6.2 Saran
Berdasarkan kesimpulan diatas, beberapa saran yang dapat disampaikan adalah sebagai beirikut :
1.
Sebaiknya pihak pemerintah dalam menetapkan manajemen pelaksanaan BOK tidak melalui proses birokrasi yang sulit dan rumit
sehingga perencanaan program yang dilakukan dapat disesuaikan dengan kebutuhan masyarakat pada saat itu, waktu pencairan dana
tidak mengalami keterlambatan, dan laporan pertanggungjawaban dapat diselesaikan dengan cepat.
2.
Sebaiknya pihak Dinas Kesehatan melakukan sosialisasi yang lebih baik lagi agar pihak puskesmas dapat memahami kebijakan BOK
dengan tepat dan benar sehingga tidak terjadi perbedaan persepsi mengenai tujuan dan pemanfaatan BOK serta dalam proses
perencanaan, kegiatan yang ditetapkan dapat dilaksanakan sesuai dengan arah pembangunan nasional dalam meningkatkan derajat
kesehatan masyarakat. 3.
Puskesmas seharusnya melakukan setting priority terhadap program kegiatan sehingga kegiatan yang menjadi kebutuhan masyarakat dapat
dilaksanakan optimal meskipun pendanaannya harus didahulukan sebelum dana turun dari pusat dan sebaiknya puskesmas lebih
menitikberatkan pada upaya kesehatan yang mempunyai daya ungkit besar dalam menurunkan AKB yang masih belum mencapai indikator
SPM.
Universitas Sumatera Utara
11
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Bantuan Operasional Kesehatan BOK
2.1.1 Definisi BOK
BOK merupakan bantuan pemerintah pusat kepada pemerintah daerah untuk mendukung operasional puskesmas dalam rangka pencapaian program
kesehatan prioritas nasional, khususnya kegiatan promotif preventif sebagai bagian dari upaya kesehatan masyarakat. BOK diharapkan dapat mendekatkan
petugas kesehatan kepada masyarakat dan memberdayakan masyarakat, melalui mobilisasi kader kesehatan untuk berperan aktif dalam pembangunan kesehatan.
Dalam pengelolaan di puskesmas BOK merupakan satu kesatuan sumber pembiayaan operasional untuk pelaksanaan upaya kesehatan bersama sumber
dana lain yang ada di puskesmas seperti dana kapitasi BPJS dan dana lainnya yang sah. Seiring dengan diterbitkannya Undang Undang Nomor 6 Tahun 2014
tentang Desa yang di dalamnya mengatur tentang alokasi dana desa dan Undang Undang Nomor 24 Tahun 2011 tentang BPJS Badan Penyelenggara Jaminan
Sosial dan peraturan turunannya yang mengatur dana kapitasi untuk Puskesmas, diharapkan terjadi sinergisme pembiayaan operasional Puskesmas, sehingga akan
semakin meningkatkan capaian pembangunan kesehatan Kemenkes, 2015.
2.1.2 Tujuan BOK
1. Tujuan Umum Meningkatkan akses dan mutu pelayanan kesehatan untuk upaya kesehatan
promotif dan preventif di wilayah kerja puskesmas .
Universitas Sumatera Utara
2. Tujuan Khusus a. Menyelenggarakan upaya kesehatan promotif dan preventif utamanya
pelayanan di luar gedung puskesmas. b. Menyelenggarakan fungsi manajemen Puskesmas untuk mendukung
kinerja. c. Menyelenggarakan upaya kesehatan bersumber daya masyarakat.
d. Menyelenggarakan kerja sama lintas sektoral dalam mendukung program kesehatan Kemenkes, 2015.
2.1.3 Kebijakan Operasional BOK
1. BOK merupakan dana bantuan untuk pelaksanaan program kesehatan
nasional di daerah dan bukan merupakan dana utama untuk pelaksanaan program kesehatan di daerah.
2. Dana BOK diarahkan untuk meningkatkan kinerja Puskesmas melalui
upaya kesehatan promotif dan preventif dalam mendukung pelayanan kesehatan di luar gedung dengan didukung manajemen Puskesmas yang
baik. 3.
Pemanfaatan dana BOK utamanya untuk mendukung biaya operasional bagi petugas kesehatan dan kader dalam menjangkau masyarakat di
wilayah kerja Puskesmas, sehingga terbentuk masyarakat berperilaku hidup bersih dan sehat agar terwujudnya keluarga dan masyarakat yang
sehat. 4.
Pemanfaatan dana BOK bersinergi dengan sumber dana lain meliputi APBD, kapitasi JKN, dana desa, dan lainnya, dengan menghindari
Universitas Sumatera Utara
duplikasi dan tetap mengedepankan akuntabilitas dan transparansi Kemenkes, 2015.
2.1.4 Prinsip Dasar BOK
1. Keterpaduan
Kegiatan pemanfaatan dana BOK dilaksanakan secara terpadu baik dari segi dana, orang, tempat, waktu, kegiatan, serta sarana untuk pencapaian target
program kesehatan dengan melibatkan para pelaksana program di puskesmas, kader kesehatan, lintas sektor serta unsur lainnya.
2. Kewilayahan
Pemanfaatan dana BOK menggunakan prinsip satuan kewilayahan, administrasi Rukun Tetangga [RT], Rukun Warga [RW], dusun,
desakelurahan, kecamatan, sekolah dan satuan administrasi lainnya. 3.
Efisien Pelaksanaan kegiatan dilaksanakan dengan memanfaatkan sumber daya
yang ada secara tepat, cermat dan seminimal mungkin untuk mencapai tujuan seoptimal mungkin dan tidak duplikasi dengan sumber pembiayaan lain.
4. Efektif
Kegiatan yang dilaksanakan berdaya ungkit tinggi terhadap pencapaian program kesehatan prioritas nasional.
5. Transparan
Pengelolaan keuangan dana BOK menyangkut sumber dan jumlah dana, rincian penggunaan dan pertanggungjawaban dilaksanakan secara terbuka
Universitas Sumatera Utara
sehingga memudahkan
pihak-pihak yang
berkepentingan untuk
mengetahuinya. 6.
Akuntabel Pengelolaan
dan pemanfaatan
dana BOK
harus dapat
dipertanggungjawabkan sesuai dengan aturan pada Juknis BOK dan peraturan terkait lainnya Kemenkes, 2015.
2.1.5 Ruang Lingkup BOK
Dana BOK dialokasikan untuk: 1.
Upaya Kesehatan Promotif dan Preventif, 2.
Dukungan Manajemen di Puskesmas, 3.
Dukungan Manajemen SKPD kesehatan KabupatenKota.
2.1.6 Pemanfaatan Dana BOK di Puskesmas
1. Penggunaan BOK untuk Upaya Kesehatan Masyarakat Esensial dan
Pengembangan minimal 60 dari alokasi BOK yang diterima puskesmas. Pemanfaatan BOK selanjutnya untuk dukungan manajemen, termasuk
penyediaan bahan habis pakai, reagen, tes cepat, honor pengelola keuangan dan tim teknis. BOK dapat dimanfaatkan untuk dukungan
manajemen di KabupatenKotaSatker BLUD pengelola BOK dengan besaran maksimal 6 dari alokasi BOK yang diterima.
2. Penggunaan BOK untuk operasional upaya kesehatan dan kegiatan
manajemen, meliputi: a.
Biaya perjalanan dinas bagi petugas kesehatan KabupatenKotaPuskesmas dan jaringannya termasuk untuk kaderlintas sektoraltenaga penugasan
Universitas Sumatera Utara
kesehatan, baik
dalam maupun
luar wilayah.
Tata cara
penyelenggaraannya mengacu pada ketentuan perjalanan dinas yang ditetapkan dengan Peraturan Kementerian Dalam Negeri;
b. Pembelian barang pakai habis untuk mendukung pelayanan promotif dan
preventif antara lain penggandaan media, reagen, rapid testes cepat; c.
Penyelenggaraan rapat-rapat, pertemuan konsinyasi; d.
Pembelian alat tulis kantor, penggandaan; e.
Honorarium untuk pengelola keuangan Dinas Kesehatan dan Puskesmas, serta Tim Teknis Dinas Kesehatan.
3. Dalam rangka meningkatkan upaya promosi kesehatan, dana BOK dapat
digunakan untuk membayar 1 satu orang per puskesmas tenaga kontrak Promosi Kesehatan yang kontraknya ditetapkan melalui SK Kepala Dinas
Kesehatan KabupatenKota yang mengacu pada peraturan yang berlaku Kemenkes, 2015.
2.1.7 Pengalokasian BOK
1. BOK yang diterima kabupatenkota didistribusikan kepada setiap
Puskesmas yang ada di wilayah kabupatenkota tersebut. Dasar perhitungan alokasi per Puskesmas memperhatikan beberapa hal yang
terkait dengan beban kerja, antara lain: luas wilayah kerja Puskesmas; jumlah penduduk yang menjadi tanggung jawab Puskesmas; jumlah
UKBM, jumlah sekolah; dana kapitasi JKN yang diterima; jumlah tenaga pelaksana UKM.
Universitas Sumatera Utara
2. Bagi KabupatenKota dan atau puskesmas yang secara khusus
mendapatkan alokasi lokus prioritas BOK formulir terlampir diberikan tambahan dana sebsar Rp.40.000.000,- s.d Rp.50.000.000,-tahun untuk
kegiatan khusus berupa: a.
Penggandaan instrumen pendataan keluarga sehat; b.Kunjungan rumah untuk pendataan seluruh keluarga di wilayah kerja
Puskesmas; c.
Analisis data untuk intervensi kegiatan Kemenkes, 2015.
2.1.8 Penyaluran Dana BOK
Dalam Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 22PMK.072016 tentang Penyaluran Dana BOK Dan Dana BOKB Tahun
Anggaran 2016, dana BOK adalah dana yang digunakan untuk meringankan beban masyarakat terhadap pembiayaan bidang kesehatan, khususnya pelayanan
dipuskesmas, penurunan angka kematian ibu, angka kematian bayi, serta malnutrisi. Penyaluran Dana BOK dilaksanakan secara triwulanan, yaitu:
1. Triwulan I paling cepat bulan Februari
2. Triwulan II paling cepat bulan April
3. Triwulan III paling cepat bulan Juli
4. Triwulan IV paling cepat bulan Oktober
Penyaluran Dana BOK dilaksanakan masing-masing triwulan sebesar 25 dari pagu alokasi. Daerah wajib menyalurkan Dana BOK kepada puskesmas
dalam daerah yang bersangkutan paling lama 7 hari kerja setelah kabupatenkota menenma permintaan penyaluran dana BOK dari puskesmas. Penyaluran dana
Universitas Sumatera Utara
BOK dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan di bidang pegelolaan keuangan daerah.
2.1.9 Laporan Dana BOK
Laporan realisasi penggunaan Dana BOK menjadi syarat penyaluran Dana BOK triwulan berikutnya. Kepala daerah bertanggung jawab atas penggunaan
dana BOK. Kepala daerah menyampaikan laporan realisasi penggunaan dana BOK dan kepada Menteri Keuangan c. q. Direktur Jenderal Perimbangan
Keuangan. Penyampaian laporan realisasi penggunaan Dana BOK disertai dengan rekapitulasi Surat Perintah Pencairan Dana SP2D atas penggunaan dana BOK.
Penyampaian laporan realisasi penggunaan Dana BOK dilaksanakan secara triwulanan, dengan ketentuan sebagai berikut:
1. Laporan realisasi penggunaan Dana BOK triwulan I paling lambat minggu
ketiga bulan April. 2.
Laporan realisasi penggunaan Dana BOK triwulan II paling lambat minggu ketiga bulan Juli.
3. Laporan realisasi penggunaan Dana BOK triwulan III paling lambat
minggu ketiga bulan Oktober. 4.
Laporan realisasi penggunaan Dana BOK triwulan IV paling lambat minggu ketiga bulan Januari tahun anggaran berikutnya Kemenkes,
2015.
2.2 Manajemen Puskesmas
Pemikiran manajemen sistem menjelaskan bahwa kegiatan bagian manapun dari sebuah organisasi mempengaruhi kegiatan dari setiap bagian yang
Universitas Sumatera Utara
lain. Untuk menyatukan bagian-bagian organisasi secara keseluruhan atau sebagai suatu kesatuan, pimpinan harus berkomunikasi dan dengan para pegawai dan unit-
unit kerja serta dengan organisasi lain dan lingkungannya. Ciri-ciri sebuah sistem adalah bahwa didalam sistem terdapat bagian atau
elemen yang satu sama lain saling berhubungan dan mempengaruhi yang keseluruhannya membentuk satu kesatuan, dalam arti semuanya berfungsi untuk
mencapai tujuan yang sama yang telah ditetapkan. Fungsi yang diperankan oleh masing-masing bagian atau elemen yang membentuk satu kesesatuan tersebut
adalah dalam rangka mengubah masukan menjadi keluaran yang direncanakan Elemen sistem manajemen dikelompokkan dalam tujuh unsur yaitu :
1. Masukan input yakni bagian atau elemen yang terdapat dalam sistem dan yang diperlukan untuk dapat berfungsinya sistem tersebut. Masukan
manajemen berupa sumber daya manajemen yang terdiri atas man ketenagaan, money danabiaya material bahan,sarana dan prasarana
machine mesin,peralatanteknologi untuk mengubah masukan menjadi keluaran, method metode market dan marketing pasar dan pemasaran,
minutetime waktu dan information informasi yang disingkat 7M+1 I . 2. Proses process yakni bagian atau elemen dari sistem yang berfungsi
melakukan transformasikonversi yakni mengubah masukan menjadi keluaran yang direncanakan.
3. Hasil antara output yakni bagian atau elemen dari sistem yang dihasilkan dari berlangsungnya proses transformasi konversi dalam sistem.
Universitas Sumatera Utara
4. Hasil akhir outcome yakni hasil yang dicapai dari suatu program berupa indikator keberhasilan suatu program.
5. Manfaat dan dampak impact yakni efek langsung atau tidak langsung atau konsekuensi yang diakibatkan dari pencapaian tujuan suatu program berupa
manfaat dan dampak dari program tersebut. 6. Lingkungan environment yaitu bagian dari luar sistem yang tidak dikelola
sistem tetapi mempunyai pengaruh terhadap sistem. 7. Umpan balik feed back yakni bagian atau elemen dari sistem yang
merupakan hasil antara dan hasil akhir dari sistem dan sekaligus sebagai masukan bagi sistem tersebut serta informasi yang diterima dari lingkungan
organisasi Suleman, 2009. Manajemen puskesmas didefenisikan sebagai rangkaian kegiatan yang
bekerja secara sistematis untuk menghasilkan keluaran puskesmas yang efektif dan efisien. Rangkaian kegiatan sistematis yang dilaksanakan puskesmas
membentuk fungsi-fungsi manajemen. Semua fungsi manajemen tersebut harus dilaksanakan secara terkait dan berkesinambungan.
Untuk dapat mewujudkan visi, misi, dan tujuan puskesmas, diperlukan model manajemen yang cocok dan efektif untuk puskesmas yang bersangkutan.
Manajemen puskesmas terdiri dari Perencanaan Tingkat Puskesmas P1, Penggerakan Pelaksanaan P2, dan Pengawasan Pengendalian Penilaian P3.