35
35
dimensi kognitif, tingginya tingkat skeptisisme terhadap perawatan medis dimensi afektif , dan tingginya tingkat ketergantungan seseorang akibat penyakit
dimensi perilaku. Suchman 1965 mengemukakan hipotesis bahwa, perilaku kesehatan yang
terjadi pada setiap tahap penyakit seperti dikemukakan di atas mencerminkan orientasi kesehatan serta afiliasi masing-masing kelompok sosial. Variasi perilaku
ini mempengaruhi kemajuan setiap tahap penyakit tersebut. Misalnya, seseorang yang berorientasi kepada kesehatan polpuler dan cenderung pada afiliasi
kelompok parokial akan berperilaku : kurang cepat tanggap dan kurang serius terhadap bahaya yang mungkin terjadi selama masa permulaan gejala yang
dirasakan; meminta persetujuan orang lain secara berulang-ulang untuk menyakinkan bahwa ia bolehmeninggalkan tanggung jawab tertentu; berusaha
melakukan pengobatan sendiri dengan obat paten atau ramuan-ramuan dan ragubertindak pada saat ia mengetahaui dirinya sakit; lalai dalam mencari
pertolongan medis, bertukar-tukar dokter serta sanksi terhadap diagnosis pelayanan kesehatan, selama masa kontak dengan pelayanan medis; sulit
mengatasi berbagai masalah yang timbul pada saat sakit dan tidak sanggup menjalankan aturan perawatan medis; dan cepat meninggalkan peran sakit atau
bila ia menderita penyakit kronis ia menolak “sakit”berkepanjangan atau
mengabaikan rehabilitasi kesehatannya.
2.6 Aspek Sosial Budaya Masyarakat dalam Pencarian Pengobatan
Walaupun jaminan kesehatan dapat membantu banyak orang yang berpenghasilan rendah dalam memperoleh perawatan yang mereka butuhkan,
Universitas Sumatera Utara
36
36
tetapi ada alasan lain disamping biaya perawatan kesehatan, yaitu adanya celah diantara kelas sosial dan budaya dalam penggunaan pelayanan kesehatan.
Seseorang yang berasal dari kelas sosial menengah ke bawah merasa diri mereka lebih rentan untuk terkena penyakit dibandingkan dengan mereka yang berasal
dari kelas atas. Sebagai hasilnya mereka yang berpenghasilan rendah lebih tidak mungkin untuk mencari pencegahan penyakit Sarafino, 2006.
Faktor sosial dalam penggunaan pelayanan kesehatan atau pencarian pengobatan antara lain yaitu :
a. Cenderung lebih tinggi pada kelompok orang muda dan orang tua.
b. Cenderung lebih tinggi pada orang yang berpenghasilan tinggi dan
berpendidikan tinggi. c.
Cenderung lebih tinggi pada kelompok Yahudi dibandingkan dengan penganut agama lain.
d. Persepsi sangat erat hubungannya dengan penggunaan pelayanan kesehatan
Sarafino, 2006 Faktor kebudayaan yang mempengaruhi penggunaan pelayanan kesehatan
diantaranya adalah : a.
Rendahnya penggunaan pelayanan kesehatan pada suku bangsa terpencil. b.
Ikatan keluarga yang kuat lebih banyak menggunakan fasilitas pelayanan kesehatan.
c. Meminta nasehat dari keluarga dan teman-teman.
Universitas Sumatera Utara
37
37
d. Pengetahuan tentang sakit dan penyakit. Dengan asumsi jika pengetahuan
tentang sakit meningkat maka penggunaan pelayanan kesehatan juga meningkat.
e. Sikap dan kepercayaan masyarakat terhadap provider sebagai pemberi
pelayanan kesehatan Sarafino, 2006.
2.7 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pola Pencarian Pengobatan
a Umur
Artinya status kesehatan dapat ditentukan oleh faktor umur, dalam hal ini adalah pertumbuhan dan perkembangan, dengan demikian setiap rentang usia
bayi- lansia memiliki pemahaman dan respon terhadap perubahan kesehatan yang berbeda-beda. Umur adalah lamanya waktu hidup terhitung sejak lahir
sampai dengan sekarang. Semakin cukup umur maka tingkat kematangan dan kekuatan seseorang akan lebih matang dalam berfikir dan bekerja. Dari segi
kepercayaan masyarakat, seseorang yang lebih dewasa lebih dipercaya dari orang yang belum tinggi kedewasaannya. Hal ini dapat dilihat dari pengalaman jiwanya
Hurlock, 2012.Pembagian usia berdasarkan psikologi perkembangan Hurlock, 2012 bahwa masa dewasa terbagi atas:
a. Masa Dewasa Dini, berlangsung usia 18 sd 40 tahun b. Masa Dewasa Madya, berlangsung antara usia 41 sd 60 tahun
c. Masa Usia Lanjut, berlangsung antara usia 60 tahun Menurut Erfandi 2009 bahwa usia mempengaruhi terhadap daya tangkap
dan pola pikir seseorang. Semakin bertambah usia akan semakinberkembang pula daya tangkap dan pola pikirnya, sehingga pengetahuan yang diperolehnya
Universitas Sumatera Utara
38
38
semakin membaik. Pada usia madya, individu akan lebih berperan aktif dalam masyarakat dan kehidupan sosial serta lebih banyak melakukan persiapan demi
suksesnya upaya menyesuaikan diri menuju usia tua, selain itu orang usia madya akan lebih banyak menggunakan banyak waktu untuk membaca.
b Pekerjaaan
Pekerjaan adalah suatu kegiatanaktivitas yang dilakukan seseorang untuk memperoleh imbalan guna memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari. Anderson
dalam Notoatmodjo 2010, menyatakan bahwa struktur sosial yang salah satu diantaranya adalah pekerjaan menentukan dalam pemanfaatan pelayanan
kesehatan. c Pendidikan
Pendidikan adalah suatu usaha untuk mengembangkan kepribadian dan kemampuan di dalam dan di luar sekolah dan berlangsung seumur hidup.
Pendidikan mempengaruhi proses belajar, makin tinggi pendidikan seseorang makin mudah orang tersebut untuk menerima informasi, baik dari orang lain
maupun dari media massa. Semakin banyak informasi yang masuk semakin banyak pula pengetahuan yang didapat tentang kesehatan Erfandi, 2009.
Menurut Feldstein yang dikutip oleh Zulkiflan 2004, bahwa tingkat pendidikan dipercaya mempengaruhi permintaan akan pelayanan kesehatan.
Pendidikan yang tinggi akan memungkinkan seseorang untuk mengetahui atau mengenal gejala-gejala awal. Kunjungan ke dokter yang rendah adalah sebagai
akibat rendahnya pendidikan dan sikap masa bodoh terhadap pelayanan kesehatan.
Universitas Sumatera Utara
39
39
d Penghasilan Penghasilan adalah akumulasi uang yang diterima setiap bulannya yang
diperoleh seseorang yang digunakan untuk kehidupan sehari-harinya. e Petugas Kesehatan
Peran petugas kesehatan sangat penting terhadap keberlanjutan dan keberhasilan proses pengobatan yang dijalani pasien. Dukungan petugas
kesehatan adalah partisipasi dan pertolongan dari petugas kesehatan sebagai pemberi informasi, saran, ajakan, motivasi, dan pengawasan dalam berobat.
Semakin tinggi dukungan petugas kesehatan terhadap proses pengobatan yang dijalani, maka proses pengobatan akan semakin berjalan dengan baik.
Begitu juga sebaliknya apabila sikap petugas kesehatan dokter, perawat, bidan dan tenaga kesehatan lainnya berlaku tidak ramah atau tidak simpatik
kepada pasien, dan tidak responsif saat menerima pasien serta dalam memberika tindakan medis dan keperawatan. Hal inilah yang menyebabkan menjadi enggan
berobat ke sarana kesehatan, karena mereka tahu informasi tersebut dari anggota keluarga, teman, ataupun tetanggannya.
f Dukungan Keluarga Ada atau tidaknya informasi dan dukungan orang lain di sekitar
lingkungan sosial dari seseorang merupakan hal yang tidak dapat dipisahkan dari terjadinya proses perubahan perilaku. Menurut Taylor dalam Sulistyorini 2007,
dukungan tersebut dapat berupa bantuan yang dapat diberikan dalam bentuk uang, barang, jasa, informasi dan nasehat yang mana membuat si penerima dukungan
akan merasa disayang, dihargai, dan tentram.
Universitas Sumatera Utara
40
40
Struktur keluarga meliputi kemampuan berkomunikasi, kemampuan saling berbagi, kemampuan sistem pendukung di antara anggota keluarga, kemampuan
perawatan diri dan kemampuan menyelesaikan masalah.Dukungan keluarga adalah sikap, tindakan dan penerimaan keluarga terhadap anggota keluarga yang
sakit. Anggota keluarga memandang bahwa orang yang bersifat mendukung selalu siap memberikan pertolongan dan bantuan jika diperlukan. Dampak positif dari
dukungan keluarga adalah meningkatkan penyesuaian diri seseorang terhadap kejadian-kejadian dalam kehidupan.
g Media cetak elektronik Kemunculan media memiliki dua pengaruh, baik positif maupun negatif,
media kesehatan adalah semua sarana atau upaya untuk menampilkan pesan atau informasi yang ingin disampaikan oleh komunikator, baik itu melalui media cetak,
elektronika sehingga sasaran dapat meningkatkan pengetahuannya yang akhirnya dapat berubah perilaku kearah psotif terhadap kesehatan Notoatmodjo, 2010
h Jarak fasilitas kesehatan Jauhnya jarak sarana kesehatan berpengaruh dalam mencari bantuan
kesehatan. Semakin jauh jarak pusat kesehatan dari rumah maka mereka tidak pergi ke tempat pelayanan kesehatan tersebut, masyarakat lebih memilih
mengobati sendiri ataupun pergi ke dukun atau orang pintar lainnya. i Dukungan Teman
Seperti halnya dukungan keluarga, dukungan teman sangat berperan untuk mempengaruhi perilaku seseorang untuk proses pengobatan. Dukungan teman
adalah adanya partisipasi dan perhatian yang diberikan oleh orang yang dekat
Universitas Sumatera Utara
41
41
dengan responden sebagai pemberi informasi, saran, ajakan, motivasi, pengawasan, maupun dana untuk berobat. Semakin tinggi dukungan teman
terhadap proses pengobatan yang dijalani, maka proses pengobatan akan berjalan dengan baik. Begitu juga sebaliknya bila dukungan teman semakin rendah, maka
ada kecendrungan proses pengobatan dapat terkendala atau tidak berjalan dengan baik.
2.8 Kerangka Pikir Penelitian