Saran Gambaran Umum Tentang Etika

gelang, sarung, dan lain-lainnya sesuai kebutuhan, kemampuan ekonomis, estetika penampilan dan lain-lainnya. Seni Serampang XII, selain tarinya yang begitu menjadi fenomenal secara kultural, musik pengiringnya juga memiliki struktur dan cirri- ciri sebagai “garda depan” seni budaya Melayu, khususnya Sumatera Utara. Ciri-ciri utamanya adalah aspek garapan yang memperlihatkan akulturasi yang menarik antara unsur- unsur dalam yang menjadi inovasi seniman Melayu, dan unsure-unsur luar yang diadopsi dan menjadi identitas masyarakt Melayu. Misalnya ada unsur musik Timur Tengah dan juga Eropa dalam melodi dan rentaknya. Banyak cara yang dilakukan masyarakat Melayu dalam menyikapi tari Serampang XII ini. Di antaranya adalah digunakan dalam pertunjukan yang mengandalkan pada bisnis seni. Dalam kegiatan ini, motif dan tujuan ekonomi begitu menonjol. Seterusnya Tari Serampang XII biasa digunakan oleh masyarakat Melayu untuk memeriahkan berbagai kegiatan sosial, seperti untuk menghibur acara-acara yang berciri budaya Melayu, seperti: memeriahkan acara perkawinan, menyambut tetamu, memeriahkan acara hiburan untuk organisasi- organisasi sosial, mengisi berbagai acara di televisi, perlombaan Serampang XII di berbagai tempat, mengenalkan pariwisata Indonesia, pertunjukan budaya di negeri-negeri rumpun Melayu dan dunia internasional, mengisi festival atau pesta budaya Melayu, dan masih banyak lagi yang lainnya. Lebih jauh lagi, Tari Serampang XII selalu dipertunjukkan sebagai mewakili budaya tari nasional Indonesia, baik di dalam negeri maupun di luar negeri.

5.2 Saran

Universitas Sumatera Utara Sebagai bangsa Indonesia, kita patut bangga akan kekayan dan keanekaragaman budaya yang kita miliki. Jangan sampai kejadian “pengklaiman budaya” oleh bangsa lain terulang kembali. Apalagi oleh Negara-negara serumpun yang notabene dulunya dipersatukan oleh kawasan Nusantara. Untuk itu mari kita lestarikan kebudayaan bangsa khususnya Tari Serampang XII yang memiliki nilai kearifan lokal begitu tinggi dan sangat berfungsi untuk menangkal pergaulan bebas yang saat ini telah merasuki kaum muda kita. Di harapkan kepada pemerintah agar lebih bersemengat lagi membuat event-event bertajuk kebudayaan. Kemudian apresiasi terhadap seniman ataupun budayawan hendaknya lebih ditingkatkan lagi, karena tidak menutup kemungkinan minat anak muda akan kesenian maupun kebudyaan lebih tinggi lagi karena kehidupan lebih terjamin. Selain itu harus dicari formula bagaimana agar generasi muda lebih mencintai kebudayaan daerah dan tidak malu menggunakan kebudayaannya sendiri. Selanjutnya kepada Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara khususnya Sastra Daerah, penulis berharap adanya pembelajaran mengenai kebudayaan asli daerah. Misalnya tradisi lisan seperti pantun, umpasa, umpama, dll. Kemudian tari-tarian tradisional yang mencerminkan kedaerahannya. Namun tidak teori, melainkan praktik langsung. Jadi setelah tamat mahasiswa akan memiliki keahlian khusus di bidang seni maupun budaya. Apalagi saat ini Fakultas sudah berganti nama menjadi Fakultas Ilmu Budaya. Universitas Sumatera Utara BAB II KAJIAN PUSTAKA

2.1 Gambaran Umum Tentang Etika

Abdullah 2006:4 menjelaskan “arti kata etika berdasarkan etimologinya yang berasal dari bahasa Yunani ethos, yang bermakna kebiasaan atau adat- istiadat. ” Bertens 1993:4 memaparkan “pengertian etika dalam bentuk jamak ta etha yang juga berarti adat kebiasaan ”. Riady 2008:189 menjelaskan bahwa “etika dalam bahasa Latin diartikan sebagai Moralis yang berasal dari kata Mores dengan makna adat-istiadat yang realistis bukan teoritis ”. Jadi etika dapat dinyatakan sebagai suatu pembelajaran tentang tingkah laku manusia yang baik dan juga untuk mengenal tingkah laku yang buruk. Etika menyelidiki perbuatan manusia dan menetapkan hukum, memberikan arahan yang khusus, tegas dan tetap untuk mewujudkan masyarakat yang utama dan baik. Abdullah 2006:12 mengatakan bahwa secara umum, ruang lingkup etika meliputi : 1. Menyelidiki sejarah tentang tingkah laku manusia. 2. Membahas cara menghukum dan menilai baik buruknya suatu tindakan. 3. Menyelidiki faktor yang mempengaruhi tingkah laku manusia. 4. Untuk menerangkan mana yang baik dan mana yang buruk. 5. Untuk meningkatkan budi pekerti. 6. Untuk menegaskan arti dan tujuan hidup sebenarnya. Universitas Sumatera Utara Selain kata etika, juga terdapat kata seperti etos, etis, dan etistika, yang memiliki perbedaan makna dari kata etika.Etos merupakan kegiatan yang mengatur hubungan seseorang dengan Khaliknya. Etis adalah kegiatan mengatur kedisiplinan seseorang terhadap dirinya sendiri, masyarakat dan mengatur hal-hal yang akan dikerjakan dalam keseharian. Etistika adalah kegiatan untuk mendorong diri sendiridan lingkungan untuk enak dipandang mata.

2.2 Gambaran Umum Tentang Estetika