Penyelesaian Sengketa Internasional Secara Damai

Bilamana jalan keluar ditemukan oleh pihak- pihak, maka akan berlanjut pada pemberian konsesi dari tiap pihak kepada pihak lawan. 159 Cara penyelesaian melalui negosiasi biasanya adalah cara yang pertama kali ditempuh manakala para pihak bersengketa. Negosiasi dalam pelaksanaannya memiliki dua bentuk utama: bilateral dan multilateral. Cara ini dapat pula digunakan untuk menyelesaikan setiap bentuk sengketa: apakah itu sengketa ekonomi, politis, hukum, sengketa wilayah, keluarga, suku, dll. Bahkan, apabila para pihak telah menyerahkan sengketanya kepada suatu badan peradilan tertentu, proses penyelesaian sengketa melalui negosiasi ini masih dimungkinkan untuk dilaksanakan. 160 Karena itu, dalam hal salah satu pihak bersikap menolak kemungkinan negosiasi sebagai salah satu cara penyelesaian ini akan 159 Jawahir Thontowi, Pranoto Iskandar, 2006, Hukum Internasional Kontemporer, Bandung: Refika Aditama, hlm. 266. 160 John Collier and Vaughan Lowe, 1999, The Settlement of Disputes in International Law , Oxford: Oxford U.P, hlm. 20. mengalami jalan buntu. Di dalam melakukan negosiasi para pihak harus bisa bersifat universal, harus memenuhi aturan-aturan tentang niat baik, dan tidak sekedar dilaksanakan secara formalitas. Negosiasi dapat berlangsung dalam kerangka bilateral ataupun multilateral. Tujuan negosiasi tidak harus selalu dan secara khusus menyelesaikan suatu sengketa yang terjadi. Suatu perundingan yang berhasil dapat menghasilkan suatu pengaturan baru akan dapat mencegah atau meredakan situasi sengketa yang potensial. Sebagai contoh kasus yang menggunakan bentuk penyelesaian secara negosiasi adalah adalah kasus Cosmos-954. 161 Kasus Cosmos-954 merupakan kasus jatuhnya satelit bertenaga nuklir, Cosmos-954 milik Uni Soviet, di Kanada. Cosmos-954 merupakan salah satu satelit bertenaga nuklir milik Uni Soviet, yang diluncurkan pada tanggal 18 September 1957. 161 Ida Bagus Wyasa Putra, Hukum Lingkungan Internasional Perspektif Bisnis Internasional, Bandung, Refika Aditama, 2002, hlm.50 Satelit ini dilengkapi reaktor nuklir seberat 55 Kg dan menggunakan bahan uranium 235 dengan komposisi 90 Uranium 235. Beberapa minggu setelah peluncurannya, satelit yang direncanakan di tempatkan pada ketinggian 270 Km di atas permukaan bumi itu dinyatakan tidak berfungsi sebagaimana mestinya. 4.4.2.2. Mediasi Mediasi adalah merupakan bentuk lain dari negosiasi sedangkan yang membedakannya adalah terdapat keterlibatan pihak ketiga. Dalam hal pihak ketiga yang hanya bertindak sebagai pelaku mediasi atau mediator komunikasi bagi pihak ketiga untuk mencarikan negosiasi- negosiasi, maka peran dari pihak ketiga disebut sebagai good office. 162 Seorang mediator merupakan pihak ketiga yang memiliki peran yang aktif untuk mencari solusi yang tepat untuk melancarkan terjadinya kesepakatan antara pihak-pihak yang bertikai dan 162 Dewa Gede Sudika Mangku, op.cit, hlm. 153 untuk menciptakan adanya suatu kontak atau hubungan langsung di antara para pihak. Tujuannya adalah untuk menciptakan adanya suatu kontak atau hubungan langsung di antara para pihak. Mediator bisa negara, individu, dan organisasi internasional. 163 Dalam menerapkan hukum, mediator tidak dibatasi pada hukum yang ada. Asas ex aequo et bono atau kepatutan dan kelayakan dapat digunakan mediator dalam menyelesaikan sengketa, karena sifatnya ini, cara penyelesaian sengketa melalui mediasi dapat lebih cocok digunakan untuk sengketa-sengketa yang sensitif. Sengketa tersebut termasuk di dalamnya adalah sengketa yang memiliki unsur politis, di samping itu sudah barang tentu sengketa hukum. 4.4.2.3. Konsiliasi Konsiliasi Conciliation menurut the Institute of International Law melalui the Regulations on the Procedure of International 163 Ibid., Conciliation yang diadopsi pada tahun 1961 dalam Pasal 1 disebutkan sebagai suatu metode penyelesaian pertikaian bersifat internasional dalam suatu komisi yang dibentuk oleh pihak- pihak, baik sifatnya permanen atau sementara berkaitan dengan proses penyelesaian pertikaian. 164 Istilah konsiliasi conciliation mempunyai arti yang luas dan sempit. Pengertian luas konsiliasi mencakup berbagai ragam metode di mana suatu sengketa diselesaikan secara damai dengan bantuan negara-negara lain atau badan- badan penyelidik dan komite-komite penasehat yang tidak berpihak. Pengertian sempit, konsiliasi berarti penyerahan suatu sengketa kepada sebuah komite untuk membuat laporan beserta usul-usul kepada para pihak bagi penyelesaian sengketa tersebut. 165 164 Pasal 1, the Regulations on the Procedure of International Conciliation, http:www.justitiaetpace.orgidiEresolutionsE1961_salz_02_en.pdf 165 J.G.Starke, An Introduction To International Law, saduran: F. Isjwara, Pengantar Hukum Internasional, Edisi Keempat, Alumni, Bandung, hlm 253. The Hague Convention for the Pacific Settlement of International Dispute of 1899 dan 1907 memuat mekanisme dan aturan pembentukan komisi konsiliasi. Badan seperti ini dibentuk dengan persetujuan bersama kedua belah pihak. Di samping fungsi, terdapat kriteria lain yang membedakan badan ini dengan mediasi. Konsiliasi memiliki hukum acara yang lebih formal dibandingkan dengan mediasi. Hukum acara tersebut dapat diterapkan terlebih dahulu dalam perjanjian atau diterapkan oleh badan konsiliasi.

4.4.3. Penyelesaian Sengketa Internasional Secara Hukum

Penyelesaian sengketa melalui jalur hukum atau judicial settlement juga dapat menjadi pilihan bagi subyek hukum internasional yang bersengketa satu sama lain. Bagi sebagian pihak, bersengketa melalui jalur hukum seringkali menimbulkan kesulitan, baik dalam urusan birokrasi maupun besarnya biaya yang dikeluarkan. Namun yang menjadi keuntungan penyelesaian sengketa jalur hukum adalah kekuatan hukum yang mengikat antara masing- masing pihak yang bersengketa. 4.4.3.1. Arbitrase Hukum internasional telah mengenal arbitrase sebagai alternatif penyelesaian sengketa, dan cara ini telah diterima oleh umum sebagai cara penyelesaian sengketa yang efektif dan adil. Para pihak yang ingin bersengketa dengan menggunakan metode arbitrase dapat menggunakan badan arbitrase yang telah terlembaga, atau badan arbitrase ad hoc. Peradilan arbitrase jauh berbeda dengan pengadilan intern suatu Negara karena bentuknya yang non-institusional. Meskipun dianggap sebagai penyelesaian sengketa internaisonal melalu jalur hukum, keputusan yang dihasilkan oleh badan arbitrase tidak dapat sepenuhnya dijamin akan mengikat masing-masing pihak,