Penyebab dan Dampak Polusi Asap Lintas batas di Asia

adat lokal penduduk setempat. Lebih lanjut lagi, deforestasi tersebut secara langsung berimbas kepada kebakaran hutan yang menjadikan Indonesia secara luas dianggap sebagai penyumbang polusi kabut asap terbesar di Asia Tenggara. Kebakaran di Indonesia sebagian besar merupakan hasil dari industri perkebunan, hal ini dikarenakan, Indonesia memiliki kondisi yang ideal untuk dijadikan sebagai lahan kelapa sawit dan berbagai tumbuhan tropis yang berharga. Dalam beberapa tahun terakhir, banyak lahan gambut yang sengaja dibiarkan kering untuk dijadikan perkebunan kelapa sawit dan lahan lainnya. Lahan gambut yang kering tersebut sangat rentan dan sangat mudah untuk terbakar, dan api yang membakar tersebut tidak hanya berhenti dipermukaan tetapi juga sampai keakar-akarnya 60 Meskipun beberapa kebakaran terjadi sebagai akibat dari sambaran petir di lahan gambut kering, namun sudah menjadi rahasia umum bahwa sebagian besar kebakaran di Indonesia adalah hasil dari pembabatan dan pembakaran lahan yang dilakukan oleh perusahaan perkebunan kelapa 60 Jerger, David B, op cit, hlm.36 sawit dan industri lainnya. Metode babat-bakar adalah praktik tradisional yang digunakan untuk membersihkan lahan di Asia Tenggara, khususnya di Indonesia. Pemilik perkebunan dan petani memilih metode pembakaran ini karena murah, mudah 61 , dan efektif dengan hanya bermodal korek api mereka mampu membersihkan lahan tersebut. Meskipun banyak petani skala kecil menggunakan metode ini, namun dampak yang mereka hasilkan tidak seberapa apabila dibandingkan dengan dampak yang dihasilkan oleh perusahaan kelapa sawit dan perusahaan lainnya yang menggunakan metode yang sama untuk membersihkan lahan yang akan dijadikan sebagai lahan perkebunan 62 . Faktanya, pemerintah Indonesia sendiri telah melakukan pelarangan penggunaan api untuk membersihkan lahan pada tahun 1995, tetapi larangan ini belum efektif diberlakukan karena banyak faktor, salah satunya adalah fakta bahwa pembukaan lahan dengan metode slash-and-burn diyakini membuat tanah lebih subur. 61 J ames Cotton, “The Haze over Southeast Asia: Challenging the ASEAN Mode of Regional Engagement”, Pacific Affairs Autumn, 1999, hlm. 334 62 ibid Secara garis besar, Kebakaran hutan di Indonesia terjadi oleh faktor manusia dan alam. Dalam konteks Kebakaran hutan yang terjadi oleh faktor manusia, sumber- sumber dari kebakaran hutan di Indonesia sebenarnya dapat segera ditentukan, tetapi ada perdebatan serius tentang seberapa jauh masing-masing kelompok bertanggung jawab atas kebakaran hutan tersebut. setidaknya faktor-faktor ataupun sumber kebakaran hutan dapat dibagi menjadi tiga kelompok: Masyarakat yang berkebun secara tradisional Traditional Cultivator, investor skala kecil, dan investor skala besar 63 Salah satu sumber dari pembakaran hutan yang terjadi di Indonesia adalah masyarakat yang melalukan perkebunan secara tradisional. Beberapa pekebun menetap dan membakar lahan kecil mereka setelah masa panen untuk meremajakan tanah dan membunuh hama dan gulma. disisi lain ada pekebun yang berpindah-pindah, yang mempraktikkan kebiasaan metode tebang dan bakar untuk 63 David Seth Jones, “ASEAN Initiatives to combat Haze pollution: An assessment of regional cooperation in public policy ‐ making”, Asian Journal of Political Science January, 2008, hlm. 62 membersihkan hamparan hutan sebagai lahan mereka yang dilakukan dengan sistem rotasi. Dalam beberapa tahun terakhir, model perkebunan ini meningkat dikarenakan para pekebun tradisional menjual lahan mereka kepada investor kecil dan investor skala besar, dan kemudian membuka lahan baru dengan metode yang sama. lebih lanjut lagi, pekebun tradisional dan masyarakat adat di kawasan hutan Kalimantan juga bertanggung jawab atas pembakaran hutan yang dilakukan sebagai bentuk protes akibat pengambilalihan lahan dari mereka yang biasa digunakan sebagai lahan berkebun, berburu dan berkumpul. 64 Sumber lain dari kebakaran hutan adalah pengembang lahan di Kalimantan, yang bergerak sejalan dengan skema transmigrasi yang diperkenalkan pada tahun 1995 oleh Pemerintahan Soeharto, program transmgrasi tersebut sejalan dengan pembukaan lahan baru melalui pembersihan lahan deforestasi 65 , paling tidak pada masa itu sekitar satu juta hektar lahan gambut di Kalimantan 64 Ibid, hlm. 63 65 Christine Padoch and Nancy L. Peluso, eds., 1996, Borneo in Transition: People, Forests, Conservation and Developmnent , Kuala Lumpur, Oxford University Press, hlm. 13-40 Selatan dan Kalimanatan Tengah diubah menjadi lahan persawahan produktif dan kebanyakan dari petani migran ini berasal dari wilayah yang padat penduduk dan kekurangan lahan 66 Pembakaran hutan yang menghasilkan polusi asap telah mengakibatkan dampak yang berbahaya, dampak- dampak tersebut telah banyak di dokumentasikan baik oleh organisasi lingkungan dan kesehatan internasional. Bahaya yang diakibatkan pembakaran hutan tidak hanya berdampak pada daerah yang terkena kebakaran saja, tetapi juga ke daerah-daerah lain yang terjangkau kabut asap tersebut. Dampak yang dihasilkan oleh kebakaran hutan tidak hanya sebatas kerusakan lingkungan, tetapi juga dampak- dampak lanjutan yang secara tidak langsung berimbas kepada ekonomi, pariwisata dan sebagainya. Secara garis besar, dampak polusi asap ini dapat dibagi menjadi beberapa bagian: 66 ibid 4.1.2.1. Kerusakan Lingkungan Dampak yang paling jelas dihasilkan oleh Kebakaran hutan dan polusi asap adalah berkurangnya jumlah hutan. Deforestasi juga akan menimbulkan dampak buruk lingkungan lainnya, termasuk erosi, polusi air, penggurunan, pemanasan global dan perubahan iklim, kerentanan terhadap bencana alam seperti banjir, dan ancaman terhadap keanekaragaman hayati. Dalam kontek keanakeragaman hayati, sekitar setengah spesies yang dikenal di dunia terdapat di hutan tropis, Bahkan, hutan hujan Indonesia telah diakui sebagai tempat hidup beraneka ragam flora dan fauna. Perusakan vegetasi dan habitat melalui pembakaran hutan dapat mengancam kelangsungan hidup mereka, dan mendorong flora dan fauna tersebut menuju kepunahan. Secara spesifik, Lebih dari 2,6 juta hektar hutan, lahan gambut dan lahan lainnya terbakar pada tahun 2015 – 4,5 kali lebih luas dari Pulau Bali. Dampak pada wilayah yang terbakar termasuk hilangnya kayu atau produk non-kayu, serta sebagai habitat satwa. Meski belum dianalisa secara penuh, kerugian lingkungan terkait keanekaragaman hayati diperkirakan bernilai sekitar 295 juta Dollar Amerika pada tahun 2015. Dampak jangka panjang terhadap kehidupan alam bebas dan biodiversitas belum sepenuhnya dikaji. Ribuan hektar habitat orangutan dan hewan yang hampir punah lainnya pun ikut hancur. Pada tingkat global, kebakaran hutan dan lahan gambut menjadi sumber utama emisi gas rumah kaca. Pada bulan Oktober 2015, emisi per hari kebakaran hutan di Indonesia melebihi emisi perekonomian Amerika Serikat, atau lebih dari 15,95 juta ton emisi CO2 karbondioksida per hari. Jika Indonesia bisa menghentikan kebakaran, Indonesia dapat mencapai target penurunan emisi gas rumah kaca sebesar 29 pada 2030. 67 4.1.2.2. Ketegangan Politik dan Hubungan Luar Negeri Masalah kabut asap telah menyebabkan ketegangan politik antara Indonesia dan negara- negara tetangganya seperti Malaysia dan Singapura. Sebagai contoh, sementara Malaysia dan Singapura berusaha membantu Indonesia menangani masalah kebakaran hutan, Indonesia dalam waktu bersamaan juga dikecam karena sikap yang ditunjukkan oleh Agung Laksono selaku Menteri Koordinator Kesejahteraan Rakyat yang memberikan kritikan pedas kepada pemerintah Singapura yang dianggapnya bersikap kekanak-kanakan 68 dalam menghadapi masalah kabut asap pada tahun 2013. Lain hal dengan menterinya, Presiden Susilo Bambang 67 Anonim, Krisis Kebakaran dan Asap Indonesia, 4 Februari, diakses dari: http:www.worldbank.orginnewsfeature20151201indonesias-fire-and-haze-crisis, jam 15.39 WIB 68 Egidius Panistik, 4 Februari 2016, Agung Laksono: Singapura Berlaku Anak Kecil terkait Asap, http:internasional.kompas.comread201306201427567Agung.Laksono.Singapura.Be rlaku.seperti.Anak.Kecil.Terkait.Asap, jam 16.02 WIB Yudhoyono ketika itu mengucapkan permintaan maafnya kepada Malasysia dan Singapura terkait dengan polusi asap yang dihasilkan oleh Indonesia 69 , dengan janji untuk segera menyelesaikan masalah Kebakaran hutan tersebut, diharapkan hubungan antara Negara anggota ASEAN tetap terjaga. 4.1.2.3. Masalah Kesehatan Dampak yang paling serius dari Kebakaran hutan dan polusi asap adalah terkait dengan kesehatan, Dampak terhadap kesehatan manusia timbul karena zat-zat kimia tertentu masuk ke dalam tubuh manusia, baik yang berasal dari air yang diminum telah tercemar, makanan yang sudah terkontaminasi zat pencemar, maupun udara yang dihirup sudah tidak layak lagi. di tahun 1997 dan 1998 saja ada sekitar 7,5 juta orang di enam negara Asia Tenggara yang melibatkan Indonesia, Singapura, 69 Anonim, 4 Februari 2016, SBY Minta Maaf kepada Singapura dan Malaysia soal Kabut Asap, diakses dari: http:news.detik.comberita2282960sby-minta-maaf-kepada- singapura-dan-malaysia-soal-kabut-asap, jam 16.35 WIB Thailand, Brunei, Filipina dan Malaysia yang terkena dampak polusi asap 70 , dan secara langsung maupun tidak langsung mereka akan menghirup asap yang mengandung tembaga dan krom yang apabila dihirup dapat meningkatkan resiko terkena kanker 71 . Kualitas udara di desa-desa di sekitar kebakaran lahan seringkali melampaui angka 1.000 pada Indeks Standar Polutan PSI. Angka ini lebih dari tiga kali lipat tingkat berbahaya. Racun yang dibawa oleh asap menyebabkan gangguan pernafasan, mata dan kulit, serta terutama sangat berbahaya bagi balita dan kaum lanjut usia; udara yang beracun tersebut mengandung karbondioksida, sianida dan amonium. Dampak jangka panjangnya untuk kesehatan belum sepenuhnya diketahui namaun diperkirakan akan sangat signifikan. Ketika asap 70 Wan Fairus Wan Yacob et all, “The Impact of Haze on the Adolescents Acute Respiratory Disease: A Single Snstitution Study”, Journal of Acute Disease Januari, 2016, hlm.27 71 Betha, R et all, “Chemical speciation of trace metals emitted from Indonesian peat fires for health risk assessment”. Atmos. Res. 2013, hlm. 577 menyebar, kegiatan perdagangan dan sekolah di wilayah terpaksa dihentikan. Hal ini melumpuhkan bagi banyak keluarga berpenghasilan rendah dan membahayakan mereka untuk jatuh miskin. Sekitar 5 juta siswa kehilangan waktu belajar akibat penutupan sekolah pada tahun 2015 72 . Lebih lanjut lagi, orang yang tinggal atau bekerja di daerah yang terkena kabut asap sangat rentan terhadap risiko kesehatan, bahkan di luar Indonesia, dampak kesehatan dari kabut asap sangat dirasakan. Misalnya, di Singapura saja, pada tahun 1997, polusi asap telah mengakibatkan peningkatan penderita penyakit pernapasan sejumlah 12 dan asma sebanyak 19. Selama periode yang sama di Malaysia, jumlah pasien gangguan pernapasan meningkat dari 250 per hari menjadi 800 per hari, dan jumlah ini berpotensi meningkat setiap tahunnya, 72 Anonim, Krisis Kebakaran dan Asap Indonesia, 4 Februari, http:www.worldbank.orginnewsfeature20151201indonesias-fire-and-haze-crisis, 15.39 dikarenakan kebakaran hutan terus terjadi meskipun dengan intensitas yang berbeda-beda. 73 Lebih lanjut lagi, masalah polusi asap ini sudah mengakibatkan adanya korban jiwa, seperti data yang dihimpun oleh Kontras Gambar 3. Tabel 2: Korban Jiwa Bencana Asap 2015 74 No Nama Usia Provinsi Tanggal Wafat Sebab Keterangan 1 Dimas Aditya Putra 2 tahun Jambi 9 September 2015 Asap menggumpal di punggung Tidak mendapatkan perawatan rumah sakit 2 Wahyuni 15 tahun Jambi 11 September 2015 Lendir pada paru-paru Siswa SMPN 5 Kota Jambi 3 Ramadha ni Luthfi Aerli 9 tahun Riau 21 Oktober 2015 Gumpalan asap pada paru-paru Siswa kelas 3 MIN Pekanbaru 4 Muhanu m Aggriawa ti 12 tahun Riau 10 Oktober 2015 Gagal pernapasan akibat paru- paru disesaki lender Siswi kelas 6 SDN 171 Kulim Kec. Tanayan Raya 5 Nabila Julia Rahmada ni 15 bulan Jambi 29 September 2015 Banyak terdapat dahak di dalam tubuh Tidak mendapat perawatan medis yang mencukupi 6 Ardian 6 tahun Riau 19 oktober 2015 Ada cairan hitam dari paru-paru Keterangan dokter akibat paparan asap 7 M Husen Saputra 28 hari Sumatera Selatan 6 Oktober 2015 Divonis dokter menderita ISPA Masih ada saudara korban yang menderita ISPA 73 Md Saidul Islam et all, “Trans-Boundary Haze Pollution in Southeast Asia: Sustainability through Plural Environmental Governance”, Sustainability 2016, hlm. 7 74 Anonym, 2015, op cit, hlm. 9-11 8 Salsabila Nadifa 3 bulan Sumatera barat 21 Oktober 2015 Diduga akibat terpapar asap Mendapat sanggahan dari pihak RSUD Lubuk sikaping 9 Rizal Ahmadan i 9 tahun Kalimant an Selatan 16 Oktober 2015 Luka di bagian kepala atas alis kiri akibat terganggu jarak pandang 10 Intan 9 tahun Kalimant an Tengah 14 September 2015 Mengalami sesak napas hebat hingga sulit berbicara Siswi SDN 3 Baamang Tengah 11 Agustinus 1 bulan 3 hari Kalimant an Barat 14 Oktober 2015 Kesulitan bernafas karena banyak lender Diduga menderita ISPA 12 Fahmi Ammar 1 tahun Kalimant an Utara 21 Oktober 2015 Kesulitan bernapas dan paru-paru dipenuhi dahak akibat asap Korban juga menderita asma 13 Ratu Anggraini 45 hari Kalimant an Tengah 3 Oktober 2015 Dehidrasi hingga syok akibat diare Diduga akibat terlalu banyak menghirup asap 14 Darent Saputra 18 bulan Sumatera Selatan 13 Oktober 2015 Menderita sesak napas selama hampir 2 jam Diduga akibat menghirup kabut asap 15 Arika Patina Ramadha ni 15 bulan Sumatera Selatan 12 Oktober 2015 Akibat terlalu banyak menghirup asap Diduga menderita ISPA Kategori Dewasa 16 Nortop edi 77 tahun Kalimanta n Tengah 4 oktober 2015 Lemas setelah banyak menghirup asap Kebakaran Korban juga menderita luka bakar 17 Kamas hi 35 tahun Kalimanta n barat 9 September 2015 Kesulitan bernapas akibat terlalu banyak menghirup asap Penderita Asma 18 Laine m 45 tahun Riau 21 Juni 2015 Kesulitan bernapas akibat terlalu banyak menghirup asap Ditemukan di ladang milik korban 19 Yunarl is 65 tahun Riau 23 Juli 2015 Tidak sadarkan diri akibat kesulitan bernapas Korban tewas terpanggang 20 Muha mmad Iqbal Hali 31 tahun Riau 5 Oktober 2015 Kesulitan bernapas akibat terlalu banyak menghirup asap Korban merupakan anggota pns dan menderita asma 21 Sardi Ramad oni 19 tahun Riau 18 September 2015 Korban tewas di lokasi akibat jarak pandang yang terbatas Korban merupakan mahasiswa Data yang ditemukan oleh Kontras diatas, hanya sedikit dari jumlah korban jiwa akibat polusi asap, dikarenakan data tersbut hanya sebagian kecil dari banyak jumlah korban jiwa yang belum diketahui lainnya. 4.1.2.4. Kerugian Ekonomi Kebakaran hutan dan polusi asap yang menimbulkan resiko kesehatan dapat mengakibatkan berbagai masalah, salah satunya adalah menghambat produktivitas ekonomi di negara-negara Asia Tenggara yang terkena dampak. Perkiraan awal dari kerugian ekonomi untuk Indonesia akibat kebakaran hutan tahun ini melampaui 16 milyar. Jumlah ini dua kali lebih besar dari kerugian dan kerusakan akibat tsunami tahun 2004 di Aceh, setara dengan 1.8 Produk Domestik Brutto PDB. Estimasi ini mencakup kerugian pertanian, kehutanan, transportasi, perdagangan, industri, pariwisata dan sektor-sektor lainnya. Sebagian dari kerugian itu akibat kerusakan dan kerugian langsung terhadap hasil panen, kehutanan, perumahan dan infrastruktur, dan biaya yang ditimbulkan untuk menangani api. Banyak kerugian ekonomi disebabkan dampak tidak langsung, seperti terganggunya perjalanan udara, laut dan darat akibat asap. Dampak pada pertumbuhan PDB lokal diperkirakan akan sangat mempengaruhi pertumbuhan ekonomi dan upaya pemerintah mengentaskan kemiskinan di wilayah-wilayah yang paling parah, seperti Kalimantan Tengah 75 . Sedangkan, Singapura sebagai Negara yang tercemar asap menderita kerugian ekonomi yang sangat signifikan. Pasalnya banyaknya jumlah warga yang sakit akibat polusi asap berbanding lurus dengan jumlah biaya yang mereka harus keluarkan, ditambah lagi menurunnya produktivitas ekonomi yang diakibatkan ketidakhadiran ketika bekerja. Dampak yang lebih serius adalah penuruan 75 http:www.worldbank.orginnewsfeature20151201indonesias-fire-and-haze-crisis pendapatan pariwisata di negara-negara tercemar, hal ini diakibatkan matinya roda kehidupan selama polusi asap berlangusng, sekolah, bisnis dan bahkan penerbanganpun dihentikan. Sebagai contoh Gambar 6. Tabel 3: Kerugian Ekonomi Singapura Akibat Polusi Asap 1997 76 Pada tahun 1977, kerugian singapura akibat kabut asap berkisar antara 163,5- 286.2 Juta Dollar Amerika. kerugian terbesar terjadi di sektor pariwisata, sebesar 136,6- 210.5 Juta Dollar Amerika. Sektor hiburan mengalami kerugian sebesar 23,2-71.2 Juta Dollar Amerika dikarenakan buruknya jarak pandang ketika terjadi polusi asap. kerugian kesehatan sebesar 3,8-4,5 juta Dollar Amerika. Ditambah lagi dari 76 Md Saidul Islam et all, op cit, hlm. 8 sektor bisnis, terutama bisnis ritel dan perdagangan makanan dan minuman yang kemudian menyebabkan pneduduk sekitar tidak keluar dari rumah mereka dan memilih menetap selama polusi asap berlangsung. Jumlah ini dihitung ketika polusi asap terjadi pada Tahun 1997, dan potensi kerugian semakin meningkat tiap tahunnya.

4.1.3. Penjelasan

Umum ASEAN Agreement on Transboundary Haze Pollution dan Peratifikasian oleh Indonesia ASEAN sebagai organisasi regional di kawasan Asia Tenggara memiliki peran dan tanggung jawab dalam menciptakan stabilitas keamanan, ekonomi, sosial, politik dan hubungan diantara sesama anggotanya. Sejak ditandatanganinya deklarasi Bangkok atau deklarasi ASEAN pada tanggal 8 Agustus 1967 di Bangkok oleh Wakil Perdana Menteri merangkap Menteri Luar Negeri Malaysia dan para Menteri Luar Negeri dari Indonesia, Filipina, Singapura dan Thailand. ASEAN lahir sebagai sebuah organisasi regional yang mengusung tema kepercayaan dan meningkatkan kerjasama dalam pembangunan bersama masyarakat ASEAN dalam berbagai aspek kerjasama yang meliputi aspek ekonomi, sosial, teknik, ilmu pengetahuan dan administrasi. Seiring dengan perkembangan konstelasi internasional, ASEAN mengalami perkembangan pesat. Pada awal berdirinya, ASEAN menaruh perhatian yang besar untuk membangun rasa saling percaya confidence building measures , itikad baik dan mengembangkan asas untuk bekerjasama secara terbuka diantara sesama anggotanya. Kini dengan segala kematangan dan pencapaian yang telah diraih, kerjasama-kerjasama yang dilakukan oleh ASEAN mulai menyentuh kerjasama di bidang-bidang yang sebelumnya dianggap sensitif. Setelah peristiwa terbakarnya lahan dan hutan pada 1997, para Menteri Lingkugan Hidup negara-negara ASEAN menyusun rencana regional untuk mengatasi masalah kebakaran hutan tersebut. Rencana Aksi Regional Regional Action Plan ini dibagi menjadi tiga bagian.