+10 x sin 48 = 169 cm b. Jangkauan tangan kebawah J tb = t b - P la x cos θ - P lb +P ttpj x cos θ = 136 - 27 x cos 19 - 25+10 x cos 29 = 74, 63 cm » 75 cm Adapun rekapitulasi hasil perhitungan data antropometri dapat dilihat pada tabel 4.5 di bawah ini : Tabel 4.7 Rekapitulasi hasil perhitungan data antropometri 1 2 3 1 Jangkauan tangan ke atas J ta 169 175 194 2 Jangkauan tangan ke bawah J tb 74 79 82 3 Diameter genggaman tangan D gt 4,5 4 4,5 No Data yang diukur Simbol Operator dalam cm Data antropometri ini yang akan digunakan sebagai dasar perancangan alat bantu pada bak pencelup kain batik. Pemilihan data yang dipergunakan untuk commit to user IV-14 pengukuran alat mempertimbangkan karakteristik dan keterbatasan operator. Hal ini dimaksudkan agar operator dapat nyaman saat mengoperasikan alat.

4.2.3 Penentuan Spesifikasi Detail Perancangan

Dalam penentuan spesifikasi detail perancangan ditentukan detail desain rancangan, spesifikasi geometri rancangan dan penentuan material rancangan alat bantu. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada bagian berikut ini.

A. Detail Desain

Tahap ini diawali dengan proses mendetailkan ide. Detail ide pembuatan alat bantu pencelupan kain batik mengacu pada ide-ide yang telah muncul. Hasil dari detail ide tersebut adalah: 1. Dibuat alat bantu pencelup kain batik yang rangkanya terpisah dari bak pencelupnya. Alat bantu dapat dibongkar pasang untuk mempermudah saat membawa dan memindahkan alat. 2. Alat bantu dioperasikan secara manual oleh satu orang operator. Sistem pencelupan adalah mencelupkan kain secara bergantian dari ujung ke ujung kain sama dengan sistem sebelumnya sampai seluruh bagian kain tercelup. 3. Alat bantu dilengkapi dengan dua buah tongkat penyangga kain yang berfungsi untuk mencelupkan kain ke cairan kimia. Ukuran tongkat disesuaikan dengan lebar kain terbesar, dan tinggi tongkat saat bergerak naik akan disesuaikan dengan panjang kain. Dengan ini seluruh bagian kain dapat tercelup di cairan kimia. 4. Tongkat penyangga kain akan dilengkapi dengan penjepit kain agar kain tidak jatuh saat dicelupkan. Posisi penjepit dapat digeser sesuai dengan lebar kain yang dicelupkan. Dengan adanya tongkat ini, operator tidak perlu mencelupkan tangan ke dalam bak saat proses pencelupan. Saat proses pencelupan, kedua tongkat akan bergerak naik turun secara bergantian, sehingga kain dicelupkan dari ujung ke ujung kain. 5. Alat dioperasikan dengan cara menarik dan mengulur tongkat kendali. Tongkat kendali ditempatkan di sisi depan rangka alat bantu. Ukuran commit to user IV-15 diameternya disesuaikan dengan ukuran genggaman tangan operator, dengan ini diharapkan operator dapat nyaman saat menggunakannya. Panjang tarikan tongkat disesuaikan dengan panjang jangkauan tangan operator dari atas ke bawah dengan posisi berdiri tegak, tanpa harus menundukkan badan. Untuk mengembalikan tali keposisi semula digunakan pemberat. Pemberat dipasang pada tali yang dihubungkan dengan tongkat kendali di kedua sisi alat bantu. 6. Tali akan diikat secara melingkar pada tongkat kendali kemudian tali dihubungkan dengan menggunakan pulley pada kedua sisi alat bantu masing-masing sisi mengunakan enam buah pulley . 7. Gerakan menarik dan mengulur tongkat kendali akan mempengaruhi gerakan tongkat penyangga kain. Untuk itu pulley yang digunakan untuk tali pada tongkat kendali, dipasang sejajar dengan pulley yang menghubungkan tongkat penyangga kain. Kedua pulley akan bergerak bersamaan saat proses tarik-ulur. Sehingga saat tongkat kendali ditarik dan diulur, tongkat penyangga kain juga akan ikut bergerak naik turun. 8. Karena keterbatasan panjang tarikan operator panjang tarikan operator lebih pendek daripada ukuran tinggi tongkat penyangga kain saat bergerak naik, maka pulley pada penyangga kain menggunakan pulley dengan ukuran yang lebih besar dari pada pulley pada tongkat kendali. Dengan ini diharapkan saat proses pencelupan seluruh bagian kain tetap dapat tercelup, dan operator juga tidak perlu membungkukkan badan. 9. Agar tali yang diikat di tongkat kendali senantiasa tegang, maka digunakan lembaran karet. Karet diikat pada tali dibawah tongkat kendali. 10. Untuk tempat meniriskan kain setelah dicelupkan, tiang jemuran dipasang pada badan rangka, dan diatur posisinya tepat diatas bak pencelup kain agar tetesan-tetasan cairan kimia dapat jatuh kedalam bak. Berdasarkan detail desain rancangan maka komponen-komponen penyusun dari alat bantu pencelup kain batik antara lain yaitu : commit to user IV-16 Tabel 4.8 Komponen penyusun alat bantu pencelup kain batik No Komponen Fungsi 1. Rangka Utama Sebagai penyangga utama dari keseluruhan komponen penyusun alat bantu pencelup kain batik. Rangka utama dapat dibongkar pasang untuk mempermudah memindahkan alat bantu. 2. Tongkat kendali Sebagai kendali utama untuk mengoperasikan alat bantu. Tongkat kendali berhubungan langsung dengan operator. Tongkat ini dioperasikan operator dengan cara menarik dan mengulur tongkat, sehingga secara otomatis tongkat penyangga kain juga akan bergerak naik dan turun secara bergantian. 3. Tongkat penyangga kain Sebagai tempat mengaitkan kedua ujung kain saat dicelupkan ke zat kimia menggantikan fungsi tangan operator. Alat bantu membutuhkan dua buah tongkat penyangga. 4. Penjepit kain Untuk menjepit atau mencekam kain pada tongkat penyangga kain agar kain tidak jatuh saat dicelupkan. 5. Pulley Sebagai penghubung dan penerus gaya putar pada mekanisme sistem tarik ulur obyek dengan menggunakan tali didalam pengoperasian alat bantu. Alat ini membutuhkan 16 buah pulley. 6. Bearing Membantu memperingan putaran pulley. Untuk setiap pulley digunakan dua buah bearing. 7. Polypropylene rope Penghubung antara antara kedua tongkat penyangga kain. 8. Pemberat Mengembalikan tongkat keposisi semula setelah ditarik operator.Berat pemberat didesain lebih berat dari pada tongkat kendali. 9. Karet Menjaga agar tali yang diikat pada tongkat kendali posisinya senantiasa stabil tidak kendor. 9. Tiang tirisan kain Tempat meniriskan kain setelah dicelupkan ke zat kimia.

B. Penentuan Spesifikasi Geometri Rancangan

1. Penentuan Dimensi Rancangan Alat Bantu

Berdasarkan detail desain yang telah ditentukan maka diperlukan data- data anthropometri yang sesuai untuk tahap perancangan. Data-data commit to user IV-17 anthropometri yang digunakan yaitu : a. Jangkauan tangan ke atas J ta Jangkauan tangan ke atas diperlukan untuk mendapatkan ukuran tinggi maksimal jangkauan tangan operator saat mengulur tongkat kendali pada posisi berdiri, dan merupakan tinggi normal tongkat kendali dari tanah saat tidak ditarik. Jangkauan tangan ke atas didapat dari tinggi bahu operator ditambah dengan panjang lengan atas, panjang lengan bawah, dan panjang pangkal telapak tangan sampai dengan pangkal jari setelah dikali sudut yang terbentuk. Ukuran yang dipergunakan adalah jangkauan operator terpendek. Dengan ini diharapkan seluruh operator dengan ukuran tubuh pendek maupun tinggi tetap nyaman saat mengoperasikan alat tinggi maksimal tongkat saat diulur atau kondisi normal tidak terlalu tinggi. b. Jangkauan tangan ke bawah J tb Jangkauan tangan ke bawah diperlukan untuk mendapatkan ukuran tinggi maksimal jangkauan tangan operator saat menarik tongkat kendali pada posisi berdiri tegak. Jangkauan tangan ke atas didapat dari tinggi bahu operator dikurangi dengan panjang lengan atas, panjang lengan bawah, dan panjang pangkal telapak tangan sampai dengan pangkal jari setelah dikali sudut yang terbentuk.Ukuran yang dipergunakan adalah jangkauan tangan operator tertinggi. Dengan ini diharapkan seluruh operator tidak perlu membungkukkan badan saat proses pencelupan kain. Dari ukuran jangkauan tangan keatas dan jangkauan tangan kebawah akan dihitung selisih antara jta operator terpendek dan jtb operator tertinggi untuk mendapatkan panjang lintasan maksimal tarikan operator. Dengan ini diharapkan postur tubuh operator tidak perlu membungkuk saat mengoperasikan alat. c. Diameter genggaman tangan D gt Diameter genggaman tangan diperlukan untuk mengetahui ukuran diameter tongkat kendali. Dengan ini diharapkan operator dapat commit to user IV-18 nyaman saat menggunakannya. Ukuran yang digunakan adalah diameter genggaman tangan normal. Dengan tetap mempertimbangkan dimensi bak pencelup kain, ukuran kain dan data antropometri operator ditentukan dimensi pada perancangan alat bantu. Komponen alat bantu yang dimensinya berdasarkan data antropometri operator adalah tongkat kendali operator dan panjang maksimal tarikan tongkat. Dimensi-dimensi yang digunakan pada alat bantu pada bak pencelup kain batik meliputi: a. Tinggi rangka alat bantu Penentuan tinggi rangka alat bantu disesuaikan dengan panjang kain dan tinggi dasar bak pencelup. Panjang kain maksimalnya 2,75 m, dan saat proses pencelupan kain dapat dilipat menjadi 2 sehingga panjangnya 1,375 m atau 138 cm. Tinggi dasar bak dari lantai 33 cm dan kedalaman bak 30 cm. Diameter pulley yang digunakan adalah 15 cm dan jari-jari tongkat penyangga kain Dan diperhitungkan pemberian allowance agar tongkat penyangga kain tidak membentur pulley . Maka dapat ditentukan perhitungan tinggi rangka alat bantu sebagai berikut: Tinggi rangka T r = T db + P k + R tongkat + d pulley + allowance = 33 + 138 + 2,8 + 15 + 11 cm = 199,8 cm » 2 m Keterangan: T r = Tinggi rangka alat bantu T db = Tinggi dasar bak dari lantai P k = Panjang kain R tongkat = Jari-jari tongkat penyangga kain d pulley = Diameter pulley commit to user IV-19 b. Panjang rangka alat bantu Penentuan panjang rangka ditentukan oleh lebar bak pencelup ditambah allowance supaya saat bak ditempatkan, badan bak tidak membentur dalam rangka alat bantu. Maka dapat ditentukan perhitungan tinggi rangka alat bantu sebagai berikut: Panjang rangka P r = L b + allowance = 140 + 20 = 160 cm » 1,60 m Keterangan: P r = Panjang rangka L b = Lebar bak pencelup c. Lebar rangka alat bantu Penentuan lebar rangka ditentukan dengan mempertimbangakan ukuran diameter pulley dan jarak antar pulley . Maka lebar rangka alat bantu ditentukan sepanjang 100 cm atau 1 m. d. Tongkat penyangga kain Penentuan dimensi tongkat penyangga kain ditentukan dengan lebar kain terbesar ditambah allowance sebagai tempat untuk mengikatkan tali. Ukurannya juga lebih pendek daripada ukuran dalam bak agar tidak membentur sisi bak saat kain dicelupkan. Panjang tongkat penyangga kain P tpk = L k + allowance = 115 + 20 = 135 cm » 1,4 m Keterangan: P tpk = Panjang tongkat penyangga kain L k = Lebar kain Diameter tongkat yaitu 2 cm. Tinggi tongkat maksimal dari dasar bak commit to user IV-20 saat proses pencelupan adalah 138 cm atau 1,38 m. e. Tongkat kendali operator Penentuan dimensi tongkat penyangga kain ditentukan dengan panjang rangka alat bantu ditambah allowance . Pemberian allowance dimaksudkan agar badan tongkat kendali ukurannya menjadi lebih panjang daripada badang rangka, sehingga tongkat tidak bergelantungan kedalam rangka badan tongkat akan terhalang badan rangka ketika tongkat diulur. Panjang tongkat kendali operator P tko = P r + allowance = 160 + 20 = 180 cm » 1,80 m Keterangan: P tko = Panjang tongkat kendali operator P r = Panjang rangka Diameter tongkat berdasarkan diameter genggaman tangan operator, agar operator nyaman saat memegangnya yaitu 4,5 cm atau 0,045 m. Tinggi tongkat normal atau tinggi maksimal tongkat saat diulur berdasarkan jangkauan tangan keatas operator terpendek yaitu 169 cm atau 1,69 m. Panjang tarikan tongkat merupakan selisih antara ukuran jangkauan tangan keatas operator terpendek dan jangkauan tangan kebawah operator tetinggi. Selisih ini merupakan panjang maksimal tongkat dapat ditarik-ulur oleh operator. Panjang tarikan tongkat kendali P ttk = J ta op – J tb ot = 169 - 82 = 87 cm » 0,87 m commit to user IV-21 Keterangan: P ttk = Panjang tarikan tongkat kendali J ta op = Jangkauan tangan keatas operator terpendek J tb ot = Jangkauan tangan kebawah operator tertinggi f. Ukuran tali Tali yang digunakan menggunakan polypropylene rope dengan diameter 6 mm. Jenis tali ini dipilih karena polypropylene rope ukuran 6mm memiliki kekuatan putus minimum 5.00 KN, dan beban aman safety factor 12 tali sebesar 0,417 KN atau 41,7 kg. Dengan berat tali sebesar 0,02 Kgm Engineering Toolbox , 2010. g. Ukuran pulley Alat bantu menggunkan 16 buah pulley . Duabelas buah pulley berukuran diameter 7,5 cm digunakan untuk tali yang berfungsi untuk mengerakkan tongkat kendali operator, sedangkan empat buah pulley berukuran diameter 15 cm digunakan untuk untuk tali yang berfungsi menghubungkan antara kedua tongkat penyangga kain. h. Bearing Bearing yang digunakan berukuran diameter dalam 1,7 cm dan diameter luar berukuran 3,5 cm. i. Poros pulley Ukuran poros pulley disesuaikan dengan ukuran diameter dalam bearing dan pully yang digunakan. j. Tiang tirisan Penentuan panjang tiang tirisan kain berdasarkan panjang rangka yaitu 165 cm dengan diametr 1 inci atau 2,75 cm. k. Alas bawah alat bantu Alas bawah alat bantu terbuat dari balok kayu berukuran 14 x 120 cm. Rekapitulasi ukuran alat bantu pada bak pencelup kain batik dapat dilihat pada tabel 4.9. commit to user IV-22 Tabel 4.9 Rekapitulasi ukuran alat bantu pencelup kain batik No Komponen Alat Bantu Ukuran 1. Rangka Utama Panjang 160 cm Lebar 100 cm Tinggi 200 cm 2. Tongkat Penyangga Kain Panjang 130 cm Diameter 2 cm 3. Tongkat kendali operator Panjang 180 cm Diameter 4,5 cm 4 Polypropylene rope Diameter 6 mm 5 Pulley Diameter Pulley A 15 cm Diameter Pulley B 7,5 cm 6 Poros pulley Diameter 22 mm 7 Bearing Diameter dalam 1,75 cm Diameter luar 3,5 cm 8 Karet Panjang 20 cm Lebar 5 cm 9 Tiang Tirisan Panjang 165 cm Diameter 2,75 cm l. Usulan pada bak pencelup kain batik Usulan perbaikan pada bak pencelup kain batik yaitu perubahan ukuran pada beberapa bagian bak. penambahan pelapis yang tahan terhadap bahan kimia di bagian dalam bak kayu, dan pemberian saluran untuk mengalirkan cairan saat bak dibersihkan. Perubahan ukuran dilakukan pada panjang dan lebar bak. Ukuran panjang bak diubah menjadi 140 cm, kedalaman 30 cm, dan lebarnya menjadi 70 cm. Ukuran tongkat penahan kain juga disesuaiakan dengan panjang bak yaitu 135 cm dan diameternya disesuaikan dengan diameter gengaman tangan operator yaitu 4,5 cm. Sedangkan desain dan material bak masih mempertahankan desain dan material yang lama. Penambahan pelapis pada bagian dalam bak kayu dimaksudkan untuk memberikan lapisan pelindung pada bak. Alternatif material yang digunakan adalah kaca dan stainless steel. Kedua material ini adalah commit to user IV-23 material yang tahan terhadap korosi dan zat kimia. Kaca merupakan material yang dipilih karena sifatnya yang tembus pandang dan permukaan yang halus sehingga mudah dibersihkan, cukup kuat, harganya cukup murah, tahan terhadap zatreaksi kimia dan tegangan termal, dan kedap air. Stainless steel merupakan logam yang tahan terhadap korosi dan zat kimia karena mengandung lapisan film oksida Kromium, dimana lapisan oksida ini menghalangi proses oksidasi besi Ferum, namun untuk melapisi bagian dalam bak material ini harus dilas, dan akan menghilangkan lapisan kromium ini. Maka kaca merupakan material yang dipilih untuk melapisi bagian dalam bak. Dengan ini diharapkan bak dapat lebih tahan lama. Sedangkan penambahan saluran pembuangan air pada bak dimaksudkan untuk mempermudah saat proses membersihkanmenguras bak. Gambar usulan perbaikan dapat dilihat pada gambar 4.8. a commit to user IV-24 b c d Gambar 4.8 Usulan perbaikan pada ukuran dan pelapis bak a Posisi keseluruhan bak pencelup kain b bak pencelup kain tampak depan c bak pencelup kain tampak atas d bak pencelup kain tampak samping commit to user IV-25

2. Gambar desain rancangan

Bagian ini menunjukkan desain hasil rancangan alat bantu pada bak pencelup kain batik. Desain secara lebih jelas ditunjukkanpada gambar 4.9 sampai dengan gambar 4.15. Gambar 4.9 Desain rancangan alat bantu pencelup kain batik Gambar 4.10 Desain rancangan alat bantu tampak depan commit to user IV-26 Gambar 4.11 Desain rancangan alat bantu tampak samping Gambar 4.12 Desain rancangan alat bantu tampak atas commit to user IV-27 Gambar 4.13 Desain alat bantu pada bak pencelup kain batik posisi normal Gambar 4.14 Desain alat bantu pada bak pencelup kain batik posisi tarikan maksimal commit to user IV-28 Gambar 4.15 Detail komponen alat bantu pada bak pencelup kain Prosedur penggunaan alat bantu pada bak pencelup kain batik adalah sebagai berikut: 1. Operator mengambil kain yang telah direndam dalam air kain basah. 2. Operator mengaitkan salah satu ujung kain ke penjepit di tongkat penyangga kain 1. 3. Bagian tengah kain yang ada didalam bak ditahan dengan menggunakan tongkat penahan yang ada didalam bak. 4. Ujung kain yang lain dikaitkan pada penjepit di tongkat penyangga kain 2. 5. Operator menarik dan mengulur tongkat kendali agar tongkat penyangga kain bergerak naik turun secara bergantian. 6. Setelah kain selesai dicelupkan, kain dilepas dari tongkat penyangga kain, kemudian ditiriskan pada tiang tirisan. 7. Setelah kain selesai ditiriskan, dapat dilanjutkan ke proses berikutnya.

C. Penentuan Material Rancangan

Alat bantu pada bak pencelup kain tersusun oleh komponen-komponen penyusun. Komponen-komponen penyusun tersebut dapat dilihat dalam diagram bill of materials pada gambar 4.16 di bawah ini. Pemberat commit to user IV-29 Gambar 4.16 Bill Of Materials Dari gambar bill of materials diatas, dapat dijelaskan material yang digunakan untuk masing-masing komponen penyusun produknya yaitu: 1. Rangka utama Rangka utama tersusun dari tiga material utama yaitu besi pipa berukuran diameter 2 inci dan 1 inci, besi as, plat besi, mur baut dan balok kayu. Besi pipa yang digunakan adalah besi pipa yang berukuran 2 inci. Balok kayu digunakan untuk alas rangka utama. Kayu yang dipilih adalah jenis kayu bangkirai ukuran 14x14. Material kayu dipilih sebagai alas rangka dengan pertimbangan stasiun pewarnaan merupakan area yang lembab, dan bagian lantai basah. Besi plat digunakan untuk bagian sambungan rangka. 2. Penyangga kain Tongkat penyangga kain merupakan bagian yang paling sering terkena zat kimia untuk itu dipilih material yang terbuat dari pipa stainless steel 3.14 berukuran 1 inci. Penyangga kain akan dilengkapi dengan penjepit kain. Penjepit kain terbuat dari stainless steel . 3. Tongkat kendali Tongkat kendali terbuat dari kayu. Jenis kayu yang dipilih adalah kayu meranti. 4. Beban Beban digunakan untuk mengendalikan ketinggian tongkat kendali. Untuk perancangan digunakan beban dengan berat 1 kg. commit to user IV-30 5. Tali Tali yang digunakan adalah polypropylene rope berukuran diameter 6 mm. Tali ini yang akan menghubungkan tongkat kendali dengan pemberat dan penghubung antara kedua tongkat penyangga kain. 6. Pulley Pulley yang digunakan dalam perancangan adalah pulley nilon. Alat bantu membutuhkan 10 buah pulley , yaitu 12 buah pulley berdimeter 7,5 cm dan 4 buah pulley berdiameter 15 cm. 7. Bearing Bearing yang digunakan adalah bearing baja 6202 berukuran diameter dalam 1,75 cm dan diameter luar 3,5 cm. 8. Karet Karet yang digunakan adalah karet mentah berbentuk lembaran berukuran panjang 20 cm, lebar 5 cm dan tebal 3 mm. 9. Pengait Pengait terbuat dari besi. Komponen ini yang akan menghubungkan tali dengan karet. 10. Tiang tirisan Tiang tirisan juga merupakan bagian yang sering terkena zat kimia. Untuk itu dipilih material yang terbuat dari stainless steel berukuran diameter 1 inci.

4.2.4 Perhitungan Beban Yang Ditanggung Operator

Gambar 4.17 Kondisi pembebanan pada rancangan alat bantu commit to user IV-31 Gaya yang terjadi pada alat bantu yaitu gaya pada tangan operator, gaya pada batang kayu, gaya pada kain, dan gaya pada tongkat stainless steel, dengan asumsi gaya gesek belum diperhitungkan. Dimana F pada pulley adalah 0, dan karena ukuran pulley untuk kain besarnya 2 kali ukuan pulley untuk kendali operator maka besarnya gaya pada pulley kain 2 kali pulley kendali operator. Gaya-gaya yang terjadi dapat dirumus: Σ M o = 0 F tangan + F batang R 1 – F kain + F stainless steel R 2 = 0 F tangan + F batang R 1 – 2 F kain + F stainless steel = 0 Asumsi : gaya gesek belum diperhitungkan Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada diagram bebas pada gambar 6.18. Gambar 4.18 Diagram benda bebas pulley Dimana: Batang ρ = 0,6 grcm 3 V = 2.862,78 cm 3 m batang = ρ . V = 0,6 grcm 3 . 2.862,78 cm 3 = 1717,67 gr = 1,71 kg Stainless steel ρ = 8 grcm 3 V = 98,02 cm 3 m ss = ρ . V = 8 grcm 3 . 98,02 cm 3 = 784,16 gr = 0,78 kg m kain = 2 kg Gravitasi g = 9,81 m s 2 commit to user IV-32 Jadi dapat dihitung gaya tiap-tiap bagian yaitu: F = W F = m.g 3. F kain = m kain . g kain = 2 kg . 9,81 m s 2 = 19,62 N 4. F batang = m batang . g batang = 1,71 kg . 9,81 m s 2 = 16,78 N 5. F ss = m ss . g ss = 0,78 kg . 9,81 m s 2 = 7,65 N Jadi besarnya gaya pada tangan operator adalah Σ F pulley = 0 F tangan + F batang – 2 F kain + F stainless steel = 0 F tangan + 16,78 – 2 19,62 + 7,65 = 0 F tangan + 16,78 – 54,54 = 0 F tangan – 37,76 = 0 F tangan = 37,76 N Jadi besarnya beban pada tangan operator adalah: F = m.g F tangan operator = m . g 37,76 N = m . 9,81 m s 2 m = 85 , 3 9,81 76 , 37 = kg

4.2.5 Perhitungan

RULA Pada Hasil Perancangan Desain rancangan apabila diterapkan untuk proses mencelupkan kain dengan menggunakan alat bantu pencelup pada bak pencelup kain ditunjukkan pada gambar 4.19. commit to user IV-33 1. Posisi tubuh saat posisi awal pengoperasian alat bantu Postur dibawah ini merupakan postur tubuh yang diharapkan pada saat posisi awal proses pencelupan menggunakan alat bantu pencelup kain. Tinggi tongkat kendali disesuaikan dengan jangkauan tangan operator. Dengan ini operator akan memegang tongkat kendali dengan posisi berdiri dan postur tubuh tegak. Berdasarkan hal tersebut akan dipilih operator yang akan dijadikan dasar penilaian RULA, untuk itu dibandingkan postur tubuh operator untuk operator tertinggi dan terpendek. Perbandingan postur tubuh operator dapat dilihat pada gambar 4.19. Keterangan: 1. Tinggi alat : 200 cm 2. Tinggi operator :164 cm Operator paling rendah 3. Tinggi bahu : 136 cm 4. Panjang upper arm : 27 cm 5. Panjang lower arm : 25 cm 6. Pangkal telapak tangan ke pangkal jari : 10 cm 7. Diameter genggaman tangan : 4 cm 8. Jangkauan tangan ke atas : 164 cm 9. Jangkauan tangan ke bawah: 82 cm a Keterangan: 1. Tinggi alat : 200 cm 2. Tinggi operator :172 cm Operator paling tinggi 3. Tinggi bahu : 144 cm 4. Panjang upper arm : 32 cm 5. Panjang lower arm : 27 cm 6. Pangkal telapak tangan ke pangkal jari : 11 cm 7. Diameter genggaman tangan : 4,4 cm 8. Jangkauan tangan ke atas : 164 cm 9. Jangkauan tangan ke bawah: 82 cm b Gambar 4.19 Perbandingan posisi awal pengoperasian alat untuk operator tertinggi dan terendah. a Operator terendah, b Operator tertinggi commit to user IV-34 Setelah itu dilakukan perhitungan sudut-sudut anggota tubuh tertentu pada penerapan desain rancangan sebagai dasar perhitungan RULA. Perhitungannya dapat dilihat pada gambar 4.20. a b Gambar 4.20 Perbandingan perhitungan sudut postur kerja pada posisi awal pengoperasian alat. a Postur operator terpendek, b Postur operator tertinggi. Setelah itu, dilakukan pemberian skor masing-masing segmen tubuh. Adapun penilaian RULA untuk operator terpendek dapat dilihat pada tabel 4.10. Tabel 4.10 Tabel Penilaian RULA pada postur awal untuk operator terpendek. Penilaian Skor Pergerakan lengan atas 4 Pergerakan lengan bawah 1 Pergerakan pergelangan tangan 1 Putaran pergerakan tangan 1 Pergerakan leher 2 Pergerakan batang tubuh 1 Postur kaki 1 Skor penilaian RULA di atas kemudian dimasukkan ke tabel perhitungan nilai RULA. Hasilnya dapat dilihat pada gambar 4.21. commit to user IV-35 Gambar 4.21 RULA Scoring untuk postur awal untuk operator tependek Hasil perhitungan skor RULA untuk operator terpendek menunjukkan bahwa skor akhir yang didapat adalah 3 atau level resiko kecil. Artinya bahwa postur kerja operator pada penerapan desain rancangan tergolong aman. Sedangkan penilaian RULA untuk operator tertinggi dapat dilihat pada tabel 4.11. Tabel 4.11 Tabel Penilaian RULA pada postur awal untuk operator tertinggi. Penilaian Skor Pergerakan lengan atas 4 Pergerakan lengan bawah 1 Pergerakan pergelangan tangan 1 Putaran pergerakan tangan 1 Pergerakan leher 2 Pergerakan batang tubuh 1 Postur kaki 1 Skor penilaian RULA di atas kemudian dimasukkan ke tabel perhitungan nilai RULA. Hasilnya dapat dilihat pada gambar 4.22. commit to user IV-36 Gambar 4.22 RULA Scoring untuk postur awal untuk operator tertinggi Hasil perhitungan skor RULA untuk operator terpendek menunjukkan bahwa skor akhir yang didapat adalah 3 atau level resiko kecil. Artinya bahwa postur kerja operator pada penerapan desain rancangan tergolong aman. Hasil skor akhir RULA untuk operator tertinggi dan terpendek ternyata tidak jauh berbeda, yaitu 3 kecil atau diperlukan tindakan beberapa waktu kedepan. Namun karena sebagian besar sudut-sudut yang terbentuk dari postur kerja pada operator tertinggi dan terendah ternyata lebih besar pada operator tertinggi, maka operator dengan ukuran tubuh tertinggi dipilih sebagai dasar perhitungan RULA selanjutnya. 2. Postur tubuh operator saat menarik tongkat kendali Postur dibawah ini merupakan postur tubuh yang diharapkan pada saat operator saat menarik tongkat kendali. Operator akan menarik tongkat kendali sesuai dengan jangkauan tangan operator dan kebutuhan pencelupan. Postur tubuh operator dapat dilihat pada gambar 4.23. commit to user IV-37 Keterangan: 1. Tinggi alat : 200 cm 2. Tinggi operator :172 cm 3. Tinggi bahu : 144 cm 4. Panjang upper arm : 32 cm 5. Panjang lower arm : 27 cm 6. Pangkal telapak tangan ke pangkal jari : 11 cm 7. Diameter genggaman tangan : 4,4cm 8. Jangkauan tangan ke atas : 164 cm 9. Jangkauan tangan ke bawah: 82 cm Gambar 4.23 Posisi pengoperasian alat saat menarik tongkat kendali Setelah itu dilakukan perhitungan sudut-sudut anggota tubuh tertentu pada penerapan desain rancangan sebagai dasar perhitungan RULA. Perhitungan sudut dapat dilihat pada gambar 4.24. Gambar 4.24 Perhitungan sudut postur kerja pada saat menarik tongkat kendali Setelah itu, dilakukan pemberian skor masing-masing segmen tubuh. Adapun penilaian RULA pada proses ini dapat dilihat pada tabel 4.12. commit to user IV-38 Tabel 4.12 Tabel Penilaian RULA pada postur tubuh saat menarik tongkat kendali Penilaian Skor Pergerakan lengan atas 2 Pergerakan lengan bawah 1 Pergerakan pergelangan tangan 1 Putaran pergerakan tangan 1 Pergerakan leher 2 Pergerakan batang tubuh 1 Postur kaki 1 Skor penilaian RULA di atas kemudian dimasukkan ke tabel perhitungan nilai RULA. Dimana beban yang ditanggung operator saat menarik tongkat kendali adalah 3,85 kg. Hasilnya dapat dilihat pada gambar 4.25. Gambar 4.25 RULA Scoring untuk postur tubuh saat menarik tongkat kendali Hasil perhitungan skor RULA di atas menunjukkan bahwa skor akhir yang didapat adalah 6 atau sedang. Artinya bahwa postur kerja operator pada penerapan desain rancangan tergolong aman. 3. Posisi operator saat mengulur tongkat kendali Posisi dibawah ini merupakan posisi tubuh yang diharapkan pada saat operator saat mengulur tongkat kendali. Operator akan mengulur tongkat kendali ke posisi semula pada posisi awal tongkat kendali atau sesuai commit to user IV-39 kebutuhan pencelupan. Postur tubuh operator dapat dilihat pada gambar 4.26. Keterangan: 1. Tinggi alat : 200 cm 2. Tinggi operator :172 cm 3. Tinggi bahu : 144 cm 4. Panjang upper arm : 32 cm 5. Panjang lower arm : 27 cm 6. Pangkal telapak tangan ke pangkal jari : 11 cm 7. Diameter genggaman tangan: 4,4cm 8. Jangkauan tangan ke atas : 164 cm 9. Jangkauan tangan ke bawah: 82 cm Gambar 4.26 Posisi pengoperasian alat saat mengulur tongkat kendali Setelah itu dilakukan perhitungan sudut-sudut anggota tubuh tertentu pada penerapan desain rancangan sebagai dasar perhitungan RULA. Perhitungan sudut dapat dilihat pada gambar 4.27 Gambar 4.27 Perhitungan sudut postur kerja pada saat mengulur tongkat kendali Setelah itu, dilakukan pemberian skor masing-masing segmen tubuh. Adapun penilaian RULA pada proses ini dapat dilihat pada tabel 4.13. commit to user IV-40 Tabel 4.13 Tabel Penilaian RULA pada postur tubuh saat mengulur tongkat kendali Penilaian Skor Pergerakan lengan atas 2 Pergerakan lengan bawah 1 Pergerakan pergelangan tangan 2 Putaran pergerakan tangan 1 Pergerakan leher 2 Pergerakan batang tubuh 1 Postur kaki 1 Skor penilaian RULA di atas kemudian dimasukkan ke tabel perhitungan nilai RULA. Hasilnya dapat dilihat pada gambar 4.28. Lengan Atas 4 Kaki 1 Punggung 1 Leher 2 Putaran Pergelangan Tangan 1 Pergelangan Tangan 1 Lengan Bawah 1 3 1 1 2 3 4 3 A B + + + = Postur Skor A Postur Skor B Skor Otot Skor Beban Skor A Skor B Skor Total Skor Otot Skor Beban + = Gambar 4.28 RULA Scoring untuk postur tubuh saat mengulur tongkat kendali Hasil perhitungan skor RULA di atas menunjukkan bahwa skor akhir yang didapat adalah 3 atau level resiko kecil. Artinya bahwa postur kerja operator pada penerapan desain rancangan tergolong aman.

4.2.6 Pembuatan Prototipe Hasil Rancangan

Setelah dilakukan tahapan-tahapan di atas, maka selanjutnya dilakukan proses pembuatan prototipe dari alat bantu hasil rancangan. Prototipe dibuat untuk mewujudkan hasil rancangan menjadi nyata, dan untuk mengetahui apakah hasil commit to user IV-41 rancangan dapat diaplikasikan atau tidak. Prototipe alat bantu dibuat dalam bentuk miniatur dengan perbandingan 1:3 dari dimensi sesungguhnya. Miniatur alat bantu proses pencelupan zat warna dan penguncian warna ditunjukkan pada gambar 4.29. Sedangkan gambar 4.30 menunjukkan hasil miniatur usulan bak pencelup kain. Gambar 4.29 Miniatur Rancangan Alat Bantu Gambar 4.30 Miniatur Usulan Bak Pencelup Kain commit to user IV-42 4.2.7 Estimasi Biaya Rancangan Biaya rancangan alat bantu pada bak pencelup kain batik merupakan biaya yang dibutuhkan untuk membeli material yang dibutuhkan untuk memproduksi alat dan biaya tenaga kerja yang digunakan. Estimasi iaya pembuatan alat bantu pada bak pencelup kain batik dijelaskan pada tabel 4.14. Tabel 4.14 Estimasi Biaya Rancangan No Bahan Ukuran Kebutuhan Satuan Harga Satuan Rp Biaya Rp 1. Besi Pipa Ø 1,5 inci P: 6 m 24 m Lonjor 150.000 600.000 2. Besi Pipa Ø 1 inci P: 6 m 1,65 m Lonjor 140.000 140.000 3. Besi As Ø 1,75 mm P: 6 m 1 m Lonjor 10.000 10.000 4. Stainless Steel 3.14 Ø 2 cm 4,4 m Lonjor 500.000 500.000 5. Pulley nilon r: 15 cm 4 Buah 50.000 200.000 6. Pulley nilon r: 7,5 cm 12 Buah 12.000 144.000 7. Bearing Dd: 1,75 cm 32 Buah 16.000 512.000 8. Kayu 140 x 140 mm 2 Lonjor 25.000 50.000 9. Mur-Baut 6 Buah 1000 6.000 10. Penjepit Stainless Steel 4 Buah 125.000 500.000 11. Karet P: 20 cm, L: 5 cm, t: 3 mm 2 Lembar 10.000 20.000 12. Pemberat 2 Buah 10.000 20.000 13. Tali polypropylene 4 Gulung 10.000 40.000 13. Biaya tenaga kerja 3 orang 3 Hari 210.000 630.000 14. Biaya Ide 400.000 15. Biaya transportasi 120.000 Total Biaya 3.892.000 Jadi biaya yang dibutuhkan untuk membuat satu unit alat bantu pada bak pencelup kain batik yang sesuai dengan rancangan yaitu sebesar Rp 3.892.000,00. commit to user V-1 BAB V ANALISIS DAN INTERPRETASI HASIL Pada bab ini akan dilakukan analisis dan interpretasi hasil penelitian yang telah dikumpulkan dan diolah pada bab sebelumnya. Analisis mencakup analisis terhadap rancangan alat bantu, analisis perhitungan beban yang ditanggung operator, analisis terhadap postur kerja, serta analisis biaya. Analisis dan interpretasi hasil tersebut akan diuraikan dalam sub bab di bawah ini.

5.1. Analisis Rancangan Alat Bantu

Rancangan alat bantu pada proses pencelupan zat warna dan penguncian warna merupakan usaha memperbaiki kondisi kerja pada proses lama. Alat ini dirancang untuk membantu proses pencelupan pada bak pencelup kain yang telah ada. Analisis rancangan alat bantu meliputi:

5.2.1 Detail Rancangan Alat Bantu

Rancangan alat bantu pada proses pencelupan pada zat warna dan penguncian warna, sudah mampu memenuhi kebutuhan perancangan yang diinterpretasikan dari keluhan dan harapan operator. Kebutuhan akan komponen yang mampu mengurangi interaksi tangan dengan zat kimia, dipenuhi dengan memberikan komponen berupa tongkat penyangga kain yang dilengkapi dengan penjepit, untuk mencekam kain saat dicelupkan. Desain tongkat kendali operator yang berfungsi untuk mengoperasikan alat, sudah dirancang sesuai dengan dimensi antropometri operator, sehingga operator dapat melakukan aktivitas pencelupan zat warna dan penguncian warna dengan posisi yang lebih nyaman dari sebelumnya tanpa harus membungkukkan badan. Penggunaan mekanisme tarik ulur dengan memanfaatkan pemberat dan pulley , mewujudkan sarana yang dapat dioperasikan oleh satu orang operator. Alat ini dioperasikan dengan sistem manual, menjawab kebutuhan alat yang mudah digunakan dan tidak mengurangi aktivitas pencelupan kain. Perubahan kondisi kerja yang diharapkan setelah menggunakan alat bantu dapat dilihat pada tabel 5.1 berikut. commit to user V-2 Tabel 5.1 Perbandingan kondisi kerja awal dan setelah perancangan Kondisi Awal Kondisi Setelah Perancangan Analisa · Pada kondisi awal proses pencelupan harus dilakukan oleh 2 orang operator. Proses ini dilakukan dengan postur tubuh berdiri dengan punggung membungkuk. Operator juga harus berinteraksi langsung dengan zat kimia. · Pada kondisi setelah perancangan, proses pencelupan dilakukan dengan menggunakan bantuan alat bantu. Alat bantu didesain dapat dioperasikan oleh satu orang operator. Interaksi langsung dengan zat kimia juga diminimalkan dengan adanya tongkat penyangga kain. Operator juga tidak perlu membungkukkan badan saat proses berlangsung, karena alat dioperasikan dengan cara ditarik dan diulur.

5.2.2 Spesifikasi Geometri Alat Bantu

Spesifikasi geometri alat bantu meliputi keseluruhan dimensi yang digunakan pada rancangan alat bantu. Dimensi anthropometri yang digunakan sebagai pertimbangan untuk merancang alat bantu ada penelitian ini adalah tinggi badan, tinggi bahu berdiri, panjang lengan atas, panjang lengan bawah, pangkal telapak tangan ke pangkal jari dan diameter genggaman tangan. Data tersebut digunakan untuk menentukan dimensi tongkat kendali operator dan pertimbangan ukuran pulley yang digunakan. Sedangkan dimensi alat bantu yang lain dipertimbangkan dari dimensi bak pencelup kain dan ukuran kain yang digunakan. Panjang tali yang dibutuhkan tidak dapat ditentukan secara pasti, hal ini disebabkan karena mempertimbangkan proses penyetingan tali untuk mewujudkan sistem sesuai dengan sistem kerja pada rancangan alat bantu. Tali pada tongkat penyangga kain dibuat fleksibel panjangnya menyesuaikan dengan ukuran panjang kain. Beberapa alternatif yang dapat dilakukan yaitu dengan cara penggulungan pada tali, menambah klem pada tongkat kendali, atau dengan commit to user V-3 mengatur posisi pulley , sehingga dapat menyesuaikan dengan ukuran panjang kain yang akan dicelupkan. Ukuran diameter genggaman tongkat kendali operator disesuaikan dengan diameter genggaman tangan. Sedangkan posisi ketinggian maksimal tongkat dan panjang maksimal tarikan tongkat, perlu mempertimbangkan panjang jangkuan tangan operator keatas dan kebawah. Dari hasil pengolahan data pada tabel 4.7 dipilih nilai jangkauan tangan operator ke atas adalah 169 cm. Nilai ini didapatkan dari jangkauan tangan operator terpendek, tujuannya agar operator dengan tinggi badan terpendek tetap nyaman saat menjangkau tongkat pada posisi normal. Sedangkan nilai jangkauan tangan ke bawah didapatkan dari jangkauan tangan operator tertinggi, tujuannya agar operator dengan tinggi badan tetinggi tidak perlu membungkuk saat menarik tongkat sampai tarikan maksimal. Dengan ini, diharapkan operator dapat lebih nyaman saat mengoperasikan alat. Panjang maksimal tarikan operator adalah 87 cm, sedangkan ukuran panjang kain yang harus dicelupkan adalah 138 cm. Berdasarkan hal tersebut, agar seluruh kain dapat dicelupkan dengan satu kali tarikan, maka alat bantu menggunakan 2 ukuran pulley dengan perbandingan ukuran 2:1 yaitu pulley dengan diameter 7,5 cm dan 15 cm.

5.2.3 Material Perancangan

Tongkat penyangga kain dan penjepit adalah komponen yang akan berinteraksi langsung dengan zat kimia. Maka material yang dipilih untuk komponen tersebut adalah stainless steel. Stainless steel dipilih karena stainless steel merupakan baja tahan karat yang mengandung setidaknya 10,5 Kromium untuk mencegah proses korosi pengkaratan logam. Kemampuan tahan karat diperoleh dari terbentuknya lapisan film oksida Kromium, dimana lapisan oksida ini menghalangi proses oksidasi besi Ferum berdasarkan Wikipedia, 2010. Pada desain perancangan, tongkat kendali operator terbuat dari kayu meranti, hal ini mempertimbangkan harga material yang paling murah diantara alternatif material lain. Terdapat alternatif lain yang dapat digunakan untuk material tongkat kendali yaitu besi pipa alumunium dengan ukuran disesuaikan commit to user V-4 desain rancangan. Keunggulan besi pipa yaitu besi pipa memiliki berat yang lebih ringan dari pada kayu, sehingga beban yang ditanggung operator saat mengoperasikan alat menjadi lebih ringan, namun harganya lebih mahal. Sedangkan tali yang digunakan adalah polypropylene rope dengan diameter 6mm. Ukuran ini merupakan ukuran tali polypropylene paling kecil yang tersedia di pasaran, selain itu tali polypropylene memiliki beberapa keungulan yaitu tahan terhadap zat kimia, juga cukup ringan dan mampu menahan beban sampai 41,7 kg.

5.2.4 Usulan Bak Pencelup Kain

Pada penelitian ini bak pencelup kain hanya berfungsi sebagai tempat penampungan cairan kimia untuk proses pewarnaan. Sedangkan proses pencelupan sendiri sistemnya sama dengan sistem sebelumnya, yaitu dikendalikan oleh operator tetapi dengan bantuan alat bantu. Maka usulan perbaikan pada bak pencelup kain hanya meliputi memperbesar panjang dan lebar bak, memberi pelapis pada dinding bak dan saluran pembuangan air, tanpa merubah desain bak yang sudah ada. Perubahan ukuran panjang dan lebar bak, disebabkan karena menyesuaikan dengan ukuran kain yang ada maksimal ukuran kain 1,15 m. Dengan ini diharapkan proses pencelupan dapat lebih mudah . Karena keseluruhan rangka bak terbuat dari kayu dan terus-menerus terkena cairan kimia, maka akan memperbesar kemungkinan bak cepat rusak dan lapuk. Dengan mempertimbangkan hal tersebut, maka pemberian lapisan kaca pada dinding bak diharapkan mampu melindungi rangka bak dari zat kimia. Penambahan saluran pembuangan air akan mempermudah aktivitas membersihkanmenguras bak, dengan ini diharapkan resiko terkena cairan kimia dan cedera otot dapat diminimalkan. Dengan ini kebutuhan akan bak yang lebih baik dan tahan terhadap zat kimia sudah terpenuhi.

5.2.5 Prototipe Rancangan Alat Bantu

Dalam proses pembuatan prototipe rancangan, alat bantu diwujudkan dalam bentuk miniatur dengan skala 1:3 dari ukuran sebenarnya. Karena ukuran commit to user V-5 miniatur lebih kecil dari ukuran alat sebenarnya, maka spesifikasi alat yang dibuat tidak dapat menyerupai spesifikasi yang diinginkan. Hal ini disebabkan karena produk yang dibuat mempertimbangkan segi proporsional ukuran, serta mengupayakankan agar sistem kerja alat tetap dapat berjalan sesuai dengan sistem kerja rancangan. Hal inilah yang memungkinkan adanya perubahan dalam produk apabila dibandingkan dengan rancangan yang dibuat. Perbedaan desain miniatur yang dibuat dengan rancangan ditunjukkan pada gambar 5.1 berikut ini. a b Gambar 5.1 Perbedaan antara Rancangan dan Miniatur Alat Bantu. a Hasil Rancangan Alat Bantu b Hasil Miniatur Alat Bantu Beberapa perubahan yang terjadi pada miniatur alat bantu antara lain pada sistem pemasangan tali penghubung tongkat kendali dan pemberat pada kedua sisi alat bantu, dan pemberian stopper pada tongkat kendali operator. Berikut ini perubahan pada setiap bagian tersebut: 1. Sistem pemasangan tali penghubung tongkat kendali Pada desain rancangan alat bantu, sistem pemasangan tali penghubung tongkat kendali dan pemberat dibuat melingkar dengan bantuan 6 buah pulley ukuran 7,5 cm di kedua sisi alat bantu. Sedangkan pada miniatur hanya menggunakan 4 buah pulley berskala 1:3 dari ukuran sebenarnya, dan tali commit to user V-6 tidak dipasang secara melingkar pada masing-masing sisi alat bantu tali pada bagian bawah dihilangkan. Karena tali pada tiap sisi tidak dipasang secara continue, maka karet yang berfungsi sebagai tensioner penegang agar tali tidak kendur juga dihilangkan. Perubahan ini disebabkan karena terjadi kesulitan penyetingan tali pada miniatur untuk mewujudkan sistem kerja alat sesuai dengan sistem kerja yang diinginkan pada perancangan. Karena ukuran miniatur jauh lebih kecil dari ukuran sebenarnya, apabila tali dipasang sesuai dengan desain rancangan, sistem kerja tidak dapat berjalan sesuai dengan sistem kerja awal, hal ini tentu tidak memenuhi spesifikasi kerja alat yang diinginkan. Penghilangan tensioner pada miniatur berakibat tali tidak bisa stabil sehingga terkadang terjadi slip baik pada tali penghubung tongkat kendali maupun pada tongkat penyangga kain, untuk mengatasi ini maka ketika tongkat kendali ditarik posisi tongkat kendali operator harus benar-benar seimbang. 2. Stopper penahan pada tongkat kendali operator Perubahan pada sistem pemasangan tali juga berdampak pada stopper tongkat kendali operator. Pada desain rancangan, stopper tongkat kendali operator memanfaatkan pemberat. Karena sistem tali dipasangang secara continue, maka ketika alat dalam posisi normal, posisi tongkat dikendalikan oleh pemberat. Pemberat akan ditahan oleh pulley pada bagian bawah alat bantu, sehingga tongkat kendali dapat berada pada posisi sesuai desain rancangan. Sedangkan pada miniatur, karena 2 buah pulley pada bagian bawah dihilangkan, maka tidak ada yang menahan pemberat posisi normal, hal ini mengakibatkan posisi ketinggian tongkat tidak berada pada ketinggian yang ditentukan pada rancangan. Untuk mengatasi ini maka pada bagian rangka alat bantu diberi tambahan stopper berupa besi berbentuk siku untuk menahan tongkat kendali pada posisi semula. Posisi stopper diletakkan pada posisi tengah ketinggian alat bantu, atau pada ketinggian 100 cm. Bentuk stopper pada miniatur dapat dilihat pada gambar 5.2 berikut ini. commit to user V-7 Gambar 5.2 Stopper tongkat kendali pada miniatur alat bantu. Karena alat bantu hanya diwujudkan dalam bentuk miniatur, maka perubahan yang terjadi pada miniatur alat hanya merupakan solusi agar alat tetap dapat berjalan sesuai dengan sistem kerja yang ada pada rancangan alat bantu. Apabila alat diaplikasikan pada bentuk prototipe pada ukuran sebenarnya, perlu dilakukan penelitian apakah perubahan-perubahan ini perlu dilakukan atau tidak.

5.2.6 Kelebihan dan Kelemahan Alat Bantu

Hasil rancangan alat tentunya memiliki kelebihan dan kelemahan. Ada beberapa kelebihan yang dimiliki produk hasil rancangan, yaitu: 1. Nyaman saat dipakai, Desain rancangan alat bantu disesuaikan dengan dimensi tubuh operator, khususnya pada ukuran dan posisi tongkat kendali operator, sehingga operator merasa nyaman saat mengoperasikan alat. Dimensi alat bantu juga disesuaikan dengan ukuran dimensi bak pencelup kain, dan ukuran kain. 2. Mengurangi resiko nyeri pada pemakai, Alat ini dilengkapi komponen berupa tongkat penyangga kain. Dengan adanya komponen ini, operator tidak perlu mencelupkan tangan ke zat kimia saat proses berlangsung. Desain alat juga dibuat untuk memperbaiki postur kerja sebelumnya. Postur kerja membungkuk dengan tingkat resiko tinggi dan dianggap berbahaya bagi operator dihilangkan, dan digantikan dengan postur yang memiliki tingkat resiko yang lebih kecil dan tidak menimbulkan resiko cedera otot bagi operator. Stopper tongkat kendali commit to user V-8 3. Dapat dioperasikan oleh satu orang operator, Desain alat bantu akan dibuat sehingga dapat dioperasikan oleh satu operator. Peranan operator ke-2 akan digantikan dengan memanfaatkan mekanisme tarik ulur dengan bantuan pulley dan pemberat. Dengan ini diharapkan sistem dapat berjalan secara paralel, dan proses pencelupan pada zat warna maupun penguncian warna dapat tetap berjalan walaupun hanya ada 1 orang operator yang hadir. 4. Dibuat dari material yang kuat, Pemilihan bahan sudah mempertimbangkan faktor beban baik dari kain maupun tiap-tiap komponen. Pemilihan material juga sudah mempertimbangkan penggunaan material yang tahan korosi, karena sistem pencelupan menggunakan cairan kimia. 5. Mudah digunakan dan tidak mengurangi aktivitas pencelupan sebelumnya, Pengoperasian rancangan alat bantu dilakukan secara manual oleh operator, sistem pencelupan sama dengan sistem pencelupan awal, namun dengan postur kerja yang lebih baik, meminimumkan interaksi tangan dengan zat kimia, dan dapat dilakukan oleh satu orang operator. 6. Dilengkapi dengan tempat untuk meniriskan kain, Alat bantu sudah dilengkapi dengan tempat untuk meniriskan kain setelah dicelupkan. Posisinya sudah disesuaikan dengan panjang kain, posisi bak pencelup kain dan jangkuan tangan operator. Sedangkan kelemahan yang dimiliki hasil rancangan, yaitu: 1. Sistem pemasangan set up tali . Pemasangan tali baik untuk menghubungkan tongkat kendali maupun pada tongkat penyangga kain harus benar-benar tepat dan seimbang pada kedua sisi tiap komponen. Tali yang menghubungkan tongat kendali tidak boleh kendur harus selalu stabil. Jika hal tersebut tidak terpenuhi maka alat bantu tidak akan dapat dioperasikan, tali juga akan slip atau tidak seimbang pada kedua sisinya. commit to user V-9 5.2. Analisis Beban yang Ditanggung Operator Beban yang ditanggung operator merupakan perhitungan beban yang akan ditanggung oleh operator pada saat mengoperasikan alat bantu. Perhitungan beban dicari dengan mempertimbangkan interaksi gaya yang terjadi antara alat bantu dan operator. Gaya-gaya tersebut adalah gaya pada tangan operator, gaya pada batang kayu, gaya pada kain dan gaya pada tongkat stainless steel. Untuk perhitungan ini, diasumsikan gaya gesek yang terjadi pada alat bantu belum diperhitungkan. Hal ini dikarenakan tidak dapat dipastikan tipe dan jenis material bearing , pulley , serta tali yang digunakan, kehalusan permukaan bearing dan pulley , ketegangan pada pemasangan tali, dan kemungkinan terjadinya slip pada tali dengan mempertimbangkan koefisien gesek kinetik yang terjadi, sebagai dasar untuk menghitung seberapa besar gaya gesek yang terjadi pada alat bantu. Berdasarkan perhitungan yang telah dilakukan pada subbab 4.2.4 didapatkan besarnya beban yang ditanggung operator saat menarik tongkat kendali adalah 3,85 kg. Nilai ini didapatkan dari penjumlahan antara gaya-gaya searah F tangan dan F batang dikurangi dengan gaya-gaya berlawanan F kain dan F stainless steel . Karena gaya gesek belum diperhitungkan, maka besarnya beban tentu lebih ringan dari beban sebenarnya. Hal ini tidak menjadi masalah, karena untuk perhitungan dengan menggunakan metode RULA, nilai range pembebanan dengan skor 2 pembebanan statis atau berulang nilai pembebannya antara 2-10 kg. Maka apabila terjadi penambahan beban akibat gaya gesek yang terjadi, nilainya masih dalam range tersebut dari 10 kg. Oleh karena itu, berdasarkan perhitungan RULA beban 3,85 kg digolongkan cukup ringan, sehingga dapat disimpulkan beban yang ditimbulkan dari penggunaan alat masih layak atau masih dalam batas kemampuan operator.

5.3. Analisis Perbandingan Postur Kerja

Postur kerja pada hasil perancangan digunakan untuk memodelkan postur kerja yang diharapkan saat mengoperasikan alat bantu. Tujuannya adalah untuk membandingkan postur kerja sebelum menggunakan alat bantu dan setelah menggunakan alat bantu, pada proses pencelupan zat warna dan penguncian commit to user V-10 warna. Proses pembandingannya dimulai dengan membuat gambar model operator dengan software ManneQuin . Gambar model disesuaikan dengan ukuran dimensi tubuh operator, baik operator tertinggi dan terendah, yang kemudian dilakukan perhitungan sudut dan penilaian terhadap gambar tersebut dengan menggunakan metode RULA. Penilaian ini bertujuan untuk mengetahui apakah kondisi postur kerja setelah perancangan yang diilustrasikan melalui gambar ini, masih berpotensi menimbulkan cidera musculoskeletal . Postur kerja yang diambil pada postur kerja awal adalah postur kerja saat mencelupkan kain ke bak, sedangkan postur kerja pada pengoperasian alat bantu adalah postur kerja saat menarik dan mengulur tongkat kendali. Hasil penilaian RULA pada postur kerja sebelum dan sesudah perancangan dapat dilihat dalam tabel 5.2 berikut ini. Tabel 5.2 Perbandingan hasil RULA sebelum dan sesudah perancangan Awal Setelah Perancangan Gerakan Level Tindakan Level Resiko Tindakan Gerakan Level Tindakan Level Resiko Tindakan Mencelupkan kain ke bak 7 Tinggi Tindakan sekarang juga Menarik tongkat kendali 6 Sedang Tindakan dalam waktu dekat Mengulur tongkat kendali 3 Kecil Diperlukan beberapa waktu kedepan Berdasarkan tabel 5.2, dapat dilihat bahwa terjadi penurunan level resiko berdasarkan hasil penilaian dengan menggunakan metode RULA pada postur kerja sesudah perancangan, dibandingkan dengan postur kerja awal. Untuk postur kerja saat mencelupkan kain sebelum menggunakan alat bantu memiliki skor 7 dengan level resiko tinggi. Sedangkan untuk postur kerja setelah menggunakan alat bantu, proses pencelupan kain dibagi menjadi dua posisi, yaitu posisi ke-1 pada saat menarik tongkat kendali memiliki skor 6 dengan level resiko sedang, dan posisi ke-2 pada saat mengulur tongkat kendali memiliki skor 3 dengan level resiko kecil. commit to user V-11 Penurunan level resiko ini terjadi karena terjadinya perubahan postur kerja operator sebelum dan sesudah perancangan. Rancangan alat bantu membuat operator tidak perlu menundukkan badan pada saat proses pencelupan zat warna dan penguncian warna. Hal ini dipengaruhi oleh dimensi alat bantu, khususnya pada tinggi maksimal dan panjang tarikan maksimal tongkat kendali yang sudah disesuaikan dengan dimensi tubuh operator. Sikap kerja operator yang semula berdiri dengan punggung membungkuk 60 dan leher ekstensi, berubah menjadi berdiri tegak dengan leher fleksi 20 . Posisi lengan atas saat menarik tongkat yang semula fleksi 45 berubah menjadi 45 , lengan bawah dan pergelangan tangan tidak keluar dari sisi tubuh dengan sudut 90 . Dari keseluruhan penilaian setelah perancangan dapat diperoleh hasil bahwa postur tubuh operator saat menggunakan alat bantu pada proses pencelupan zat warna dan penguncian warna memiliki level resiko yang kecil terhadap cidera musculoskeletal dibandingkan dengan postur kerja awal. Hal ini disebabkan oleh desain alat bantu yang lebih ergonomis sehingga memungkinkan operator dapat bekerja dengan postur tubuh yang baik.

5.4. Analisis Biaya