kemudian dimasukkan kedalam kotak strip yang diisi dengan 10 strip obat tablet.
b. Kemasan blister
Mesin yang digunakan untuk pengemasan ini adalah mesin kemas blister. Setelah dikemas oabt diberi stempel no batch degan waktu
pembuatan dan waktu kadaluarsa obat tersebut. Satu blister obat berisi 10 obat tablet. Perbedaan strip dengan blister yaitu bagian atas
kemasan blister tampak transparan dan isinya dapat terlihat. c.
Kemasan botol pot Kemasan botol atau pot diisi dengan 100 butir tablet. Selain itu bahan
pengawet juga disertakan ke dalam plastik. Kemudian plastic tersebut kemudian dibungkus dan direkatkan menggunakan panas. Kemudian
bungkusan plastik berisi obat tersebut serta lembar petunjuk pemakaiannya dimasukkan ke dalam pot. Untuk menjamin kemasan,
tutup pot diberi segel.
2.7. Mesin dan Peralatan
Mesin dan peralatan produksi yang digunakan oleh PT. Mutifa Pharmaceuticals Industry untuk mendukung kegiatan proses produksinya hanya
mesin dan peralatan yang dapat dioperasikan, tetapi untuk meningkatkan hasil produksinya dilakukan modifikasi terhadap mesin dan peralatan yang
dilakukan oleh bagian teknik perusahaan ini. Adapun spesifikasi mesin produksi
Universitas Sumatera Utara
pembuatan obat tablet yang ada di PT. Mutifa Pharmaceuticals Industry dijelaskan dalam lampiran.
Jenis peralatan yang digunakan pada PT. Mutifa Pharmaceuticals Industry adalah timbangan duduk, timbangan berkoz, timbangan digital, yang berfungsi
untuk menimbang berat badan tertentu.
Universitas Sumatera Utara
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Permasalahan
Perusahaan tidak akan lepas dari persaingan yang timbul di pasar. Persaingan tersebut adalah berasal dari perusahaan lain yang juga menghasilkan
produk sejenis. Proses menghasilkan produk yang berkualitas dan menang di pasar, perusahaan harus mampu mengatur setiap proses yang terjadi sehingga
output yang dihasilkan mampu bersaing. Ada begitu banyak aspek yang terlibat dalam menghasilkan produk yang baik. Dan salah satunya adalah kondisi mesin
yang digunakan untuk menghasilkan produk. Kondisi mesin yang baik akan menghasilkan produk yang baik, sebaliknya mesin yang kondisinya tidak baik
akan menghasilkan produk yang tidak baik pula. Maintenance berperan penting dalam menentukan kegiatan produksi perusahaan berkenaan dengan kelancaran
dan kemacetan produksi, kelambatan, dan volume produksi serta efisiensi produksi. Kendala akan muncul pada bagian maintenance ketika tidak adanya
perencanaan perawatan mesin terhadap jadwal yang teratur untuk penggantian komponen mesin.
PT. Mutifa Pharmaceuticals Industry bergerak di bidang industri farmasi yaitu industry yang memproduksi obat-obatan dalam bidang kesehatan. Untuk
memproduksi obat-obatan, perusahaan menggunakan mesin-mesin yang beroperasi selama 2 shift kerja.
Universitas Sumatera Utara
Jenis produk yang dihasilkan oleh perusahaan ini adalah 7 jenis yaitu tablet, sirup, salep, serbuk oral, serbuk obat luar, kapsul, dan bedak. Dengan
demikian terdapat departemen yang berbeda dalam proses pembuatan produk obat-obatan tersebut. Pembuatan obat tablet merupakan departemen yang akan
diamati di dalam penelitian ini dengan mempertimbangkan ketersediaan data dari perusahaan.
PT. Mutifa Pharmaceuticals Industry beroperasi sebanyak dua shift perhari dengan enam hari kerja perminggu. Apabila terjadi kerusakan mesin pada saat jam
kerja mesin, maka proses tentu terganggu, karena diperlukan waktu untuk penggantian komponen mesin. Sehingga diperlukan sebuah langkah untuk
memperbaiki sistem corrective maintenance yang saat ini digunakan perusahaan supaya kerusakan mesin pada saat jam kerja mesin dapat dihindari.
Komponen utama mesin cetak tablet adalah penyusun mesin cetak yang akan digunakan untuk mencetak obat tablet. Komponen mesin cetak tablet adalah
sebagai berikut. Penggantian komponen yang dilakukan pada saat jam produksi akan
mengakibatkan hilangnya waktu berproduksi sekaligus hilangnya kesempatan untuk mendapatkan keuntungan akibat perbaikan yang dilakukan. Kehilangan
waktu produksi tentu akan kehilangan biaya produksi juga. Menghilangkan biaya kehilangan produksi dan meminimalkan waktu penggantian komponen dapat
dilakukan dengan perencanaan penggantian komponen mesin yaitu menjadwalkan waktu penggantian komponen mesin. Metode yang dapat digunakan untuk
perencanaan penggantian komponen adalah metode reliability engineering.
Universitas Sumatera Utara
Metode reliability engineering dapat mempresentasikan aliran material dan informasi sehingga dapat menghasilkan suatu gambaran umum sebuah proses
yang mudah dipahami dengan metode Maintenance Value Stream Mapping.
1
Penelitian lain terkait dengan Reliability Engineering dan Maintenance Value Stream Mapping pernah dilakukan di PT. XXX oleh Putri Oktalisa dimana sistem
perawatan pabrik yang diamati adalah bersifat corrective maintenance. Penelitian ini
dilakukan untuk
merencanakan perawatan
mesin-mesin produksi
menggunakan metode Reliability Engineering dan MVSM Maintenance Value Stream Mapping. Hasil perhitungan interval penggantian komponen dengan
kriteria mean time to failure MTTF menunjukkan bahwa interval pergantian komponen dinamo, pulley, v-belt, tali poly, gearbox, screw press, bearing, poros,
dan bushing adalah 156 hari, 140 hari, 145 hari, 156 hari, 109 hari, 89 hari, 133 hari, 160 hari, dan 91 hari. Metode perawatan Reliability Engineering dan MVSM
yang diusulkan berpotensial memberikan dampak positif yaitu penurunan downtime komponen menjadi sebesar 58,3 jamtahun, peningkatan rata-rata
availability sebesar 5,3142 untuk masing-masing komponen, peningkatan maintenance efficiency sebesar 14,92.
Penelitian yang telah dilakukan di
2
PT. Chaeron Phokphand Indonesia dengan sistem perawatan breakdown maintenance dan corrective maintenance,
menyebabkan kerugian diantaranya kehilangan biaya produksi dan biaya perbaikan yang tinggi sebab tidak adanya jadwal perbaikan mesin berdasarakan
1
Putri Oktalisa P. “Perancangan Sistem Perawatan Mesin dengan Pendekatan Reliability Engineering dan Maintenance Value Stream Mapping
MVSM pada PT. XXX”. FT USU. 2013.
2
Ivan Soesetyo dan Li em Yenny Bendatu. “Penjadwalan Preventive Mintenance dan Biaya
Perawatan mesin Pellet di PT. Chaeron Pokphand Indonesia – Sepanjang”. Universitas Kristen
Petra. Surabaya. 2014.
Universitas Sumatera Utara
analisa kegagalan mesin dan pada
3
Joint Operating Body Pertamina-Petrochina East Java JOB-PEJ yang sering mengalami kerusakan mesin secara tiba-tiba,
diperlukan tindakan perbaikan yang mengeluarkan biaya perbaikan komponen lebih mahal jika dibandingkan dengan pencegahan sebelum mesin atau peralatan
mengalami kerusakan. Kedua kasus ini menerapkan metode Reliability engineering untuk menjaga kondisi mesin tetap dalam kondisi optimal dan
meningkatkan keandalan mesin atau peralatan karena kerusakan mesin sering diakibatkan oleh keandalan reliability berkurang. Metode ini sangat tepat
diterapkan pada PT. Mutifa Pharmaceuticals Industry. Penerapan Reliability engineering penting karena semakin besar reliabilitas suatu mesin maka semakin
besar pula peluang mesin berada dalam keadaan baik pada interval waktu tertentu. Penggantian komponen mesin berdasarkan reliability engineering diharapkan
dapat menghindari kerusakan mesin secara tiba-tiba dan menjaga reliabilitas mesin tetap pada tingkat yang diharapakan dengan menerapkan jadwal
penggantian komponen mesin secara berkala dan terjadwal.
1.2 Rumusan Masalah