untuk menjawab pertanyaan, untuk membantu mengerti perilaku manusia, dan untuk evaluasi melakukan pengukuran terhadap aspek tertentu serta melakukan
umpan balik terhadap pengukuran tersebut. Sesuai dengan objek penelitian maka peneliti memilih observasi partisipan. Observasi partisipan yaitu suatu teknik
pengamatan dimana peneliti ikut ambil bagian dalam kegiatan yang dilakukan oleh objek yang diselidiki. Observasi ini dilakukan dengan mengamati dan
mencatat langsung terhadap objek penelitian, yaitu dengan mengamati pemanfaatan dana BOK dalam kegiatan promotif dan preventif di Puskesmas
Kartini. 3.
Studi Dokumentasi Studi dokumen adalah teknik pengumpulan data melalui pencairan dan
penemuan bukti-bukti yang tidak langsung ditujukan pada subjek penelitian melalui dokumen. Pada penelitian ini peneliti mengambil data sekunder berupa
laporan pelaksanaan BOK tahun 2014 sampai dengan 2016, profil kesehatan Kota Pemtangsiantar 2014 dan 2015, serta literatur-literatur yang mendukung penelitian
seperti peraturan atau keputusan yang dikeluarkan oleh Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, perencanaan puskesmas, dsb.
3.5 Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian merupakan suatu alat yang digunakan untuk mengukurfenomenaalam
maupunsosialyangdiamati.Padapenelitiankualitatif, instrumenutamapenelitiannyaadalahpenelitisendiridengan menggunakanpedoman
wawancara dan alat bantu berupa alat tulis dan digital voice record.
Universitas Sumatera Utara
3.6 Metode Analisis Data
Data yang telah terkumpul dianalisis secara manual, yaitu dengan menuliskan hasil penelitian dalam bentuk tabel hasil wawancara mendalam,
kemudian meringkasnya dalam bentuk matriks yang disusun sesuai dengan bahasa baku jawaban informan kemudian diuraikan dalam bentuk narasi. Menurut
Moleong 2012
yang mengutippendapatMilesdanHuberman1986bahwaaktifitasdalamanalisis
datakualitatifdilakukan secarainteraktifdan
berlangsung secaraterusmenerus
padasetiaptahapanpenelitiansehingga sampaituntasdandatanyasampaijenuh. Teknikanalisisdatadalam penelitianini menggunakan analisa domain yang
dibuat berdasarkan hubungan semantik semanticrelationshipsebabakibatcause effect. Untuk meningkatkan validitas data maka dilakukan triangulasi yaitu :
1. Triangulasisumberyaitumenggalikebenaraninformasitertentumelalui
berbagai metode dan sumber perolehan data. 2.
Triangulasimetodeatauteknikdilakukandengancaramembandingkan informasi atau data dengan cara yang berbeda.
3. Triangulasiwaktuyangdilakukandengancaramelakukanpengecekan dengan
wawancara, observasi dalamwaktu atau situasi yang berbeda.
Universitas Sumatera Utara
40
BAB IV HASIL PENELITIAN
4.1 Deskripsi Puskesmas Kartini
4.1.1 Letak Geografis
Puskesmas Kartini dibangun di atas lahan seluas 1248 m² dan luas bangunan 396 m² pada tahun 1965, dengan penambahan ruangan tahun 2010,
pembangunan IPAL tahun 2014 dan memiliki 2 rumah dinas. Terletak di Jalan Dahlia No.1 Kelurahan Bukit Sofa, Kecamatan Siantar Barat, Kota
Pematangsiantar. Batas-batas wilayah kerja Puskesmas Kartini adalah: Sebelah Utara
: Kelurahan Timbang Galung Sebelah Timur
: Kelurahan Teladan Sebelah Selatan
: Kelurahan Kampung Kristen Sebelah Barat
: Kelurahan Bah Kapul
4.1.2 Wilayah Kerja
Puskesmas Kartini merupakan puskesmas non-rawat inap. Wilayah kerja Puskesmas Kartini berdasarkan administrasi dibagi menjadi 2 kelurahan yaitu
Kelurahan Simarito dan Kelurahan Sipinggol-pinggol. Tabel 4.1 Wilayah Kerja Puskesmas Kartini
No Keluraha
n Jarak ke
Puskesmas Waktu
tempuh ke Puskesmas
Jumlah Rumah
Tangga
Jumlah Penduduk
1 Simarito
± 1,5 Km ± 15’
1470 5.480
2 Sipinggol-
pinggol ± 1,5 Km
± 15’ 1437
5.653
Total
11.133 2.905
Universitas Sumatera Utara
4.1.3 Tugas Pokok
Puskesmas Kartini merupakan puskesmas dengan standar pelayanan sesuai standarisasi ISO9001:2008. Dalam upaya memberikan pelayanan kesehatan
kepada masyarakat, Puskesmas Kartini memiliki kegiatan pokok antara lain: promosi kesehatan, pemberantasan penyakit menular, upaya kesehatan ibu dan
anak, upaya kesehatan lingkungan, upaya peningkatan gizi, dan pengobatan. Sebagai sarana pendukung, Puskesmas Kartini memiliki fasilitas pelayanan
kesehatan yaitu poli umum, poli paru, pelayanan gizi, pelayanan kesehatan imunisasi, dan laboratorium sederhana.
Puskesmas Kartini juga melakukan pelayanan kesehatan kepada masyarakat di luar gedung dengan cara melakukan penyuluhan kesehatan,
pembinaan posyandu balita dan lansia, kunjungan rumah untuk keluarga rawan, kunjungan ibu hamil dengan resiko tinggi, pemantauan status gizi masyarakat, dan
upaya kesehatan lainnya yang dapat meningkatkan derajat kesehatan masyarakat.
4.1.4 Sumber Daya Manusia
Pelayanan kesehatan yang berkualitas harus didukung oleh sumber daya manusia yang berkualitas. Kondisi tenaga kesehatan di Puskesmas Kartini adalah
sebagai berikut: Tabel 4.2 SDM Puskesmas Kartini
No Tenaga Kesehatan
JumlahOrg 1
Dokter 2
2 Dokter Gigi
1
3 SKM
2
4
Apoteker 1
Universitas Sumatera Utara
5 Asisten Apoteker
1
6 Promosi Kesehatan
1
7 Perawat
9
No Tenaga Kesehatan
JumlahOrg 8
Perawat Gigi 1
9 Bidan
9
10 Gizi
1
11 Analis Laboratorium
2
12
LCPK 1
13 Administrasi
3
Jumlah 34
4.1.5 Demografi
Jumlah penduduk di wilayah kerja Puskesmas Kartini pada tahun 2015 sebanyak 14.163 jiwa yang berasaldari 2 kelurahan jumlah penduduk laki-laki
sebanyak 5636 jiwa dan jumlah penduduk perempuan sebanyak 5497 jiwa. Tabel 4.3 Demografi Penduduk di Wilayah Kerja Puskesmas Kartini
Kelurahan Jumlah Penduduk
Jiwa Luas Wilayah
Km²
Kepadatan jiwakm² Simarito
5.480 0,420
13.047,6 Sipinggol-pinggol
5.653 0,370
15.278,4 Total
11.133 0,790
14.163
Sumber: BPS Kota Pematangsiantar 2015 Tabel 4.4 Jumlah Penduduk menurut Jenis Kelamin dan Kelompok Umur
Kelompok Umur Jumlah Penduduk
Laki-laki Perempuan
Jumlah
0-4 531
508 1.039
5-9 538
542 1.080
10-14 460
485 945
15-19
512 548
1.060
20-24 409
380 789
25-29 475
385 860
30-34 416
440 856
35-39 445
485 930
40-44
460 490
950
45-49 463
450 913
50-54 473
375 848
55-59 369
320 689
60-64 85
89 174
Universitas Sumatera Utara
65-69 70-74
75 Total
5636 5497
11.133 Sumber: BPS Kota Pematangsiantar 2015
Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa jumlah penduduk di kelurahan Sipinggol-pinggol sebanyak 5653 jiwa lebih banyak daripada jumlah penduduk di
kelurahan Simarito sebanyak 5480 jiwa. Berdasarkan jenis kelamin, jumlahlaki- laki lebih banyak daripada jumlah perempuan yaitu jumlah laki-laki sebanyak
5636jiwa dan jumlah perempuan 5497 jiwa.
4.1.6 Situasi Derajat Kesehatan
Tolok ukur pembangunan kesehatan dalam rangka meningkatkan derajat kesehatan dapat dilihat dari kualitas pelayanan kesehatan masyarakat adalah
angka kematian mortalitas dan angka kesakitan morbiditas. Tabel 4.5 Mortalitas dan Morbiditas
Indikator Jumlah
Satuan
2014 2015
I. Mortalitas
1. Lahir hidup
223 231
Jiwa
2. Lahir Mati
4,3 1.000 kelahiran hidup
3. Kematian Neonatal
4 1.000 kelahiran hidup
neonatal
4. AKB
1.000 kelahiran hidup bayi
5. AKI
100.000 kelahiran hidup
II. Morbiditas
A. Tuberkolosis
1. Kasus Baru TB BTA+
18 3
Kasus
2. Seluruh kasus
19 5
Kasus
3. TB anak 0-14 th
4. Persentase BTA
terhadap Suspek
10,53 11,11
5. Angka Keberhasilan
Pengobatan BTA+
94,44 100
B. Pneumonia
Universitas Sumatera Utara
Pneumonia balita ditemukan dan
ditangani 81,90
10,66
C. HIVAIDS
Kasus
Indikator Jumlah
Satuan 2014
2015
D. Diare
Diare ditemukan dan ditangani
11,99 10,66
E. Kusta
1. Kasus Baru
1 Kasus
2. Prevalensi
0,9 10.000 penduduk
F. Penyakit yang dapat
dicegah dengan imunisasi
100.000 penduduk
G. Insidence Rate DBD
136,9 80,84
100.000 penduduk
H. Filariasis
100.000 penduduk
4.2 Input Masukan
4.2.1 Sumber Daya Manusia
1. Karakterisktik Informan
Informan pada penelitian ini merupakan pengelola dana BOK di Puskesemas Kartini tahun 2016 berjumlah 6 orang yang terdiri dari Kepala
Puskesmas, Bendahara BOK Puskesmas, Penanggung Jawab Program Promotif dan Preventif, Penanggung Jawab Program ISPA, PPK BOK Dinkes, dan
Bendahara BOK Dinkes. Rata-rata informan pernah menjadi pengelola BOK pada tahun sebelumnya.
Tabel 4.6 Distribusi Informan berdasarkan Karakteristik
Informan Jabatan
Pendidikan Jenis Kelamin
Umur thn
1 PPK BOK Dinkes
S2 Pria
46 2
Bendahara Pengeluaran Satker BOK Dinkes
S2 Perempuan
44 3
Kepala Puskesmas S1
Perempuan 49
4 Bendahara BOK
Puskesmas D3
Perempuan 32
5 PJ Program Promotif dan
D4 Perempuan
32
Universitas Sumatera Utara
Preventif 6
PJ ISPA D3
Perempuan 31
2. Persepsi Juknis BOK 2016
Secara umum BOK 2016 bertujuan untuk meningkatkan kinerja, akses dan mutu pelayanan kesehatan puskesmas melalui upaya kesehatan promotif dan
preventif dalam mendukung pelayanan kesehatan di luar gedung. Persepsi pengelola BOK terhadap Juknis BOK 2016 sangat penting karena
mempengaruhi penyusunan POA dalam menetapkan program promotif dan preventif yang akan dilaksanakan. Hal ini tergambar dari jawaban informan:
Tabel 4.7 Persepsi Mengenai Tujuan BOK 2016
Informan Tujuan BOK 2016
1 Tujuan BOK untuk membantu kegiatan operasional puskesmas
dalam peningkatan pelayanan kesehatan masyarakat.
2 BOK 2016 kegiatannya bertambah, ada beberapa yang
dikembangkan sesuai dengan renstra kemenkes 2015-2019, dan capaiannya mengarah ke SPM, tetapi SPM belum keluar, hanya
indikatornya yang sudah ada.
3 Tujuan program BOK yang sekarang untuk meningkatkan derajat
kesehatan masyarakat melalui program SDGs dan untuk membantu kegiatan di dalam gedung dan diluar gedung yang
bersifat promotif dan preventif.
4 Tujuan BOK untuk kegiatan promotif dan preventif. Untuk tahun
ini pencapaiannya berdasarkan SDGs tapi belum ada juknisnya yang lengkap. Kalau menurut DAK untuk upaya kesehatan
masyarakat mencapai program prioritas kesehatan nasional. Targetan
pencapaiannya diserahkan
ke masing-masing
puskesmas, karena setiap wilayah kerja beda permasalahannya. Persepsi pengelola BOK terhadap juknis BOK sudah benar tetapi terdapat
perbedaan tentang pencapaian, menurut Bendahara BOK Dinkes tahun ini capaian BOK diarahkan ke SPM, sedangkan menurut pengelola BOK Puskesmas capaian
BOK berdasarkan SDGs.
Universitas Sumatera Utara
BOK dimanfaatkan untuk mendukung operasional puskesmas dalam rangka pencapaian program kesehatan prioritas nasional sepertipenurunan angka
kematian ibu, angka kematian bayi, serta malnutrisi,mendukung kinerja fungsi manajemen puskesmas, upaya kesehatan bersumber daya masyarakat, kerja sama
lintas sektoral dalam mendukung program kesehatan. BOK diharapkan dapat mendekatkan petugas kesehatan kepada masyarakat dan memberdayakan
masyarakat, melalui mobilisasi kader kesehatan untuk berperan aktif dalam pembangunan kesehatan.
Tabel 4.8 Persepsi Mengenai Pemanfaatan dana BOK 2016
Informan Pendapat
1
Dana BOK digunakan untuk pelayanan di dalam gedung dan di luar gedung yang bersifat promotif dan preventif seperti
membantu kegiatan operasional puskesmas, pelayanan ibu, pelayanan anak, imunisasi, penyuluhan, posyandu. Tujuannya ini
untuk peningkatan pelayanan kesehatan masyarakat.
2
Dana BOK dimanfaatkan untuk pertemuan, penyuluhan, transportasi. Untuk pemanfaatannya disetiap puskesmas sebagian
besar sudah sesuai dengan juknis.
3
Dana BOK digunakan untuk operasional dan manajemen di puskesmas seperti transport, ATK yang membantu dalam
mengadakan penyuluhan
dan PIN
yang membutuhkan
pendampingan kader.
4
Dana BOKdigunakan untuk keperluan transport perjalanan dinas, manajemen, penggandaan ATK, leaflet, belanja bahan makan
dan minuman itu ada bahan jadi untuk snack ketika penyuluhan, dan bahan makan itu untuk PMT. Kalau untuk honorium, kita
tidak dapat, itu diperuntukkan tenaga promotif yang kita undang dari luar
Pendapat mengenai pemanfaatan dana BOK 2016 untuk mendukung pelayanan luar gedung seperti yang bersifat promotif dan preventif seperti
membantu kegiatan operasional puskesmas, pelayanan ibu, pelayanan anak, imunisasi, penyuluhan, dan posyandu. Pengeluarannya dibelanjakan untuk
Universitas Sumatera Utara
operasional dan manajemen di puskesmas seperti transport, ATK, serta bahan makanan dan minuman.
3. Pengelola BOK 2016
Ketersediaan SDM kesehatan menjadi salah satu faktor yang sangat penting sebagai pelaksana penyelenggaraan pelayanan kesehatan di puskesmas
untuk mencapai tujuan program BOK.Pelaksanaan manajemen kegiatan BOK dapat berjalan secara efektif dan efisienharus didukung oleh sumber daya manusia
yang berkualitas. Tabel 4.9 Penentuan Pengelola BOK 2016
Informan Pendapat
1 Tim pengelola BOK tahun ini mekanisme pengelolaannya sudah
diserahkan ke daerah.
2 Penentuan pengelola tim BOK terjadi benturan antara perda dan
permenkes, disesuaikan dengan daerah. Tahun sebelumnya, membentuk tim sendiri ada tim teknis dan tim keuangan.
Sekarang pengelolaannya semua ada di daerah, pengelola tim keuangannya
dikelola oleh
bendahara penerimaan
dan pengeluaran yang tersistem dalam manajemen dinkes
3 Tim pengelola 2016 berdasarkan SK walikota karena sudah
termasuk didalam DAK uangnya masuk ke kas daerah. Saya sebagai kapus hanya membuat surat perintah aja. Semua PPTK.
PPATK, dan bendaharanya ada di dinkes. Puskesmas hanya pembantuan, sebagai bendahara pengeluaran. Kalau saya bilang
tugas saya sudah semakin ringan.
Penentuan tim pengelola BOK 2016 berdasarkan SK walikota karena BOK dimasukkan ke dalam DAK. Tim keuangannya dikelola oleh bendahara
penerimaan dan pengeluaran yang tersistem dalam manajemen Dinas Kesehatan Kota.Puskesmas hanya pembantuan.
4.2.2 Sarana Prasarana
Universitas Sumatera Utara
Salah satu penunjang pelayanan kesehatan di Puskesmas Kartiniadalah tersedianya fasilitas sarana dan prasarana kesehatan yang memadai. Beberapa
Sarana dan prasarana kesehatan bersumber daya masyarakat dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Tabel 4.10 UKBM di Puskesmas Kartini No
UKBM Kelurahan
Jumlah Simarito
Sipinggol-pinggol 1.
Posyandu 4
5 9
2. Poskeskel
1 1
2 3.
Posbindu 1
1 4.
Kelurahan Siaga 1
1 2
Jumlah 14
Dari hasil penelitian dan observasi yang dilakukan terhadap kondisi sarana dan prasarana kesehatan di Puskesmas Kartini dapat dilihat dalam tabel berikut
ini: Tabel 4.11 Status UKBM di Puskesmas Kartini
No UKBM
Status Jumlah
Pratama Madya Purnama Mandiri 1.
Posyandu 6
3 9
2. Kelurahan Siaga
2 2
Jumlah
4.2.3 Dana BOK
1. Sumber Dana Program Promotif dan Preventif
BOK merupakan satu kesatuan sumber pembiayaan operasional untuk pelaksanaan upaya kesehatan bersama sumber dana lain yang ada di puskesmas
seperti dana kapitasi BPJS dan dana lainnya yang sah. Diharapkan terjadi sinergisme pembiayaan operasional puskesmas dengan menghindari duplikasi dan
tetap mengedepankan akuntabilitas dan transparansi sehatan.Penggunaan Dana
Universitas Sumatera Utara
Kapitasi untuk dukungan biaya operasional pelayanan kesehatan dimanfaatkan untuk upaya kesehatan perorangan berupa kegiatan promotif, preventif, kuratif,
dan rehabilitatif lainnya, kunjungan rumah dalam rangka upaya kesehatan perorangan, operasional untuk puskesmas keliling, bahan cetak atau alat tulis
kantor, serta administrasi keuangan dan sistem informasi. Tabel 4.12 Pendapat tentang sumber dana program promotif dan preventif
Informan Sumber dana
1
Sumber dana untuk program promotif dan preventif selain BOK, diterima dari BPJS, APBD ada juga. Dana BOK pematangsiantar
tahun 2016 mengalami kenaikan 50.
2
Sumber dana untuk program promotif dan preventif yaitu dari BOK. Kalau porsi APBD tidak ada. BOK Pematangsiantar 2016
mengalami kenaikan, dari 1,9 M ke 3,7 M.
3
Sumber dana untuk promotif dan preventif selain dari BOK yaitu dari JKN, APBD tidak ada lagi sejak 2014. Dan itu tidak
menjadi hambatan, karena dananya mencukupi. Tahun 2016, BOK Puskesmas Kartini Rp.223,250 Jt.
4
Sumber dana untuk promotif dan preventif dari BOK dan JKN. Dinkes yang menentukan anggaran untuk kita, ungkin karena
ada penliaian tersendiri terhadap Puskesmas Kartini, seperti pencapaian program dan administrasi, kita dikasih reward, dana
yang kita terima lebih dari yang kami rencanakan.
5
Dana untuk promoitf dan preventif bersumber dari BOK dan JKN. Keduanya saling menutupi untuk melakukan sosialisasi
dan penyuluhan.
Berdasarkan hasil wawancara, tahun 2016 Puskesmas Kartini menerima dana BOK dan dana Kapitasi untuk membiayai pelaksanaan program promotif
dan preventif. Sedangkan dari APBD, sama sekali tidak ada sejak tahun 2014. 2.
Mekanisme Penyaluran BOK yang diterima Kota Pematangsiantar didistribusikan kepada setiap
puskesmas. Dasar perhitungan alokasi per puskesmas dengan memperhatikan beberapa hal yang terkait beban kerja, antara lain: luas wilayah kerja Puskesmas,
jumlah penduduk yang menjadi tanggung jawab puskesmas, jumlah UKBM,
Universitas Sumatera Utara
jumlah sekolah, dana kapitasi JKN yang diterima, dan jumlah tenaga pelaksana UKM.
Tabel 4.13 Pendapat tentang Mekanisme Pencairan Dana
Informan Mekanisme Pencarian BOK
1
Anggaran datang dari pusat dimasukkan ke kas daerah. Kemudian dinkes menetapkan anggaran. Setelah itu, tim BOK
dinkes merumuskan pembagian anggaran per puskesmas, kriterianya berdasarkan jumlah penduduk, demografi, target
pencapaian mereka, jumlah pelayanan dan jaringannya seperti pustu, poskeskel, semakin banyak jaringannya semakin banyak
anggaran ke mereka. Kemudian disampaikan ke kadis untuk menetapkan SK yang akan diberikan kepada masing-masing
puskesmas.
3
Kalau tahun sebelumnya, puskesmas mengambil dana dari rekening langsung, kalau sekarang dari bendahara BOK dinkes.
Puskesmas membuat rencana belanja diajukan dalam bentuk SPU kemudian dinkes memberikan dana sesuai dengan anggaran
yang sudah diajukan.
4
Mekanisme pencairan
itu pertanggungjawaban
panjang, pengerjaannya kurang efisien, berkas disiapkan di puskesmas
tetapi persutujuan tanda tangan harus kepala dinas, belum tentu ketemu. Jadi, ya lama.
Berdasarkan hasilwawancaradalamtabeltersebut
menunjukkanbahwa pencairan dana BOK diawali dari kemenkes memasukkan dana BOK ke kas
daerah kemudian dinkes menetapkan SK dan anggaran ke puskesmas berdasarkan SPU yang diajukan ke puskesmas, setelah disetujui baru dari Pengelola BOK
dinkes mencairkan dana BOK kepada puskesmas. 3.
Periode penerimaan dana Dana BOK diharapkan dapat diterima diawal tahun agar perencanaan yang
sudah ditetapkan dapat berjalan dengan optimal.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.14 Pendapat tentang Penerimaan Dana BOK 2016
Informan Pendapat
1
Pengalokasian dana ditentukan pembagiannya setahun. Tahun 2016, BOK diterima Pematangsiantar diawal tahun pada Januari.
Untuk sampai ke puskesmas butuh berproses, disosialisasikan terlebih dahulu pada akhir januari atau bulan Februari. Untuk
menanggulangi dana sebelum menerima BOK, puskesmas masih punya sisa dana di tahun sebelumnya, makanya puskesmas tidak
boleh terus langsung menghabiskan harus ada yang disimpan.
2
Program BOK sudah jalan mulai dari awal tahun, tetapi duitnya datang belakangan, untuk menanggulanginya pakai duit sendiri
dulu kesana kemari, beli minyak sendiri. Dana untuk Januari, baru cair pada bulan Mei. Pembagian jatah setiap puskesmas
kriterianya masih sama dengan yang sebelumnya. Menurut saya lebih efisien ketika BOK masih APBN. Pengeloalaan itu berubah
sebenarnya bukan kehendak dari menkes tetapi dari kementrian dalam negeri dan menkeu. Perubahan yang ini sangat
signifikanlah.
3
Kalau dulu uang itu udah global masuk ke daerah, kalau sekarang udah langsung dibagi 25. Dana dambil pertriwulan
oleh dinkes. Jadi kalau kita mau menggunakan lebih dari itu di triwulan pertama, gak bisa. Kalau dulu perbulan.kalau
puskesmas diberikan perbulan.
4
Kalau menurut peraturan DAK, dana itu diterima puskesmas pertriwulan. Dana tidak sampai tepat waktu ke puskesmas, masih
anggaran yang Januari yang diterima, sedangkan ini sudah Mei.
Hasil wawancara dari tabel diatas dijelaskan bahwa pencairan dana BOK 2016 dilaksanakan secara triwulan dan disalurkan setiap triwulan sebesar 25
dari jumlah alokasi. Pencairan dana BOK di Puseksmas Kartini mengalami keterlambatan sehingga program berjalan tidak sesuai dengan waktu yang
telah ditetapkan dan tidak optimal.
4.3 Proses
4.3.1 Perencanaan Tingkat Puskesmas P1
Perencanaan di puskesmas disusun melalui 4 empat tahap yang dimulai dari tahap persiapan,tahap analisa situasi,tahap penyusunan rencana usulan
Universitas Sumatera Utara
kegiatan RUK dan tahap penyusunan rencana pelaksanaan kegiatan RPK agar tujan BOK di puskesmas dapat tercapai optimal dan tepat sasaran.
Tabel 4.15 Pendapat Tentang Proses Perencanaan Tingkat Puskesmas Informan
Pendapat
2 Perencanaan di tahun 2016 itu kurang tepat karena
perencanaannya dibuat diawal tahun saja, jadi tidak bisa disesuaikan kondisi real saat itu, karena sudah langsung masuk
ke DPA RKPD. Jadi, jika terjadi insidensial seperti KLB, kegiatan yang sesuai kebutuhan tidak bisa mengandalkan BOK.
Kalau dulu, RUK dibuat setahun dengan cakupan yang bagus, jika ditengah jalan ada kegiatan yang penting karena KLB seperti
DBD kan harus fogging, kegiatannya bisa disinergikan.
3 Oktober kita memasukkan RAB dan RUK ke dinkes. Kemudian
menetapkan RPK pada Desember, dan kegiatan mulai dilaksanakan pada Januari. Karena BOK 2016 masuk ke DAK
kita sudah buat POA tahunan. Dulu masih fleksibel bisa berubah sesuai kondisi setiap bulan, tetapi sekarang kalu mau diubah
harus tunggu P, jadi lama lagi.
4 Kita menetapkan RUK 2016 pada Desember 2015 yang
disiapkan untuk setahun, anggaran yang diajukan mengalami kenaikan tapi tidak mencapai 100, karena biasanya upaya rutin
yang dimasukkan kecuali kalau ada KLB. Kalau sekarang, jika nanti ada kejadian yang insidentil ada 2 pilihan, yang pertama
tetap dilaporkan tapi ditunggu sampai ke P, yang kedua tetap dilaksanakan dengan prinsip proyek thank you. Misalnya jika
terjadi KLB, yang dibutuhkan nakes dan obat-obatan, ya sudah kita turun walaupun tanpa ada SPPD. Jadi sekarang ribet kalau
mau memasukkan kegiatan yang harus mengubah POA awal, karena panjang urusannya. Yang tidak tercakup di POA kita
usahakan bersama.
Berdasarkan hasil wawancara tersebut diatas, dapat diketahui bahwa penyusunan RUK dan RPK untuk tahun 2016 sudah disiapkan setahun yang
Universitas Sumatera Utara
dituangkan dalam bentuk POA bulanan maupun tahunan. Tetapi kebijakan tidak bisa disesuaikan dengan kondisi di masyarakat setiap waktu karena perencanaan
sudah dsusun untuk satu tahun, jika mau diubah akan melalui proses administrasi yang panjang.
4.3.2 Penggerakan Pelaksanaan P2
Penerapan manajemen penggerakan pelaksanaan di puskesmas dilakukan dalam bentuk lokakarya mini. Dari hasil penelitian terhadap wawancara dan
telahaan dokumen, Puskesmas Kartini melaksanakan setiap bulannya. Dana BOK dapat digunakan untuk melaksanakan kegiatan lokakarya mini. Dalam proses
perencanaan program, Puskesmas Kartini melibatkan semua pihak yaitu lintas sektoral, toma, dan masing-masing penanggungjawab program. Sebagai output
dari pelaksanaan mini lokakarya adalah tersusunnya POA bulanan Puskesmas. Tabel 4.16 Pendapat tentang Pelaksanaan Lokakarya Mini
Informan Pendapat
3
Proses perencanaan dimulai pada lokakarya mini, pertama kali dilakukan pada Januari. Yang dilibatkan semua pihak, lintas
sektoral, toma, dan masing-masing penanggungjawab program memberikan usul, dari situ dirangkum POA, juga sekalian
melakukan evaluasi apa saja program yang tidak tercapai.
4
Lokakarya mini dilaksanakan secara rutin, ada lokmin tahunan dan ada yang bulanan. Tahun sebelumnya POA bulanan bisa
diubah di minilok, tetapi sekarang tidak bisa diubah lagi, nanti kita harus menunggu masuk ke P.
5
Lokmin rutin dilakukan, karena kita harus memberikan pelaporan ke dinkes, kalau tidak nanti dapat garis merah.
6
Di lokmin
masing-masing penanggungjawab
program memberikan laporannya. Itu setiap bulan dilaksanakan.
Berdasarkan hasil wawancara tersebut diatas, dapat diketahui bahwa pelaksanaan lokakarya mini dilakukan setiap bulan untuk mengevaluasi kegiatan
yang dilaksanakan serta merencanakan kegiatan dibulan selanjutnya. Dari hasil
Universitas Sumatera Utara
telaah dokumen kegiatan lokakarya mini bulanan dan tribulan ini telah dilakukan dan dituangkan dalam bentuk POA tahunan maupun POA bulanan yang telah
diserahkan ke Pengelola BOK Dinas Kesehatan Kota. 4.3.3
Pengawasan Pengendalian Penilaian P3
Pengawasan pengendalian penilaian adalah berupa penilaian pelaporan, pemantauan, dan evaluasi terhadap pelaksanaan kegiatan BOK.Kemampuaan
pengelola BOK dalam membuat pencatatan dan pelaporan dana BOK dan menyajikannya dalam informasi yang berguna bagi satuan kerja kota dan
puskesmas. Kepala Puskesmas Kartini melakukan monitoring pencapaian programdan
penyerapan keuangan
BOK pada
saat lokakarya
mini bulanan.Sedangkan pihak Dinas Kesehatan Kota Pematangsiantar melakukan
monitoring langsung ke setiap puskesmas setiap bulan. Tabel 4.17 Pendapat tentang Pelaksanaan Monitoring dan Evaluasi
Informan Pendapat
1 Pelaporan puskesmas dilakukan secara rutin karena pembayaran
dilakukan setelah program kegiatan dilaksanakan dan dicek kebenarannya.Laporan puskesmas harus sesuai juknis mekanisme
daerah, kalau tidak sesuai sesuai nanti kita harus melakukan pembinaan lagi
2 Dinkes melakukan evaluasi setiap bulan ke puskesmas, tetapi meskipun
begitu pihak puskesmas selalu ada yang datang kesini menyusun laporan setiap hari.Puskesmas melakukan pencatatan dan pelaporan
rutin setiap bulan. Memang belum maksimal, tidak semuanya punya computer dan tidak semuanya bisa menjalankan komputer, jadi ada
yang masih manual, simpusnya belum jalan maksimal, tetapi ini tidak menyebabkan keterlambatan penyampaian laporan, karena dinkes
punya deadline sampai tanggal 5 disetiap bulan Laporan bulanan berdasarkan SP2TP, yang tahun ini belum ada, tahun dulu ada. Tapi
belum dikasih standar yang baru, masih ICD9, blm ICD10 jadi belum sesuai dengan BPJS.
3 Dinkes melakukan evaluasi minimal 1bulan. Mereka memeriksa
laporan sekalian melakukan pembinaan juga. Dan Puskesmas Informan
Pendapat 3
setiap bulan harus masukkan laporan ke dinas. 4
Dinkes tiap bulan melakukan evaluasi dan monitoring. Bentuklaporan
Universitas Sumatera Utara
disesuaikan dengan ketentuan yang ditetapkan pemko 5
Pelaporan dilakukan perprogram dan dilapor semua ke dinas, ada target dari dinas. Paling lambat tanggal 10 maksimal, kalau tidak dapat garis
merah.
Berdasarkan hasil wawancara tersebut diatas, dapat diketahui
bahwapelaporan telah dilakukan meskipun belum semua puskesmas dapat melakukannnya secara optimal namun khususnya Puskesmas Kartini sudah
melakukan pelaporan yang baik dan tepat waktu. Fungsi monitoring juga sudah dilakukan dengan baik oleh Tim Pengelola Dana BOK Dinas Kesahatan Kota
Pematangsiantar.
4.4 Output Keluaran
4.4.1 Pemanfaatan Dana BOK
Pemanfaatan dana BOK dapat dilihat dari perbandingan antara alokasi dana BOK dengan realisasi dana BOK pada tahun tertentu. Jika hasil tersebut jauh
dari target berarti pemanfaatan dana BOK kurang sedangkan bila hasil perbandingan sama atau mendekati berarti pemanfaatan dana BOK baik, targert
penyerapan BOK 100 Kemenkes, 2012. Tabel 4.18 Alokasi dan Realisasi Dana BOK Puskesmas Kartini tahun 2010-2015
No Tahun
Alokasi 1
2010 18.000.000
2 2011
63.618.000
3 2012
57.060.000
4 2013
76.000.000
5
2014 87.000.000
6 2015
87.826.500 Dana BOK yang diterima Puskesmas Kartini cenderung mengalami
peningkatan dengan trend rata-rata sebesar 0,80. Realisasi dana BOK tahun
Universitas Sumatera Utara
2010-2015 sebesar 100. Sedangkan untuk tahun 2016, dana BOK Puskesmas Kartini Rp.223.250.000,00 dengan realisasi Rp.21.000.000,00 sampai bulan
Maret. 1.
Alokasi Dana Penggunaan BOK untuk Upaya Kesehatan Masyarakat Esensial dan
Pengembangan minimal 60 dari alokasi BOK yang diterima puskesmas. Pemanfaatan BOK selanjutnya untuk dukungan manajemen, termasuk
penyediaan bahan habis pakai, reagen, tes cepat, honor pengelola keuangan dan tim teknis. BOK dapat dimanfaatkan untuk dukungan manajemen di
KotaSatker BLUD pengelola BOK dengan besaran maksimal 6 dari alokasi BOK yang diterima.
Penggunaan BOK untuk operasional upaya kesehatan meliputibiaya perjalanan dinas bagi petugas kesehatan kotapuskesmas dan jaringannya
termasuk untuk kaderlintas sektoraltenaga penugasan kesehatan, baik dalam maupun luar wilayah. Tata cara penyelenggaraannya mengacu pada ketentuan
perjalanan dinas yang ditetapkan dengan Peraturan Kemendagri. Tabel 4.19 Pembagian Alokasi Dana BOK
Informan Pendapat
1 Pembagian BOK 60 untuk program esensial dan manajemen,
40 pengembangan, dibelanjakan untuk transportasi, snack, ATK, refreshing kader. Dana BOK Pematangssiantar tidak ada
dikeluarkan untuk honorium tenaga promotif karena tenaga promotif sudah cukup, itu kan honorium di wilayah yang tidak
cukup tenanganya.
2 Persentase realisasi pengalokasiannya belum tahu, nanti diakhir
Informan Pendapat
2 tahun dihitung. Cakupan dana BOK Pematangsiantar yang sudah
terealisasi 1 bulan, sekitar 215 juta dari 3,7 M
3 Untuk program SDGS 60, dan kegiatan pendukung 40.
Universitas Sumatera Utara
Biasanya dana untuk manajemen 15 sisanya untuk opersional.
4 Pembagian porsi dana BOK kalau untuk manajemen tidak lebih
dari 30. Selebihnya untuk upaya kesehatan masyarakat termasuk di dalamnya leaflet, snack, sedangkan kalau honor kita
tidak dapat. Realisasi dana BOK sampai bulan Maret sekitar 21 Jt tersalurkan sesuai dengan POA diantaranya untuk transport
petugas, SPPD namanya, walaupunditerima belakangan, tapi kalau untuk masyarakat kita harus dahulukan.
Berdasarkan hasil wawancara tersebut diatas, dapat diketahui bahwa alokasi dana BOK diutamakan untuk pelaksanaan program promotif dan
preventif.
2. Pemanfaatan Dana BOK
Dana BOK 2016 dimanfaatkan untuk upaya kesehatan masyarakat esensial dan pengembangan di puskesmas yang bersifat promotif dan preventif.
Pemanfaatan dana BOK tahun 2014 dan 2015 diselenggarakan untuk meningkatkan pencapaian MDG’s dan upaya-upaya kesehatan lainnya yang
memiliki daya ungkit tinggi. Tabel 4.20 Pemanfaatan Dana BOK 2014 dan 2015
Goal Indikator MDG’s
Tahun
2014 2015
Biaya Rp. Biaya Rp.
1 Penghapusan
kemiskinan dan kelaparan
4.070.000 5
9.780.000 11
2
Menurunkan angka kematian balita
28.000.000 32
29.790.000 34
3 Meningkatkan
kesehatan ibu 14.645.250
17 13.530.000
16
4 Mengendalikan
HIVAIDS, malaria, penyakit menular
lainnya. 13.220.500
15 8.910.000
10
Goal
Indikator MDG’s Tahun
2014 2015
Biaya Rp. Biaya Rp.
Universitas Sumatera Utara
5 Menjaga kelestarian
lingkungan hidup 1.960.000
2 3.055.000
3
6 Upaya kesehatan
lainnya 25.104.250
29 22.761.500
26 Total
87.000.000 100
87.826.500 100
Berdasarkan hasil telaah dokumen diatas kegiatan Upaya Kesehatan Puskesmas dalammendukungpencapaian MDGs dan upaya-upaya kesehatan
lainnya yang memiliki daya ungkit tinggi.Kegiatan yang dilakukan untuk penghapusan kemiskinan dan kelaparan adalah pemantauan status gizi balita,
pemeriksaan garam beriodium, pelacakan balita gizi burukkurang, distribusi PMT balita gizi kurang dan bumil KEK, dan penyuluhan pemberian ASI
Eksklusif. Pada upaya menurunkan AKB, kegiatan yang dilakukan adalah pembinaan posyandu, sweeping vit.A, sweeping dan kunjungan neonatus,
sweeping dan kunjungan neonatus resti, sweeping imunisasi DO, HB 0, polio 1-4, pendataan balita, dan kelas balita.
Dalam menurunkan AKI dan meningkatkan kesehatan ibu dilakukan kegitan sweeping ibu hamil, pemantauan ibu hamil resti, kelas ibu hamil,
kunjungan ibu nifas, pendampingan P4K, pendataan bumil KEK, pendataan akseptor KB, PUS, WUS, KB, dan bumil, penyuluhan kesehatan alat reproduksi
dan konseling KB, dan sosialisasi PMCT. Upaya mengendalikan penyebaran HIVAIDS, malaria, dan penyakit menular lainnya dilakukan kegiatan penyuluhan
pencegahan diare dengan CTPS, pelacakan TB Paru, pemeriksaan jentik berkala, sosialisasi diare, malaria, IMS, TB, dan HIV, penyuluhan penularan TB Paru,
pelacakan TB Paru pada anak, serta surveylens diare dan DBD. Upaya menjaga kelestarian hidup dilakukan peningkatan akses masyarakat
terhadap sumber air minum dengan melakukan kegiatan pendataan TTU,
Universitas Sumatera Utara
pemeriksaan depot
air minum,
penyuluhan STBM
dan Sto
BAB sembarangan,pemantauan kualitas air bersih dan air minum, pendataan sanitasi
dasar masyarakat, dan penyuluhan menjaga kesehatan dan kelestarian lingkungan. Untuk upaya kesehatan penunjang lainnya kegiatan yang dilakukan adalah
penjaringan dan pemeriksaan kesehatan anak sekolah, pembinaan UKS, pemantauan pelaksanaan BIAS, refreshing kader, pertemuan lintas sektoral,
lokakarya mini, biaya ATK, penyuluhan kesehatan kelompok lansia, perkesmas, audit maternal perinatal, dan pembinaan supervise BPS, poskeskel, BKIA.
Selama dua tahun terakhir, dana BOK terbesar digunakan untuk menurunkan angka kematian balita 33 sedangkan yang mendapat porsi paling
kecil untuk menjaga kelestarian hidup 2,5. Tabel 4.21 Alokasi Dana BOK Berdasarkan Jenis Belanja Puskesmas Kartini
No Jenis
Tahun
2014 2015
Biaya Rp. Biaya Rp.
1 Transport petugas puskesmas
dan jaringan 58.980.000 67,8
50.260.000 57,22
2
Konsultasi ke KabKota -
-
3 Pembelian ATK dan
penggandaan untuk poskesdes -
-
4
Transport kader kesehatan untuk pelayanan luar gedung
- -
5 Pembelian ATK
3.490.000 4,01 2.956.500
3,37
6 Pencetakan
- -
7 Penggandaan bahan
- -
No Jenis Tahun
2014 2015
Biaya Rp. Biaya Rp.
8 Pembelian konsumsi
11.310.000 13
21.030.000 23,95
9 Pembelian barang lainnya alat
bantu penyuluhan 300.000
0,34 -
-
10
PMT balitaGibur 1.800.000
2,05
Universitas Sumatera Utara
11 PMT Bumil KEK
- -
12 Transport peserta, kader
kesehatan, refreshing kaderpenyegaran kader
5.400.000 6,21 5.940.000
6,76
13 Transport peserta lintas
sektorTOMATOGALPM menghadiri koordinasi
kesehatanlokmin tribulan 2.640.000 3,03
5.840.000 6,65
Jumlah 87.000.000
100 87.826.500
100 Berdasarkan
hasil telaah
dokumen selama
dua tahun
terakhir,pengalokasian dana BOK Puskesmas Kartini terbesar digunakan untuk transport petugas dan jaringan dalam menjalankan program promotif dan
preventif di masyarakat 62,51, kemudian diikuti pembelian konsumsi 18,48 dalam melaksanakan penyuluhan, selanjutnya untuk transport peserta
atau kader kesehatan 6,49 dalam melakukan pendampingan program kesehtan dan refreshing kader, kemudian untuk transport peserta lintas sektor 4,84 yang
dilibatkan dalam proses perencanaan, selanjutnya untuk penggandaan ATK 3,69 untuk pembuatan laporan atau keperluan alat tulis dalam pelaksanaan
penyuluhan atau rapat-rapat, dan porsi yang terkecil ada untuk pembelian alat bantu penyuluhan yang dikeluarkan pada tahun 2014 sebesar 0,34 dari
anggaran. Program kesehatan nasional di daerah yang direncanakan Puskesmas
Kartini pada tahun 2016 dalam mendukung pelayanan kesehatan di luar gedung melakukan kegiatan berikut dirinci dalam tabel.
Tabel 4.22 Rincian Kegiatan Pemanfaatan Dana BOK
No. Jenis Kegiatan
Bentuk Kegiatan 1.
Upaya Kesehatan Ibu a.
Pelayanan ANC 1
Pendataan sasaran TERPADU 2
Pelayanan Antenatalpemeriksaan kehamilan 3
Pelaksanaan Program
Perencanaan
Universitas Sumatera Utara
Pencegahan Persalinan dan Komplikasi P4K 4
Pemantauan bumil risiko tinggi 5
Pelaksanaan kelas ibu 6
Kunjungan rumah PUS yang tidak ber-KB atau drop out
7 Pelacakan kasus kematian ibu termasuk otopsi
verbal b.
Pelayanan Nifas Ibu Pelayanan nifas termasuk KB
2. Upaya kesehatan neonates dan bayi
a. Pelayanan
kesehatan neonates
1 Pemantauan kesehatan neonatus termasuk
neonatus risiko tinggi 2
Pelacakan kematian neonatal termasuk otopsi verbal
b. Pelayanan kesehatan bayi
1 Pemantauan Kesehatan Bayi pengukuran
pertumbuh, pemantauan
perkembangan, pemberian vitamin A, imunisasi dasar lengkap
2 Kunjungan rumah pendampingan
3 Pemantauan bayi risiko tinggi
4 Pemberian PMT PenyuluhanPMT Pemulihan
3. Upaya Kesehatan Anak Balita dan Pra Sekolah
Pelayanan Kesehatan Anak Balita dan Pra sekolah
1 Pemantauan Kesehatan Anak Balita dan Pra
Sekolah pengukuran
pertumbuhan, pemantauan
perkembangan, pemberian
vitamin A, imunisasi 2
Kunjungan rumah, sekolah, UKBM, panti 3
Pemantauan Balita risiko tinggi 4
Penemuan dan tatalaksana kasus penyebab utama kematian balita
5 Surveilance dan pelacakan Gizi Buruk
6 Pemberian PMT PenyuluhanPMT Pemulihan
4. Upaya Kesehatan Anak Usia Sekolah dan Remaja
Pelayanan kesehatan anak usia
sekolah institusitempat
terdapat sasaran
yang memiliki
risiko tinggi
terhadap kesehatan seperti; sasaran
pada kelompok
pekerja rentan
nelayan, TKI,
Pekerja Perempuan 1
Pembinaan usia sekolah, UKSdokter kecil 2
Penjaringan peserta didik kelas I, 7, 10 3
Pemberian TTD untuk remaja putri 4
Bulan Imunisasi Anak Sekolah 5
Pembinaan kesehatan di PantiLKSAKarang tarunaremaja di tempat ibadah
6 Penemuan dan tata laksana kasus
5. Imunisasi
a. Imunisasi Dasar
1. Advokasi, Sosialisasi dan Koordinasi
a. AdvokasiSosialisasasilokakarya
dengan lintas program dan lintas sektor terkait
program imunisasi dasar b.
Rapat koordinasi internal program dengan lintas program maupun lintas sektor
2. KIE
Media KIE sederhana: pencetakan leaflet, poster, flyer, spanduk, banner
Universitas Sumatera Utara
3. Pemberdayaan masyarakat
Forum komunikasi imunisasi dan masyarakat peduli imunisasi
4. Pelayanan Imunisasi
Pelaksanaan pelayanan imunisasi dasar di Pos Pelayanan Imunisasi Posyandu, Puskesmas,
Poskesdes, Polindes, Pos Pelayanan lainnya yang ditentukan dan kunjungan rumah jika
diperlukan termasuk sweeping imunisasi dan DOFU Drop Out Follow-Up
5. Distribusi Sarana dan Prasarana Pelayanan
Imunisasi vaksin, ADS dan safety box b.
Imunisasi lanjutan : DPT-HB-Hib, campak, BIAS campak, DT, Td dan TT c.
Pelaksanaan Pekan Imunisasi Nasional PIN, crash program , backlog fighting, dan imunisasi dalam rangka penanganan KLB outbreak respon imunizationORI
6. Upaya Kesehatan Usia Reproduksi
Pelayanan kesehatan usia reproduksi
Penyuluhan, orientasi sosialisasi, kesehatan reproduksi termasuk keluarga berencana
7. Upaya Kesehatan Lanjut Usia
Pelayanan kesehatan lanjut usia
1. Inspeksi Kesehatan Lingkungan untuk Tempat-
tempat Umum, Tempat Pengelolaan Makanan, Sarana Air Minum
2. Pemeriksaan Kualitas Air Minum,
Makanan, Udara,
Bangunan. Pemeriksaan terdiri dari pengambil
sampel 3.
Orientasi natural leader STBM, penjamah makanan, kader kesling
lainnya.
4. Pemberdayaan masyarakat melalui
pemicuan STBM, Implementasi HSP di Rumah Tangga dan Sekolah,
Rencana Pengamanan Air Minum di Komunal, MPAPHAST di komunitas
pasar rakyat, sekolah dan hotel serta bentuk pemberdayaan masyarakat
lainnya
5. Pembinaan
pasca pemberdayaan
termasuk verifikasi
desa yang
melaksanakan STBM, desa SBS dan TTU, TPM yang memenuhi syarat.
6. Pendataan Pra Lansia dan Lansia
8. Upaya kesehatan lingkungan
Pelayanan kesehatan
lingkungan 1
Inspeksi Kesehatan
Lingkungan untuk
Tempat-tempat Umum, Tempat Pengelolaan Makanan, Sarana Air Minum
2 Pemeriksaan Kualitas Air Minum, Makanan,
Universitas Sumatera Utara
Udara, Bangunan. Pemeriksaan terdiri dari pengambil sampel
3 Orientasi natural leader STBM, penjamah
makanan, kader kesling lainnya. 4
Pemberdayaan masyarakat melalui pemicuan STBM, Implementasi HSP di Rumah Tangga
dan Sekolah, Rencana Pengamanan
Air Minum
di Komunal,
MPAPHAST di komunitas pasar rakyat, sekolah dan hotel serta bentuk pemberdayaan
masyarakat lainnya 5
Pembinaan pasca pemberdayaan termasuk verifikasi desa yang melaksanakan STBM,
desa SBS dan TTU, TPM yang memenuhi syarat.
9. Upaya Promosi Kesehatan
Pelayanan Promosi
Kesehatan 1
Penyegaran refresing,
orientasi kader
kesehatan dalam upaya kesehatan secara terpadu
2 Penyuluhan kelompok, penyuluhan masal ttg
program kesehatan 3
Penggerakan keluargamasyarakat
untuk mendukung program kesehatan
4 Pembinaanpendampingan
masyarakat, kelompok masyarakat
5 Penggalangan dukungan masyarakat, lintas
sektor, dunia usaha 10.
Upaya Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Langsung antara lain : TB, HIVAIDS, IMS, Hepatitis, Diare, Tiphoid, ISPAPneumonia, Kusta,
Frambusia, a.
Solsialisasi dan penyuluhan Sosialisasi dan Penyuluhan kepada masyarakat dan pemangku kepentingan lainnya
b. Penemuan dan Pencegahan
Dini secara aktif 1
Deteksi dini HIVAIDS, TB, Hepatitis pada ibu hamil dan populasi berisiko
2 Pendataan sasaran
11. Upaya Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular
Sosialisasi dan penyuluhan 12.
Upaya Kesehatan Masyarakat Pengembangan lainnya Pelayanan
kesehatan olahraga
Pembinaan kesehatan olahraga
Pemanfaatan dana BOK 2016 yang dialokasikan untuk dukungan manajemen dapat dilihat dalam tabbel berikut:
Tabel 4.23 Pengalokasian Dana BOK 2016 untuk Dukungan Manajemen
No Kegiatan
Jenis kegiatan 1.
Pengelolaan keuangan Puskesmas
a. Pemberian honor pengelola keuangan
BOK di Puskesmas
Universitas Sumatera Utara
b. Dukungan administrasi
2.
Manajemen Puskesmas
a. Penyusunan perencanaan
Puskesmaspenyusunan POA b.
Lokakarya Mini Puskesmas bulanantribulanan
c. Evaluasipenilaian Kinerja
d. Rapat-rapat lintas program dan lintas
sektoral
3.
Penyediaan bahan habis pakai
a. Pembelian ATK
b. Fotocopipenggandaan form keluarga sehat
4. Pembelian bahan
a. Pembelian reagen, stik test cepat
No Kegiatan
Jenis kegiatan
4
habis pakai pelayanan promotif dan prventif
b. Penggandaan media promosi kesehatan
c. Supervisi, konsultasi, fasilitasi,
monitoring d.
Penggandaan format laporan, instrument
5.
Konsultasi pembinaan teknis
a. Konsultasi ke kabupatenkota
b. Pembinaan teknis ke jaringan, jejaring,
UKBM, Institusi
6. Sistem informasi
a. Penggandaan laporan
b. Pengiriman laporan
3.4.2 Capaian SPM
Dari hasil studi dokumentasi terhadap laporan yang disampaikan dan dilaporkan PuskesmasKartini kepada Dinas KesehatanKota Pematangsiantar
terjadi peningkatan cakupan SPM sejak dilaksanakannya program BOK, dapat disajikan sebagai berikut:
Tabel 4.24 Indikator SPM Puskesmas Kartini
No Indikator SPM
PencapaianTahun 2014
2015 Target 2016
1. Cakupan Kunjungan Ibu Hamil K4 92,24
90,64 95
2. Cakupan Komplikasi Kebidanan
yang ditangani 64,47
80 3.
Cakupan Pertolongan Persalinan Oleh Tenaga Kesehatan memiliki
Kompetensi Kebidanan 100
94,96 90
4. Cakupan Pelayanan Nifas 100
94,14 90
5. Cakupan Neonatus dengan
komplikasi ditangani 8,97
80 6. Cakupan Kunjungan Bayi
90 a.
Kunjungan Neonatus 1 KN1 100
100
Universitas Sumatera Utara
b. Kunjungan Neonatus 3 KN L
87 102,16
7. Cakupan Desa UCI 100
100 100
8. Cakupan Pelayanan Anak Balita 94,94
25,83 90
9. Pelayanan Kesehatan Bayi 54,26 48,93
90 10. Imunisasi Dasar Lengkap pada Bayi
78,83 89,70 100
11. Cakupan Penjaringan Kesehatan
Siswa SDdan Setingkatan 100
100 100
12. Cakupan Peserta KB Aktif 90,71
85,90 70
13. Cakupan Penemuan dan Penanganan
Penderita Penyakit 100
a. Penemuan penderita diare
11,99 10,66
No Indikator SPM
PencapaianTahun 2014
2015 Target 2016
b. Penemuan pneumonia balita
ditemukan dan ditangani 81,90
10,66 14.
Cakupan pelayanan kesehatan dasar masyarakat miskin
100 100
100
Universitas Sumatera Utara
66
BAB V PEMBAHASAN
5.1 Input Masukan
5.1.1 Sumber Daya Manusia
Sumber daya manusia merupakan faktor utama dalam menjalankan upaya untuk mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan. Sumber daya yang
berkualitas sangat diharapkan dan dibutuhkan untuk menjalankan program- program kesehatan masyarakat dapat berjalan dengan baik. SDM Kesehatan yang
bekerja di puskesmas memiliki tanggung jawab dalam pengelolaan dana BOK dalam upaya pencapaian tujuan BOK dan keberhasilan pelaksanaan BOK di
puskesmas. 4.
Persepsi Juknis BOK 2016 Berdasarkan hasil wawancara diketahui bahwa persepsi pengelola BOK
tentang tujuan dan pemanfaatan BOK 2016 adalah untuk mendukung pelaksanaan program promotif dan preventif yang digunakan dalam pembiayaan manajemen
dan operasional puskesmas seperti biaya transport petugas, ATK, penggandaan laporan, dsb. Namun, dikarenakan kebijakan BOK tahun 2016 ini berbeda dari
yang sebelumnya terdapat persepsi yang berbeda mengenai capaian target. Kalau menurut pihak dinkes, capaian target dana BOK diarahkan ke SPM yang
kegiatannya dikembangkan berdasarakan Renstra Kemenkes RI 2015-2019, tetapi menurut pihak puskesmas capaian target dana BOK berdasarkan target SDGs.
Sedangkan menurut ketentuan BOK yang tercantum dalam DAK Non fisik adalah untuk mencapaian program kesehatan prioritas nasional. Sebaiknya pihak dinkes
melakukan sosialisasi yang lebih baik lagi agar pihak puskesmas dapat memahami
Universitas Sumatera Utara
kebijakan BOK 2016 dengan tepat dan benar sehingga dalam proses perencanaan, kegiatan yang ditetapkan dan dilaksanakan sesuai dengan arah pembangunan
nasional dalam meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. 5.
Pengelola BOK 2016 Tujuan program BOK dapat tercapai dengan optimal berjalan dengan
memiliki sumber daya manusia yang berkualitas, baik tim pengelola BOK di dinkes, puskesmas, bahkan para penanggung jawab program promotif dan
preventif. Berdasarkan hasil wawancara, tim pengelola BOK tahun ini adalah tim yang sudah berpengalaman di tahun sebelumnya. Sehingga dalam
melaksanakan tugasnya mereka saudah paham hanya saja perlu disesuaikan dengan kebijakan yang baru yang mengalami perubahan setiap tahunnya.
Untuk tahun ini, mekanisme pengelolaannya diserahkan ke daerah. Tim pengelola dana BOK 2016 tidak membentuk tim sendiri tetapi dikelola oleh
bendahara penerimaan dan pengeluaran yang tersistem di dalam manajemen dinkes.
5.1.2 Sarana Prasarana
Sarana dan prasarana merupakan aspek penunjang pelayanan kesehatan di puskesmas dalam mendukung tercapainya tujuan BOK. Dari hasil penelitian
diketahui bahwa sarana dan parasarana yang ada di PuskemasKartini menunjukkan keadaan yang cukup danbaik.Sarana dan prasarana yang ada di
PuskesmasKartini telah
dapat memenuhi
upaya pelayanankesehatanyangdibiayaiolehBOK yang terdiri dari 9 posyandu, 2
poskeskel, 1 posbindu, 2 kelurahan siaga, dan 1 BKIA.
Universitas Sumatera Utara
5.1.3 Dana BOK
4. Sumber Dana Program Promotif dan Preventif
Puskesmas Kartini dalam menjalankan program promotif dan preventif memiliki sumber dana yang bersumber dari BOK dan JKN. Dalam
pelaksanaan upaya kesehatan dana BOK dan dana kapitasi BPJS telah digunakan dengan tepat tidak terjadi duplikasi dan saling menutupi
kekurangan. Penggunaan Dana Kapitasi untuk dukungan biaya operasional pelayanan kesehatan dimanfaatkan untuk upaya kesehatan perorangan berupa
kegiatan promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif lainnya, kunjungan rumah dalam rangka upaya kesehatan perorangan, operasional untuk
puskesmas keliling, bahan cetak atau alat tulis kantor, serta administrasi keuangan dan sistem informasi. Berdasarkan hasil wawancara terhadap
informan, sumber dana untuk program promotif dan preventif adalah bersumber dari BOK dan JKN, dari APBD tidak ada sejak tahun 2014. BOK
Pematangsiantar 2016 mengalami kenaikan, dari 1,9 M ke 3,7 M sedangkan BOK Puskesmas Kartini 2016 menerima dana sebesar Rp.223.250.000,00.
Penelitian lain diketahui bahwa sumber dana yang diterima UPT Puskesmas Hiliduho untuk Tahun 2015 berupa dana BOK dan APBD
Kabupaten Nias untuk mendukung operasional Puskesmas dalam peningkatan pelayanan kesehatan. Dana BOK yang digunakan tidak ada duplikasi kegiatan
dengan dana APBD Kabupaten Nias yang dianggarkan di UPT Puskesmas HiliduhoTahun 2015 Gulo, 2015. Sedangkan di Kabupaten Bintan, dengan
Universitas Sumatera Utara
adanya dana BOK, alokasi anggaran kesehatan APBD mengalami pengurangan 0,04 dari total anggaran APBD di tahun 2011 di Husni, 2012.
5. Mekanisme Pencairan Dana
Berdasarkan PMK Nomor 22072016 tentang Pencairan Dana Bantuan Operasional Kesehatan dan Dana Bantuan Operasional Keluarga Berencana
Tahun Anggaran 2016, penyaluran dana BOK tahun anggaran 2016 dilaksanakan dengan pemindahbukuan dari rekening Kas Umum Negara ke
Rekening Kas umum daerah. Mekanisme pengelolaan dana BOK tahun 2016 mengalami perubahan dari pengelolaan tahun sebelumnya, dari mekanisme
dana TP ke mekanisme dana DAK. Dasar pendistribusian alokasi dana BOK per puskesmas dengan memperhatikan beberapa hal yang terkait beban kerja,
antara lain: luas wilayah kerja Puskesmas, jumlah penduduk yang menjadi tanggung jawab puskesmas, jumlah UKBM, jumlah sekolah, dana kapitasi
JKN yang diterima, dan jumlah tenaga pelaksana UKM. Berdasarkan hasil wawancara diketahui bahwa dana dari pusat masuk ke
kas daerah terlebih dahulu. Kemudian dinkes menetapkan anggaran per puskesmas berdasarkan kriteria dan SPU yang diajukan oleh puskesmas,
setelah itu dinkes menetapkan SK untuk diberikan kepada puskesmas sehingga puskesmas akan mengetahui besar anggaran yang akan diterima.
Pencairan dana dilakukan oleh bendahara BOK dinkes setelah disetujui oleh KPA yang langsung dijabat oleh kepala dinkes. Kepala puskesmas yang
menjadi pengelola BOK di puskesmas hanya berwewenang mengeluarkan surat perintah untuk pelaksanaan program.
Universitas Sumatera Utara
Di Kabupaten Bintan mekanisme penyaluran dana BOK dengan Tugas Pembantuan sehingga memerlukan waktu pencairan yang lama dan rumit
dalam administrasi, tetapi tidak mengganggu kegiatan rutin puskesmas Husni, 2012
6. Periode penerimaan dana
Pencairan dana BOK dilaksanakan secara triwulan dan disalurkan setiap triwulan sebesar 25 dari jumlah alokasi, yaitu triwulan I paling cepat
Februari, triwulan II paling cepat April, triwulan III paling cepat Juli, triwulan IV paling cepat Oktober. Daerah wajib menyalurkan dana BOK kepada
puskesmas paling lama 7 hari setelah kota menerima permintaan penyaluran dana BOK dari puskesmas.
Berdasarkan hasil wawancara diungkapkan bahwa dana BOK diharapkan dapat diterima diawal tahun agar perencanaan yang sudah ditetapkan dapat
berjalan tepat waktu dan optimal. Tahun 2016, BOK diterima Pematangsiantar diawal tahun pada Januari. Dana secara gobal masuk ke kas daerah yang dapat
diambil per triwulan dan sudah langsung dibagi jatah pertriwulan masing- masing 25, jadi jika dalam suatu waktu dana yang dibutuhkan lebih daripada
jatah yang 25 itu tidak bisa digunakan. Pencarian dana ke puskesmas seharusnya dilakukan setiap bulan, tetapi untuk sampai ke puskesmas butuh
proses, disosialisasikan terlebih dahulu pada akhir Januari sampai Februari. Sehingga kegiatan baru bisa dijalankan pada bulan Maret meskipun anggaran
baru cair di bulan Mei. Selama dana belum cair, ada dua persepsi, kalau menurut PPK, puskesmas menaggulangi dananya dengan dana sisa tahun
Universitas Sumatera Utara
sebelumnya dengan asumsi bahwa puskesmas tidak boleh langsung menghabiskan semua anggaran. Disisi lain, pihak puskesmas mengatakan
bahwa dana untuk menanggulanginya bersumber dari uang pribadi kepala puskesmas. Dari sini dapat diketahui bahwa pencairan dana mengalami
keterlambatan sehingga program berjalan tidak sesuai dengan waktu yang telah ditetapkan dan tidak optimal. Kegiatan yang telah dilakukan seperti
kunjungan ke rumah ibu hamil, imunisasi, penyuluhan, Lokakarya mini, dll. Di Kabupaten Bintan dana BOK tahun 2012, tidak digunakan diawal tahun
2012 karena sosialisasi BOK tahun 2012 pada bulan Februari sehingga pengusulan dan pencairan di bulan Maret 2012 Husni, 2012.
5.2 Proses
5.2.1 Perencanaan Tingkat Puskesmas P1
Perencanaan di puskesmas disusun melalui 4 empat tahap yang dimulai dari tahap persiapan, tahap analisa situasi, tahap penyusunan rencana usulan
kegiatan RUK dan tahap penyusunan rencana pelaksanaan kegiatan RPK agar tujan BOK di puskesmas dapat tercapai optimal dan tepat sasaran.
Berdasarkan hasil wawancara dijelaskan bahwa puskesmas telah melakukan proses perencanaan yang baik. Pada bulan Oktober 2015 RAB dan
RUK sudah diajukan ke dinkes. Kemudian RPK ditetapkan pada Desemberyang dituangkan dalam bentuk POA bulanan maupun tahunan, sehingga diawal tahun,
kegiatan sudah dapat dijalankan. Dalam melakukan proses perencanaan, puskesmas melibatkan semua pihak yang terkait dari lintas sektoral, toma, dan
Universitas Sumatera Utara
semua penanggungjawab program. POA bulanan dijalankan sekalian melakukan evaluasi program di puskesmas.
Tetapi, perencanaan tahun 2016 dinilai kurang efektif, program yang akan dilaksanakan tidak sesuai dengan kondisi real masayarakat saat itu. Karena
perencanaan sudah ditetapkan selama satu tahun, jadi jika disaat tertentu terjadi kejadian insidensial seperti KLB ada 2 pilihan, yang pertama tetap dilaporkan tapi
ditunggu sampai ke “P” yang membutuhkan proses yang panjang dan waktu yang lama, yang kedua kegiatan yang sesuai kebutuhan tidak bisa mengandalkan BOK
tetap dilaksanakan dengan prinsip proyek thank you. Hasil penelitian di UPT Puskesmas Hiliduho, proses perencanaan sudah
dilakukan sesuai dengan tahapan yang ditentukan Hasil dari penentuan prioritas masalah kesehatan tersebut dibuat dalam POA sebagai RPK yang akan diusulkan
ke Dinas Kesehatan Kabupaten untuk dapat diverifikasi dan disetujui Gulo, 2015
5.2.2 Penggerakan Pelaksanaan P2
Penerapan manajemen penggerakan pelaksanaan di puskesmas dilakukan dalam bentuk forum pertemuan yang dikenal dengan Lokakarya Mini. Bertujuan
untuk meningkatkan fungsi puskesmas melalui penggalangan kerja sama tim baik lintas program maupun lintas sector serta terlaksananya kegiatan puskesmas
sesuai dengan perencanaan. Lokakarya mini dilakukan dalam dua bentuk yaitu lintas program untuk merumuskan POA berdasarkan RPK yang dilaksanakan
rutin setiap bulan. Kedua lintas sektoral yang dilakukan agar rencana kegiatan sektoral yang terkait dengan kesehatan dapat terlaksana dan hasil kegiatan
Universitas Sumatera Utara
kerjasama lintas sektoral dapat dikaji bersama sehingga dapat diperoleh hasil yang optimal yang dilakukan rutin setiap tribulan.
Dari hasil wawancara dan telahaan dokumen yang dilakukan terlihat bahwa pelaksanaan lokakarya mini bulanan dilaksanakanoleh Puskesmasrutin
setiap bulan untuk mengevaluasi program yang telah terlaksana dengan menyampaikan laporan bulanan masing-masing penanggungjawab program
sehingga teridentifikasinya masalah dan hambatan dalam pelaksanaan kegiatan kemudian diupayakan pemecahan masalahnya dan menghasilkan susunan rencana
kegiatan prioritas untuk periode selanjutnya. Diawal tahun telah dilaksanakannya lokakarya mini lintas program dan lintas sector yang melibatkan semua pihak
terkait seperti lintas sektoral, toma, dan masing-masing penanggungjawab program yang menghasilkan POA yang berdasarkan RPK sehingga kegiatan dapat
dilaksanakan diawal tahun. Hasil obsevasi lapangan dan telaah dokumen yang dilakukan di UPT
Puskesmas Hiliduho terlihat bahwa pelaksanaan lokakarya mini bulanan dilaksanakanoleh puskesmas setiap akhir bulan untuk mengevaluasi program yang
telah terlaksana. Tetapi, pelaporan pelaksanaan program tidak seluruhnya masuk setiap
bulan dengan
tepat waktu
sehingga puskesmas
tidak dapatmenyelesaikanpertanggungjawabannyadengantepat
waktu yang
akan menyebabkan dampak keterlambatan pencairan dana padakegiatan berikutnya
serta kemungkinan tidak tercapainya capaian program sesuai dengan yang diharapkan.
Universitas Sumatera Utara
5.2.3 Pengawasan Pengendalian Penilaian P3
Pengawasan atau monitoring dilakukan tim pengelola BOK kepada puskesmas agar pemanfaatan dana BOK dapat dimanfaatkan secara efektif dan
efisien dalam pencapaian tujuan BOK. Penilaian kinerja BOK meliputi aspek manajemen dengan pembuatan laporan pemanfaatan dana BOK yang bersifat
akuntabilitas dan transparansi dan aspek program penyampaian laporan cakupan program secara berjenjang dari puskesmas kepada Dinas Kesehatan Kota, Dinas
Kesehatan Provinsi dan seterusnya sampai ke tingkat pusat. Berdasarkan
hasilwawancaramenunjukkan bahwa
pelaksanaan pengawasan telah dilakukanbaik oleh Tim Pengelola Dinas Kesahatan Kabupaten
maupun Kepala Puskesmas Kartini. Kepala Puskesmas Kartini melakukan monitoring pencapaian program dan penyerapan keuangan BOK pada saat
lokakarya mini bulanan.Sedangkan pihak Dinas Kesehatan Kota Pematangsiantar melakukan monitoring dan pembinaan secara langsung ke setiap puskesmas
setiap bulan. Pelaporan menggunakan format dan mekanisme daerah dilakukan secara rutin kepada dinkes paling lambat tanggal 5 setiap bulan karena karena
pembayaran dilakukan setelah program kegiatan dilaksanakan dan dicek kebenaran. Selain itu, Dinas Kesehatan Kota dan Provinsi juga menyusun laporan
tahunan pelaksanaan BOK berdasarkan laporan yang diterima. Penelitian lain ditemukan bahwa pencatatan dan pelaporan BOK masih
dinilai rumit, pembinaan dari Kabupaten terhadap pengelola puskesmas masih terbatas Husni, 2012. Di sisi lain, pelaksanaan pengawasan telah dilakukan baik
oleh Kepala Puskesmas Hiliduho pada saat lokakarya minidan monitoring yang dilakukan oleh Tim Pengelola Dinas Kesahatan Kabupaten. Pengawasan terhadap
Universitas Sumatera Utara
pelaksanaan BOK
dilakukan secara
langsung dengan
memverifikasilaporandanpencatatan yang telah dibuat Gulo, 2015.
5.3 Output Keluaran
5.3.1 Pemanfaatan Dana BOK
Dana BOK diarahkan untuk meningkatkan kinerja Puskesmas melalui upaya kesehatan promotif dan preventif dalam mendukung pelayanan kesehatan
di luar gedung dengan didukung manajemen Puskesmas yang baik. Pemanfaatan dana BOK utamanya untuk mendukung biaya operasional bagi petugas kesehatan
dan kader dalam menjangkau masyarakat di wilayah kerja Puskesmas, sehingga terbentuk masyarakat berperilaku hidup bersih dan sehat agar terwujudnya
keluarga dan masyarakat yang sehat. Berdasarkan hasil telaah dokumen terlihat bahwa dana BOK yang diterima
Puskesmas Kartini cenderung mengalami peningkatan dengan trend rata-rata sebesar 0,80. Pemanfaatan dana BOK Puskesmas Kartini dinilai baik dengan
realisasi dana BOK tahun 2010-2015 sebesar 100. Sedangkan untuk tahun 2016, Puskesmas Kartini menerima dana BOK sebesar Rp.223.250.000,00 dengan
realisasi Rp.21.000.000,00 sampai bulan Maret. 3.
Alokasi Dana Penggunaan BOK untuk Upaya Kesehatan Masyarakat Esensial dan
Pengembangan minimal 60 dari alokasi BOK yang diterima puskesmas. Pemanfaatan BOK selanjutnya untuk dukungan manajemen, termasuk
penyediaan bahan habis pakai, reagen, tes cepat, honor pengelola keuangan dan tim teknis. BOK dapat dimanfaatkan untuk dukungan manajemen
Universitas Sumatera Utara
pengelola BOK di Kota dengan besaran maksimal 6 dari alokasi BOK yang diterima.
Berdasarkan hasil wawancara dan telaah dokumen diketahui bahwa pembagian dana BOK Puskesmas Kartini sudah sesuai juknis yaitu pada tahun
2014 pemanfaatan dana BOK 71 digunakan untuk program kesehatan esensial dan 29 digunakan untuk program kesehatan lainnya dan manajemen
puskesmas. Selanjutnya pada tahun 2015 pemanfaatan dana BOK 74 digunakan untuk program kesehatan esensial dan 26 digunakan untuk
program kesehatan lainnya dan manajemen puskesmas. Penggunaan BOK untuk operasional upaya kesehatan dan kegiatan manajemen, meliputi: biaya
perjalanan dinas, pembelian barang pakai habis antara lain penggandaan media, penyelenggaraan rapat-rapat, pembelian alat tulis kantor, penggandaan
laporan. 4.
Pemanfaatan Dana BOK untuk Kegiatan Pemanfaatan dana BOK tahun 2014 dan 2015 diselenggarakan untuk
meningkatkan pencapaian MDGs dan upaya-upaya kesehatan lainnya yang memiliki daya ungkit tinggi. Upaya-upaya yang dilakukan Puskesmas Kartini
yaitu penghapusan kemiskinan dan kelaparan, menurunkan angka kematian balita, meningkatkan kesehatan ibu, mengendalikan HIVAIDS, malaria,
penyakit menular lainnya, menjaga kelestarian lingkungan hidup, dan Upaya kesehatan lainnya. Dana BOK terbesar digunakan untuk menurunkan angka
kematian balita 33 sedangkan yang mendapat porsi paling kecil untuk menjaga kelestarian hidup 2,5.
Universitas Sumatera Utara
Berdasarkan laporan tahunan BOK Puskesmas Kartini tahun 2014 dan 2015, pengalokasian dana BOK berdasarkan jenis belanja yang terbesar
digunakan untuk transport petugas dan jaringan dalam menjalankan program promotif dan preventif di masyarakat 62,51, kemudian diikuti pembelian
konsumsi 18,48 dalam melaksanakan penyuluhan, selanjutnya untuk transport peserta atau kader kesehatan 6,49 dalam melakukan
pendampingan program kesehtan dan refreshing kader, kemudian untuk transport peserta lintas sektor 4,84 yang dilibatkan dalam proses
perencanaan, selanjutnya untuk penggandaan ATK 3,69 untuk pembuatan laporan atau keperluan alat tulis dalam pelaksanaan penyuluhan atau rapat-
rapat, dan porsi yang terkecil ada untuk pembelian alat bantu penyuluhan yang dikeluarkan pada tahun 2014 sebesar 0,34 dari anggaran.
Dalam pelaksanaan program kesehatan nasional di daerah untuk mendukung pelayanan kesehatan di luar gedung Puskesmas Kartini
melakukan upaya pelayanan ANC, pelayanan nifas ibu, pelayanan kesehatan neonates dan bayi, pelayanan kesehatan anak balita dan pra sekolah,
pelayanan kesehatan anak usia sekolah, program imunisasi, pelayanan kesehatan usia reproduksi, pelayanan kesehatan lingkungan, pelayanan
promosi kesehatan, pencegahan dan pengendalian penyakit menular langsung antara lain : TB, HIVAIDS, IMS, Hepatitis, Diare, Tiphoid,
ISPAPneumonia, Kusta, Frambusia dan tidak menular, serta upaya kesehatan masyarakat pengembangan lainnya seoerti pelayanan kesehatan olahraga.
Universitas Sumatera Utara
Hasil penelitian di Kabupaten Bintan, alokasi Dana BOK tidak sesuai dengan tujuan percepatan MDGs karena lebih besar digunakan untuk kegiatan
kesehatan lingkungan, sedangkan untuk meningkatkan kesehatan ibu, menurunkan angka kematian balita, dan mencegah penyakit menular
mendapat porsi yang sedikit. Sebagian besar dana BOK digunakan untuk transportasi yang mendukung kegiatan luar gedung di puskesmas. Dari 20,3
Juta belanja untuk KIA, 52,7 digunakan untuk biaya transport petugas dan 19,2 untuk transport kader Husni, 2012.
Sedangkan di UPT Puskesmas Hiliduho dana BOK paling banyak dialokasikan untuk kegiatan upaya kesehatan di puskesmas yakni 64,79
sedangkan untuk kegiatan penunjang upaya kesehatan yakni 3,82 serta untuk kegiatan manajemen puskesmas yakni 31,39 Gulo, 2015.
5.3.2 Capaian SPM
Dari hasil studi dokumentasi terhadap laporan yang disampaikan dan dilaporkan PuskesmasKartini kepada Dinas KesehatanKota Pematangsiantar
terjadi peningkatan indikator SPM sejak dilaksanakannya program BOK, dapat diketahui bahwa indikator SPM yang telah tercapai adalah cakupan kunjungan ibu
hamil K4, cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan memiliki kompetensi kebidanan, cakupan pelayanan nifas, cakupan kunjungan bayi,
cakupan desa uci, cakupan penjaringan kesehatan siswa SDdan setingkatan, cakupan peserta KB aktif, cakupan penemuan dan penanganan penderita penyakit,
cakupan pelayanan kesehatan dasar masyarakat miskin. Sedangkan indikator SPM yang belum tercapai adalah cakupan komplikasi kebidanan yang ditangani,
Universitas Sumatera Utara
cakupan neonatus dengan komplikasi ditangani, cakupan pelayanan anak balita, cakupan pemberian makanan pendamping ASI pada anak usia 6-24 bulan
keluarga miskin.
Universitas Sumatera Utara
80
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan maka
dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:
4. a. Persepsi pengelola BOK tentang tujuan dan pemanfaatan BOK 2016
sudah sesuai juknis namun masih terjadi perbedaan pendapat antara pihak dinkes dan puskesmas tentang capaian BOK 2016.
b. Sarana dan parasarana yang ada di PuskemasKartini menunjukkan keadaan yang cukup danbaik.
c. Sumber biaya untuk program promotif dan preventif di Puskesmas Kartini bersumber dari dana BOK dan dana Kapitasi. Sedangkan dari
APBD, sama sekali tidak ada sejak tahun 2014. d. Pencairan dana BOK 2016 Puskesmas Kartini masih mengalami
keterlambatan. Dana diterima pada bulan Mei untuk menanggulangi kegiatan yang dilkasanakan pada bulan Maret.
2. a. Tahap perencanaan P1 yang dilakukan oleh Puskesmas Kartini sudah
terlaksana dengan baik sesuai dengan pedoman penyusunan perencanaan tingkat puskesmas.
b. Penerapan manajemen penggerakan pelaksanaan di puskesmas dilakukan dalam bentuk Lokakarya Mini yang dilakukan dalam dua
bentuk yaitu lintas program dan lintas sektoral. c. Pelaksanaan pengawasan telah dilakukan dengan baik oleh Kepala
Puskesmas Kartini dengan melakukan monitoring pencapaian program
Universitas Sumatera Utara
dan penyerapan keuangan BOK pada saat lokakarya mini bulanan. Sedangkan Dinas Kesahatan Kota Pematangsiantar telah melakukan
monitoring dan pembinaan secara langsung ke setiap puskesmas setiap bulan.
3. a. Dana BOK yang diterima Puskesmas Kartini cenderung mengalami
peningkatan dengan trend rata-rata sebesar 0,80. Pemanfaatan dana BOK Puskesmas Kartini dinilai baik dengan realisasi sebesar 100.
Sedangkan untuk tahun 2016, Puskesmas Kartini menerima dana BOK sebesar Rp.223.250.000,00 dengan realisasi Rp.21.000.000,00 sampai
bulan Maret. b. Puskesmas Kartini mengalokasikan dana BOK sudah sesuai juknis
yaitu pada tahun 2014 pemanfaatan dana BOK 71 digunakan untuk program kesehatan esensial dan 29 digunakan untuk program
kesehatan lainnya dan manajemen puskesmas. Selanjutnya pada tahun 2015 pemanfaatan dana BOK 74 digunakan untuk program
kesehatan esensial dan 26 digunakan untuk program kesehatan lainnya dan manajemen puskesmas.
c. Capaian indikator SPM di Puskesmas Kartini sejak dilaksanakannya program BOK mengalami peningkatan namun masih belum
sepenuhnya mencapai target.
Universitas Sumatera Utara
6.2 Saran