2000 3000
4000 5000
6000 Pertalite
21,44 41,29
53,22 70,52
77,35
K 1 gr 24,87
46,96 62,94
61,09 64,59
K 1,5 gr 25,54
42,43 47,99
59,05 66,01
K 2 gr 25,72
38,45 45,68
57,45 59,38
10 20
30
40
50
60
70 80
90
η t h,
b
RPM
Gambar 4.8 Grafik efisiensi termal η
th,b
vs putaran mesin rpm.
Berdasarkan gambar 4.8 dapat disimpulkan bahwa semakin tinggi putaran mesin maka akan semakin tinggi pula efisensi termalnya. Seperti yang
tertera pada grafik diatas efisiensi yang dihasilkan semakin meningkat untuk semua bahan bakar.
4.2.5 Rasio Udara-Bahan Bakar AFR
Rasio udara-bahan bakar AFR dari penggunaan alat catalytic converter yang dipasan pada knalpot sepeda motor dengan bahan bakar pertalite, K 1 gr, K
1,5 gr dan K 2 gr dengan variasi putaran mesin yang didapat dari pengujian di bengkel Toyota Auto 2000 SM. Raja melalui pembacaan alat gas analyzer dan
dapat dilihat pada tabel 4.9 dan gambar 4.9.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.9 Data hasil rasio udara-bahan bakar AFR.
RPM AFR
Pertalite K 1 gr
K 1,5 gr K 2 gr
2000 3000
4000 5000
6000
26,3 23,7
19,5 14,7
14,4 27,8
26,1 19,3
18,5 16,5
28,4 26,3
22,4 21,5
17,5 28,9
25,4 22,1
20,3 16,4
Berdasarkan tabel 4.9 rasio udara-bahan bakar AFR terbesar pada penggunaan bahan bakar K 2 gr yaitu sebesar 28,9. Pada penggunaan bahan
bakar pertalite mempunyai AFR maksimum sebesar 26,3. Pada penggunaan bahan bakar K 1 gr mempunyai AFR maksimum sebesar 27,8. Pada penggunaan bahan
bakar K 1,5 gr mempunyai AFR maksimum sebesar 28,4. Nilai maksimum AFR dari masing-masing bahan bakar berada pada putaran mesin 2000 rpm.
Rasio udara-bahan bakar AFR terendah pada penggunaan bahan bakar Pertalite yaitu sebesar 14,4. Pada penggunaan bahan bakar K 1 gr mempunyai
AFR minimum sebesar 16,5. Pada penggunaan bahan bakar K 1,5 gr mempunyai AFR minimum sebesar 17,5. Pada penggunaan bahan bakar K 2 gr mempunyai
AFR minimum sebesar 16,4. Nilai minimum AFR dari masing-masing bahan bakar berada pada putaran mesin 6000 rpm.
Universitas Sumatera Utara
2000 3000
4000 5000
6000 Pertalite
26,3 23,7
19,5 14,7
14,4 K 1 gr
27,8 26,1
19,3 18,5
16,5 K 1,5 gr
28,4 26,3
22,4 21,5
17,5 K 2 gr
28,9 25,4
22,1 20,3
16,4 5
10 15
20 25
30 35
AFR
RPM
Gambar 4.9 Grafik Air Fuel Ratio AFR vs putaran mesin rpm.
Dari hasil pengujian emisi gas buang dengan menggunakan alat uji emisi gas buang gas analyzer , besarnya nilai air fuel ratio AFR pada gambar 4.9 di
ketahui : 1.
AFR tertinggi menggunakan alat catalytic converter terjadi pada bahan bakar K 2 gr dengan putaran mesin 2000 rpm yaitu sebesar 28,9
2. AFR terendah menggunakan alat catalytic converter terjadi pada bahan
bakar Pertalite dengan putaran mesin 6000 rpm yaitu sebesar 14,4
Pada gambar 4.9 perbandingan AFR terhadap putaran mesin menunjukkan bahwa AFR berbanding terbalik terhadap peningkatan putaran mesin pada
penelitian ini. Semakin tinggi putaran mesin maka akan semakin rendah AFR yang di hasilkan dan juga sebaliknya. Hal ini disebabkan oleh semakin tinggi nya
putaran mesin maka massa udara yang masuk kedalam ruang bakar akan lebih sedikit karna langkah untuk menghisap udara masuk kedalam ruang bakar akan
semakin kecil. Sehingga perbandingan udara dengan bahan bakar akan menjadi lebih kecil.
Universitas Sumatera Utara
4.3 Pengujian Emisi Gas Buang