yang bersengkata, namun dapat dipastikan bahwa sengketa tersebut dapat mengancam perdamaian dan ketertiban
internasional. Sehingga
peran hukum
internasional dalam
penyelesaian sengketa internasional itu sendiri adalah memberikan cara penyelesaian sengketanya melalui hukum
internasional yang berlaku, sehingga tidak akan merusak sendi-sendi perdamaian yang sudah ada.
Huala Adolf dalam bukunya menjelakan bahwa hukum internasional membagi sengketa internasional
menjadi dua, yakni sengketa politik political or non- justiciable dispute
dan sengketa hukum legal or judicial dispute
. Dalam Piagam Perserikatan Bangsa-Bangsa PBB mengatur dua bentuk penyelesaian sengketa
internasional, yaitu penyelesaian sengketa secara damai dan penggunaan kekerasan. Dalam pasal 33 Piagam PBB
menyebutkan Perundingan Negotiation, Penyelidikan Enquiry
, Mediasi Mediation, Konsiliasi Conciliation dan Arbitrase Arbitration sebagai cara-cara damai dalam
menyelesaikan sengketa internasional.
Dalam penulisan tesis ini, penulis mengaitkan teori ini dengan mekanisme penyelesaian sengketa damai yang
dapat Indonesia piih apabila kedepannya ada sengketa antar anggota ASEAN yang diakibatkan oleh pencemaran asap
lintas batas di Asia Tenggara.
27
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Hukum Lingkungan Internasional
Hukum dan lingkungan merupakan dua hal yang tidak dapat dipisahkan, dalam kajian yang lebih jauh lagi, hukum lingkungan
telah masuk kedalam sendi-sendi internasional, hal ini terjadi ketika pembangunan mengarah kepada kerusakan lingkungan dan dan
dibarengi dengan kesadaran masyarakat dunia akan pentingnya menjaga lingkungan tersebut. Menurut Mochtar Kusuma Atmadja,
hukum lingkungan internasional adalah keseluruhan kaedah, azas- azas, lembaga-lembaga, dan proses-proses yang mewujudkan
kaedah tersebut dalam kenyataan.
23
Hukum atau keseluruhan kaedah dan azas yang dimaksud adalah keseluruhan kaedah dan azas yang
terkadung dalam perjanjian-perjanjian internasional maupun hukum kebiasaan internasional, yang berobjek lingkungan hidup, yang oleh
masyarakat internasional, yaitu masyarakat Negara-negara termasuk subjek-subjek hukum internasional bukan Negara, diwujudkan
23
Mochtar Kusuma Atmadja, 1982, Pengantar Hukum Internasional, Buku I, Binacipta, Bandung, hlm. vii.
dalam kehidupan bermasyarakat melalui lembaga-lembaga dan proses kemasyarakatan internasional.
24
Perkembangan hubungan
internasional dan
hukum internasional selama beberapa dekade
terakhir ini telah mendefinisikan langkah maju dari hukum yang hanya saling hidup
berdampingan dan aturan hukum yang abstain menuju kerja sama hukum yang positif, yaitu dengan negara-negara menjadi lebih
bergantung satu sama lain dalam dunia yang semakin kompleks dengan masalah lingkungan dan sosialnya. Peningkatan jumlah isu-
isu internasional membutuhkan peraturan internasional dan kerjasama untuk dapat mengaturnya, dan bidang hukum lingkungan
internasional adalah salah satu isu kunci dari perkembangan isu saat ini.
25
Hukum lingkungan internasional adalah salah satu cabang ilmu yang mulai berkembang sejak tahun 60-an, United Nations
Conference on the Human Environment yang lebih dikenal dengan
Konferensi Stockholm yang diadakan di Stockholm pada tahun 1972 merupakan konferensi dengan isu lingkungan hidup internasional
yang pertama kali dilaksanakan. Konferensi Stockholm merupakan
24
Ida Bagus Wyasa Putra, 2003, Hukum Lingkungan Internasional: Perspektif Bisnis Internasional
, Refika Aditama, Bandung, hlm. 1.
25
Jurgen Friedrich, 2013, International Environmental “soft law”, New York, Springer, hlm. 1