Suku Batak Toba di Tanah Pakpak

3.3. Suku Batak Toba di Tanah Pakpak

Desa Bangun biasa juga disebut “Tanah Pakpak” sebab penduduk aslinya adalah orang Pakpak. Suku Batak Toba sebagian besar mata pencahariannya adalah bertani. Jadi mereka sangat tergantung pada tanah atau lahan pertanian yang akan dijadikan sebagai usaha untuk memenuhi kehidupan sehari-hari. Pada dasarnya manusia tidak ingin hidup dengan kondisi kemiskinan dan manusia tidak ada yang merasa puas terhadap apa yang didapat di dalam hidupnya. Demikian halnya dengan orang Batak Toba yang selalu memegang teguh filosofinya. Bagi mereka filosofi ini harus dapat di wujudkan bagi suku Batak Toba dimana mereka berada. Adapun filosofi orang Batak Toba adalah hamoraon kekayaan dan kesejahteraan, hagabeon mendambakan banyak keturunan dan hasangapon kehormatan. Pertumbuhan penduduk lama kelamaan menyebabkan tekanan terhadap lahan pertanian dan tanah yang dimiliki. Tanah memiliki arti yang sangat penting bagi suku Batak Toba. Dengan memiliki tanah yang banyak maka akan dipandang masyarakat yang memiliki status sosial tinggi. Setiap orang mendambakan banyak anak sebagai penerus keturunan. Keinginan ini harus dibarengi banyaknya tanah yang dimiliki. Karena tanah memiliki fungsi ganda yaitu sebagai sumber pencari kehidupan melalui pembukaan lahan pertanian untuk menghidupi anggota keluarga dan untuk mencapai kepemimpinan dalam arti di sini yaitu kehormatan atas status sosial yang dimiliki. Kebutuhan hidup semakin mengalami peningkatan dan jumlah anggota keluarga juga semakin bertambah. Hal ini tidak didukung dengan peningkatan Universitas Sumatera Utara pendapatan ekonomi pada suatu keluarga. Keadaan lahan yang tandus menyebabkan keadaan ekonomi semakin terdesak. Ketidak cukupan lahan untuk menjamin kelangsungan hidup mendorong orang Batak Toba untuk melakukan perluasan-perluasan lahan ke daerah lain. Karena dalam pandangan orang Batak Toba tanah merupakan lambang kekayaan dan kehormatan yang akan mempertinggi status sosial di tengah-tengah masyarakat, bahkan pandangan ini sudah mendarah daging dalam kehidupan setiap orang Batak Toba yang merupakan perjuangan hidup mereka. Tanah pada masyarakat Batak Toba berfungsi sebagai lahan pertanian maupun sebagai tanah warisan yang akan diberikan kepada anak-anaknya jika dia sudah meninggal. Hal inilah yang menjadi faktor pendorong bagi suku Batak Toba melakukan migrasi ke daerah- daerah lain. Suku Batak Toba merupakan suku pendatang di desa Bangun. Menurut informasi yang diperoleh, suku Batak Toba yang melakukan migrasi berasal dari daerah Tapanuli Tengah. Daerah Tapanuli merupakan daerah yang kurang subur, dan semua hasil pertanian, perkebunan serta peternakan sepenuhnya habis dikonsumsi oleh keluarga dan kebutuhan hidup yang lain sehingga mereka mengalami kesulitan dalam memenuhi perekonomiannya. Untuk mempertahankan kelangsungan hidup suku Batak Toba melakukan migrasi ke desa Bangun dengan alasan tanah di desa Bangun tersebut cukup subur dan mendukung untuk bercocok tanam. Kesuburan daerah ini menjadi faktor penarik terhadap suku Batak Toba yang lain. Sehingga perlahan-lahan suku Batak Toba mendiami hampir seluruh daerah desa Bangun. Universitas Sumatera Utara Sebagai masyarakat pendatang, suku Batak Toba yang ingin menetap atau berdomisili ke desa Bangun harus meminta ijin terlebih dahulu kepada raja tanah yaitu suku Batak Pakpak. Dengan hasil perundingan dan ijin dari raja tanah, pendatang baru bisa bergabung dan menetap di desa Bangun. Begitu juga halnya pada acara pesta pernikahan, pesta kematian saur matua, memasuki rumah baru, orang Batak Toba selalu memberi jambar atau bagianpada orang Batak Pakpak. Seperti halnya juga dengan penjualan tanah, pembelian tanah, dan proses pinjaman masyarakat ke Bank. Tanda tangan raja tanah yang diwakilkan oleh penatua-penatua suku Batak Pakpak sangat dibutuhkan. Apabila tanda tangan yang diperlukan tidak ada, maka penjualan tanah dan pembelian tanah dianggap tidak sah. Proses pinjaman masyarakat ke Bank dengan cara menggadaikan harta seperti tanah dan rumah juga harus diketahui dan ditandatangani suku Batak Pakpak. Setelah itu segala persyaratan dan proses pencairan dana bisa dilakukan. Suku Batak Toba sebagai suku pendatang membawa budaya sendiri dan menjalankan budayanya di derah yang bukan daerah dimana suku Batak Toba berasal. Kebudayaan yang dibawa suku Bata Toba akan dipraktekkan ataupun dilaksanakan di daerah migrasinya yaitu desa Bangun. Kuatnya suku Batak Toba dalam mempertahankan kebudayaannya berpengaruh terhadap kebudayaan suku asli desa Bangun yaitu kebudayaan suku Batak Pakpak. Jumlah penduduk suku Batak Toba yang lebih banyak daripada suku Batak Pakpak menjadikan suku Batak Toba menjadi suku mayoritas di desa tersebut. Dalam kehidupan bermasyarakat selalu ada mayoritas, baik di bidang agama, ekonomi, moral, politik dan sebagainya. Minoritas lebih mudah ditindas dan lebih sering mengalami penderitaan karena tekanan oleh pihak mayoritas. Universitas Sumatera Utara Hubungan antara kaum mayoritas dan minoritas sering menimbulkan konflik sosial yang ditandai oleh sikap subyektif berupa prasangka dan tingkah laku yang tidak bersahabat.

3.4. Suku Batak Pakpak di Tanah Pakpak