Prinsip-prinsip Belajar Tujuan Belajar

commit to user

b. Prinsip-prinsip Belajar

H. J. Gino, Suwarni, Suripto, Maryanti, dan Sutijan mengutip dari pendapat S. Nasution menungkapkan bahwa: Prinsip-prinsip belajar yaitu prinsip-prinsip yang terkait dalam proses belajar. Belajar itu sangat kompleks. Belajar membawa sesuatu perubahan pada individu yang belajar. Perubahan itu tidak hanya mengenai jumlah pengetahuan, melainkan juga dalam bentuk kecakapan, kebiasaan, sikap, pengertian, penghargaan, minat, penyesuaian diri, pendeknya mengenai segala aspek organisme atau pribadi seseorang. Gino et al, 1997: 51-52 Ada beberapa prinsip-prinsip belajar yang dirangkum dari Slameto 1995: 27-28 sebagai berikut: 1 Dalam belajar siswa harus diusahakan partisipasi aktif, meningkatkan minat dan membimbing untuk mencapai tujuan instruksional. 2 Belajar bersifat keseluruhan dan materi itu harus memiliki struktur, penyajian yang sederhana, sehingga siswa mudah menangkap pengertiannya. 3 Belajar harus dapat menimbulkan reinforcement dan motivasi yang kuat pada siswa untuk mencapai tujuan instruksional. 4 Belajar itu adalah proses kontinu, maka harus tahap demi tahap menurut perkembangannya. 5 Belajar adalah proses organisasi dan adaptasi. 6 Belajar harus dapat mengembangkan kemampuan tertentu sesuai dengan tujuan instruksional yang harus dicapainya. 7 Belajar memerlukan sarana yang cukup, sehingga anak dapat belajar dengan tenang. 8 Belajar perlu lingkungan yang menantang, dimana anak dapat mengembangkan kemampuannya bereksplorasi dan belajar dengan efektif. 9 Belajar itu perlu interaksi anak dengan lingkungannya. 10 Belajar adalah proses kontinuitas yaitu hubungan antara pengertian yang satu dengan pengertian yang lain, sehingga mendapatkan pengertian yang diharapkan. 11 Repetisi, dalam proses belajar perlu ulangan berkali-kali agar pengertian itu mendalam pada anak. commit to user

c. Tujuan Belajar

Tujuan belajar merupakan komponen sistem pembelajaran yang sangat penting, karena semua komponen yang ada dalam sistem pembelajaran dilaksanakan atas dasar pencapaian tujuan belajar. Menurut Oemar Hamalik 2003: 109, ”Tujuan pembelajaran adalah suatu deskripsi mengenai tingkah laku yang diharapkan tercapai oleh siswa setelah berlangsung pembelajaran. Tujuan belajar merupakan cara yang akurat untuk menentukan hasil pembelajaran.” Dalam usaha pencapaian tujuan belajar perlu diciptakan adanya sistem lingkungan belajar yang baik. Sistem lingkungan yang baik itu terdiri dari komponen-komponen pendukung antara lain tujuan belajar yang akan dicapai, bahan pembelajaran yang digunakan untuk mencapai tujuan, guru dan siswa yang memainkan peranan dalam pembelajaran, jenis kegiatan, dan sarana prasarana yang tersedia. Menurut Anderson L.W dan Krathwohl dalam Achmad Samsudin 2010 : 12-31 taksonomi Bloom yang direvisi meliputi ranah kognitif, afektif dan spikomotorik. Pada ranah kognitif terdiri dari enam komponen yaitu mengingat remembering, mengerti understanding, menerapkan applying, menganalisis analyzing, mengevaluasi evaluating, mencipta creating. Pada ranah afektif sikap terdiri dari lima komponen yaitu menerima receiving, menanggapi responding, menilai valuing, mengorganisasi organization, menjadi karakter characterization. Sedangkan pada ranah psikomotor terdiri dari lima komponen yaitu imitasi imitation, manipulasi manipulation, presisi precision, artikulasi articulation, naturalisasi naturalization. Berdasar uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa tujuan belajar adalah hasil yang hendak dicapai setelah pembelajaran. Sesuai tujuan belajar, yaitu mendapatkan pengetahuan, penanaman konsep dan ketrampilan, serta pembentukan sikap, hasil belajar juga meliputi ranah kognitif, afektif, dan psikomotorik. commit to user

d. Mengajar

Dokumen yang terkait

The Effectiveness Of Using Student Teams-Achievement Divisions (STAD) Techniques in Teaching Reading

1 16 116

Penerapan model pembelajaran kooperatif dengan teknik Student Teams Achievement Division (STAD) untuk meningkatkan hasil belajar fiqih di MTs Nurul Hikmah Jakarta

0 9 145

The Effectiveness Of Using The Student Teams Achievement Divisions (STAD) Technique Towards Students’ Understanding Of The Simple Past Tense (A Quasi-Experimental Study at the Eighth Grade Students of SMP Trimulia, Jakarta Selatan)

1 8 117

Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Divisions (STAD) dalam meningkatkan hasil belajar akidah akhlak: penelitian tindakan kelas di MA Nihayatul Amal Karawang

0 10 156

PEMBELAJARAN KOOPERATIF MODEL JIGSAW DAN STAD (STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION) DITINJAU DARI KEMAMPUAN AWAL DAN KREATIVITAS SISWA

0 4 135

PENGARUH PEMBELAJARAN FISIKA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISIONS (STAD) DAN JIGSAW II DITINJAU DARI INTERAKSI SOSIAL SISWA TERHADAP KEMAMPUAN KOGNITIF SISWA

7 40 88

EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA MELALUI PENDEKATAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) POKOK BAHASAN LINGKARAN DITINJAU DARI KEMAMPUAN AWAL.

0 0 11

PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF STUDENT TEAMS Pengaruh Pembelajaran Kooperatif Student Teams Achievement Division (STAD) Terhadap Kemampuan Kognitif Ditinjau Dari Motivasi Belajar Siswa Kelas VIII SMP Negeri 2 Sawit.

0 0 16

PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT Pengaruh Pembelajaran Kooperatif Student Teams Achievement Division (STAD) Terhadap Kemampuan Kognitif Ditinjau Dari Motivasi Belajar Siswa Kelas VIII SMP Negeri 2 Sawit.

0 0 15

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD (STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISIONS) PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA SMP.

0 0 44