Materi Zat Pembelajaran Diskusi

commit to user c. Menerapkan Applying Menerapkan adalah kemampuan untuk menggunakan bahan yang telah dipelajari ke dalam situasi baru yang nyata meliputi aturan, metode, konsep, prinsip, hukum, teori. Misalnya seseorang mampu untuk memberi contoh, menggunakan, mengklasifikasikan, memanfaatkan, menyelesaikan, dan mengidentifikasikan. d. Menganalisis Analyzing Analisis adalah kemampuan untuk menguraikan materi ke dalam bagian- bagiannya dan menentukan bagaimana bagian-bagian berhubungan satu dengan yang lain. Kemampuan meliputi identifikasi bagian-bagian, mengkaji hubungan antara bagian-bagian, mengenali prinsip-prinsip organisasi. e. Mengevaluasi Evaluating Mengevaluasi merupakan kemampuan untuk membuat pertimbangan berdasarkan kriteria dan standar. Kemampuan ini meliputi mengecek dan mengkritisi. f. Mencipta Creating Mencipta merupakan kemampuan untuk menggabungkan unsu-unsur secara bersama untuk membentuk suatu hubungan yang fungsional, mengorganisasi kembali bagian-bagian ke dalam pola atau strruktur yang baru. Kemampuan ini meliputi membangun, merencakanan, dan menghasilkan. Berdasarkan uraian di atas, tingkatan tersebut menunjukkan tingkatan berfikir siswa yang semakin kompleks. Dalam proses pembelajaran Fisika pada sekolah menengah, ranah kognitif sering dijadikan objek sebagai hasil belajar. Hasil belajar siswa dapat diketahui jika diadakan penilaian melalui evaluasi. Sehingga dapat dikatakan bahwa nilai Fisika siswa merupakan hasil belajarnya. Pada Sekolah Menengah Pertama SMP tingkat kognitif yang ditekankan adalah pada tingkat mengingat, mengerti, menerapkan, dan menganalisis.

6. Materi Zat

dan Wujudnya a. Pengertian Zat dan Wujudnya Semua benda terdiri atas zat atau materi. Walaupun zat-zat penyusun benda itu berlainan jenis dan wujudnya, tetapi ada dua sifat yang yang sama commit to user pada zat-zat itu, yaitu menempati ruang dan memiliki massa. Jadi zat adalah sesuatu yang menempati ruang dan memiliki massa. b. Massa Jenis Zat Hasil bagi massa dengan volum dari satu jenis zat menghasilkan sebuah bilangan tetap bilangan tetap ini didefinisikan sebagai massa jenis benda. Jadi massa jenis adalah massa benda dibagi dengan volum benda. Di dalam perumusan, massa jenis dituliskan: dengan: m : massa benda, satuannya gram atau kilogram, V : volum benda, satuannya cm 3 atau m 3 , ρ : massa jenis, satuannya gcm 3 atau kgm 3 . c. Wujud Zat Zat-zat dikelompokkan menjadi tiga wujud yang berbeda,yaitu zat padat, cair, dan gas. Padat, memiliki bentuk dan volume yang selalu tetap. Misalnya: batu, kayu, tanah dan lain-lain. Cair, bentuk sesuai dengan tempatnya, volume tetap. Misalnya: air, bensin, minyak dan lain-lain. Gas, bentuk dan volume berubah-ubah. Misalnya: gas, oksigen, uap air dan lain-lain. d. Sifat Zat Zat padat, zat cair, dan gas memiliki sifat yang berbeda. 1 Zat Padat Sifat Zat padat adalah memiliki bentuk dan volumenya selalu tetap.Besi, kayu, karet, buku, merupakan contoh dari zat padat. 2 Zat Cair Sifat zat cair adalah bentuknya berubah sesuai wadah yang ditempatinya dan volumenya tetap. V m = ρ commit to user 3 Gas Pada saat air dipanaskan sampai 100 C, akan terbentuk uap air. Uap air merupakan gas. Dengan demikian terjadi perubahan wujud dari zat cair menjadi gas. Jika uap air gas ini ditampung, uap air akan mengisi seluruh ruangan wadah atau bentuknya menjadi seperti wadah yang ditempatinya. Volume uap air tersebut juga berubah dan mengisi seluruh ruangan yang ada. Sifat gas adalah bentuk dan volumenya selalu berubah sesuai wadah yang ditempatinya. Tabel 2.6. Volume dan Bentuk dari Wujud Zat Wujud Zat Volum Zat Bentuk Zat Padat Cair Gas Tetap Tetap Berubah- ubah Tetap Berubah- ubah Berubah- ubah e. Perubahan Wujud Zat Air dapat berubah menjadi es jika dibekukan dan sebaliknya es dapat berubah menjadi air kembali jika dipanaskan. Air dan es memiliki komponen penyusun yang sama, tetapi memiliki wujud yang berbeda. Air juga dapat menguap, hal ini berarti air dapat berubah menjadi gas. Air dapat berada pada 3 wujud zat yaitu: zat padat es, zat cair air, dan gas uap air. Dalam kehidupan sehari-hari dapat dilihat bahwa es dapat berubah wujud menjadi air. Jika dipanaskan terus, air akan mendidih dan berubah menjadi uap air. Zat dapat berubah wujud dari satu wujud ke wujud lainnya. Perubahan wujud zat tersebut disertai dengan perubahan sifat zat. Perubahan sifat zat berdasarkan perubahan wujudnya dibedakan menjadi: 1 Melebur mencair: Perubahan wujud zat padat menjadi zat cair. Contohnya: Es batu yang mencair, Coklat yang dipanaskan. 2 Membeku: Perubahan wujud zat cair menjadi zat padat. Contohnya: Air yang dimasukkan ke dalam fresser berubah menjadi es batu. 3 Menguap: Perubahan wujud zat cair menjadi gas. Contohnya: Air yang direbus terus menerus, lama-lama habis karena air berubah menjadi uap air. commit to user 4 Mengembun: Perubahan wujud gas menjadi zat cair. Contohnya: Uap air di udara menjadi titik- titik air di gelas. 5 Menyublim: Perubahan wujud zat padat menjadi gas. Contohnya: Kapur barus yang diletakkan di almari lama kelamaan bentuknya semakin kecil lalu habis berubah jadi uap gas. 6 Mengkristal mendeposisi: Perubahan wujud gas menjadi zat padat. Contohnya: Proses pemurnian yodium. Perubahan wujud zat dapat digambarkan secara skematik sebagai berikut: Gambar 2.2 Skema Perubahan Wujud Zat Setiap benda mempunyai massa dan menempati ruang. Zat itu dapat mengalami perubahan wujud karena pengaruh energi. Perubahan–perubahan pada zat dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu perubahan Fisika dan perubahan Kimia. 1 Perubahan Fisika Perubahan zat yang tidak menyebabkan zat jenis baru disebut perubahan fisika. Contoh: air menjadi uap air, es menjadi air. 2 Perubahan kimia Perubahan wujud zat yang menghasilkan zat baru. Contoh: perkaratan, peragian, dan pembusukan. f. Gaya Kohesi dan Gaya Adhesi Di antara partikel-partikel zat selalu ada gaya tarik-menarik, baik gaya tarik-menarik antara partikel yang sejenis ataupun yang tidak sejenis. Gaya commit to user tarik-menarik antara partikel yang sejenis disebut gaya Kohesi. Contohnya : gaya tarik-menarik antar partikel air dan gaya tarik-menarik antarpartikel gula. Sedangkan gaya tarik-menarik antara partikel zat yang tidak sejenis disebut gaya Adhesi. Contoh adhesi adalah: a. Bedak menempel pada pipi, terjadi gaya tarik-menarik antara partikel bedak dengan pipi b. Air bercampur dengan sirup, terjadi gaya tarik-menarik antara partikel air dengan sirup c. Cat menempel di tembok, terjadi gaya tarik-menarik antara partikel cat dengan tembok. Ada dua macam meniskus, yaitu: 1 Meniskus cembung Meniskus cembung adalah permukaan zat cair dalam tabung reaksi adalah cekung. Bila air dituangkan ke dalam gelas yang telah diolesi dengan minyak, akan tampak air tidak bisa membasahi gelas dan permukaan air di dalam gelas akan menjadi cembung. Demikian juga bila air raksa dituangkan ke dalam gelas tanpa diolesi minyak, akan diperoleh meniskus cembung. Hal ini terjadi karena gaya Kohesi lebih besar daripada gaya Adhesi. 2 Meniskus cekung Meniskus cekung adalah permukaan zat cair dalam tabung reaksi adalah cembung. Bila air dituangkan ke dalam sebuah gelas yang bersih, air tersebut akan membasahi dinding gelas. Permukaan air di dalam gelas menjadi cekung. Pada peristiwa ini gaya kohesi lebih kecil dibandingkan daripada gaya adhesi. a b Gambar 2.3 a Meniskus Cekung b Meniskus Cembung commit to user g. Kapilaritas Gejala kapilaritas dapat temukan dalam kehidupan sehari-hari. Kapilaritas adalah gejala naiknya zat cair dalam pipa kapiler. Pipa kapiler yaitu suatu celah atau pipa yang luas penampangnya kecil. Hubungan antara kapilaritas dengan meniskus: - Permukaan air dalam pipa kapiler lebih tinggi. Hal ini disebabkan karena gaya tarik-menarik antarpartikel air kurang kuat. Ini juga yang menyebabkan meniskus cekung dan membasahi dinding. - Permukaan raksa dalam pipa kapiler lebih rendah. Hal ini disebabkan karena gaya tarik-menarik antarpartikel raksa sangat kuat. Ini juga yang menyebabkan meniskus cembung dan tidak membasahi dinding. a b Gambar 2.4 a Permukaan Raksa dalam Pipa Kapiler b Permukaan Air dalam Pipa Kapiler a b Gambar 2.5 a Permukaan Raksa dalam Bejana Berhubungan b Permukaan Air dalam Bejana Berhubungan Manfaat kapilaritas dalam kehidupan sehari-hari: 1 Kita dapat mengepel lantai yang kotor, setelah disiram air, lantai kemudian dikeringkan dengan kain pel. 2 Setelah mandi mengeringkan badan menggunakan handuk. 3 Menyirami tanaman supaya subur, air dapat naik melalui pembuluh kayu ke daun. Selain bermanfaat kapilaritas juga dapat merugikan, misalnya: 1 Saat kehujanan, baju kita menjadi basah. commit to user 2 Meresapnya air hujan pada dinding sehingga dinding rumah menjadi basah dan lembab, akibatnya cat mengelupas dan dinding ditumbuhi lumut.

B. Penelitian yang Relevan

Berkaitan dengan penelitian ini, terdapat beberapa penelitian yang relevan. Pada penelitian yang dilakukan pada Siti Fatimah, menerapkan model pembelajaran direct instruction dan diskusi, didapatkan beberapa kesimpulan. Diantara kesimpulan tersebut adalah “Terdapat pengaruh model pembelajaran terhadap prestasi belajar”. Siti Fatimah, 2005: 86. Hasil tersebut memperlihatkan bahwa dengan menggunakan model yang intensif dapat meningkatkan prestasi belajar siswa. Penelitian penggunaan pendekatan kooperatif, sebelumnya juga pernah dilakukan penelitian yang sama oleh Lestari Andika Sari tentang pengaruh pembelajaran fisika model kooperatif. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa: ”Model pembelajaran kooperatif tipe TGT dapat menjadi model pembelajaran yang efektif daripada model pembelajaran kooperatif tipe STAD terhadap kemampuan kognitif Fisika siswa”. Lestari Andika Sari, v. Sedangkan pada penelitian ini, penulis menggunakan model pembelajaran kooperatif dan diskusi terhadap kemampuan kognitif. Dalam jurnal Micheal Van Wyk 2010 menjelaskan hasil bahwa: The students who participated in the experimental group increased their posttest mean of 9.06 percentile posttest score over the control group’s mean. The findings reveal that the hypothesis testing for this study is acceptable because STAD is a more effective teaching technique compared to the traditional lecture method in economic literacy. Findings showed that STAD had a significant impact on the achievement of the experimetal group. While results were extremely powerful, there are some issues to consider when interpreting them. Micheal Van Wyk 2010: 85 Selain itu oleh Ben P. Dyson et all, 2005 dalam Journal of Teaching Physical Education mengemukakan bahwa:

Dokumen yang terkait

The Effectiveness Of Using Student Teams-Achievement Divisions (STAD) Techniques in Teaching Reading

1 16 116

Penerapan model pembelajaran kooperatif dengan teknik Student Teams Achievement Division (STAD) untuk meningkatkan hasil belajar fiqih di MTs Nurul Hikmah Jakarta

0 9 145

The Effectiveness Of Using The Student Teams Achievement Divisions (STAD) Technique Towards Students’ Understanding Of The Simple Past Tense (A Quasi-Experimental Study at the Eighth Grade Students of SMP Trimulia, Jakarta Selatan)

1 8 117

Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Divisions (STAD) dalam meningkatkan hasil belajar akidah akhlak: penelitian tindakan kelas di MA Nihayatul Amal Karawang

0 10 156

PEMBELAJARAN KOOPERATIF MODEL JIGSAW DAN STAD (STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION) DITINJAU DARI KEMAMPUAN AWAL DAN KREATIVITAS SISWA

0 4 135

PENGARUH PEMBELAJARAN FISIKA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISIONS (STAD) DAN JIGSAW II DITINJAU DARI INTERAKSI SOSIAL SISWA TERHADAP KEMAMPUAN KOGNITIF SISWA

7 40 88

EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA MELALUI PENDEKATAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) POKOK BAHASAN LINGKARAN DITINJAU DARI KEMAMPUAN AWAL.

0 0 11

PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF STUDENT TEAMS Pengaruh Pembelajaran Kooperatif Student Teams Achievement Division (STAD) Terhadap Kemampuan Kognitif Ditinjau Dari Motivasi Belajar Siswa Kelas VIII SMP Negeri 2 Sawit.

0 0 16

PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT Pengaruh Pembelajaran Kooperatif Student Teams Achievement Division (STAD) Terhadap Kemampuan Kognitif Ditinjau Dari Motivasi Belajar Siswa Kelas VIII SMP Negeri 2 Sawit.

0 0 15

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD (STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISIONS) PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA SMP.

0 0 44