Jumlah Tanggungan dalam Keluarga Agama

98 Hasil penelitian ini juga sejalam dengan pendapat yang disampaikan oleh Zulkifli 2005 yang menyatakan bahwa masyarakat memilih pengobatan alternatif karena biayanya lebih murah dari rumah sakit. Cara pembayarannya juga tidak memberatkan karena pasien tidak dibebani dengan uang muka.

5.1.7 Jumlah Tanggungan dalam Keluarga

Empat orang responden memiliki jumlah tanggungan keluarga antara satu sampai dengan dua orang, dan lima orang responden memiliki jumlah tanggungan keluarga antara tiga sampai dengan empat orang. Jumlahtanggungantidak menjadi tolok ukur seseorang untuk memilih jenis pengobatan. Kesimpulan ini didapat dari pernyataan informan sebagai berikut : “Yang pasti berobatlah kalau sakitnya sudah nggak tertahan lagi. Apapun proses pengobatannya. Mau medis, mau tradisional, mau ke dokter atau ke tabib yang pasti berobat ”. Matriks 4.7 informan 1; Pernyataan informan yang memiliki tanggungan keluarga sebanyak satu orang. “Kalau sakit yang pertama kali itu kepuskesmaslah, kemedis dulu. Kemudian kalau tidak sembuh baru kedukun ”. Matriks 4.7 informan 7; Pernyataan informan yang memiliki tanggungan keluarga sebanyak empat orang. Dalam hal ini, terlihat bahwa baik itu informan yang memiliki tanggungan keluarga satu sampai dengan dua orang maupun yang memiliki tanggungan keluarga tiga sampai dengan empat orang sangat cepat dalam merespon keluhan sakit dan langsung melakukan pencarian pengobatan baik itu pengobatan medis atau modern maupun pengobatan alternatif atau tradisional. Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian yang dilaksanakan oleh Tinendung 2011 bahwa setiap anggota keluarga memiliki kesempatan yang sama untuk memperoleh pengobatan apabila mengalami sakit atau gangguan Universitas Sumatera Utara 99 penyakit, tidak dibedakan peran sosialnya dalam susunan atau hierarki keluarga. Hal serupa juga dijelaskan oleh hasil penelitian dari Raflis 2013 yang menjelaskan bahwa setiap anak berhak untuk memperolah pengobatan yang sama apabila mengalami sakit yang harus diusahakan oleh kedua orang tuanya agar si anak dapat segera memperoleh kesembuhan.

5.1.8 Agama

Lima orang responden beragama Islam, tiga orang beragama Kristen Protestan, dan satu orang beragama Kristen Katolik.Tidak ada perbedaan pola pencarian pengobatan dari informan penelitian berdasarkan agama yang dianutnya. Kesimpulan ini didapat dari pernyataan informan sebagai berikut : “Yang pasti berobatlah kalau sakitnya sudah nggak tertahan lagi. Apapun proses pengobatannya. Mau medis, mau tradisional, mau ke dokter atau ke tabib yang pasti berobat ”. Matriks 4.7 informan 1; Pernyataan informan yang beragama Islam. “Kalau sakit haruslah diobati. Gak ada penyakit yang sembuh sendiri. Nanti makin parah kalau dibiarin kan, nanti tiba-tiba udah parah aja, kan dokternya yang tahu penyakit apa sama obatnya kalau kita sakit kan ”. Matriks 4.7 informan 5; Pernyataan Informan yang beragama Protestan. Yang pertama itu adalah memberikan pertolongan sementara pada penyakitnya. Contohnya dibawa kerumah sakit ataupun puskesmas, biar tahu kita sakitnya apa ataupun minum jamu yang kita buat sendiri ”. Matriks 4.7 informan 3, pernyataan informan yang beragama Katolik. Dalam hal ini, terlihat bahwa baik itu informan yang beragama Islam maupun informan yang beragama Protestan atau Katolik sangat cepat dalam merespon keluhan sakit atau gangguan permasalahan kesehatan yang berupa Universitas Sumatera Utara 100 infeksi penyakit dan langsung melakukan pencarian pengobatan baik itu pengobatan medis atau modernb maupun pengobatan alternatif atau tradisional. Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian yang dilaksanakan oleh Tinendung 2011 yang menjelaskan bahwa pada dasarnya setiap ajaran agama mengajarkan para pemulknya untuk senantiasa menjaga kesehatan agar dapat melaksanakan kegiatan peribadatan secara optimal. Hal yang serupa juga dijelaskan hasil penelitian Sirait 2015 yang menjelaskan bahwa pada setiap kesempatan biasanya seorang pemuka atau tokoh agama akan menyampaikan pesan-pesan kesehatan kepada para jamaatnya pada saat proses peribadatan berlangsung ketika pemuka agama sedang menyampaikan khotbah atau doa keselamanatan ketika beribadah.

5.2 Gambaran Faktor-Faktor yang Memengaruhi Pola Pecarian