17
17
Cara mengukur perilaku ada 2 cara Notoatmodjo, 2010 yaitu: 1.
Perilaku dapat diukur secara langsung yakni wawancara terhadap kegiatan- kegiatan yang telah dilakukan beberapa jam, hari, atau bulan yang lalu
recall. 2.
Perilaku yang diukur secara tidak langsung, yakni dengan mengobservasi tindakan atau kegiatan responden.
2.1.4 Pembentukan Perilaku
Pembentukan perilaku menurut Ircham 2005 ada beberapa cara, diantaranya:
1. Kebiasaan Conditioning
Salah satu cara pembentukan perilaku dapat ditempuh dengan conditioning atau kebiasaan. Dengan cara membiasakan diri untuk berperilaku seperti yang
diharapkan akhirnya akan terbentuklah perilaku. 2.
Pengertian Insight Pembentukan perilaku yang didasarkan atas teori belajar kognitif yaitu
belajar disertai dengan adanya pengertian. 3.
Menggunakan Model Cara ini menjelaskan bahwa domain pembentukan perilaku pemimpin
dijadikan model atau contoh oleh yang dipimpinnya. Cara ini didasarkan atas teori belajar sosial social learning theoryatau observational learning theory oleh
Bandura 1977.
Universitas Sumatera Utara
18
18
Secara lebih operasional perilaku dapat diartikan suatu respons organisme atau seseorang terhadap rangsangan stimulus dari luar subjek tersebut. Respon
ini berbentuk 2 macam Dewi, 2010 yakni: 1.
Bentuk Pasif Respons internal yaitu yang terjadi di dalam diri manusia dan tidak secara
langsung dapat terlihat oleh orang lain, misalnya berpikir, tanggapan atau sikap batin dan pengetahuan.
2. Bentuk Aktif
Perilaku itu jelas dapat diobservasi secara langsung, oleh karena perilaku mereka ini sudah tampak dalam bentuk tindakan nyata disebut overt behavior.
2.1.5 Teori Terjadinya Perilaku
Perilaku manusia tidak dapat lepas dari keadaan individu itu sendiri dan lingkungan dimana individu itu berada. Perilaku manusia didorong oleh motif
tertentu sehingga manusia berperilaku Ircham, 2005. Teori perilaku menurut Ircham, antara lain:
1. Teori Insting
Menurut Mc Dougal 2008 perilaku itu disebabkan karena insting. Insting merupakan perilaku yang innate atau perilaku bawaan dan akan mengalami
perubahan karena pengalaman. 2.
Teori Dorongan Drive Theory Teori ini bertitik tolak pada pada pandangan bahwa organisme itu
mempunyai dorongan-dorongan atau drive tertentu. Dorongan-dorongan itu
Universitas Sumatera Utara
19
19
berkaitan dengan kebutuhan-kebutuhan organisme yang mendorong organisme berperilaku.
3. Teori Insentif Incentive Theory
Teori ini bertitik tolak pada pendapat bahwa perilaku organisme itu disebabkan karena adanya insentif, dengan insentif akan mendorong organisme
berperilaku. Insentif atau reinforcement ada yang positif dan ada yang negatif. Reinforcement yang positif adalah berkaitan dengan hadiah dan akan mendorong
organisme berbuat atau berperilaku. 4.
Teori Atribusi Teori ini menjelaskan tentang sebab-sebab perilaku seseorang. Apakah itu
disebabkan oleh disposisi internal misal motif, sikap atau oleh keadaan eksternal.
Menurut WHO yang dikutip oleh Notoatmodjo 2010 , perubahan perilaku dikelompokkan menjadi tiga yaitu :
1. Perubahan alamiah natural change ialah perubahan yang dikarenakan
perubahan pada lingkungan fisik, sosial, budaya, ataupun ekonomi dimana ia beraktifitas.
2. Perubahan terencana planned change ialah perubahan ini terjadi karena
memang direncanakan sendiri oleh subjek. 3.
Perubahan dari hal kesediaannya untuk berubah readiness to change ialah perubahan yang terjadi apabila terdapat suatu inovasi atau program-program
baru, maka yang akan terjadi adalah sebagian orang cepat mengalami
Universitas Sumatera Utara
20
20
perubahan perilaku dan sebagian lagi lamban. Hal ini disebabkan setiap orang mempunyai kesedian untuk berubah yang berbeda-beda.
Berdasarkan teori Health Belief Model berkembangnya pelayanan kesehatan masyarakat akibat kegagalan dari orang atau masyarakat untuk menerima usaha-
usaha pencegahan atau penyembuhan penyakit yang diselenggarakan oleh provider Edberg, 2009. Ada 6 variabel yang menyebabkan seseorang mengobati
penyakitnya: 1.
Persepsi Kerentanan Perceived Susceptibility Persepsi seseorang terhadap resiko dari suatu penyakit. Agar seseorang
bertindak untuk mengobati atau mencegah penyakitnya, ia harus merasakan kalau ia rentan terhadap penyakit tersebut.
2. Persepsi Keparahan Perceived Seriousness
Tindakan seseorang dalam pencarian pengobatan dan pencegahan penyakit dapat disebabkan karena keseriusan dari suatu penyakit yang dirasakan misalnya
dapat menimbulkan kecacatan, kematian, atau kelumpuhan, dan juga dampak sosial seperti dampak terhadap pekerjaan, kehidupan keluarga, dan hubungan
sosial. 3.
Persepsi Manfaat Perceived Benefits Penerimaan seseorang terhadap pengobatan penyakit dapat disebabkan karena
keefektifan dari tindakan yang dilakukan untuk mengurangi penyakit. Faktor lainnya termasuk yang tidak termasuk dengan perawatan seperti, berhenti
merokok dapat menghemat uang.
Universitas Sumatera Utara
21
21
4. Persepsi Hambatan Perceived Barriers
Dampak negatif yang ditimbulkan oleh tindakan pencegahan penyakit akan mempengaruhi seseorang untuk bertindak. Pada umumnya manfaat tindakan lebih
menentukan daripada rintangan atau hambatan yang mungkin ditemukan dalam melakukan tindakan tersebut.
5. Petunjuk untuk Bertindak Cues to Action
Kesiapan seseorang akibat kerentanan atau manfaat yang dirasakan dapat menjadi faktor yang potensial untuk melakukan tindakan pengobatan. Selain
faktor lainnya seperti faktor lingkungan, media massa atau anjuran dari keluarga, teman-teman dan sebagainya.
6. Efikasi Diri Self Efficacy
Efikasi diri adalah kepercayaaan seseorang terhadap kemampuannya dalam pengambilan tindakan.Health Belief Model HBM mengasumsikan proses
internal dan rasional, yakni seseorang menilai derajat resiko mereka dan membuat perhitungan untung rugi jika mereka tidak ikut dalam perilaku kesehatan preventif
atau kegiatan berorientasi kesehatan. Namun perhitungan tersebut bervariasi berdasarkan informasi dan interpretasi yang dibuat.
2.2 Perilaku Kesehatan