4.2.4 Efisiensi Termal
Efisiensi termal dengan menggunakan alat catalytic converter dengan bahan bakar pertalite, K 1 gr, K 1,5 gr, K 2 gr dapat dihitung dengan
menggunakan persamaan 2.20 dan dapat dilihat pada tabel 4.8 dan gambar 4.8.
Tabel 4.8 Data hasil perhitungan efisiensi termal.
Putaran Mesin rpm
η
th,b
Pertalite K 1 gr
K 1,5 gr K 2 gr
2000 3000
4000 5000
6000
21,44 41,29
53,22 70,52
77,35 24,87
46,96 62,94
61,09 64,59
25,54 42,43
47,99 59,05
66,01 25,72
38,45 45,68
57,45 59,38
Berdasarkan tabel 4.8, nilai efisiensi termal tertinggi terdapat pada penggunaan bahan bakar Pertalite yaitu sebesar 77,35 . Penggunaan bahan bakar
K 1 gr mempunyai nilai efisiensi termal maksimum sebesar 64,59 . Penggunaan bahan bakar K 1,5 gr mempunyai nilai efisiensi termal maksimum sebesar 66,01
. Penggunaan bahan bakar K 2 gr mempunyai nilai efisiensi termal maksimum sebesar 59,38 . Nilai maksimum efisiensi termal masing-masing bahan bakar
berada pada putaran mesin 6000 rpm. Nilai efisiensi termal terendah terdapat pada penggunaan bahan bakar
pertalite yaitu sebesar 21,44 . Pada penggunaan bahan bakar K 1 gr mempunyai nilai efisiensi termal minimum sebesar 24,87 . Pada penggunaan bahan bakar K
1,5 gr mempunyai nilai efisiensi termal minimum sebesar 25,54 . Pada penggunaan bahan bakar K 2 gr mempunyai nilai efisiensi termal minimum
sebesar 25,72 . Nilai minimum efisiensi termal masing-masing bahan bakar berada pada putaran mesin 2000 rpm.
Universitas Sumatera Utara
2000 3000
4000 5000
6000 Pertalite
21,44 41,29
53,22 70,52
77,35
K 1 gr 24,87
46,96 62,94
61,09 64,59
K 1,5 gr 25,54
42,43 47,99
59,05 66,01
K 2 gr 25,72
38,45 45,68
57,45 59,38
10 20
30
40
50
60
70 80
90
η t h,
b
RPM
Gambar 4.8 Grafik efisiensi termal η
th,b
vs putaran mesin rpm.
Berdasarkan gambar 4.8 dapat disimpulkan bahwa semakin tinggi putaran mesin maka akan semakin tinggi pula efisensi termalnya. Seperti yang
tertera pada grafik diatas efisiensi yang dihasilkan semakin meningkat untuk semua bahan bakar.
4.2.5 Rasio Udara-Bahan Bakar AFR