Kebijakan Indonesia terhadap Pencemaran Asap
simulasi, bimbingan teknis dan patroli pemadam kebakaran hutan di provinsi rawan kebakaran
99
. Dalam konteks peraturan perundang-undangan,
beberapa langkah telah diambil oleh pemerintah Indonesia diantaranya adalah pengesahan Undang-Undang Nomor 32
Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan yang memberlakukan denda maksimal Rp 10
miliar dan sampai sepuluh tahun penjara bagi individu atau perusahaan terlibat dalam kegiatan pembakaran lahan.
Dalam kasus penegakan hukum telah terjadi peningkatan upaya hukum yang diambil untuk mengurangi
jumlah pelanggaran kebakaran hutan. Dalam laporan KLH, pada 2012 ada dua kasus yang telah ditangani, yaitu PT
Kalista Alam dan PT Surya Panen Subur. Sementara pada tahun 2013, ada 7 file kasus pidana yang telah disampaikan
kepada Kejaksaan Agung Republik Indonesia dan satu file kasus perdata yang masih dalam proses penyusunan
99
Teddy Prasetiawan, Implikasi Ratifikasi AATHP Terhadap Pengendalian Kebakaran Hutan
dan Lahan di Indonesia, Info Singkat, Pusat Pengkajian, Pengolahan Data dan Informasi P3DI Sekretariat Jenderal DPR RI, Jakarta, Vol. VI, 2014
gugatan.
100
Sejak 2013 sampai sekarang, polisi telah melakukan 41 penuntutan terhadap pelaku, terutama untuk
perusahaan perkebunan kelapa sawit. Dari 41 penuntutan, 25 pelaku telah ditetapkan sebagai tersangka dan bahkan
sudah dihukum mulai dari 8 bulan sampai 8 tahun. Dari sisi pelaksanaan teknis yang diamanatkan oleh
ASEAN Agreement on Transboundary Haze Pollution AATHP,
pemerintah Indonesia
telah melakukan
serangkaian kegiatan pencegahan dan penanggulangan kebakaran lahan danatau hutan antara lain
101
: 4.2.2.1.
Melakukan kegiatan sosialisasi AATHP dan peningkatan
kapasitas secara
masif dan
berkelanjutan kepada
kementerianlembaga terkait, kalangan dunia usaha, masyarakat, LSM,
dan pemerintah daerah di daerah rawan kebakaran lahan danatau hutan.
4.2.2.2. Melakukan
koordinasi baik
antar- kementerianlembaga,
pemerintah daerah
100
Anonim, KLH
Selidiki 29
Kasus Kebakaran
Hutan,, 1
Maret, http:news.okezone.comread201408073371021369klh-selidiki-29-kasus-kebakaran-
hutan-di-riau, 12.44
101
http:www.menlh.go.idindonesia-meratifikasi-undang-undang-tentang-pengesahan- asean-agreement-on-transboundary-haze-pollution-persetujuan-asean-tentang-
pencemaran-asap-lintas-batas
maupun dengan masyarakat yang didasarkan pada Indonesia Comprehensive Plan of Action on
Transboundary Haze Pollution seperti:
4.2.2.2.1. pemetaan daerah rawan kebakaran
lahan danatau hutan; 4.2.2.2.2.
penguatan data dan informasi terkait dengan hot-spot, persebaran asap,
pemetaan daerah terbakar, fire danger rating system FDRS,
pengembangan SOP
dalam pencegahan dan penanggulangan
kebakaran lahan danatau hutan, dan pengelolaan lahan gambut. Bahkan
LAPAN telah
memberikan pelatihan kepada Malaysia dalam
pengembangan FDRS
melalui sistem remote sensing;
4.2.2.2.3. penguatan
dan peningkatan
kapasitas masyarakat peduli api yang dilakukan melalui sosialisasi,
kegiatan pencegahan dini maupun pelatihan;
4.2.2.2.4. penanggulangan bencana asap yang
terkoordinir dalam rangka tanggap darurat bencana, antara lain melalui
gelar pasukan pemadaman api, operasi modifikasi cuaca, dll;
4.2.2.2.5. Melakukan penegakan hukum
pidana dan perdata terhadap pelaku individu dan korporasi
pembakaran lahan danatau hutan serta pencemaran asap lintas batas
yang mengakibatkan
kerusakan lingkungan.
Penegakan hukum
pidana dilakukan secara terpadu dan terkoordinasi oleh PPNS KLH
bersama-sama Penyidik
POLRI maupun melalui mekanisme multi-
doors kerja
sama UKP4,
Kehutanan, Kejaksaan,
KPK, POLRI, dan KLH. Penegakan
hukum perdata dilakukan melalui gugatan
ganti kerugian
untuk pemulihan
kualitas lingkungan
terhadap pelaku pembakaran lahan danatau hutan.
4.2.2.2.6. Memperkuat kelembagaan dan
peraturan perundang-undangan
yang mendukung
kebijakan pembukaan lahan tanpa bakar zero
burning policy dan pencegahan dan
penanggulangan kebakaran lahan danatau hutan serta pencemaran
asap lintas batas. Upaya penguatan Kebijakan Indonesia tidak hanya
berjalan di level nasional saja, Jambi sebagai salah satu daerah rawan Kebakaran hutan telah melakukan kerjasama
dengan Singapura sebagai upaya pencegahan Kebakaran hutan dan polusi asap. Selama rentang waktu dua tahun,
para petugas provinsi Jambi bekerja erat dengan tim proyek Singapura untuk memastikan keberhasilan implementasi
Program Kerja sesuai dengan Master Plan. Selain itu,
Singapura menyediakan
sejumlah S1
juta untuk mengimplementasikan Program Kerja yang dipilih
sesuai dukungan teknisnya kepada Indonesia. Tujuh Program Kerja yang dipilih tersebut adalah sebagai
berikut
102
: 4.2.2.1.
Lokakarya untuk mengembangkan kapasitas para petugas Jambi menganalisa dan membaca
gambar satelit untuk informasi dan titik panas; 4.2.2.2.
Lokakarya sosialisasi mengenai pertanian berkelanjutan dan praktek tanpa bakar;
4.2.2.3. Pembinaan peta pemanfaatan lahan bagi
Kabupaten Muaro Jambi; 4.2.2.4.
Pemasangan Sistem
Informasi Geografi
Geographical Information System atau GIS untuk membantu pemantauan dan penilaian
kebakaran lahan dan hutan serta kabut asap.; 4.2.2.5.
Membangun stasiun-stasiun pemantauan kualitas udara dan cuaca termasuk pengembangan Sistem
102
Anonym, 2009, Kerjasama Indonesia-Singapura di Provinsi Jambi Untuk Menangani Kebakaran Lahan dan Hutan
, Singapore, National Environment Agency, hlm.9
Pengukuran indeks Kebakaran Fire Danger Rating System
, atau FDRS; 4.2.2.6.
Pengulasan kepasitas
dan kemampuan
menghalang dan menanggulangi kebakaran di kalangan industri pertanian dan pihak-pihak
terkait di Kabupaten Muaro Jambi; 4.2.2.7.
Lokakarya pelatihan kesanggupan pencegahan dan penanggulangan kebakaran.
Jambi dan
Singapura telah
berhasil mengimplementasikan ketujuh progam tersebut ke dalam
ruang lingkup kerjasama Indonesia-Singapura. Sementara itu, Singapura juga telah mengembangkan du program kerja
baru tambahan “program penanganan lahan gambut berasaskan pengetahuan dan pelatihan” bersama Singapore
Delft Water Alliance SDWA dan “Peningkatan keahlian
budidaya air tawar di Jambi” bersama Singapore Food Industries
SFI.