33
Lanjutan Tabel 2.6
No Peneliti
Judul Penelitian
Variabel Teknik
Analisis Hasil Penelitian
5 Dias Satria
dan Rangga
Bagus Subegti
2010 Determinasi
penyaluran kredit bank
umum di Indonesia
periode 2006- 2009
Dependen : Penyaluran Kredit
Independen : Non Performing Loan
NPL, Beban Operasional
terhadap Pendapat Operasional BOPO,
Capital Adequacy Ratio CAR,
Dana Pihak Ketiga DPK, Return on Asset
ROA, Penempatan pada Bank
Indonesia, dan Market share
Analisis Regresi
Linear Berganda
1. CAR, ROA dan SBI berpengaruh
secara signifikan terhadap
penyaluran kredit.
2. NPL, BOPO,
DPK, dan Market Share
tidak berpengaruh
secara signifikan terhadap
penyaluran kredit.
6 Fransisca
dan Hasan Sakti
Siregar 2008
Pengaruh faktor internal bank
terhadap volume kredit pada bank
yang go public di Indonesia
Dependen : Penyaluran Kredit
Independen : Dana Pihak Ketiga DPK,
Capital Adequacy Ratio CAR,
Return on Asset
ROA, dan
Non Performing Loan NPL
Analisis Regresi
Linear Berganda
1. DPK dan ROA berpengaruh
positif dan
signifikan terhadap
penyaluran kredit.
2. CAR berpengaruh
positif dan tidak signifikan
terhadap penyaluran
kredit.
3. NPL berpengaruh negatif dan tidak
signifikan terhadap
penyaluran kredit.
2.3 Kerangka Konseptual
Kerangka konseptual atau kerangka berpikir merupakan suatu model atau gambaran yang menerangkan tentang hubungan antar variabel yang akan diteliti,
yang disusun dari berbagai teori yang telah dideskripsikan Sugiyono, 2006:49.
Universitas Sumatera Utara
34 Bank merupakan lembaga keuangan yang aktivitas utamanya adalah
menghimpun dana dari masyarakat yang kelebihan dana dan kemudian menyalurkan kembali dana tersebut ke masyarakat yang membutuhkan dana.
Kegiatan bank setelah menghimpun dana dari masyarakat adalah menyalurkan kembali dana tersebut kepada masyarakat yang membutuhkan dana dalam bentuk
pinjaman atau lebih dikenal dengan kredit Kasmir, 2008:95. Dalam Undang-undang Perbankan No. 10 Tahun 1998, kredit adalah
penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam meminjam antara bank dengan pihak lain
yang mewajibkan pihak peminjam melunasi utangnya setelah jangka waktu tertentu dengan pemberian bunga. Untuk dapat menyalurkan kredit, bank
memerlukan dana yang akan digunakan untuk membiayai aktivitas tersebut. Salah satu sumber dana perbankan berasal dari masyarakat yang disebut Dana Pihak
Ketiga. Dana pihak ketiga merupakan sumber dana bank yang berasal dari simpanan
pihak masyarakat. Dana pihak ketiga ini merupakan sumber dana terpenting bagi kegiatan operasi bank. Dana-dana yang dihimpun dari masyarakat merupakan
sumber dana terbesar yang paling diandalkan oleh bank, bisa mencapai 80 - 90 dari seluruh dana yang dikelola oleh bank. Dari seluruh dana yang dikelola
bank, kegiatan perkreditan mencapai 70 - 80 dari kegiatan usaha bank Dendawijaya, 2005:49. Dengan adanya dana pihak ketiga yang besar,
masyarakat juga akan semakin percaya terhadap bank tersebut dan tingkat
Universitas Sumatera Utara
35 permintaan uang akan meningkat sehingga penyaluran kredit kepada masyarakat
semakin besar Nugraheni, 2013. Capital Adequacy
Ratio CAR merupakan rasio untuk mengukur kecukupan modal yang dimiliki bank untuk menunjang aktiva yang mengandung
atau menghasilkan risiko, seperti kredit yang diberikan. Semakin tinggi CAR berarti semakin bagus solvabilitas bank, karena modalnya semakin mampu meng-
cover aktiva yang berisiko Dendawijaya, 2005:121. Nugraheni 2013
mengatakan bahwa semakin tinggi kecukupan modal yang dimiliki bank akan mengakibatkan semakin besar pula dana yang dapat digunakan untuk
pengembangan usaha dan mengantisipasi potensi kerugian yang diakibatkan oleh penyaluran kredit.
Loan to Deposit Ratio LDR merupakan rasio antara seluruh jumlah kredit
yang diberikan bank dengan dana yang diterima oleh bank. Rasio ini menyatakan seberapa jauh kemampuan bank dalam membayar kembali penarikan dana yang
dilakukan deposan dengan mengandalkan kredit yang diberikan sebagai sumber likuiditasnya. Semakin tinggi rasio tersebut memberikan indikasi semakin
rendahnya kemampuan likuiditas bank. Hal ini disebabkan karena jumlah dana yang diperlukan untuk membiayai kredit menjadi semakin besar Dendawijaya,
2005:116. Tingkat LDR yang tinggi menunjukkan bahwa penawaran uang yang dilakukan bank cukup tinggi. Semakin tinggi LDR menunjukkan semakin
besarnya kemampuan bank dalam menyalurkan kredit Nugraheni, 2013. Non Performing Loan
NPL merupakan persentase jumlah kredit bermasalah kriteria kurang lancar, diragukan dan macet terhadap total kredit
Universitas Sumatera Utara
36 yang disalurkan bank Siamat, 2005:358. Non performing loan yang tinggi
mengakibatkan terhambatnya fungsi intermediasi bank karena menurunkan perputaran dana bank dan mengakibatkan menurunnya kemampuan bank untuk
memperoleh keuntungan. Tingkat NPL yang tinggi juga membuat bank perlu membentuk sejumlah dana cadangan untuk menjaga solvabilitas dan likuiditasnya
Nugraheni, 2013. Besaran modal yang memiliki pengaruh terhadap kegiatan penyaluran kredit
pada akhirnya akan ikut terkikis jika harus menyediakan pencadangan yang lebih besar. Dengan demikian, semakin besar tingkat kredit bermasalah atau macet
maka akan menurunkan jumlah kredit yang disalurkan oleh bank. Febrianto, 2013.
Return on Assets ROA merupakan rasio untuk mengukur kemampuan
manajemen bank dalam memperoleh keuntungan laba secara keseluruhan. Semakin besar ROA suatu bank, semakin besar pula keuntungan yang dicapai
bank tersebut dan semakin baik pula posisi bank tersebut dari segi penggunaan aset Dendawijaya, 2005:118. Dengan kata lain bank tersebut semakin optimal
dalam penggunaan aktivanya untuk memperoleh pendapatan, maka kegiatan kredit yang dilakukan oleh bank telah dioptimalkan dalam rangka memperoleh
pendapatan Febrianto, 2013. Dendawijaya 2005 mengemukakan bahwa kegiatan perkreditan yang dilakukan bank mencapai 70-80 dari kegiatan usaha
bank, sehingga penyaluran kredit menjadi kegiatan yang cukup dominan dalam menghasilkan profitabilitas perbankan.
Universitas Sumatera Utara
37 Laba yang diperoleh bank akan sangat diperlukan untuk memperkokoh
struktur modal bank guna meningkatkan ekspansi kreditnya. Oleh karena itu, kemampuan bank dalam menyalurkan kreditnya akan semakin meningkat jika
nilai ROA yang dimiliki perbankan menunjukkan nilai yang tinggi Febrianto, 2013.
Loan to Asset Ratio LAR merupakan rasio yang digunakan untuk
mengukur tingkat likuiditas bank yang menunjukkan kemampuan bank untuk memenuhi permintaan kredit dengan menggunakan total asset yang dimiliki bank.
Semakin tinggi rasio ini, tingkat likuiditasnya semakin kecil karena jumlah aset yang diperlukan untuk mebiayai kreditnya menjadi semakin besar Dendawijaya,
2005:117. Suwarsi 2012 mengemukakan bahwa semakin tinggi rasio LAR maka tingkat performa perkreditan semakin baik karena semakin besar komponen
pinjaman yang diberikan dalam struktur total aktivanya. Berdasarkan tinjauan teoritis dan tinjauan penelitian terdahulu, maka dapat
disusun kaitan antara dana pihak ketiga, capital adequacy ratio, loan to deposit ratio, non performing loan, return on assets,
dan loan to asset ratio terhadap penyaluran kredit, maka kerangka konseptual dalam penelitian ini dapat
digambarkan sebagai berikut :
Universitas Sumatera Utara
38
Gambar 2.1 Kerangka Konseptual
2.4 Hipotesis