Letak Kelumpuhan Status Perkawinan

Muharam 2005 di Rumah Sakit Umum Padang Sidempuan yang memperoleh proporsi tertinggi adalah stroke non hemoragik sebesar 72,5.

5.1.4 Letak Kelumpuhan

Proporsi penderita hipertensi dengan stroke rawat inap berdasarkan letak kelumpuhan di Rumah Sakit Umum Kabanjahe tahun 2011 – 2015 dapat dilihat pada gambar dibawah ini: Gambar 5.7 Diagram Pie Penderita Hipertensi dengan Stroke rawat Inap Berdasarkan Letak Kelumpuhan di Rumah Sakit Umum Kabanjahe Tahun 2011-2015 Berdasarkan Gambar 5.7 dapat dilihat bahwa proporsi tertinggi penderita hipertensi dengan stroke rawat inap di Rumah Sakit Umum Kabanjahe tahun 2011-2015 berdasarkan letak kelumpuhan adalah Hemiparesis Sinistra sebesar 54,8, sedangkan proporsi terendah adalah Hemiparesis Duplex sebesar 3,5. Tingginya kelemahan pada sisi sinistra kerusakan pada otak disebelah kanan terjadi karena otak kanan lebih jarang digunakan dibandingkan dengan otak kiri yang lebih dominan digunakan dalam aktivitas sehari-hari seperti 54.8 34.8 6.9 3.5 Hemiparesis Sinistra Hemiparesis Dextra Tidak Tercatat Hemiparesis Duplex Universitas Sumatera Utara berbicara, berhitung dan menulis sehingga metabolismenya lebih lancar dibandingkan otak sebelah kanan Price dan Wilson, 2006. Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian Mariati 2005 di RSUD Provinsi Riau Pekanbaru, yang memperoleh proporsi tertinggi penderita stroke berdasarkan letak kelumpuhan adalah Hemiparesis Sinistra sebesar 59,0. 5.1.5 Lama Rawatan Rata-rata Berdasarkan tabel 4.7 dapat dilihat bahwa lama rawatan rata-rata penderita hipertensi dengan stroke adalah 6,99 hari 7 hari dengan Standar Deviasi SD 6,060 hari. Lama rawatan maksimum adalah 44 hari dan lama rawatan minimum adalah 1 hari. Penderita hipertensi dengan stroke yang dirawat inap paling lama selama 44 hari berjumlah 1 orang dengan umur 78 tahun, jenis kelamin perempuan, hipertensi derajat 2, stroke hemoragik, dan pulang berobat jalan. Penderita hipertensi dengan stroke yang dirawat inap hanya 1 hari berjumlah 10 orang, berjenis kelamin perempuan sebanyak 3 orang dan laki-laki 7 orang, hipertensi derajat 1 sebanyak 6 orang dengan keadaan sewaktu pulang yaitu pulang berobat jalan, yang berarti atas pertimbangan dokter telah mengalami keadaan yang lebih baik dan dapat pulang dengan berobat jalan. Hipertensi derajat 2 sebanyak 4 orang dengan keadaan sewaktu pulang yaitu 3 orang PAPS dan 1 orang meninggal dunia. Pasien yang PAPS kemungkinan ingin dirawat dirumah atau ingin mendapat perawatan yang lebih baik dari rumah sakit lain dan penderita yang meninggal kemungkinan datang berobat ke rumah sakit dengan keadaan kesehatan yang cukup buruk yaitu hipertensi derajat 2 dan stroke hemoragik yang Universitas Sumatera Utara memiliki peluang lebih besar menyebabkan kematian dibanding stroke non hemoragik.

5.1.6 Keadaan Sewaktu Pulang