Etika dalam Ragam Sebelas

bahagia karena cinta sudah dipersatukan secara adat lembaga, budaya serta agama. Seluruh sanak famili pun sudah terlibat secara langsung.

4.1.11 Etika dalam Ragam Sebelas

Ragam sebelas, disebut ragam tari rupa-rupa, artinya menghantar pengantin. Gambar 4.11 Pada bahagian pertama, hitungan satu sampai delapan langkah berjalan bersilang kaki.Tangan penari lelaki kecak pinggang dan penari perempuan tangan kanan tersipu malu, tangan kiri singsing. Pada hitungan satu kaki kanan diletakkan di depan kaki kiri sambil lutut ditekuk dan badan berputar ke arah kiri sebesar sudut siku-siku. Pada hitungan dua kaki kiri jinjit dibelakang kaki kanan.Pada hitungan tiga kaki kanan diletakkan menapak sambil diputar ke arah Universitas Sumatera Utara kanan sebesar setengah lingkaran.Pada hitungan empat kaki kiri diletakkan di sisi kaki kanan sambil berjinjit. Pada hitungan lima kaki kanan disilangkan di belakang kaki kiri sambil lutut ditekukkan. Pada hitungan enam kaki kiri diletakkan sambil berputar ke arah kiri sebesar sudut siku-siku.Pada hitungan tujuh kaki kanan diangkat dan diputar ke arah kiri setengah lingkaran, sehingga arah badan berbalik.Pada hitungan delapan kaki kiri diletakkan di sisi kaki kanan sambil berjinjit.Kedua penari saling berhadapan tepat di garis tengah.Kemudian keduanya berpindah tempat dengan gerakan kaki langkah celatuk dan tangan mendayung membuat garis edar huruf S. Pada bahagian kedua hitungan satu sampai delapan sama dengan yang terdapat dalam ragam delapan. Langkah kaki tiga dengan tangan kecak pinggang untuk penari lelaki dan tangan tersipu malu, kiri singsing untuk penari perempuan. Pada hitungan satu, kaki kanan diletakkan menyilang di depan kaki kiri dengan arah badan diputar setengah siku-siku ke kiri dan lutut agak ditekuk, sementara kaki kiri agak diangkat sehingga tidak menyentuh lantai. Pada hitungan dua kaki kiri manumit dan diletakkan di belakang kaki kanan. Pada hitungan tiga kaki kanan diangkat dan diputar ke kanan sebsar sudut siku-siku, sehingga arah badan juga berputar. Pada hitungan empat kaki kiri diangkat dan tapak kaki tergantung di depan betis kaki kanan, agak diberi tenaga pada tapak kaki kiri, sehingga kelihatan agak menyentak. Sementara tumit kaki kanan digeser sedikit ke kiri, sehingga pinggul bergerak. Pada hitungan lima kaki kiri diletakkan menapak di depan kaki kanan dengan lutut agak ditekuk, sementara kaki kanan agak diangkat sehingga tidak mencecah lantai. Hitungan enam kaki kanan manumit dan diletakkan di belakang kaki kiri,. Pada hitungan tujuh kaki kiri Universitas Sumatera Utara diangkat dan diputar sebesar sudut siku-siku kearah kiri kemudian diletakkan menapak, di sisi lain kaki kanan diangkat dan tapak kaki tergantung di depan betis kaki kiri agak diberi tenaga pada tapak kaki, sehingga agak menyentak pada saat yang sama tumit kaki kiri agak digeser ke kanan sehingga pinggul bergerak. Kemudian berpindah tempat dengan gerakan kaki langkah berjalan dan tangan mencabut sapu tangan.Pada hitungan delapan sapu tangan telah terjepit diantara jemari penari dan direntangkan tegang, garis edar berbentuk huruf S. Dilanjutkan dengan ragam kesebelas, tari rupa-rupa jalan, menghantar pengantin. Alangkah meriahnya upacar perayaan langsung. Riuh rendahnya bunyi-bunyian, Diriakan oleh handai taulan sanak keluarga Orang tua-tua terkemuka, Kedua pengantin duduk bersanding, di atas pelamin, Ditepung tawari oleh ahlil bait dan dusanak Ragam kesebelas ini, merupakan ekspresi dari pertemuan kasih mesra antara lelaki dan perempuan dalam institusi perkawinan yang salah satu lambangnya adalah pelaminan.Yang jelas keduanya saat ini pastilah bahagia, dan kebahagiaan itu adalah berkat dari Tuhan Yang Maha Kuasa. Hal ini dapat digambarkan dalam kehidupan sehari-hari di sekitar kita adalah pesta perkawinan, di mana sanak family kaum kerabat berkumpul di rumah hajatan untuk member selamat kepada pengantin baru yang telah melangsungkan pernikahan. Selain itu institusi perkawinan dalam konteks budaya Melayu adalah untuk memperoleh keturunan anak, yang tentu saja berbakti kepada agama, bangsa dan Negara. Kedua sejoli sudah sah di mata hukum maupun agama. Mereka sekarang adalah seorang suami dan seorang istri yang sebentar lagi akan menjadi seorang Universitas Sumatera Utara ayah maupun seorang ibu. Inilah puncak perjalanan cinta yang mereka jalani dari tahap ke tahap, dimulai dari pertemuan pertama, cinta meresap, memendam cinta, mengungkapkan, cinta sampai akhirnya duduk bersanding di pelaminan.

4.1.12 Etika dalam Ragam Dua Belas