keterampilan yang dimiliki seseorang menyebabkan rendahnya penyerapan tenaga kerja. Kualitas tenaga kerja yang rendah mengakibatkan kesempatan kerja
semakin kecil dan terbatas. Padahal tenaga kerja merupakan faktor pendukung perekonomian suatu desa. Untuk memajukan perekonomian desa diperlukan
tenaga kerja yang berkualitas.
2.6.3. Sarana Transportasi
Wilayah Desa Bangun tidak terlalu jauh dari ibukota. Untuk menuju ibukota mereka menghabiskan waktu sekitar ± 25 menit menggunakan angkutan
umum. Dan menggunakan sepeda motor dibutuhkan waktu sekitar ± 15 menit. Lokasi ini merupakan jalan lintas menuju Kabupaten Samosir sehingga akses
masyarakat tidak begitu sulit untuk bepergian. Desa Bangun ini merupakan jalan lintas Medan - Kabupaten Samosir. Masyarakat dari Medan menuju Kabupaten
Samosir dan sebaliknya menggunakan akses jalan desa Bangun dengan nama trayek Sampri, Dairi transport, PAS, BTN, CKB dan Himpak. Dan untuk
angkutan umum jarak dekat masyarakat menggunakan angkutan umum dengan nomor trayek 88.
2.7. Sumber Air Bersih
Penggunaan air bersih di desa Bangun berasal dari air gunung. Pemerintah menyediakan fasilitas air petPDAM yang dibangun ditiap-tiap per 100 meter
rumah. Jadi untuk masyarakat yang tinggal di sekitar air pet PDAM bebas menggunakan air tersebut. Karena begitu banyak pengguna air pet tersebut yang
menyebabkan antrian panjang untuk mendapatkan air bersih. Ditambah lagi penduduk yang mencuci dan mandi di air pet tersebut. Banyak penduduk yang
membuat air petPDAM di sekitar rumahnya, misalnya 5-10 keluarga membangun
Universitas Sumatera Utara
air petPDAM untuk penggunaan pribadi mereka. Jadi penduduk yang tidak ikut membayar iuran untuk pembangun pet tidak diijinkan untuk mengambil air bersih.
Dulu sebelum pembangunan air pet, penduduk menggunakan air pancur untuk kebutuhan air bersih. Dimana air pancur ini adalah milik marga capah yang
diwariskan oleh nenek moyang mereka. Sampai sekarang air pancur ini masih ada, dan yang berhak menggunakan air pancur tersebut adalah mayoritas
penduduk yang bersuku Batak Pakpak. Penduduk suku Batak Pakpak masih menggunakan air pancur untuk mandi, cuci, kaskus. Mereka mengambil air
petPDAM dalam ember atau jeregen untuk kebutuhan memasak dan minum.
Universitas Sumatera Utara
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Indonesia adalah sebuah masyarakat majemuk, kemajemukan ini ditandai oleh adanya suku-suku bangsa yang masing-masing mempunyai cara-cara hidup
atau kebudayaan yang berlaku dalam masyarakat suku bangsanya sendiri-sendiri sehingga mencerminkan adanya perbedaan dan pemisahan antara suku bangsa
yang satu dengan suku bangsa lainnya, tetapi secara bersama-sama hidup dalam satu wadah masyarakat Indonesia dan berada di bawah naungan sistem nasional
dengan kebudayaan nasional yang berlandaskan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945 Suparlan, 1989:4.
Didalam suatu negara sering kali terdapat berbagai suku bangsa atau kelompok etnis yang berbeda. Di Indonesia misalnya, kita mengenal ada etnis
Jawa, Ambon, Madura, Cina, Minang, Batak, dan lain sebagainya. Keberadaan kelompok etnis tersebut tidak selamanya permanen dan bahkan seringkali hilang
karena adanya akulturasi. Manusia sebagai mahluk sosial dalam kehidupannya pada dasarnya untuk
memenuhi kebutuhan hidupnya membutuhkan manusia lain di sekelilingnya. Atau dengan kata lain bahwa dalam hidupnya manusia tidak terlepas hubungannya
dengan manusia lainnya, sehingga hubungan antar manusia tersebut merupakan kebutuhan objektif. Hubungan suku yang baik didalamnya terjalin interaksi suku
yang baik pula. Untuk mengetahui hubungan suku yang terjadi, harus melihat interaksi yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari.
Universitas Sumatera Utara