Etika dalam Ragam Tujuh

Ada tampak berbalas Tetapi….. benarkah gerangan? Hanya tertebak oleh arif bijaksana Ragu-ragu dan kurang jelas Tak dapat hati menetapkan Terpikir-pikir apakah artinya Penjelasan seperti di atas, mengandung arti bahwa sebenarnya ada tanda- tanda tentang balasan cinta. Namun balasan itu masih secara implisit saja, belumlah secara jelas dan tegas diungkapkan sang pujaan hati. Dalam hal ini respons asmara tersebut masih tersamar, penuh keraguan, dan masih terus dipikirkan.

4.1.7 Etika dalam Ragam Tujuh

Ragam tujuh, disebut ragam tari sebelah kaki kiri atau kanan, artinya menduga. Gambar 4.7 Universitas Sumatera Utara Keseluruhan beat ragam tari ini adalah empat kali delapan. Pada bagian pertama, badan bertumpu pada kaki kiri. Gerak kaki menggunakan teknik lonjak sampai maju ke depan sampai ke garis tengah sampai bertemu dengan pasangannya. Tangan menggunakan teknik kecak pinggang untuk penari lelaki dan penari perempuan menggunakan teknik tersipu malu untuk tangan kanan dan singsing untuk tangan kiri. Pada hitungan satu kaki kaki kanan manumit dan menjauh dari kaki kiri, melompat ke depan. Pada hitungan dua kaki kanan jinjit ke depan, kaki kiri melompat ke depan. Pada hitungan tiga kaki kanan kembali manumit menjauh dari kaki kiri, dan kaki kiri melompat ke depan. Kemudian pada hitungan empat kaki kiri tempat di tempat, sementara itu kaki kanan menyilang di depan kaki kiri. Seterusnya, pada hitungan kelima kaki kiri tetap di tempat dan kaki kanan manumit menjauh. Pada hitungan enam kaki kiri di tempat, kaki kanan jinjit di samping kanan sejajar dengan kaki kiri. Pada hitungan tujuh kaki kiri tetap di tempat, kaki kanan manumit menjauh. Hitungan delapan kaki kiri di tempat, kaki kanan menyilang di depan kaki kiri. Pada hitungan satu sampai delapan berikutnya, penari mundur dengan teknik langkah celatuk, yang dimulai dengan kaki kanan, tangan menggunakan teknik gerak mendayung.Pada hitungan delapan tumpuan badan dipindahkan ke kaki kanan untuk ancang-ancang gerakan lonjak dengan kaki kiri pada bagian berikutnya ragam ini. Seterusnya bagian kedua sama dengan yang pertama, namun posisi kaki berlawanan, badan bertumpu pada kaki kanan. Pada hitungan satu kaki kiri manumit menjauh dari kaki kanan, sedangkan kaki kanan melompat ke depan. Pada hitungan kedua kaki kanan melompat ke depan, kaki kiri jinjit sambil menyilang di depan kaki kanan. Pada hitungan tiga kembali kaki kanan melompat Universitas Sumatera Utara ke depan dan kaki kiri manumit menjauh dari kaki kanan. Pada hitungan empat kaki kanan di tempat, kaki kiri jinjit dan menyilang di depan kaki kanan. Pada hitungan lima kaki kanan tetap di tempat, kaki kiri manumit menjauh dari kaki kanan. Hitungan enam kaki kanan di tempat, kaki kiri jinjit di samping kiri kaki kanan. Hitungan tujuh kaki kanan tetap di tempat, kaki kiri manumit dan menjauh dari kaki kanan. Pada hitungan delapan, kaki kiri diletakkan di depan kaki kanan. Pada saat bersamaan, berat badan ditumpukan pada kaki kiri dan kaki kanan diangkat sedikit.Seterusnya hitungan satu sampai delapan mundur dengan menggunakan teknik langkah celatuk, kembali di tempat semula dimulai dengan kaki kanan dan teknik tangan gerak mendayung. Selanjutnya ragam ketujuh, tari sebelah kaki kirikanan, menduga, dideskripsikan melalui ibarat oleh Guru Sauti sebagai berikut. Dalam lautan dapat diduga, Tinggi gunung dapat diukur, Dalam hati? Meskipun bayang dalam dua tengah tiga Tidak hanya duduk terpekur Sebelum diketahui jawab yang pasti. Masih meneruskan pembacaan kepada isyarat yang tampak, pada proses ini, seorang yang jatuh cinta tadi masih terus menduga-duga. Ia membandingkan dugaan cintanya yang begitu dalam ini kepada seorang yang dicintainya sejak pandangan pertama. Dalam lautan dapat diduga, tingginya gunung boleh diukur, panjangnya tali bisa ditebak, tetapi dalam hati sang kekasih siapa yang tahu. Walaupun bayang-bayang itu telah berada dalam taraf dua pertiga 75 persen, namun belum dalam tahap yang penuh dan pasti. Sang Pemuda pun masih melakukan berbagai cara untuk memastikan bahwa cintanya tidak bertepuk Universitas Sumatera Utara sebelah tangan. Di dalam hati masih terus bertanya-tanya apakah sang pujaan hati merasakan apa yang ia rasakan saat ini. Apakah dia juga merasakan hal yang sama. Sang pemuda pun akan segera mendapatkan jawabannya segera.

4.1.8 Etika dalam Ragam Delapan