commit to user
d. Mengajar
Mengajar adalah membimbing kegiatan siswa belajar. Mengajar merupakan suatu proses yang kompleks, tidak hanya sekedar menyampaikan
informasi dari guru kepada siswa. Banyak kegiatan maupun tindakan yang harus dilakukan, terutama bila diinginkan hasil belajar yang lebih baik pada seluruh
siswa. Nana Sudjana 1996: 7 berpendapat bahwa “Mengajar adalah
membimbing siswa belajar. Mengajar adalah mengatur dan mengorganisasi lingkungan yang ada disekitar siswa sehingga dapat mendorong dan
menumbuhkan siswa melakukan kegiatan belajar “. Menurut Roestiyah 1998: 2 “Mengajar adalah bimbingan kepada anak dalam proses belajar. Dalam definisi ini
menunjukkan bahwa yang aktif sekali adalah anak-anak, sedangkan guru hanya membimbing, menunjukkan jalan dengan mengingatkan kepribadian anak yang
berbeda-beda”. Sedangkan Oemar Hamalik 2003: 11 mengatakan bahwa “Mengajar adalah aktifitas mengorganisasi atau mengatur lingkungan sebaik-
baiknya sehingga menciptakan kesempatan bagi anak-anak untuk melakukan proses belajar mengajar secara efektif.”
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa mengajar adalah cara menyampaikan ilmu pengetahuan atau pemahaman kepada siswa dengan
mengatur, mengorganisasi lingkungan di sekitar siswa untuk berlangsungnya kegiatan belajar yang efektif dalam membantu pemahaman siswa secara optimal.
Belajar dapat dikatakan berhasil bila subjek belajar mengalami proses belajar sebagai akibat dari usahanya.
e. Pembelajaran
Pembelajaran merupakan segala sesuatu yang berhubungan dengan proses belajar mengajar, terutama dalam hal cara mengajar. Pembelajaran adalah
sesuatu yang disengaja dan dengan usaha sadar agar siswa dapat belajar. Hal ini dapat dilakukan dengan cara mengaktifkan faktor-faktor yang berkaitan dalam
proses belajar mengajar. Menurut Gino et al 1997: 32 “Pembelajaran adalah usaha sadar dan disengaja oleh guru untuk membuat siswa belajar dengan jalan
mengaktifkan faktor ekstern dan faktor intern dalam kegiatan belajar mengajar”.
commit to user
Sedangkan menurut Oemar Hamalik 2003: 10, “pembelajaran adalah suatu kombinasi yang tesusun meliputi unsur-unsur manusia, material, fasilitas,
perlengkapan, dan prosedur yang saling mempengaruhi untuk mencapai tujuan belajar”. Tujuan jangka panjang dari proses pembelajaran adalah membantu siswa
mencapai kemampuan yang baik untuk dapat belajar lebih mudah dan efektif sehingga siswa mempunyai kecakapan dan ketrampilan tertentu untuk menjadi
pribadi yang matang. Pembelajaran merupakan suatu kegiatan yang melibatkan beberapa
komponen antara lain: 1
Siswa adalah seseorang yang bertindak sebagai pencari, penerima, dan penyimpan isi pelajaran yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan.
2 Guru adalah seseorang yang bertindak sebagai pengelola kegiatan belajar
mengajar, katalisator belajar mengajar, dan peranan lainnya yang memungkinkan berlangsungnya kegiatan belajar mengajar yang efektif.
3 Tujuan yakni pernyataan tentang perubahan perilaku yang diinginkan
terjadi pada siswa setelah mengikuti belajar mengajar. Perubahan perilaku tersebut mencakup perubahan kognitif, psikomotorik, dan
afektif.
4 Isi pelajaran yakni segala informasi berupa fakta prinsip dan konsep yang
diperlukan untuk mencapai tujuan. 5
Metode, yakni cara yang teratur untuk memberikan kesempatan kepada siswa untuk mendapat informasi yang dibutuhkan mereka untuk
mencapai tujuan.
6 Media, yakni bahan pembelajaran dengan atau tanpa peralatan yang
digunakan untuk menyajikan informasi kepada siswa agar mereka mencapai tujuan.
7 Evaluasi, yakni cara tertentu yang digunakan untuk menilai suatu proses
dan hasilnya. Gino et al 1997: 30-31
2. Pembelajaran IPA
di SMP a.
Hakikat IPA
IPA berkaitan dengan cara mencari tahu tentang fenomena alam secara sistematis, sehingga IPA bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan yang
berupa fakta-fakta, konsep-konsep, atau prinsip-prinsip saja tetapi juga merupakan suatu proses penemuan. Carin dan Sund dalam Herbert Druxes 1986: 21
mendefinisikan IPA sebagai, “pengetahuan yang sistematis dan tersusun secara teratur, berlaku umum universal, dan berupa kumpulan data hasil observasi dan
commit to user
eksperimen”. Ilmu alam mempelajari aspek-aspek fisik dan non manusia tentang bumi dan alam sekitarnya.
Hakikat IPA meliputi tiga hal yaitu: 1
Produk IPA Produk IPA adalah semua pengetahuan tentang gejala alam yang telah
dikumpulkan melalui pengamatan atau observasi. Produk IPA berupa fakta, konsep, prinsip, hukum dan teori.
2 Proses IPA
Proses IPA sering disebut juga proses ilmiah atau metode ilmiah. Yang disebut dengan metode ilmiah adalah gabungan antara penataran dan
pengujian secara empiris. Adapun langkah-langkah metode ilmiah adalah identifikasi masalah, perumusan masalah, penyusunan hipotesis, melakukan
eksperimen, pengujian hipotesis dan penarikan kesimpulan. 3
Nilai dan sikap ilmiah Selama melakukan metode ilmiah melalui proses observasi, eksperimen dan
berfikir logis harus digunakan sikap jujur, obyektif dan komunikatif agar dapat mencapai hasil IPA yang benar.
Ketiga unsur itu merupakan ciri IPA yang utuh yang sebenarnya tidak dapat dipisahkan satu sama lain. Dalam proses pembelajaran IPA unsur-unsur
tersebut diharapkan dapat muncul, sehingga siswa dapat mengalami proses pembelajaran secara utuh, memahami fenomena alam melalui kegiatan
pemecahan masalah, metode ilmiah, dan meniru cara ilmuwan bekerja dalam menemukan fakta baru.
b. Tujuan Mata
Pelajaran IPA di SMP
Sesuai Peraturan Menteri Pendidikan No. 22 tahun 2006 tentang KTSP tujuan mata pelajaran IPA di SMP adalah agar peserta didik memiliki kemampuan
sebagai berikut: 1
Meningkatkan keyakinan terhadap kebesaran Tuhan Yang Maha Esa berdasarkan keberadaan, keindahan dan keteraturan ciptaan Nya.
commit to user
2 Mengembangkan pemahaman tentang berbagai macam gejala alam, konsep
dan prinsip IPA yang bermanfaat dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
3 Mengembangkan rasa ingin tahu, sikap positif, dan kesadaran terhadap adanya
hubungan yang saling mempengaruhi antara IPA, lingkungan, teknologi, dan masyarakat.
4 Melakukan inkuiri ilmiah untuk menumbuhkan kemampuan berfikir, bersikap
dan bertindak serta berkomunikasi. 5
Meningkatkan kesadaran untuk berperan serta dalam memelihara, menjaga, dan melestarikan lingkungan serta sumber daya alam.
6 Meningkatan kesadaran untuk menghargai alam dan segala keteraturannya
sebagai salah satu ciptaan Tuhan 7
Meningkatkan pengetahuan, konsep, dan keterampilan IPA sebagai dasar untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang selanjutnya.
Berdasarkan beberapa tujuan pembelajaran IPA di SMP tersebut diharapkan siswa mampu berfikir, bekerja dan bersikap ilmiah serta mampu
mengkomunikasikannya sebagai aspek penting kecakapan hidup dengan mendapat pengalaman belajar secara langsung melalui penggunaan dan pengembangan
ketrampilan proses dan sikap ilmiah. Bahan materi IPA untuk SMP merupakan kelanjutan bahan kajian IPA
SD yang meliputi aspek-aspek: 1.
Makhluk hidup dan proses kehidupan 2.
Materi dan sifatnya 3.
Energi dan perubahannya 4.
Bumi dan alam semesta
3. Model Pembelajaran
“Model pembelajaran adalah suatu perencanaan atau suatu pola yang digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran dalam tutorial
dan untuk menentukan perangkat-perangkat pembelajaran termasuk didalamnya buku-buku, film, komputer, kurikulum, dan lain-lain.” Joyce dalam Trianto,
commit to user
2007: 5. Menurut Nurulwati dalam Trianto 2007: 5, “Model pembelajaran adalah kerangka konseptual yang melukiskan prosedur yang sistematis dalam
mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan tertentu, dan berfungsi sebagai pedoman bagi para perancang pembelajaran dan para pengajar
dalam merencanakan aktivitas belajar-mengajar”. Sedangkan menurut Richard I. Arends 1997: 7 “The term teaching model refers to a particular approach to
instruction that includesits goals, syntax, environment, and management system.” Istilah model pembelajaran mengarah pada suatu pendekatan pembelajaran
tertentu termasuk tujuan, sintak, lingkungan, dan sistem pengelolaan. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran adalah
suatu perencanaan atau suatu pola yang digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran untuk mencapai tujuan tertentu.
Model pembelajaran memiliki makna yang lebih luas dari pada strategi, metode atau prosedur. Model pembelajaran memiliki ciri khusus yang tidak
dimiliki oleh stategi, metode atau prosedur. Ciri-ciri tersebut yaitu: 1
Landasan berfikir teoritis yang jelas dan masuk akal coherent theoretical rationale
2 Titik pandang tentang apa dan bagaimana siswa belajar yang berorintasi pada
hasil belajar yang diinginkan intended learning outcome 3
Menuntut perilaku-perilaku mengajar yang membuat model bekerja required techer behavior, dan
4 Menuntut struktur kelas yang membawa menuju hasil belajar yang diinginkan
required classroom structures.
Coherent Theoretical Rationale
Intended Learning Outcomes
Required Techer Behaviors
Required Classroom Structures
Gambar 2.1 Ciri-Ciri Model Mengajar Richard, I. Arends, 1997: 7
commit to user
Banyaknya model pembelajaran yang dikembangkan para pakar tersebut tidaklah berarti semua pengajar menerapkan semuanya untuk setiap mata
pelajaran karena tidak semua model cocok untuk setiap topik atau mata pelajaran. Trianto 2007: 9 mengungkapkan bahwa:
Dalam mengajarkan suatu pokok bahasan materi tertentu harus dipilih model pembelajaran yang paling sesuai dengan tujuan yang akan dicapai.
Oleh karena itu, dalam memilih suatu model pembelajaran harus memiliki pertimbangan-pertimbangan.
Misalnya materi
pelajaran, tingkat
perkembangan kognitif siswa dan sarana atau fasilitas yang tersedia, sehingga tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan dapat tercapai.
Sanjaya dalam Sugiyanto 2008: 8 menjelaskan ada 8 prinsip memilih strategi pembelajaran, yaitu: berorientasi pada tujuan, mendorong aktivitas siswa,
memperhatikan aspek individual siswa, mendorong proses interaksi, menantang siswa untuk berfikir, menimbulkan inspirasi siswa untuk membuat dan menguji,
menimbulkan proses belajar yang menyenangkan, serta mampu memotivasi siswa belajar lebih maju.
Tidaklah setiap model pembelajaran mampu megembangkan delapan penggunaan model pembelajaran yang diungkapkan tersebut. Setiap model
pembelajaran memberikan tekanan pada aspek tertentu. Oleh karena itu, setiap pengajar dapat memilih model pembelajaran sesuai dengan pembelajaran yang
ingin dicapainya.
a. Pembelajaran Kooperatif
Pembelajaran kooperatif merupakan sebuah pengembangan teknis belajar bersama, saling membantu dan bekerja sebagai sebuah tim kelompok. Jadi
pembelajaran kooperatif berarti belajar bersama, saling membantu dalam pembelajaran agar setiap anggota kelompok dapat mencapai tujuan atau
menyelesaikan tugas yang diberikan dengan baik. Slavin 1995: 2 mendefinisikan secara spesifik model pembelajaran
kooperatif sebagai ”...model pembelajaran dimana siswa bekerja sama dalam suatu kelompok kecil yang memiliki tingkat kemampuan yang berbeda dan saling
berinteraksi antar anggota kelompok”. Sedangkan menurut Zakaria et al 2007,
commit to user
”Cooperative learning is grounded in the belief that learning in sharing ideas and work cooperatively to complete academic tasks”.
Di dalam kelas kooperatif siswa belajar bersama dalam kelompok- kelompok kecil yang terdiri dari 4-6 orang siswa yang sederajat tetapi heterogen,
kemampuan, jenis kelamin, sukuras, dan satu sama lain saling membantu. Tujuan dibentuknya kelompok tersebut adalah untuk memberikan kesempatan kepada
siswa untuk dapat terlibat secara aktif dalam proses berfikir dan kegiatan belajar. Dalam kegiatan belajarnya, siswa dituntut untuk dapat bekerjasama
dalam kelompok yang heterogen. Belajar kooperatif ini akan menampilkan kemampuan individu tetapi tetap bergantung pada keadaan kelompok, dalam hal
ini siswa memperoleh suatu informasi kemudian mengajarkan informasi tersebut kepada anggota kelompoknya ataupun keseluruhan dalam satu kelas jika
memungkinkan. Menurut Roger dan David Johnson dalam Anita Lie 2002: 30-34
menyebutkan bahwa ada 5 unsur yang terdapat dalam model pembelajaran kooperatif, yaitu:
1 Saling ketergantungan positif. Keberhasilan kelompok sangat bergantung pada
usaha setiap anggota kelompok. 2
Tanggung jawab perseorangan. Artinya, setiap anggota kelompok harus melaksanakan tugasnya dengan baik untuk keberhasilan tugas kelompok.
3 Tatap muka. Setiap kelompok harus diberikan kesempatan untuk bertatap
muka dan berdiskusi. Kegiatan interaksi ini akan membentuk sinergi yang menguntungkan bagi semua anggota.
4 Komunikasi antar anggota. Dalam hal ini siswa tentu harus dibekali dengan
teknik berkomunikasi. 5
Evaluasi proses kelompok. Perlu ada waktu khusus bagi kelompok untuk mengevaluasi proses kerja kelompok dan hasil kerja sama kelompok agar
selanjutnya bisa bekerja sama dengan lebih efektif.
commit to user
Johnson, Johnson dan Holubec 1994 dalam Zakaria et al 2007 menjelaskan tentang lima unsur penting dalam pembelajaran kooperatif yaitu:
a Positive interdependence: The success of one learner is dependent on
the success of the other learners. b
Promotive interaction : Individual can achieve promotive interaction by helping each other, exchanging resources, challenging each other’s
conclusions, providing feedback, encouraging and striving for mutual benefits.
c Individual accountability: Teachers should assess the amount of effort
that each member is contributing. These can be done by giving an individual test to each student and randomly calling students to present
their group’s work.
d Interpersonal and small-group skills: Teachers must provide
opportunities for group members to know each other, accept and support each other, communicate accurately and resolve differences
constructively.
e Group processing: Teachers must also provide opportunities for the
class to assess group progress. Group processing enables group to focus on good working relationship, facilitates the learning of
cooperative skills and ensures that members receive feedback.
Adapun langkah-langkah dasar yang dilakukan dalam menerapkan pembelajaran kooperatif antara lain adalah:
a. Presentasi tujuan dan maksud
Guru menerangkan tujuan pembelajaran dan maksud dari penerapan model pembelajaran yang dilakukan serta semua proses pembelajaran yang
akan dilakukan bersama dengan siswa. b.
Presentasi informasi Guru mempresentasikan informasi kepada siswa. Informasi tersebut
berisi tentang materi yang dipelajari sebelumnya maupun materi yang akan dipelajari dalam proses belajar yang akan dilakukan serta keterkaitan antara
keduanya. Proses penjelasan tersebut dapat dilakukan melalui cara biasa menjelaskan secara manual ataupun melalui demonstrasi alat dan lain- lain.
c. Mengorganisasikan siswa kedalam beberapa kelompok pembelajaran
Guru membagi siswa kedalam beberapa kelompok belajar dan membantu mereka untuk berkelompok sesuai dengan kelompoknya sehingga proses
commit to user
transisi dari keadaan biasa belum berkelompok kedalam keadaan berkelompok dapat berjalan efektif.
d. Membantu kerja tim dalam proses belajar
Guru memantau jalannya proses belajar pada masing-masing siswa secara individu atau masing-masing kelompok belajar mempresentasikan hasil
pekerjaan mereka. e.
Evaluasi materi Guru memberikan tes evaluasi kepada masing-masing siswa secara
individu atau masing-masing kelompok belajar mempresentasikan hasil pekerjaan mereka.
f. Publikasi atau penguatan
Guru memberikan penghargaan ataupun penguatan kepada siswa atau kelompok yang memperoleh prestasi terbaik.
Langkah-langkah tersebut sesuai dengan tabel sebagai berikut: Tabel 2.1 Langkah-langkah Dalam Model Pembelajaran Kooperatif
SYNTAX OF THE COOPERATIVE LEARNING MODEL Phase
Teacher Behavior
Phase 1 Present goals and set
Teacher goes over objectives for the lesson and established learning set
Phase Present information
Teacher present information to students with either demonstration or
text.
Phase 3 Organize students into learning teams
Teacher explains to students how to form learning team and helps groups
make efficient transition
Phase 4 Assist team work and study
Teacher assists learning teams as they do their work
Phase 5 Test over material
Teacher test over learning materials or groups present result of their
work
Phase 6 Provide recognition
Teacher finds ways to recognize both individual and group efforts and
achievement
Richard, I. Arends, 1997:130 Pembelajaran kooperatif dapat memberi keuntungan baik pada siswa
kelompok bawah maupun kelompok atas yang bekerja bersama dalam
commit to user
menyelesaikan tugas-tugas akademik. Siswa kelompok atas akan menjadi tutor bagi siswa kelompok bawah, jadi memperoleh bantuan khusus dari teman sebaya,
yang memiliki orientasi bahasa yang sama. Dalam proses tutorial ini, siswa kelompok atas akan meningkat kemampuan akademiknya karena memberi
pelayanan sebagai tutor membutuhkan pemikiran lebih mendalam tentang hubungan ide-ide yang terdapat dalam materi tertentu. Tujuan penting lain dari
pembelajaran kooperatif adalah untuk mengajarkan pada siswa keterampilan kerjasama dan kolaborasi.
Slavin 1995: 16-17 mengatakan bahwa tujuan pembelajaran kooperatif adalah menciptakan suatu situasi sedemikian hingga keberhasilan anggota
kelompok mengakibatkan keberhasilan kelompok itu sendiri. Oleh sebab itu mencapai tujuan kelompok, maka salah seorang anggota melakukan apa saja
yang dapat membantu kelompok itu berhasil.
Slavin 1995: 5 membedakan pembelajaran kooperatif dalam beberapa tipe yaitu Student Team Achievement Division STAD, Teams Games
Tournaments TGT, Team Assisted Individualization TAI, Cooperative Integrated Reading And Composition CIRC, dan Jigsaw.
Kelebihan model pembelajaran kooperatif yaitu : a.
Meningkatkan kemampuan siswa. b.
Meningkatkan rasa percaya diri. c.
Menumbuhkan keinginan untuk menggunakan pengetahuan dan keahlian. d.
Memperbaiki hubungan antar kelompok. Kelemahan model pembelajaran kooperatif yaitu:
a. Memerlukan persiapan yang rumit untuk melaksanakan
b. Bila terjadi persaingan yang negatif maka hasilnya akan buruk
c. Bila ada siswa yang malas atau ada yang ingin berkuasa dalam kelompok
sehingga usaha kelompok tidak berjalan sebagaimana mestinya. Slavin, 1995: 2
Pembelajaran kooperatif membuat setiap siswa saling bekerja sama satu lain, berdiskusi dan berpendapat, menilai kemampuan pengetahuan dan saling
mengisi kekurangan anggota lainnya. Apabila dapat diorganisasikan secara tepat maka siswa akan lebih menguasai konsep yang diajarkan.
Tipe pembelajaran kooperatif yang digunakan dalam penelitian ini adalah Student Teams Achievement Division STAD.
commit to user
Student Teams
Achievement Division STAD
Student Teams Achievement Division STAD merupakan salah satu model pembelajaran kooperatif yang paling sederhana dan merupakan model
pembelajaran secara tim. Slavin 1990 dalam Micheal Van Wyk 2010 menjelaskan bahwa “STAD
is one of the simplest and most extensively researched forms of all cooperative learning techniques, and it could be an effective instrument to begin with for
teachers who are new to the cooperative learning technique”. Slavin 1990 dalam jurnal Micheal Van Wyk 2010 menjelaskan bahwa
Stipulated five major components of the STAD, namely class presentations, teams, quizzes, individual improvement scores, and team recognition. The
researcher implemented a modified STAD during the contact sessions and focused on elements such as direct instruction, class demonstrations,
student presentations through role play, simulations and group discussions.
Adapun langkah-langkah pembelajaran STAD menurut Slavin terdiri dari lima komponen utama sebagai berikut :
1 Presentasi Kelas
Materi dalam STAD pertama-tama diperkenalkan dalam presentasi kelas. Ini merupakan pembelajaran langsung seperti yang sering kali dilakukan atau
diskusi-pelajaran yang dipimpin oleh guru, tetapi bisa juga memasukkan presentasi audio-visual. Bedanya presentasi kelas dengan pembelajaran biasa
hanyalah bahwa presentasi tersebut harus benar-benar berfokus pada unit STAD tersebut. Dengan cara ini, para siswa akan menyadari bahwa mereka
harus benar-benar memberi perhatian penuh selama presentasi kelas, karena dengan demikian akan sangat membantu mereka mengerjakan kuis dan skor
kuis mereka menentukan tim mereka. 2
Tim Tim terdiri dari empat atau lima siswa yang mewakili seluruh bagian dari
kelas dalam hal kinerja akademik, jenis kelamin, ras dan etnisitas. Fungsi utama tim ini adalah memastikan bahwa semua anggota tim benar-benar
belajar dan lebih khusus lagi adalah untuk mempersiapkan anggotanya untuk bisa mengerjakan kuis dengan baik. Setelah guru menyampaikan materinya,
commit to user
tim berkumpul untuk mempelajari lembar kegiatan atau materi lainnya. Yang paling sering terjadi, pembelajaran itu melibatkan pembahasan permasalahan
bersama, membandingkan jawaban, dan mengkoreksi tiap kesalahan pemahaman apabila anggota tim ada yang membuat kesalahan.
Tim adalah fitur yang paling penting dalam STAD. Pada tiap poinnya, yang ditekankan adalah membuat anggota tim melakukan yang terbaik untuk
tim dan tim pun harus melakukan yang terbaik untuk membantu tiap anggotanya. Tim ini memberikan dukungan kelompok bagi kinerja akademik
penting dalam pembelajaran dan itu adalah untuk memberikan perhatian dan respek yang mutual yang penting untuk akibat yang dihasilkan seperti
hubungan antarkelompok, rasa harga diri, penerimaan terhadap siswa-siswa mainsterm.
3 Kuis
Setelah sekitar satu atau dua periode memberikan presentasi dan sekitar satu atau dua praktek tim, para siswa akan mengerjakan kuis individual. Siswa
tidak boleh untuk saling membantu dalam mengerjakan kuis. Sehingga tiap siswa bertanggung jawab secara individual untuk memahami materinya.
4 Skor Kemajuan Individual
Gagasan dibalik skor kemajuan individual adalah untuk memberikan kepada setiap siswa tujuan kinerja yang akan dapat dicapai apabila mereka
bekerja lebih giat dan memberikan kinerja yang lebih baik daripada sebelumnya. Tiap siswa dapat memberikan kontribusi poin yang maksimal
kepada timnya dalam sistem skor ini, tetapi tak ada siswa yang dapat melakukannya tanpa memberikan usaha mereka yang terbaik. Tiap siswa diberi
skor “awal”, yang diperoleh dari rata-rata kinerja siswa tersebut sebelumnya dalam mengerjakan kuis yang sama. Siswa selanjutnya akan mengumpulkan
poin untuk tim mereka berdasarkan tingkat kenaikan skor kuis mereka dibandingkan dengan skor awal mereka.
commit to user
5 Rekognisi Tim
Tim akan mendapatkan sertifikat atau bentuk penghargaan yang lain apabila skor rata-rata mereka mencapai kriteria tertentu. Skor tim siswa dapat juga
digunakan untuk menentukan dua puluh persen dari peringkat mereka. Slavin, 2008 : 143-146
Tabel 2.2 Penentuan Skor Kuis dan Poin Perbaikan Skor Kuis
Poin Perbaikan Lebih dari 10 poin di bawah skor awal
5
10-1 poin di bawah skor awal 10
Skor awal sampai 10 poin di atas skor awal 20
Lebih dari 10 poin di atas skor awal 30
Kertas jawaban sempurna tidak terlepas dari skor awal 30
Slavin, 2008: 159 Tingkat penghargaan tim berdasarkan skor rata-rata tim seperti dalam
tabel 2.3 dibawah ini : Tabel 2.3 Tingkat Penghargaan Tim Berdasarkan Skor Rata-Rata Tim
Skor rata-rata tim Penghargaan
15 Tim Baik
16 Tim Sangat Baik
17 Tim Super
Slavin, 2008: 160
b. Pembelajaran Diskusi