.................................................................................... 2.17
.................................................................................... 2.18
.................................................................... 2.19 Dimana: Pi
= Tekanan udara masuk silinder kPa Ti
= Temperatur udara masuk silinder Kelvin R
= Konstanta udara 0,287 kJkg.K Vd = Volume silinderdisplacement m3
Vc = Volume sisaclearence m3 ma = Massa udara masuk silinder per siklus kg
Nd = Jumlah silinder silinder n
= Putaran mesin rpm a
= Putaran poros dalam satu siklus putaran B
= Diameter piston m S
= Panjang langkah m3
RC = Rasio Kompresi
2.10.5 Efisiensi Termal Thermal Efficiency
Kerja berguna yang dihasilkan selalu lebih kecil dari pada energi yang dibangkitkan piston karena sejumlah energi hilang akibat adanya rugi-rugi
mekanis seperti gesekan, kerja pompa oli dan pompa pendingin, dan panas yang terbuang. Efisiensi termal pembakaran didefinisikan untuk menyatakan fraksi dari
bahan bakar yang terbakar. Persamaan 2.20 dapat digunakan untuk menghitung efisiensi termal.
........................................... 2.20 Dimana : Pb
= Daya Watt ṁ
f
= Laju aliran bahan bakar kgjam LHV = Nilai kalor bawah bahan bakar kJkg
Universitas Sumatera Utara
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Seiring dengan perkembangan teknologi saat ini menjadikan teknologi otomotif juga semakin berkembang. Perkembangan terjadi pada sistem
pembakaran dimana sistem tersebut memiliki rasio kompresi yang tinggi sehingga perlu adanya inovasi bahan bakar yang sesuai agar proses pembakaran bekerja
dengan sempurna. Di Indonesia sendiri terdapat beberapa jenis bahan bakar seperti Premium, Pertalite, Pertamax dan Pertamax Plus. Masing-masing bahan
bakar ini memiliki kualitas yang berbeda-beda pada proses pembakaran diruang bakarcombustion chamber. Pemilihan bahan bakar yang berkualitas rendah dapat
menyebabkan proses pembakaran yang tidak sempurna seperti gejala detonasiknocking, timbulnya endapan karbon dalam ruang bakar, turunnya
performansi mesin, turunnya efisiensi mesin, dan sampai pada kerusakan pada komponen mesin sehingga mesin tidak dapat bekerja dengan maksimal. Oleh
karena itu diperlukan bahan bakar yang mempunyai kualitas yang cukup baik. Salah satu cara untuk meningkatkan kualitas bahan bakar adalah dengan cara
menambahkan aditif kedalam bahan bakar. Aditif ini berfungsi untuk menaikkan angka oktan bahan bakar, mengurangi pengotoran ruang bakarendapan karbon,
meminimalisir deposit didalam sistem masukan dan mencegah pelekatan katup.[1]
Bilangan Oktan adalah bilangan yang menunjukkan karakteristik bahan bakar untuk tidak menyala sendiri karena tekanan dan temperatur ruang bakar.
Jika temperatur campuran udara-bahan bakar terlalu tinggi, campuran akan menyala sendiri tanpa membutuhkan busi atau pematik eksternal lain. Jika
penyalaan sendiri terjadi pada motor bensin, maka akan dihasilkan pulsa tekanan yang lebih tinggi dibanding yang dikehendaki. Pulsa tekanan yang tinggi disebut
ketukan knock. Terdapat dua metode untuk mengetahui bilangan oktan dari bahan bakar. Metode pertama adalah metode RON research octane number
dimana bahan bakar diuji melalui mesin satu silinder dengan putaran mesin dan temperatur udara masuk yang lebih kecil. Metode kedua adalah metoda MON
motor octane number dimana bahan bakar diuji melalui mesin yang sama tetapi
Universitas Sumatera Utara