commit to user
II-18 merupakan penerapan pengetahuan-pengetahuan terpilih tentang manusia
secara sistematis dalam perancangan sistem-sistem manusia benda, manusia- fasilitas dan manusia lingkungan. Dengan kata lain perkataan ergonomi adalah
suatu ilmu yang mempelajari manusia dalam berinterksi dengan obyek-obyek fisik dalam berbagai kegiatan sehari-hari Madyana, 1996.
Di pandang dari sistem, maka sistem yang lebih baik hanya dapat bekerja bila sistem tersebut terdiri dari, yaitu:
1. Elemen sistem yang telah dirancang sesuai dengan apa yang dibutuhkan.
2. Elemen sistem yang saling berinterksi secara terpadu dalam usaha menuju
tujuan bersama. Sebagai contoh, sejumlah elemen mesin dirancang baik, belum tentu
menghasilkan suatu mesin yang baik pula, bila mana sebelumnya tidak dirancang untuk berinteraksi antara satu sama tainnya. Demikian manusia
sebagai operator dalam manusia mesin. Bila pekerja tidak berfungsi secara efektif hal ini akan mempengaruhi sistem secara keseluruhan.
2.3.3 DESAIN STASIUN KERJA DAN SIKAP KERJA BERDIRI
Selain posisi kerja duduk, posisi berdiri juga banyak ditemukan di perusahaan. Seperti halnya posisi duduk, posisi kerja berdiri juga mempunyai
keuntungan maupun kerugian. Menurut Sutalaksana dkk. 1979 ,
bahwa sikap berdiri merupakan sikap siaga baik fisik maupun mental, sehingga aktivitas kerja
yang dilakukan lebih cepat, kuat dan teliti. Namun demikian mengubah posisi duduk ke berdiri dengan masih menggunakan alat kerja yang sama akan
melelahkan. Pada dasarnya berdiri lebih melelahkan daripada duduk dan energi yang dikeluarkan untuk berdiri lebih banyak 10-16 dibanding dengan duduk.
Pada desain stasiun berdiri, apabila tenaga kerja harus bekerja untuk periode yang lama, maka faktor kelelahan menjadi utama. Meminimalkan
pengaruh kelelahan dan keluhan subjektif, maka pekerja harus dirancang agar tidak terlalu banyak menjangkau, membungkuk, atau melakukan gerakan dengan
posisi kepala yang tidak alamiah. Menurut
Pullat
1992 memberikan
commit to user
II-19 pertimbangan tentang pekerjaan yang paling baik dilakukan dengan posisi berdiri
sebagai berikut: 1.
Tidak tersedia tempat untuk kaki dan lutut. 2.
Harus memegang objek yang berat lebih dari 4,5 kg. 3.
Sering menjangkau ke atas, ke bawah dan ke samping. 4.
Sering melakukan pekerjaan yang menekan kebawah. 5.
Diperlukan mobilitas.
2.4
NORDIC BODY MAP
NBM
Salah satu alat ukur ergonomi sederhana yang dapat digunakan untuk mengenali sumber penyebab keluhan
musculoskeletal
system otot dan rangka adalah
nordic body map
. Melalui
nordic body map
dapat diketahui bagian-bagian otot yang mengalami keluhan dengan tingkat keluhan mulai dari rasa tidak sakit
sampai dengan sangat sakit Corlett, 1992. Kuesioner ini diberikan sebelum dan setelah melakukan pekerjaan. Gambar 2.3 merupakan pembagian segmen-segment
tubuh manusia pada kuesioner
nordic body map
.
Gambar 2.3
Nordic Body Map
Sumber : Corlett, 1992
commit to user
II-20
Tabel 2.1 Kuesioner
Nordic Body Map
No Kuesioner
Nordic Body Map
Pada Operator : Keluhan Bagian Tubuh
Ya Tidak
Leher bagian atas 1
Leher bagian bawah 2
Bahu kiri 3
Bahu kanan 4
Lengan atas bagian kiri 5
Punggung 6
Lengan atas bagian kanan 7
Pinggang ke belakang 8
Pinggul ke belakang 9
Daerah Pantat 10 Siku kiri
11 Siku kanan 12 Lengan bawah bagian kiri
13 Lengan bawah bagian kanan 14 Pergelangan tangan kiri
15 Pergelangan tangan kanan 16 Telapak tangan bagian kiri
17 Telapak tangan bagian kanan
18 Paha kiri 19 Paha kanan
20 Lutut kiri 21 Lutut kanan
22 Betis kiri 23 Betis kanan
24 Pergelangan kaki kiri 25 Pergelangan kaki kanan
26 Telapak kaki kiri 27 Telapak kaki kanan
Sumber : Corlett, 1992
2.5 ANTHROPOMETRI DALAM ERGONOMI