Bila dilihat pada tabel diatas, jumlah penduduk suku Batak Toba sebanyak 1743 jiwa yaitu 88,4, suku Batak Pakpak sebanyak 161 jiwa yaitu 8,2, suku
Batak Karo sebanyak 18 jiwa yaitu 0,9, suku Padang sebanyak 13 jiwa yaitu 0,6, suku Batak Simalungun sebanyak 6 jiwa yaitu 0,3, suku Jawa sebanyak 6
orang yaitu 0,3, suku Nias sebanyak 3 jiwa yaitu 0,2, dan suku lain-lain seperti Cina, Flores dan India sebanyak 22 jiwa yaitu 1.
2.4.4 Mata Pencaharian
Mata pencaharian penduduk desa Bangun berada di sektor pertanian. Pemanfaatan sektor pertanian berkaitan dengan luasnya lahan kosong yang dapat
digunakan untuk budidaya pertanian. Usaha tani yang dilakukan adalah pertanian ladang yaitu kopi. Tetapi banyak juga yang memanfaatkan lahan kosong dengan
menanam tanaman muda seperti cabai dan sayuran. Saat ini, sebagian petani kopi sudah mulai mengganti ladang kopi menjadi ladang jeruk. Hal ini diakibatkan
ladang kopi tidak menghasilkan buah yang banyak. Harga yang ditawarkan oleh pedagang juga sangat rendah. Banyak petani kopi beralih menjadi petani jeruk.
Apalagi saat ini buah jeruk harganya cukup mahal, ditambah lagi ladang jeruk lebih menghasilkan dan menjanjikan kedepannya.
Penduduk suku Batak Pakpak yang merupakan tuan tanah di desa Bangun, memiliki banyak ladang khususnya ladang kopi. Banyak dari mereka yang
memiliki ladang kopi yang luas. Untuk menggarap ladang mereka, mereka membagi pekerjaan ladang bersama isteri, anak laki-laki, dan anak perempuannya.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 2.5 Jumlah Penduduk Menurut Mata Pencaharian
Dalam satuan jiwa No
Mata Pencaharian
Jumlah
KK Jiwa
Laki Pr
1. Petani
304 70,5
649 62,7
300 60,7
349 64,6
2. PNSTNIPOLRI 20
4,6 35
3,4 20
4,1 15
2,8 3.
Buruh -
- -
- 4.
Wiraswasta 47
10,9 157
15,1 69
14 88
16,3 5.
Dll 60
14 194
18,8 105
21,2 88
16,3
Jumlah 431
100 1035 100
495 100
540 100
Sumber : Data kepala desa 2016. Masyarakat di desa ini kecenderungan memiliki mata pencaharian sebagai
petani yang berjumlah 649 jiwa yaitu sekitar 63 . Lahan yang subur yang sangat menjanjikan masyarakat untuk bertani. Sebagian kecil masyarakat di desa ini
memiliki mata pencaharian sebagai PNSTNIPOLRI sebanyak 35 jiwa yaitu sekitar 3. Dan yang memiliki mata pencaharian sebagai wiraswasta sebanyak
157 jiwa yaitu sekitar 15. Beberapa masyarakat ada juga yang bekerja sebagai tukang gilingan kopi dan beternak yaitu sebanyak 194 jiwa yaitu sekitar 19.
Mayoritas penduduk di desa Bangun memiliki lahan kopi. Jadi banyak masyarakat yang bekerja sebagai tukang gilingan kopi dengan menggunakan
kayu, paku, dan palu. Gilingan kopi ini digunakan untuk mengupas kulit kopi. Gilingan kopi juga dijual ke luar desa bahkan ke luar kota. Beberapa penduduk
juga ada yang beternak ayam dan babi. Mereka memelihara babi dan dijual untuk acara pesta orang lain dan sebagian orang juga ada yang memelihara sendiri untuk
acara pesta sendiri. Sehingga bisa meringankan biaya pesta.
Universitas Sumatera Utara
2.5. Bahasa