2000 3000
4000 5000
6000 Pertalite
186,3 474,14
858,26 1.486,26
1.959,36 K 1 gr
221,89 549,5
1.017,36 1.339,73
1.701,88 K 1,5 gr
240,73 543,22
841,52 1.371,13
1.877,72
K 2 gr
295,16 574,62
921,06 1.507,20
2.022,16 500
1000 1500
2000
2500
Day a
Wat t
RPM
Gambar 4.6 grafik daya Watt vs putaran mesin rpm
Berdasarkan grafik diatas secara garis besar semakin tinggi putaran mesin maka semakin tinggi pula daya yang dihasilkan. Penggunaan bahan bakar K 2 gr
menghasilkan daya tertinggi dibandingkan dengan bahan bakar lain pada semua putaran mesin.
4.2.3 Konsumsi Bahan Bakar Spesifik Specific fuel consumption
Konsumsi bahan bakar spesifik setiap campuran bahan bakar dan setiap variasi putaran dapat dihitung menggunakan persamaan 2.11. Diketahui dari
tabel 2.2 standar dan mutu spesifikasi bahan bakar jenis bensin 90 pertalite mempunyai batas maksimum massa jenis dari pertalite pada suhu 15
°
C adalah 770 kgm
3
dan batas minimum massa jenis pertalite adalah 715 kgm
3
. Sehingga dapat dicari rata rata nilai massa jenis pertalite adalah 742,5 kgm
3
. Dan massa jenis kapur barus sendiri adalah 990 kgm
3
. Untuk mencari massa jenis ρ
f
bahan bakar campuran seperti K 1 gr, K 1,5 gr dan K 2 gr dapat dicari dengan persamaan
2.13. Adapun massa jenis ρ
f
bahan bakar pertalite dan bahan bakar campuran K 1 gr, K 1,5 gr, K 2 gr dapat dilihat pada tabel 4.6 berikut :
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.6 Data massa jenis bahan bakar.
Bahan Bakar Massa Jenis Kgm
3
Pertalite K 1 gr
K 1,5 gr K 2 gr
742,5 742,5002
742,5003 742,5004
Besarnya laju aliran massa bahan bakar dan sfc dapat dicari dengan menggunakan persamaan 2.13 dan persamaan 2.14 dan dapat dilihat pada tabel
4.7 dan gambar 4.7.
Tabel 4.7 Data hasil perhitungan laju aliran bahan bakar ṁ
f
dan konsumsi bahan bakar spesifik Sfc.
Data Pengujian
Bahan Bakar
Putaran Mesin RPM
2000 3000
4000 5000
6000
ṁf kgjam
Pertalite K 1 gr
K 1,5 gr K 2 gr
0,1210 0,1193
0,1197 0,1310
0,1599 0,1565
0,1623 0,1706
0,2246 0,2162
0,2227 0,2302
0,2935 0,2933
0,2949 0,2995
0,3528 0,3524
0,3613 0,3888
Sfc grkWh
Pertalite K 1 gr
K 1,5 gr K 2 gr
649,5 537,7
497,2 443,8
337,2 284,8
298,8 296,9
261,7 212,5
264,6 249,9
197,5 218,9
215,1 198,7
180,1 207,1
192,4 192,3
Pada tabel 4.7, Sfc terbesar menggunakan alat catalytic converter dengan bahan bakar pertalite sebesar 649,5 grkWh pada putaran mesin 2000 rpm.
Penggunaan bahan bakar K 1 gr mempunyai nilai sfc maksimal sebesar 537,7 grkWh p ada putaran mesin 2000 rpm. Penggunaan bahan bakar K 1,5 gr
mempunyai nilai sfc maksimal sebesar 497,2 grkWh pada putaran mesin 2000 rpm. Penggunaan bahan bakar K 2 gr mempunyai nilai sfc maksimal sebesar
443,8 grkWh pada putaran mesin 2000 rpm.
Universitas Sumatera Utara
Nilai sfc terendah terdapat pada bahan bakar Pertalite yaitu sebesar 180,1 grkWh pada putaran mesin 6000 rpm. Penggunaan bahan bakar K 1 gr
mempunyai nilai sfc minimum sebesar 207,1 grkWh pada putaran mesin 6000 rpm.. Penggunaan bahan bakar K 1,5 gr mempunyai nilai sfc minimum sebesar
192,4 grkWh pada putaran mesin 6000 rpm. Penggunaan bahan bakar K 2 gr mempunyai nilai sfc minimum sebesar 192,3 grkWh pada putaran mesin 6000
rpm
2000 3000
4000 5000
6000 Pertalite
649,5 337,2
261,4 197,5
180,1
K 1 gr 537,7
284,8 212,5
218,9 207,1
K 1,5 gr 497,2
298,8 264,6
215,1 192,4
K 2 gr 443,8
296,9 249,9
198,7 192,3
100
200 300
400 500
600 700
Sf c
grkWh
RPM
Gambar 4.7 Grafik Sfc grkWh vs putaran mesin rpm.
Berdasarkan gambar 4.7 terlihat grafik sfc terendah rata-rata dari putaran mesin 2000 rpm terdapat pada penggunaan bahan bakar K 2 gr, putaran 3000-
4000 rpm terdapat pada penggunaan bahan bakar K 1gr, putaran 5000-6000 rpm terdapat pada penggunaan bahan bakar pertalite.
Penggunaan bahan bakar Pertalite, maupun bahan bakar variasi campuran pertalite-kapur barus mengalami penurunan nilai Sfc seiring dengan
meningkatnya putaran mesin.
Universitas Sumatera Utara
4.2.4 Efisiensi Termal