Pedoman wawancara Alat Perekam

48 48 untuk diwawancarai. Setelah informan bersedia untuk diwawancarai, peneliti membuat kesepakatan dengan informan tersebut mengenai waktu dan tempat untuk melakukan wawancara.

3.6.2 Tahap Pelaksanaan Penelitian

Penulis membuat kesepakatan dengan informan mengenai waktu dan tempat untuk melakukan wawancara berdasarkan pedoman yang dibuat. Setelah wawancara dilakukan, penulis memindahakan hasil rekaman berdasarkan wawancara dalam bentuk catatan tertulis. Wawancara dengan informan cukup dilaksanakan sekali apabila semua informasi atau data yang dibutuhkan dalam penelitian telah terpenuhi melalui wawancara mendalam indepth interview yang dilaksanakan. Apabila ada informasi yang kurang terpenuhi, barulah penulis melakukan wawancara kembali dengan informan. Selanjutnya penulis melakukan analisis data dan interprestasi data sesuai dengan data hasil wawancara yang didapatkan.

3.7 Alat Bantu pengumpulan Data

Dalam mengumpulkan data-data penelitian yang bersifat kualitatif penulis membutuhkan alat bantu instrumen penelitian. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan 2dua alat bantu, yaitu :

3.7.1 Pedoman wawancara

Pedoman wawancara digunakan agar wawancara yang dilakukan tidak menyimpang dari rumusan permasalahan dan tujuan penelitian. Pedoman ini disusun tidak hanya berdasarkan tujuan penelitian, tetapi juga berdasarkan teori yang berkaitan dengan masalah yang diteliti Universitas Sumatera Utara 49 49

3.7.2 Alat Perekam

Alat perekam berguna sebagai alat bantu pada saat wawancara, agar peneliti dapat berkonsentrasi pada proses pengambilan data tanpa harus berhenti untuk mencatat jawaban-jawaban dari informan artau responden penelitian. Dalam pengumpulan data, alat perekam baru dapat dipergunakan setelah mendapat ijin dari informan penelitian untuk mempergunakan alat tersebut pada saat wawancara berlangsung. 3.8 Teknik Analisis Data Dalam menganalisa penelitian deskriptif kualitatif terdapat beberapa tahapan-tahapan yang perlu dilakukan diantaranya : a. Mengorganisasikan data Penulis mendapatkan data langsung dari subjek melalui wawancara mendalam indepth inteview, dimana data tersebut direkam dengan tape recorderhandphone dibantu dengan menggunakan alat tulis. Kemudian dibuatkan transkripnya dengan mengubah hasil wawancara dari bentuk rekaman menjadi bentuk tertulis. Data yang telah didapat dibaca berulang-ulang agar penulis mengerti benar data atau hasil wawancara yang telah di dapatkan. b. Pengelompokan berdasarkan kategori, tema dan pola jawaban dari setiap respondeninforman Pada tahap ini dibutuhkan pengertian yang mendalam terhadap data yang didapatkan dari hasil wawancara, perhatian yang penuh dan keterbukaan terhadap hal-hal yang muncul di luar apa yang ingin digali. Berdasarkan kerangka teori dan pedoman wawancara, penulis menyusun sebuah kerangka awal analisis sebagai Universitas Sumatera Utara 50 50 acuan dan pedoman dalam melakukan wawancara. Dengan pedoman ini, penulis kemudian kembali membaca transkip wawancara dan melakukan penulisan hasil wawancara, melakukan pemilihan data yang relevan dengan pokok pembicaraan. Data yang relevan inilah yang ditulis senagai hasil penelitian. Pada proses ini, analisis dilakukan terhadap sebuah kasus yang diteliti. Penulis menganalisis hasil wawancara berdasarkan pemahaman terhadap hal-hal diungkapkan oleh responden atau informan. Data yang telah dikelompokan tersebut oleh penulis dicoba untuk dipahami secara utuh dan ditemukan tema- tema penting serta kata kuncinya. Sehingga penulis dapat menangkap pengalaman, permasalahan, dan dinamika jawaban yang diberikan oleh responden atau informan penelitian yang berkaitan dengan permasalahan yang diteliti. c. Menguji asumsi atau permasalahan yang ada terhadap data Setelah kategori pola data tergambar dengan jelas, penulis menguji data tersebut terhadap asumsi yang dikembangkan dalam penelitian ini. Pada tahap ini kategori yang telah didapat melalui analisis ditinjau kembali berdasarkan landasan teori yang telah dijabarkan dalam Bab II mengenai kerangka teoritis dan kerangka konseptual atau kerangka pikir penelitian, sehingga dapat dicocokan apakah ada kesamaan antara landasan teoritis dengan hasil yang dicapai dandari landasan teori dapat dibuat asumsi-asumsi mengenai hubungan antara konsep-konsep dan faktor-faktor yang ada dari data hasil wawancara yang di dapatkan. d. Mencari alternatif penjelasan bagi data Setelah kaitan antara kategori dan pola data dengan asumsi terwujud, penulis masuk ke dalam tahap penejelasan. Berdasarkan kesimpulan yang telah Universitas Sumatera Utara 51 51 didapat dari kaitannya tersebut, penulis merasa perlu mencari suatu alternatif penjelasan lain tentang kesimpulan yang telah didapat. Sebab dalam penelitian deskriptif kualitatif memang selalu ada alternatif penjelasan yang lain. Dari hasil analisis, ada kemungkinan terdapat hal-hal yang menyimpang dari asumsi atau tidak terfikir sebelumnya. Pada tahap ini akan dijelaskan dengan alternatif lain melalui referensi atau teori-teori lain. Alternatif ini sangat berguna pada bagian pembahasan, kesimpulan dan saran. e. Menulis hasil penelitian Penulisan data dari informan yang telah berhasil dikumpulkan merupakan suatu hal yang membantu penulis unntuk memeriksa kembali apakah hasil penelitian dan kesimpulan yang dibuat telah selesai. Dalam penelitian ini penulisan yang dipakai adalah presentase data yang didapat yaitu penulisan data- data hasil penelitian berdasarkan wawancara mendalam indepth interviewdibaca berulang kali sehinggga penulis mengerti benar permasalahanya, kemudian dianalisis, sehingga didapat gambaran mengenai penghayatan dan pengalaman dari subjek. Selanjutnya dilakukan interprestasi secara keseluruhan, dimana di dalamnya mencangkup keseluruhan kesimpulan dari hasil. Dari penjelasan tersebut, penulis menyimpulkan bahwa analisis data merupakan tahap-tahap yang digunakan selanjutnya guna mencari, menata, dan merumuskan rumusan secara sistematis dari wawancara mendalam indepth interviewdan lain-lain guna meningkatkan pemahaman peneliti tentang kasus yang sedang ditetiliti.Dari hasil wawancara yang diperoleh serta didukung oleh data lainnya, maka penulis akan mendapatkan jawaban dari rumusan-rumusan Universitas Sumatera Utara 52 52 masalah penelitian yang ada tersebut yang menunjang penelitian mengenai gambaran pola pencarian pengobatan masyarakat di Desa Baru Kecamatan Pancur Batu tahun 2016. Universitas Sumatera Utara 53

BAB IV HASIL PENELITIAN

4.1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

4.1.1. Gambaran Geografis Desa Baru Kecamatan Pancur Batu

Desa Baru berlokasi di kecamatan Pancur Batu, Kabupaten Deli Serdang, Sumatera utara. Adapun batas-batas wilayah Desa Baru adalah sebagai berikut : 1. Sebelah Utara : Kelurahan Ladang Bambu 2. Sebelah Selatan: Desa Lama Desa Tengah Namo Simpur. 3. Sebelah Timur: Desa Namo Bintang 4. Sebelah Barat : Desa Durin Jangan Gambaran luas wilayah Kecamatan Pancur Batu yang dengan luas wilayah 122.53 km2 adalah salah satu kecamatan di Kabupaten Deli Serdang berjarak ±18 km dari Medan ke Ibukota Kecamatan Pancur Batu, dimana terdiri dari 25 Desa, yaitu Desa Baru, Bintang Meriah, Dorin Tunggal, Durin Jangak, Durin Simbelang, Gunung Tinggi, Hulukampung hulu, Desa Lama, Namo Bintang, Namo Riam, Namo Rih, Namo Simpur, Pertampilan, Perumnas Simalingkar, Salam Tani, Sei Gelugur, Sembahe Baru, Simalingkar A, Sugou, Sukaraya, Tanjung Anom, Kampung Tengah, Tiang Layar, Tuntungan I, Tuntungan II dengan jumlah penduduk menurut data kantor Kantor Kecamatan mencapai 87.267 jiwa. Sedangkan Luas Wilayah Desa Baru diamana terbagi atas dusun I 12 HA, dusun IIA 10 HA, dusun IIB 10 HA, dusun III 18 HA, dusun IV 10 HA dengan total luas wilayah 60 H. Universitas Sumatera Utara