Mengajar Pembelajaran Kooperatif Tinjauan Pustaka 1.

commit to user

d. Mengajar

Mengajar adalah membimbing kegiatan siswa belajar. Mengajar merupakan suatu proses yang kompleks, tidak hanya sekedar menyampaikan informasi dari guru kepada siswa. Banyak kegiatan maupun tindakan yang harus dilakukan, terutama bila diinginkan hasil belajar yang lebih baik pada seluruh siswa. Nana Sudjana 1996: 7 berpendapat bahwa “Mengajar adalah membimbing siswa belajar. Mengajar adalah mengatur dan mengorganisasi lingkungan yang ada disekitar siswa sehingga dapat mendorong dan menumbuhkan siswa melakukan kegiatan belajar “. Menurut Roestiyah 1998: 2 “Mengajar adalah bimbingan kepada anak dalam proses belajar. Dalam definisi ini menunjukkan bahwa yang aktif sekali adalah anak-anak, sedangkan guru hanya membimbing, menunjukkan jalan dengan mengingatkan kepribadian anak yang berbeda-beda”. Sedangkan Oemar Hamalik 2003: 11 mengatakan bahwa “Mengajar adalah aktifitas mengorganisasi atau mengatur lingkungan sebaik- baiknya sehingga menciptakan kesempatan bagi anak-anak untuk melakukan proses belajar mengajar secara efektif.” Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa mengajar adalah cara menyampaikan ilmu pengetahuan atau pemahaman kepada siswa dengan mengatur, mengorganisasi lingkungan di sekitar siswa untuk berlangsungnya kegiatan belajar yang efektif dalam membantu pemahaman siswa secara optimal. Belajar dapat dikatakan berhasil bila subjek belajar mengalami proses belajar sebagai akibat dari usahanya.

e. Pembelajaran

Pembelajaran merupakan segala sesuatu yang berhubungan dengan proses belajar mengajar, terutama dalam hal cara mengajar. Pembelajaran adalah sesuatu yang disengaja dan dengan usaha sadar agar siswa dapat belajar. Hal ini dapat dilakukan dengan cara mengaktifkan faktor-faktor yang berkaitan dalam proses belajar mengajar. Menurut Gino et al 1997: 32 “Pembelajaran adalah usaha sadar dan disengaja oleh guru untuk membuat siswa belajar dengan jalan mengaktifkan faktor ekstern dan faktor intern dalam kegiatan belajar mengajar”. commit to user Sedangkan menurut Oemar Hamalik 2003: 10, “pembelajaran adalah suatu kombinasi yang tesusun meliputi unsur-unsur manusia, material, fasilitas, perlengkapan, dan prosedur yang saling mempengaruhi untuk mencapai tujuan belajar”. Tujuan jangka panjang dari proses pembelajaran adalah membantu siswa mencapai kemampuan yang baik untuk dapat belajar lebih mudah dan efektif sehingga siswa mempunyai kecakapan dan ketrampilan tertentu untuk menjadi pribadi yang matang. Pembelajaran merupakan suatu kegiatan yang melibatkan beberapa komponen antara lain: 1 Siswa adalah seseorang yang bertindak sebagai pencari, penerima, dan penyimpan isi pelajaran yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan. 2 Guru adalah seseorang yang bertindak sebagai pengelola kegiatan belajar mengajar, katalisator belajar mengajar, dan peranan lainnya yang memungkinkan berlangsungnya kegiatan belajar mengajar yang efektif. 3 Tujuan yakni pernyataan tentang perubahan perilaku yang diinginkan terjadi pada siswa setelah mengikuti belajar mengajar. Perubahan perilaku tersebut mencakup perubahan kognitif, psikomotorik, dan afektif. 4 Isi pelajaran yakni segala informasi berupa fakta prinsip dan konsep yang diperlukan untuk mencapai tujuan. 5 Metode, yakni cara yang teratur untuk memberikan kesempatan kepada siswa untuk mendapat informasi yang dibutuhkan mereka untuk mencapai tujuan. 6 Media, yakni bahan pembelajaran dengan atau tanpa peralatan yang digunakan untuk menyajikan informasi kepada siswa agar mereka mencapai tujuan. 7 Evaluasi, yakni cara tertentu yang digunakan untuk menilai suatu proses dan hasilnya. Gino et al 1997: 30-31

2. Pembelajaran IPA

di SMP a. Hakikat IPA IPA berkaitan dengan cara mencari tahu tentang fenomena alam secara sistematis, sehingga IPA bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, atau prinsip-prinsip saja tetapi juga merupakan suatu proses penemuan. Carin dan Sund dalam Herbert Druxes 1986: 21 mendefinisikan IPA sebagai, “pengetahuan yang sistematis dan tersusun secara teratur, berlaku umum universal, dan berupa kumpulan data hasil observasi dan commit to user eksperimen”. Ilmu alam mempelajari aspek-aspek fisik dan non manusia tentang bumi dan alam sekitarnya. Hakikat IPA meliputi tiga hal yaitu: 1 Produk IPA Produk IPA adalah semua pengetahuan tentang gejala alam yang telah dikumpulkan melalui pengamatan atau observasi. Produk IPA berupa fakta, konsep, prinsip, hukum dan teori. 2 Proses IPA Proses IPA sering disebut juga proses ilmiah atau metode ilmiah. Yang disebut dengan metode ilmiah adalah gabungan antara penataran dan pengujian secara empiris. Adapun langkah-langkah metode ilmiah adalah identifikasi masalah, perumusan masalah, penyusunan hipotesis, melakukan eksperimen, pengujian hipotesis dan penarikan kesimpulan. 3 Nilai dan sikap ilmiah Selama melakukan metode ilmiah melalui proses observasi, eksperimen dan berfikir logis harus digunakan sikap jujur, obyektif dan komunikatif agar dapat mencapai hasil IPA yang benar. Ketiga unsur itu merupakan ciri IPA yang utuh yang sebenarnya tidak dapat dipisahkan satu sama lain. Dalam proses pembelajaran IPA unsur-unsur tersebut diharapkan dapat muncul, sehingga siswa dapat mengalami proses pembelajaran secara utuh, memahami fenomena alam melalui kegiatan pemecahan masalah, metode ilmiah, dan meniru cara ilmuwan bekerja dalam menemukan fakta baru.

b. Tujuan Mata

Pelajaran IPA di SMP Sesuai Peraturan Menteri Pendidikan No. 22 tahun 2006 tentang KTSP tujuan mata pelajaran IPA di SMP adalah agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut: 1 Meningkatkan keyakinan terhadap kebesaran Tuhan Yang Maha Esa berdasarkan keberadaan, keindahan dan keteraturan ciptaan Nya. commit to user 2 Mengembangkan pemahaman tentang berbagai macam gejala alam, konsep dan prinsip IPA yang bermanfaat dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. 3 Mengembangkan rasa ingin tahu, sikap positif, dan kesadaran terhadap adanya hubungan yang saling mempengaruhi antara IPA, lingkungan, teknologi, dan masyarakat. 4 Melakukan inkuiri ilmiah untuk menumbuhkan kemampuan berfikir, bersikap dan bertindak serta berkomunikasi. 5 Meningkatkan kesadaran untuk berperan serta dalam memelihara, menjaga, dan melestarikan lingkungan serta sumber daya alam. 6 Meningkatan kesadaran untuk menghargai alam dan segala keteraturannya sebagai salah satu ciptaan Tuhan 7 Meningkatkan pengetahuan, konsep, dan keterampilan IPA sebagai dasar untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang selanjutnya. Berdasarkan beberapa tujuan pembelajaran IPA di SMP tersebut diharapkan siswa mampu berfikir, bekerja dan bersikap ilmiah serta mampu mengkomunikasikannya sebagai aspek penting kecakapan hidup dengan mendapat pengalaman belajar secara langsung melalui penggunaan dan pengembangan ketrampilan proses dan sikap ilmiah. Bahan materi IPA untuk SMP merupakan kelanjutan bahan kajian IPA SD yang meliputi aspek-aspek: 1. Makhluk hidup dan proses kehidupan 2. Materi dan sifatnya 3. Energi dan perubahannya 4. Bumi dan alam semesta

3. Model Pembelajaran

“Model pembelajaran adalah suatu perencanaan atau suatu pola yang digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran dalam tutorial dan untuk menentukan perangkat-perangkat pembelajaran termasuk didalamnya buku-buku, film, komputer, kurikulum, dan lain-lain.” Joyce dalam Trianto, commit to user 2007: 5. Menurut Nurulwati dalam Trianto 2007: 5, “Model pembelajaran adalah kerangka konseptual yang melukiskan prosedur yang sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan tertentu, dan berfungsi sebagai pedoman bagi para perancang pembelajaran dan para pengajar dalam merencanakan aktivitas belajar-mengajar”. Sedangkan menurut Richard I. Arends 1997: 7 “The term teaching model refers to a particular approach to instruction that includesits goals, syntax, environment, and management system.” Istilah model pembelajaran mengarah pada suatu pendekatan pembelajaran tertentu termasuk tujuan, sintak, lingkungan, dan sistem pengelolaan. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran adalah suatu perencanaan atau suatu pola yang digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran untuk mencapai tujuan tertentu. Model pembelajaran memiliki makna yang lebih luas dari pada strategi, metode atau prosedur. Model pembelajaran memiliki ciri khusus yang tidak dimiliki oleh stategi, metode atau prosedur. Ciri-ciri tersebut yaitu: 1 Landasan berfikir teoritis yang jelas dan masuk akal coherent theoretical rationale 2 Titik pandang tentang apa dan bagaimana siswa belajar yang berorintasi pada hasil belajar yang diinginkan intended learning outcome 3 Menuntut perilaku-perilaku mengajar yang membuat model bekerja required techer behavior, dan 4 Menuntut struktur kelas yang membawa menuju hasil belajar yang diinginkan required classroom structures. Coherent Theoretical Rationale Intended Learning Outcomes Required Techer Behaviors Required Classroom Structures Gambar 2.1 Ciri-Ciri Model Mengajar Richard, I. Arends, 1997: 7 commit to user Banyaknya model pembelajaran yang dikembangkan para pakar tersebut tidaklah berarti semua pengajar menerapkan semuanya untuk setiap mata pelajaran karena tidak semua model cocok untuk setiap topik atau mata pelajaran. Trianto 2007: 9 mengungkapkan bahwa: Dalam mengajarkan suatu pokok bahasan materi tertentu harus dipilih model pembelajaran yang paling sesuai dengan tujuan yang akan dicapai. Oleh karena itu, dalam memilih suatu model pembelajaran harus memiliki pertimbangan-pertimbangan. Misalnya materi pelajaran, tingkat perkembangan kognitif siswa dan sarana atau fasilitas yang tersedia, sehingga tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan dapat tercapai. Sanjaya dalam Sugiyanto 2008: 8 menjelaskan ada 8 prinsip memilih strategi pembelajaran, yaitu: berorientasi pada tujuan, mendorong aktivitas siswa, memperhatikan aspek individual siswa, mendorong proses interaksi, menantang siswa untuk berfikir, menimbulkan inspirasi siswa untuk membuat dan menguji, menimbulkan proses belajar yang menyenangkan, serta mampu memotivasi siswa belajar lebih maju. Tidaklah setiap model pembelajaran mampu megembangkan delapan penggunaan model pembelajaran yang diungkapkan tersebut. Setiap model pembelajaran memberikan tekanan pada aspek tertentu. Oleh karena itu, setiap pengajar dapat memilih model pembelajaran sesuai dengan pembelajaran yang ingin dicapainya.

a. Pembelajaran Kooperatif

Pembelajaran kooperatif merupakan sebuah pengembangan teknis belajar bersama, saling membantu dan bekerja sebagai sebuah tim kelompok. Jadi pembelajaran kooperatif berarti belajar bersama, saling membantu dalam pembelajaran agar setiap anggota kelompok dapat mencapai tujuan atau menyelesaikan tugas yang diberikan dengan baik. Slavin 1995: 2 mendefinisikan secara spesifik model pembelajaran kooperatif sebagai ”...model pembelajaran dimana siswa bekerja sama dalam suatu kelompok kecil yang memiliki tingkat kemampuan yang berbeda dan saling berinteraksi antar anggota kelompok”. Sedangkan menurut Zakaria et al 2007, commit to user ”Cooperative learning is grounded in the belief that learning in sharing ideas and work cooperatively to complete academic tasks”. Di dalam kelas kooperatif siswa belajar bersama dalam kelompok- kelompok kecil yang terdiri dari 4-6 orang siswa yang sederajat tetapi heterogen, kemampuan, jenis kelamin, sukuras, dan satu sama lain saling membantu. Tujuan dibentuknya kelompok tersebut adalah untuk memberikan kesempatan kepada siswa untuk dapat terlibat secara aktif dalam proses berfikir dan kegiatan belajar. Dalam kegiatan belajarnya, siswa dituntut untuk dapat bekerjasama dalam kelompok yang heterogen. Belajar kooperatif ini akan menampilkan kemampuan individu tetapi tetap bergantung pada keadaan kelompok, dalam hal ini siswa memperoleh suatu informasi kemudian mengajarkan informasi tersebut kepada anggota kelompoknya ataupun keseluruhan dalam satu kelas jika memungkinkan. Menurut Roger dan David Johnson dalam Anita Lie 2002: 30-34 menyebutkan bahwa ada 5 unsur yang terdapat dalam model pembelajaran kooperatif, yaitu: 1 Saling ketergantungan positif. Keberhasilan kelompok sangat bergantung pada usaha setiap anggota kelompok. 2 Tanggung jawab perseorangan. Artinya, setiap anggota kelompok harus melaksanakan tugasnya dengan baik untuk keberhasilan tugas kelompok. 3 Tatap muka. Setiap kelompok harus diberikan kesempatan untuk bertatap muka dan berdiskusi. Kegiatan interaksi ini akan membentuk sinergi yang menguntungkan bagi semua anggota. 4 Komunikasi antar anggota. Dalam hal ini siswa tentu harus dibekali dengan teknik berkomunikasi. 5 Evaluasi proses kelompok. Perlu ada waktu khusus bagi kelompok untuk mengevaluasi proses kerja kelompok dan hasil kerja sama kelompok agar selanjutnya bisa bekerja sama dengan lebih efektif. commit to user Johnson, Johnson dan Holubec 1994 dalam Zakaria et al 2007 menjelaskan tentang lima unsur penting dalam pembelajaran kooperatif yaitu: a Positive interdependence: The success of one learner is dependent on the success of the other learners. b Promotive interaction : Individual can achieve promotive interaction by helping each other, exchanging resources, challenging each other’s conclusions, providing feedback, encouraging and striving for mutual benefits. c Individual accountability: Teachers should assess the amount of effort that each member is contributing. These can be done by giving an individual test to each student and randomly calling students to present their group’s work. d Interpersonal and small-group skills: Teachers must provide opportunities for group members to know each other, accept and support each other, communicate accurately and resolve differences constructively. e Group processing: Teachers must also provide opportunities for the class to assess group progress. Group processing enables group to focus on good working relationship, facilitates the learning of cooperative skills and ensures that members receive feedback. Adapun langkah-langkah dasar yang dilakukan dalam menerapkan pembelajaran kooperatif antara lain adalah: a. Presentasi tujuan dan maksud Guru menerangkan tujuan pembelajaran dan maksud dari penerapan model pembelajaran yang dilakukan serta semua proses pembelajaran yang akan dilakukan bersama dengan siswa. b. Presentasi informasi Guru mempresentasikan informasi kepada siswa. Informasi tersebut berisi tentang materi yang dipelajari sebelumnya maupun materi yang akan dipelajari dalam proses belajar yang akan dilakukan serta keterkaitan antara keduanya. Proses penjelasan tersebut dapat dilakukan melalui cara biasa menjelaskan secara manual ataupun melalui demonstrasi alat dan lain- lain. c. Mengorganisasikan siswa kedalam beberapa kelompok pembelajaran Guru membagi siswa kedalam beberapa kelompok belajar dan membantu mereka untuk berkelompok sesuai dengan kelompoknya sehingga proses commit to user transisi dari keadaan biasa belum berkelompok kedalam keadaan berkelompok dapat berjalan efektif. d. Membantu kerja tim dalam proses belajar Guru memantau jalannya proses belajar pada masing-masing siswa secara individu atau masing-masing kelompok belajar mempresentasikan hasil pekerjaan mereka. e. Evaluasi materi Guru memberikan tes evaluasi kepada masing-masing siswa secara individu atau masing-masing kelompok belajar mempresentasikan hasil pekerjaan mereka. f. Publikasi atau penguatan Guru memberikan penghargaan ataupun penguatan kepada siswa atau kelompok yang memperoleh prestasi terbaik. Langkah-langkah tersebut sesuai dengan tabel sebagai berikut: Tabel 2.1 Langkah-langkah Dalam Model Pembelajaran Kooperatif SYNTAX OF THE COOPERATIVE LEARNING MODEL Phase Teacher Behavior Phase 1 Present goals and set Teacher goes over objectives for the lesson and established learning set Phase Present information Teacher present information to students with either demonstration or text. Phase 3 Organize students into learning teams Teacher explains to students how to form learning team and helps groups make efficient transition Phase 4 Assist team work and study Teacher assists learning teams as they do their work Phase 5 Test over material Teacher test over learning materials or groups present result of their work Phase 6 Provide recognition Teacher finds ways to recognize both individual and group efforts and achievement Richard, I. Arends, 1997:130 Pembelajaran kooperatif dapat memberi keuntungan baik pada siswa kelompok bawah maupun kelompok atas yang bekerja bersama dalam commit to user menyelesaikan tugas-tugas akademik. Siswa kelompok atas akan menjadi tutor bagi siswa kelompok bawah, jadi memperoleh bantuan khusus dari teman sebaya, yang memiliki orientasi bahasa yang sama. Dalam proses tutorial ini, siswa kelompok atas akan meningkat kemampuan akademiknya karena memberi pelayanan sebagai tutor membutuhkan pemikiran lebih mendalam tentang hubungan ide-ide yang terdapat dalam materi tertentu. Tujuan penting lain dari pembelajaran kooperatif adalah untuk mengajarkan pada siswa keterampilan kerjasama dan kolaborasi. Slavin 1995: 16-17 mengatakan bahwa tujuan pembelajaran kooperatif adalah menciptakan suatu situasi sedemikian hingga keberhasilan anggota kelompok mengakibatkan keberhasilan kelompok itu sendiri. Oleh sebab itu mencapai tujuan kelompok, maka salah seorang anggota melakukan apa saja yang dapat membantu kelompok itu berhasil. Slavin 1995: 5 membedakan pembelajaran kooperatif dalam beberapa tipe yaitu Student Team Achievement Division STAD, Teams Games Tournaments TGT, Team Assisted Individualization TAI, Cooperative Integrated Reading And Composition CIRC, dan Jigsaw. Kelebihan model pembelajaran kooperatif yaitu : a. Meningkatkan kemampuan siswa. b. Meningkatkan rasa percaya diri. c. Menumbuhkan keinginan untuk menggunakan pengetahuan dan keahlian. d. Memperbaiki hubungan antar kelompok. Kelemahan model pembelajaran kooperatif yaitu: a. Memerlukan persiapan yang rumit untuk melaksanakan b. Bila terjadi persaingan yang negatif maka hasilnya akan buruk c. Bila ada siswa yang malas atau ada yang ingin berkuasa dalam kelompok sehingga usaha kelompok tidak berjalan sebagaimana mestinya. Slavin, 1995: 2 Pembelajaran kooperatif membuat setiap siswa saling bekerja sama satu lain, berdiskusi dan berpendapat, menilai kemampuan pengetahuan dan saling mengisi kekurangan anggota lainnya. Apabila dapat diorganisasikan secara tepat maka siswa akan lebih menguasai konsep yang diajarkan. Tipe pembelajaran kooperatif yang digunakan dalam penelitian ini adalah Student Teams Achievement Division STAD. commit to user Student Teams Achievement Division STAD Student Teams Achievement Division STAD merupakan salah satu model pembelajaran kooperatif yang paling sederhana dan merupakan model pembelajaran secara tim. Slavin 1990 dalam Micheal Van Wyk 2010 menjelaskan bahwa “STAD is one of the simplest and most extensively researched forms of all cooperative learning techniques, and it could be an effective instrument to begin with for teachers who are new to the cooperative learning technique”. Slavin 1990 dalam jurnal Micheal Van Wyk 2010 menjelaskan bahwa Stipulated five major components of the STAD, namely class presentations, teams, quizzes, individual improvement scores, and team recognition. The researcher implemented a modified STAD during the contact sessions and focused on elements such as direct instruction, class demonstrations, student presentations through role play, simulations and group discussions. Adapun langkah-langkah pembelajaran STAD menurut Slavin terdiri dari lima komponen utama sebagai berikut : 1 Presentasi Kelas Materi dalam STAD pertama-tama diperkenalkan dalam presentasi kelas. Ini merupakan pembelajaran langsung seperti yang sering kali dilakukan atau diskusi-pelajaran yang dipimpin oleh guru, tetapi bisa juga memasukkan presentasi audio-visual. Bedanya presentasi kelas dengan pembelajaran biasa hanyalah bahwa presentasi tersebut harus benar-benar berfokus pada unit STAD tersebut. Dengan cara ini, para siswa akan menyadari bahwa mereka harus benar-benar memberi perhatian penuh selama presentasi kelas, karena dengan demikian akan sangat membantu mereka mengerjakan kuis dan skor kuis mereka menentukan tim mereka. 2 Tim Tim terdiri dari empat atau lima siswa yang mewakili seluruh bagian dari kelas dalam hal kinerja akademik, jenis kelamin, ras dan etnisitas. Fungsi utama tim ini adalah memastikan bahwa semua anggota tim benar-benar belajar dan lebih khusus lagi adalah untuk mempersiapkan anggotanya untuk bisa mengerjakan kuis dengan baik. Setelah guru menyampaikan materinya, commit to user tim berkumpul untuk mempelajari lembar kegiatan atau materi lainnya. Yang paling sering terjadi, pembelajaran itu melibatkan pembahasan permasalahan bersama, membandingkan jawaban, dan mengkoreksi tiap kesalahan pemahaman apabila anggota tim ada yang membuat kesalahan. Tim adalah fitur yang paling penting dalam STAD. Pada tiap poinnya, yang ditekankan adalah membuat anggota tim melakukan yang terbaik untuk tim dan tim pun harus melakukan yang terbaik untuk membantu tiap anggotanya. Tim ini memberikan dukungan kelompok bagi kinerja akademik penting dalam pembelajaran dan itu adalah untuk memberikan perhatian dan respek yang mutual yang penting untuk akibat yang dihasilkan seperti hubungan antarkelompok, rasa harga diri, penerimaan terhadap siswa-siswa mainsterm. 3 Kuis Setelah sekitar satu atau dua periode memberikan presentasi dan sekitar satu atau dua praktek tim, para siswa akan mengerjakan kuis individual. Siswa tidak boleh untuk saling membantu dalam mengerjakan kuis. Sehingga tiap siswa bertanggung jawab secara individual untuk memahami materinya. 4 Skor Kemajuan Individual Gagasan dibalik skor kemajuan individual adalah untuk memberikan kepada setiap siswa tujuan kinerja yang akan dapat dicapai apabila mereka bekerja lebih giat dan memberikan kinerja yang lebih baik daripada sebelumnya. Tiap siswa dapat memberikan kontribusi poin yang maksimal kepada timnya dalam sistem skor ini, tetapi tak ada siswa yang dapat melakukannya tanpa memberikan usaha mereka yang terbaik. Tiap siswa diberi skor “awal”, yang diperoleh dari rata-rata kinerja siswa tersebut sebelumnya dalam mengerjakan kuis yang sama. Siswa selanjutnya akan mengumpulkan poin untuk tim mereka berdasarkan tingkat kenaikan skor kuis mereka dibandingkan dengan skor awal mereka. commit to user 5 Rekognisi Tim Tim akan mendapatkan sertifikat atau bentuk penghargaan yang lain apabila skor rata-rata mereka mencapai kriteria tertentu. Skor tim siswa dapat juga digunakan untuk menentukan dua puluh persen dari peringkat mereka. Slavin, 2008 : 143-146 Tabel 2.2 Penentuan Skor Kuis dan Poin Perbaikan Skor Kuis Poin Perbaikan Lebih dari 10 poin di bawah skor awal 5 10-1 poin di bawah skor awal 10 Skor awal sampai 10 poin di atas skor awal 20 Lebih dari 10 poin di atas skor awal 30 Kertas jawaban sempurna tidak terlepas dari skor awal 30 Slavin, 2008: 159 Tingkat penghargaan tim berdasarkan skor rata-rata tim seperti dalam tabel 2.3 dibawah ini : Tabel 2.3 Tingkat Penghargaan Tim Berdasarkan Skor Rata-Rata Tim Skor rata-rata tim Penghargaan 15 Tim Baik 16 Tim Sangat Baik 17 Tim Super Slavin, 2008: 160

b. Pembelajaran Diskusi

Dokumen yang terkait

The Effectiveness Of Using Student Teams-Achievement Divisions (STAD) Techniques in Teaching Reading

1 16 116

Penerapan model pembelajaran kooperatif dengan teknik Student Teams Achievement Division (STAD) untuk meningkatkan hasil belajar fiqih di MTs Nurul Hikmah Jakarta

0 9 145

The Effectiveness Of Using The Student Teams Achievement Divisions (STAD) Technique Towards Students’ Understanding Of The Simple Past Tense (A Quasi-Experimental Study at the Eighth Grade Students of SMP Trimulia, Jakarta Selatan)

1 8 117

Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Divisions (STAD) dalam meningkatkan hasil belajar akidah akhlak: penelitian tindakan kelas di MA Nihayatul Amal Karawang

0 10 156

PEMBELAJARAN KOOPERATIF MODEL JIGSAW DAN STAD (STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION) DITINJAU DARI KEMAMPUAN AWAL DAN KREATIVITAS SISWA

0 4 135

PENGARUH PEMBELAJARAN FISIKA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISIONS (STAD) DAN JIGSAW II DITINJAU DARI INTERAKSI SOSIAL SISWA TERHADAP KEMAMPUAN KOGNITIF SISWA

7 40 88

EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA MELALUI PENDEKATAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) POKOK BAHASAN LINGKARAN DITINJAU DARI KEMAMPUAN AWAL.

0 0 11

PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF STUDENT TEAMS Pengaruh Pembelajaran Kooperatif Student Teams Achievement Division (STAD) Terhadap Kemampuan Kognitif Ditinjau Dari Motivasi Belajar Siswa Kelas VIII SMP Negeri 2 Sawit.

0 0 16

PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT Pengaruh Pembelajaran Kooperatif Student Teams Achievement Division (STAD) Terhadap Kemampuan Kognitif Ditinjau Dari Motivasi Belajar Siswa Kelas VIII SMP Negeri 2 Sawit.

0 0 15

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD (STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISIONS) PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA SMP.

0 0 44