Pengaruh Return On Assets Terhadap Jumlah Penyaluran Kredit Putri Pratista Nugraheni 2013

97 disalurkan perusahaan perbankan sehingga perusahaan juga tidak perlu membuat cadangan kerugian kredit yang terlalu besar. Selain itu, menurut Triasdini 2010 bank yang mengalami peningkatan penyaluran kredit akan memiliki kemungkinan adanya non performing loan yang meningkat sejalan dengan beban. Oleh karena itu, manajemen menganggap wajar adanya peningkatan NPL akibat jumlah penyaluran kredit yang meningkat asalkan dalam batas yang wajar. Meskipun hasil dari penelitian ini adalah positif tetapi tidak signifikan berpengaruh terhadap jumlah kredit yang disalurkan oleh perusahaan perbankan.

5. Pengaruh Return On Assets Terhadap Jumlah Penyaluran Kredit

Berdasarkan pengujian secara parsial, diperoleh hasil bahwa variabel return on assets berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap jumlah penyaluran kredit bank umum yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia BEI. Hal ini terlihat dari nilai signifikansinya lebih besar dari 0,05 yaitu 0,417 dan nilai t hitung 1,65. Hal ini berarti bahwa return on assets memiliki pengaruh yang tidak searah terhadap jumlah penyaluran kredit. Pengaruh negatif yang ditunjukkan oleh return on assets mengindikasikan bahwa apabila return on assets mengalami penurunan, maka jumlah penyaluran kredit akan mengalami kenaikan, dan sebaliknya apabila return on assets mengalami kenaikan maka jumlah penyaluran kredit akan mengalami penurunan. Universitas Sumatera Utara 98 Hasil penelitian ini relevan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Febrianto 2013 yang menyatakan bahwa return on assets memiliki pengaruh yang negatif dan tidak signifikan terhadap jumlah penyaluran kredit bank. Pengaruh tidak signifikan pada ROA adalah disebabkan meskipun laba yang dimiliki bank tinggi tetapi jika risiko kreditnya juga tinggi maka bank akan mengambil keputusan untuk tidak menyalurkan dananya dalam bentuk kredit. Jika bank tetap mengambil keputusan untuk menyalurkan kredit padahal risiko kreditnya tinggi maka tingkat kesehatan perbankan akan terganggu dan kemampuannya untuk menyalurkan kredit akan berkurang.

6. Pengaruh Loan to Asset Ratio Terhadap Jumlah Penyaluran Kredit

Berdasarkan pengujian secara parsial, diperoleh hasil bahwa variabel loan to asset ratio berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap jumlah penyaluran kredit bank umum yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia BEI. Hal ini terlihat dari nilai signifikansinya lebih besar dari 0,05 yaitu 0,896 nilai t hitung 1,65. Hal ini berarti bahwa loan to asset ratio memiliki pengaruh yang relevan terhadap jumlah penyaluran kredit, akan tetapi pengaruhnya tidak terlalu besar terhadap jumlah penyaluran kredit. Pengaruh positif yang ditunjukkan oleh loan to asset ratio mengindikasikan bahwa apabila loan to asset ratio mengalami kenaikan, maka jumlah penyaluran kredit akan mengalami kenaikan. Universitas Sumatera Utara 99 Hasil penelitian ini relevan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Suwarsi yang menyatakan bahwa loan to asset ratio assets memiliki pengaruh yang positif terhadap jumlah penyaluran kredit bank. Pengaruh positif yang ditunjukkan oleh loan to asset ratio mengindikasikan bahwa semakin tinggi rasio LAR maka tingkat performa perkreditan semakin baik karena semakin besar komponen pinjaman yang diberikan dalam struktur total aktivanya. Dengan kata lain, semakin tinggi loan to asset ratio yang ada pada bank maka akan meningkatkan jumlah penyaluran kredit yang diberikan oleh bank. Universitas Sumatera Utara 100

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan yang telah diuraikan, maka kesimpulan yang diperoleh dari penelitian ini adalah : 1. Secara simultan dana pihak ketiga, capital adequacy ratio, loan to deposit ratio, non performing loan, return on assets dan loan to asset ratio berpengaruh positif dan signifikan terhadap jumlah penyaluran kredit bank umum yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia BEI periode tahun 2011- 2014. 2. Secara parsial dana pihak ketiga dan loan to deposit ratio berpengaruh positif dan signifikan terhadap jumlah penyaluran kredit, sedangkan capital adequacy ratio, non performing loan, dan loan to asset ratio berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap jumlah penyaluran kredit, dan return on assets berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap jumlah penyaluran kredit bank umum yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia BEI periode tahun 2011-2014. Universitas Sumatera Utara 101

5.2 Saran

Dari kesimpulan yang diperoleh, maka saran yang ingin penulis sampaikan adalah sebagai berikut : 1. Bagi Investor Dalam hal meningkatkan kepercayaan para investor terhadap perusahaan perbankan, perusahaan harus dapat atau mampu menunjukkan kinerja yang baik. Investor sebaiknya mengetahui dan lebih memperhatikan kinerja perusahaan yang dapat dilihat melalui rasio-rasio keuangan perbankan seperti rasio-rasio kesehatan bank dan juga memperhatikan bagaimana perkembangan jumlah penyaluran kredit bank tersebut sebelum investor mengambil keputusan untuk berinvestasi pada perusahaan perbankan. 2. Bagi Peneliti Selanjutnya Untuk peneliti selanjutnya, disarankan untuk dapat menggunakan variabel yang berkaitan dengan tingkat kesehatan bank metode CAMEL, dalam penelitian ini hanya melakukan penelitian pada capital, earnings, dan liquidity. Sebaiknya penelitian selanjutnya dapat melanjutkan dari segi assets dan management pada perusahaan perbankan yang akan diteliti. Selain itu, disarankan kepada peneliti selanjutnya untuk menambah atau mencari faktor eksternal lain yang belum diteliti pada penelitian ini. Universitas Sumatera Utara 15

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Uraian Teoritis 2.1.1 Bank Menurut UU No. 10 Tahun 1998, bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya, dalam rangka meningkatkan taraf hidup masyarakat banyak. Sesuai peran bank, selain untuk memperoleh keuntungan bagi bank itu sendiri diharapkan penyaluran dana berupa kredit dapat membantu dan mensejahterakan kehidupan masyarakat. Terdapat dua jenis bank menurut Undang-Undang No. 10 Tahun 1998, yakni sebagai berikut : 1. Bank Umum Bank umum adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional dan atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran yang dapat memberikan seluruh jasa perbankan yang ada. 2. Bank Perkreditan Rakyat BPR Bank Perkreditan Rakyat BPR adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional dan atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya tidak memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran. Universitas Sumatera Utara 16 Fungsi bank secara umum adalah menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkannya kembali kepada masyarakat atau disebut financial intermediary, namun secara spesifik bank dapat berfungsi sebagai : 1. Agent of Trust Dalam fungsi ini akan dibangun kepercayaan baik dari pihak penyimpan dana maupun dari pihak bank dan kepercayaan ini akan berlanjut kepada debitur. Kepecayaan penting untuk dibangun karena dalam keadaan ini semua pihak ingin merasa diuntungkan. 2. Agent of Development Dalam fungsi ini bank diperlukan untuk memobilisasi dana yang digunakan dalam pembangunan ekonomi berupa menghimpun dan menyalurkan dana untuk kelancaran perekonomian di sektor riil. Kegiatan ini memungkinkan masyarakat melakukan investasi, distribusi, serta konsumsi barang dan jasa. 3. Agent of Service Selain menghimpun dan menyalurkan dana, bank juga memberikan penawaran jasa perbankan lainnya kepada masyarakat. Bagi sebuah bank sebagai suatu lembaga keuangan, dana merupakan persoalan paling utama. Tanpa dana, bank tidak dapat berfungsi sama sekali. Dana-dana bank yang digunakan sebagai alat bagi operasional suatu bank bersumber dari dana-dana sebagai berikut Dendawijaya, 2005:46 : Universitas Sumatera Utara 17 1. Dana Pihak Kesatu Dana pihak kesatu adalah dana yang berasal dari pemilik bank atau para pemegang saham, baik para pemegang saham pendiri maupun pihak pemegang saham yang ikut dalam usaha bank tersebut pada waktu kemudian, termasuk para pemegang saham publik. 2. Dana Pihak Kedua Dana pihak kedua adalah dana-dana pinjaman yang berasal dari pihak luar, yang terdiri atas Call Money, Pinjaman Biasa Antarbank, Pinjaman dari Lembaga Keuangan Bukan Bank LKBB, dan Pinjaman dari Bank Sentral Bank Indonesia. 3. Dana Pihak Ketiga Dana pihak ketiga adalah dana berupa dana atau simpanan yang dihimpun dari pihak masyarakat yang terdiri atas Giro demand deposit, Deposito time deposit , dan Tabungan saving.

2.1.2 Kredit

Menurut Kasmir 2014:81 kata kredit berasal dari kata Yunani Credere yang artinya adalah kepercayaan. Maksudnya adalah apabila seseorang memperoleh kredit berarti mereka memperoleh kepercayaan. Sementara itu, bagi si pemberi kredit artinya memberikan kepercayaan kepada seseorang bahwa uang yang dipinjamkan pasti kembali. Dalam Undang-Undang Perbankan No. 10 Tahun 1998, kredit adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam meminjam antara bank dengan pihak lain Universitas Sumatera Utara 18 yang mewajibkan pihak peminjam melunasi utangnya setelah jangka waktu tertentu dengan pemberian bunga. Dalam praktiknya, kredit yang ada di masyarakat terdiri atas beberapa jenis, begitu pula dengan pemberian fasilitas kredit oleh bank kepada masyarakat. Pembagian jenis ini ditujukan untuk mencapai sasaran atau tujuan tertentu mengingat setiap jenis usaha memiliki berbagai karakteristik tertentu. Secara umum jenis-jenis kredit yang disalurkan oleh bank adalah sebagai berikut Kasmir, 2014:85 : 1. Berdasarkan segi kegunaan : a. Kredit Investasi Adalah kredit yang biasanya digunakan untuk keperluan perluasan usaha atau membangun proyekpabrik baru di mana masa pemakaiannya untuk suatu periode yang relatif lebih lama. b. Kredit Modal Kerja Adalah kredit yang digunakan untuk keperluan meningkatkan produksi dalam operasionalnya. 2. Berdasarkan segi tujuan kredit : a. Kredit Produktif Adalah kredit yang digunakan untuk peningkatan usaha atau produksi atau investasi. b. Kredit Konsumtif Adalah kredit yang digunakan untuk dikonsumsi atau dipakai secara pribadi. Universitas Sumatera Utara 19 c. Kredit Perdagangan Adalah kredit yang digunakan untuk kegiatan perdagangan dan biasanya untuk membeli barang dagangan yang pembayarannya diharapkan dari hasil penjualan barang dagangan tersebut. 3. Berdasarkan segi jangka waktu : a. Kredit Jangka Pendek Adalah kredit yang memiliki jangka waktu kurang dari satu tahun atau paling lama satu tahun dan biasanya digunakan untuk keperluan modal kerja. b. Kredit jangka menengah Adalah kredit yang memiliki jangka waktu berkisar antara satu tahun sampai dengan tiga tahun, kredit ini dapat diberikan untuk modal kerja. c. Kredit jangka panjang Adalah kredit yang memiliki jangka waktu pengembalian kredit paling panjang, yaitu di atas 3 tiga tahun atau 5 lima tahun. Biasanya kredit ini digunakan untuk investasi jangka panjang seperti perkebunan karet, kelapa sawit atau manufaktur. 4. Berdasarkan segi jaminan : a. Kredit dengan Jaminan Adalah kredit yang diberikan dengan suatu jaminan tertentu. Jaminan tersebut dapat berbentuk barang berwujud atau tidak berwujud. Jadi, setiap kredit yang dikeluarkan akan dilindungi senilai jaminan yang diberikan oleh si calon debitur. Universitas Sumatera Utara 20 b. Kredit tanpa Jaminan Adalah kredit yang diberikan tanpa jaminan barang atau orang tertentu. Kredit jenis ini diberikan dengan melihat prospek usaha, karakter, serta loyalitas si calon debitur selama berhubungan dengan bank yang bersangkutan. 5. Berdasarkan segi sektor usaha : a. Kredit Pertanian Adalah kredit yang dibiayai untuk sektor perkebunan atau pertanian rakyat. b. Kredit Peternakan Adalah kredit yang diberikan untuk sektor peternakan baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang. c. Kredit Industri Adalah kredit yang diberikan untuk membiayai industri, baik industri kecil, menengah, maupun industri besar. d. Kredit Pertambangan Adalah kredit yang diberikan untuk usaha tambang yang dibiayai, biasanya dalam jangka panjang seperti tambang emas dan minyak. e. Kredit Pendidikan Adalah kredit yang diberikan untuk membangun sarana dan prasarana pendidikan atau dapat pula berupa kredit untuk para mahasiswa. f. Kredit Profesi Adalah kredit yang diberikan kepada kalangan para profesional seperti dosen, dokter dan pengacara. Universitas Sumatera Utara 21 g. Kredit Perumahan Adalah kredit untuk membiayai pembangunan atau pembelian rumah. Penyaluran kredit merupakan kegiatan utama yang menghasilkan keuntungan bagi perbankan. Bahkan hampir semua bank masih mengandalkan penghasilannya melalui penyaluran kredit. Keuntungan ini diperoleh dari selisih bunga simpanan yang diberikan kepada deposan dengan bunga pinjaman yang disalurkan Nugraheni, 2013. Hasibuan 2008:87 mengatakan prinsip penyaluran kredit adalah prinsip kepercayaan dan kehati-hatian. Indikator kepercayaan ini adalah kepercayaan moral, komersial, finansial, dan agunan. Bagian terpenting dari manajemen perbankan adalah bagaimana mengelola dana yang tersedia. Dari sumber dana yang tersedia, sebagian besar dialokasikan untuk kredit. Karena dari sana lah pendapatan bank yang terbesar yaitu dari bunga atas kredit-kredit yang dinikmati para nasabah Abdullah dan Tantri, 2014:161. Dana-dana yang dihimpun dari masyarakat dapat mencapai 80 - 90 dari seluruh dana yang dikelola bank dan kegiatan perkreditan mencapai 70 - 80 dari kegiatan usaha bank Febrianto, 2013.

2.1.3 Dana Pihak Ketiga

Dana pihak ketiga merupakan sumber dana bank yang berasal dari simpanan pihak masyarakat. Dana pihak ketiga ini merupakan sumber dana terpenting bagi kegiatan operasi bank. Dendawijaya 2005:49 mengatakan bahwa dana-dana yang dihimpun dari masyarakat ternyata merupakan sumber dana terbesar yang paling diandalkan oleh bank bisa mencapai 80 - 90 dari seluruh dana yang dikelola oleh bank. Universitas Sumatera Utara 22 Dana pihak ketiga terdiri dari beberapa jenis, yakni sebagai berikut : 1. Giro Demand Deposit Giro adalah simpanan pihak ketiga pada bank yang penarikannya dapat dilakukan setiap saat dengan menggunakan cek, bilyet giro, dan surat perintah pembayaran lainnya atau dengan cara pemindahbukuan. Giro ditatausahakan oleh bank dalam suatu rekening yang disebut rekening koran. Rekening giro dapat berupa rekening atas nama perorangan, rekening atas nama suatu badan usaha atau lembaga, dan rekening bersama atau gabungan. 2. Tabungan Saving Deposit Tabungan adalah simpanan pihak ketiga pada bank yang penarikannya hanya dapat dilakukan menurut syarat-syarat tertentu. Semua bank diperkenankan untuk mengembangkan sendiri berbagai jenis tabungan yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat tanpa perlu adanya persetujuan dari bank sentral Bank Indonesia. 3. Deposito Time Deposit Deposito atau simpanan berjangka adalah simpanan pihak ketiga pada bank yang penarikannya hanya dapat dilakukan dalam jangka waktu tertentu berdasarkan perjanjian. Deposito terbagi atas deposito berjangka, sertifikat deposito, dan deposits on call.

2.1.4 Capital Adequacy Ratio CAR

Capital Adequacy Ratio CAR adalah rasio yang memperlihatkan seberapa jauh seluruh aktiva bank yang mengandung risiko kredit, penyertaan, surat berharga, tagihan pada bank lain ikut dibiayai dari dana modal sendiri bank, di Universitas Sumatera Utara 23 samping memperoleh dana-dana dari sumber-sumber di luar bank. CAR merupakan indikator terhadap kemampuan bank untuk menutupi penurunan aktivanya sebagai akibat dari kerugian-kerugian bank yang disebabkan oleh aktiva yang berisiko Dendawijaya, 2005:121. Berdasarkan ketentuan Bank Indonesia dalam rangka tata cara penilaian tingkat kesehatan bank terdapat ketentuan bahwa modal bank terdiri atas modal inti dan modal pelengkap. Modal inti meliputi modal disetor, cadangan laba ditahan, agio saham, cadangan umum dan laba ditahan. Modal pelengkap antara lain cadangan aktiva tetap. Di samping itu, ketentuan Bank Indonesia juga mengatur perhitungan Aktiva Tertimbang Menurut Risiko ATMR, yang terdiri atas jumlah antara Aktiva Tertimbang Menurut Risiko ATMR yang dihitung berdasarkan nilai masing-masing pos aktiva pada neraca bank dikalikan dengan bobot risikonya masing-masing dan Aktiva Tertimbang Menurut Risiko ATMR yang dihitung berdasarkan nilai masing-masing pos aktiva pada rekening administratif bank dikalikan dengan bobot risikonya masing-masing Dendawijaya, 2005:121. Menurut Dendawijaya 2005:121 Capital Adequacy Ratio CAR dapat dirumuskan sebagai berikut : CAR = T R × 100 Adapun kriteria penetapan peringkat komposit Capital Adequacy Ratio CAR yang telah ditetapkan Bank Indonesia adalah sebagai berikut : Universitas Sumatera Utara 24 Tabel 2.1 Kriteria Penetapan Peringkat Komposit Capital Adequacy Ratio CAR Komponen Peringkat 1 2 3 4 5 Sangat Baik Baik Cukup Baik Kurang Baik Tidak Baik CAR CAR ≥ 12 9 ≤ CAR ≤ 12 8 ≤ CAR ≤ 9 6 ≤ CAR ≤ 8 CAR ≤ 6 Sumber : Surat Edaran Bank Indonesia No. 623DPNP tanggal 31 Mei 2004 Berdasarkan ketentuan Bank Indonesia, bank yang dinyatakan termasuk sebagai bank yang sehat harus memiliki CAR minimal 8. Hal ini didasarkan pada ketentuan yang ditetapkan oleh BIS Bank for International Settlements Dendawijaya 2005:144. Semakin tinggi CAR berarti semakin bagus solvabilitas bank, karena modalnya semakin mampu meng-cover aktiva yang berisiko Irmayanto, 2009:91.

2.1.5 Loan to Deposit Ratio LDR

Loan to Deposit Ratio LDR adalah rasio antara seluruh jumlah kredit yang diberikan bank dengan dana yang diterima oleh bank. Rasio ini menyatakan seberapa jauh kemampuan bank dalam membayar kembali penarikan dana yang dilakukan deposan dengan mengandalkan kredit yang diberikan sebagai sumber likuiditasnya. Dengan kata lain, seberapa jauh pemberian kredit kepada nasabah kredit dapat mengimbangi kewajiban bank untuk segera memenuhi permintaan deposan yang ingin menarik kembali uangnya yang telah digunakan oleh bank untuk memberikan kredit. Semakin tinggi rasio tersebut memberikan indikasi semakin rendahnya kemampuan likuiditas bank. Hal ini disebabkan karena jumlah dana yang Universitas Sumatera Utara 25 diperlukan untuk membiayai kredit menjadi semakin besar Dendawijaya, 2005:116. Menurut Dendawijaya 2005:116 Loan to Deposit Ratio LDR dapat dirumuskan sebagai berikut : LDR = y D T D P × 100 Adapun kriteria penetapan peringkat komposit Loan to Deposit Ratio LDR yang telah ditetapkan Bank Indonesia adalah sebagai berikut : Tabel 2.2 Kriteria Penetapan Peringkat Komposit Loan to Deposit Ratio LDR Komponen Peringkat 1 2 3 4 5 Sangat Baik Baik Cukup Baik Kurang Baik Tidak Baik LDR 50 LDR 75 75 LDR 85 85 LDR ≤ 100 100 LDR ≤ 120 LDR 6 Sumber : Surat Edaran Bank Indonesia No. 623DPNP tanggal 31 Mei 2004 Rasio ini juga merupakan indikator kerawanan dan kemampuan dari suatu bank. Sebagian praktisi perbankan menyepakati bahwa batas aman dari loan to deposit ratio suatu bank adalah sekitar 80. Namun, batas toleransi berkisar antara 85 dan 100 Dendawijaya, 2005:117.

2.1.6 Non Performing Loan NPL

Non Performing Loan NPL merupakan persentase jumlah kredit bermasalah kriteria kurang lancar, diragukan dan macet terhadap total kredit yang disalurkan bank Siamat, 2005:358. Non performing loan atau sering disebut kredit bermasalah dapat diartikan sebagai pinjaman yang mengalami kesulitan pelunasan akibat adanya faktor kesengajaan dan atau karena faktor eksternal di luar kemampuan kendali debitur seperti kondisi ekonomi yang buruk. Universitas Sumatera Utara 26 Apabila semakin tinggi rasio ini, maka semakin buruk kualitas kredit bank karena semakin banyak pula jumlah kredit yang bermasalah Hamonangan dan Siregar, 2009. Menurut Siamat 2005:358 Non Performing Loan NPL dapat dirumuskan sebagai berikut : NPL = y D × 100 Adapun kriteria penetapan peringkat komposit Non Performing Loan NPL yang telah ditetapkan Bank Indonesia adalah sebagai berikut : Tabel 2.3 Kriteria Penetapan Peringkat Komposit Non Performing Loan NPL Komponen Peringkat 1 2 3 4 5 Sangat Baik Baik Cukup Baik Kurang Baik Tidak Baik NPL NPL 2 2 NPL 5 5 NPL ≤ 8 8 NPL ≤ 12 NPL 6 Sumber : Surat Edaran Bank Indonesia No. 623DPNP tanggal 31 Mei 2004 Non performing loan yang tinggi mengakibatkan terhambatnya fungsi intermediasi bank karena menurunkan perputaran dana bank dan mengakibatkan menurunnya kemampuan bank untuk memperoleh pendapatan. NPL yang tinggi juga membuat bank harus membentuk sejumlah dana cadangan untuk menjaga solvabilitas dan likuiditas. Oleh karena itu, Bank Indonesia menetapkan pada Juni 2003, seluruh bank yang beroperasi di Indonesia harus mempunyaI rasio NPL maksimal 5 Nugraheni, 2013. Universitas Sumatera Utara 27

2.1.7 Return on Asset ROA

Rasio Return on Assets ROA digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen bank dalam memperoleh keuntungan laba secara keseluruhan. Semakin besar ROA suatu bank, semakin besar pula keuntungan yang dicapai bank tersebut dan semakin baik pula posisi bank tersebut dari segi penggunaan aset Dendawijaya, 2005:118. Menurut Dendawijaya 2005:118 Return on Assets ROA dapat dirumuskan sebagai berikut : ROA = T × 100 Adapun kriteria penetapan peringkat komposit Return on Assets ROA yang telah ditetapkan Bank Indonesia adalah sebagai berikut : Tabel 2.4 Kriteria Penetapan Peringkat Komposit Return on Assets ROA Komponen Peringkat 1 2 3 4 Sehat Cukup Sehat Kurang Sehat Tidak Sehat ROA ROA ≥ 1,215 1,215 ≤ ROA ≤ 0,999 0,999 ≤ ROA ≤ 0,765 ROA 0,765 Sumber : Surat Edaran Bank Indonesia No. 623DPNP tanggal 31 Mei 2004 Dalam Irmayanto 2009:91 semakin tinggi ROA, semakin baik produktifitas aset dalam memperoleh keuntungan bersih. Angka ROA ideal adalah minimal 1,215.

2.1.8 Loan to Asset Ratio LAR Loan to Asset Ratio

LAR adalah rasio yang digunakan untuk mengukur tingkat likuiditas bank yang menunjukkan kemampuan bank untuk memenuhi permintaan kredit dengan menggunakan total asset yang dimiliki bank. Dengan Universitas Sumatera Utara 28 kata lain, rasio ini merupakan perbandingan seberapa besar kredit yang diberikan bank dibandingkan dengan besarnya total asset yang dimiliki bank. Menurut Dendawijaya 2005:117 Loan to Asset Ratio LAR dapat dirumuskan sebagai berikut : LAR = y D × 100 Semakin tinggi rasio ini, tingkat likuiditasnya semakin kecil karena jumlah aset yang diperlukan untuk membiayai kreditnya menjadi semakin besar Dendawijaya, 2005:117.

2.2 Penelitian Terdahulu

Terdapat beberapa penelitian yang telah dilakukan mengenai penyaluran kredit, yakni sebagai berikut :

1. Putri Pratista Nugraheni 2013

Nugraheni 2013 meneliti tentang pengaruh faktor internal bank dan sertifikat bank Indonesia terhadap penyaluran kredit perbankan di Indonesia. Hasil dalam penelitian tersebut menyatakan bahwa variabel DPK dan CAR berpengaruh positif dan signifikan terhadap penyaluran kredit, variabel LDR, ROA dan SBI berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap penyaluran kredit, sedangkan variabel NPL berpengaruh negatif dan signifikan terhadap penyaluran kredit.

2. Dwi Fajar Febrianto 2013

Dokumen yang terkait

Analisis Pengaruh Dana Pihak Ketiga, Capital Adequacy Ratio, Non Performing Loan, Loan to Deposit Ratio, dan Return on Asset terhadap Penyaluran Kredit Bank Pembangunan Daerah di Indonesia

1 79 118

Dampak Kebijakan Loan To Value Terhadap Permintaan Properti Di Kota Pematangsiantar

3 67 83

Pengaruh Capital Adequwacy Ratio (CAR),Retrn On Asset (ROA), Retrn On Equwacy (ROE), Loan To Deposit Ratio (LDR), Dan Price EarningRatio (PER) Terhadap Return Saham Pada Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar Di Bei

1 41 115

Pengaruh Beban Operasional Pendapatan Operasional, Non Performing Loan, Capital Adequacy Ratio, Loan To Deposit Ratio, Net Interest Margin Dan Bank Size Terhadap Return On Asset Pada Bank Bumn Go Public Di Bursa Efek Indonesia

0 54 99

Analisis pengaruh dana pihak ketiga, capital adequacy ratio, dan suku bunga sertifikasi

0 3 132

Analisis Pengaruh Retum oh Assets (ROA), Loan to Deposit Ratio (LDR), dan Non Performing Loan (NPL) Terhadap Penyaluran Kredit (Studi kasus pada Sektor Perbankan yang terdaftar di BEI)

0 4 128

Pengaruh Rentabilitas Dan Likuiditas Terhadap Capital Adequacy Ratio (Car) Sektor Perbankan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode 2012 - 2015

0 3 96

Pengaruh Return on Asset, Loan to Deposit Ratio, dan Non Performing Loan Terhadap Penyaluran Kredit

0 7 105

Analisis Pengaruh Dana Pihak Ketiga, Capital Adequacy Ratio, Non Performing Loan, Loan to Deposit Ratio, dan Return on Asset terhadap Penyaluran Kredit Bank Pembangunan Daerah di Indonesia

0 0 28

Analisis Pengaruh Dana Pihak Ketiga, Capital Adequacy Ratio, Non Performing Loan, Loan to Deposit Ratio, dan Return on Asset terhadap Penyaluran Kredit Bank Pembangunan Daerah di Indonesia

0 0 11