bakar. Pemeriksaan emisi gas buang sangat perlu dilakukan untuk mengetahui apakah katalitik converter harus diganti dengan yang baru.
2.7.1 Konstruksi Catalytic Converter
Katalitik converter terdiri dari : 1. Inti katalis substrate
Pengguna CC pada bidang otomotif biasanya menggunakan inti dari keramik monolit dengan struktur sarang lebah honeycomb. Monolit tersebut
dilapisi oleh FeCrAl pada beberapa aplikasi. 2. Washcoat
Washcoat adalah pembawa material katalis digunakan untuk menyebarkan katalis tersebut pada area yang luas sehingga katalis mudah bereaksi dengan gas
buang. Washcoat biasanya terbuat dari aluminium oksida, titanium oksida, silikon oksida dan campuran silika dan alumina. Washcoat dibuat dengan permukaan
agak kasar dan bentuk yang tidak biasa untuk memaksimalkan luas permukaan yang kontak dengan gas buang sehingga katalis dapat bekerja secara efektif dan
efisien. 3. Katalis
Biasanya terbuat dari logam mulia, platina adalah katalis yang paling aktif diantara logam mulia lainnya dan secara luas digunakan namun tidak cocok
dengan segala aplikasi karena adanya reaksi tambahan yang tidak diinginkan serta harganya yang mahal. Palladium dan rhodium adalah jenis logam mulia lainnya
yang biasa digunakan secara bersamaan. Palladium berfungsi sebagai katalis reaksi oksida , rhodium digunakan sebagai katalis reaksi reduksi dan platina dapat
melakukan kedua reaksi tersebut oksida dan reduksi. Logam lain yang terkadang digunakan walaupun secara terbatas adalah cerium, besi, mangan, tembaga, dan
nikel. Digunakan secara terbatas karena memiliki produk sampingan yang juga cukup berbahaya. Nikel dilarang di uni eropa karena reaksinya dengan CO
menghasilkan nikel tetrakarbonil. Tembaga dilarang di Amerika Utara karena mengahasilkan senyawa dioksin.
Universitas Sumatera Utara
2.7.2 Tipe-tipe Catalytic Converter
Katalitik Konverter dibagi menjadi 2 berdasarkan jumlah polutan yang dapat direaksikan :
1. Two way converter. Di dalam converter ini terdapat 2 reaksi simultan, yakni :
a. Oksidasi karbon monoksida menjadi karbon dioksida. b. Oksidasi senyawa hidrokarbon yang tidak terbakarterbakar parsial
menjadi karbon dioksida dan converter jenis ini secara luas dipakai pada mesin diesel untuk mengurangi senyawa hidrokarbon dan karbon
monoksida. 2. Three way Converter. Didalam converter jenis ini terdapat 3 reaksi
simultan, yakni : a. Reaksi reduksi nitrogen oksida menjadi nitrogen dan oksigen.
b. Reaksi oksidasi karbon monoksida menjadi karbon dioksida. c. Reaksi oksidasi senyawa hidrokarbon yang tidak terbakar menjadi
karbon dioksida dan air. Ketiga reaksi ini berlangsung paling efisien ketika campuran udara bahan
bakar air to fuel ratio mendekati stoikiometri yaitu antara 14,6 – 14,8
berbanding 1. Oleh karena itu, CC sulit diaplikasikan pada mesin yang masih menggunakan karburator untuk pemasukan bahan bakar. CC paling ideal
digunakan dengan mesin yang telah menggunakan closed loop feedback fuel injection
.
2.7.3 Efek Pada Lingkungan