a. Perdarahan Intraserebral Pecahnya pembuluh darah terutama karena hipertensi mengakibatkan
darah masuk ke dalam jaringan otak,membentuk massa yang menekan jaringan otak, dan menimbulkan edema otak. Peningkatan TIK yang terjadi cepat, dan
mengakibatkan kematian mendadak karena herniasi otak. Perdarahan intraserebral yang disebabkan hipertensi sering dijumpai didaerah putamen, thalamus, pons,
dan serebelum. b.
Perdarahan Subaraknoid Perdarahan ini berasal dari pecahnya aneurisma berry atau AVM.
Aneurisma yang pecah ini berassal dari pembuluh darah sirkulasi Willisi dan cabang-cabangnya yang terdapat diluar parenkim otak. Pecahnya arteri dan
keluarnya ke ruang subarakmoid menyebabkan TIK meningkat mendadak, meregangnya struktur peka nyeri dan vasospasme pembuluh darah serebri yang
berakibat disfungsi otak global nyeri kepala, penurunan kesadaran maupun fokal hemiparese, gangguan hemisensorik, afasia dan lainnya.
2.5 Skor Stroke Hemoragik dan Non Hemoragik
CT scan merupakan alat penting untuk membedakan tipe stroke iskemik atau perdarahan secara definitif, dapat juga berguna untuk mengetahui lokasi lesi
dan menentukan luas atau beratnya penyakit. Namun, alat ini mahal dan tidak semua daerah memiliki fasilitas layanan tersebut. Oleh karena itu, masih
diperlukan suatu alat diagnostik klinis berupa sistem skoring sederhana. Sistem skoring untuk membedakan stroke hemoragik atau stroke iskemik, antara lain skor
Universitas Sumatera Utara
Siriraj telah banyak digunakan di Thailand, serta telah divalidasi di berbagai negara Widiastuti dan Nuartha, 2015.
Skor Siriraj adalah salah satu sistem skoring yang telah dikembangkan sekitar tahun 1984-1985 di Rumah Sakit Siriraj, Universitas Mahidol, Bangkok,
Thailand, dan diterima secara luas dan digunakan di banyak rumah sakit di Thailand sejak tahun 1986. Skor Siriraj dibuat berdasarkan studi atas 174 pasien
stroke supratentorial kecuali perdarahan subaraknoid yang dirawat di Rumah Sakit Siriraj selama tahun 1984 hingga 1985 dengan tujuan mengembangkan
suatu alat diagnostik klinis stroke yang sederhana, reliable, dan aman, serta dapat digunakan di daerah yang tidak memiliki fasilitas CT scan kepala Widiastuti dan
Nuartha, 2015.
Tabel 2.1 Skor Stroke Siriraj SSS = 2.5 x kesadaran + 2 x muntah + 2 x sakit kepala + 0.1 x tekanan
darah diastolik – 3 x atheroma – 12
Kesadaran: Kompos mentis = 0; somnolenstupor = 1; semikomakoma = 2
Muntah: tidak = 0 ; ya = 1
Nyeri kepala dalam 2 jam: tidak = 0 ; ya = 1
Tanda-tanda ateroma anamnesis diabetes; angina; klaudikasio intermitten :
tidak ada = 0 ; satu atau lebih tanda ateroma = 1 Sumber : Tartowo dkk, 2007
Universitas Sumatera Utara
Pembacaan : Skor 1 : Perdarahan otak
Skor -1 : Infark otak Skor -1 sd 1 : Hasil belum jelas, memerlukan CT Scan Kepala
Sensitivitas : Untuk perdarahan : 89.3 Untuk infark : 93.2
Ketepatan diagnostik : 90.3 2.6 Letak Kelumpuhan
Gangguan muncul akibat daerah otak tertentu tak berfungsi yang disebabkan oleh terganggunya aliran darah ke tempat tersebut. Gejala yang
muncul bervariasi, bergantung bagian otak yang terganggu Harsono, 2003. 2.6.1 Kelumpuhan sebelah Kiri Hemiparesis Sinistra
Apabila stroke merusak belahan otak sebelah kanan hemisfer serebri dextra maka sisi tubuh yang sebelah kiri yang terkena pengaruhnya. Penderita
dengan kelumpuhan sebelah kiri sering memperlihatkan ketidakmampuan persepsi visuomotor, yaitu tidak mampu menggambar atau membuat copy gambar
dan tidak mampu mengenakan pakaian apraxia Harsono, 2003. Apraxia juga adalah seseorang yang tidak akan mampu melaksanakan
instruksi-instruksi, tetapi secara fisik tampaknya tidak mengalami kelumpuhan atau kelemahan-kelemahan ada sensornya. Sebenarnya memahami instruksi-
instruksi yang diberikan dan langsung mengirimkan pesan kepada otot yang dimaksudkan tetapi otot-otot tersebut tidak bereaksi Shimberg, 1998.
Universitas Sumatera Utara
Penderita juga mengalami gangguan visuospasial, yaitu gangguan pengenalan tempat dan pengenalan wajah.Penderita mengalami pelemahan
ingatan dan menunjukkan perilaku yang impulsif, seringkali salah satu sisi tubuhnya terabaikan, dalam hal ini penderita tidak lagi menyadari keberadaan sisi
sebelah kiri tubuhnya yang disebut juga sebagai hemineglect Shimberg, 1998. 2.6.2 Kelumpuhan sebelah Kanan Hemiparesis Dextra
Apabila serangan stroke menyerang belahan otak sebelah kiri hemisfer
serebri sinintra dapat mengakibatkan kelumpuhan atau kelemahan motorik daya gerak otot yang ada pada sisi tubuh sebelah kanan.
Mengalami Aphasia yaitu apabila daerah ini terkena stroke, maka akan menimbulkan berbagai macam masalah komunikasi. Termasuk dalam kesulitan-
kesulitan ini adalah ketidakmampuanmemahami apa yang sedang dikatakan orang lain, ketidakmampuan menggunakan kata-kata secara tepat, hilangnya
kemampuan membaca dan menulis, bahkan sekaligus kehilangan kemampuan berhitung yang disebut aleksia. Namun persepsi dan memori visuomotornya
sangat baik, sehingga dalam melatih perilaku tertentu harus dengan cermat diperlihatkan tahap demi tahap secara visual. Dalam komunikasi kita harus lebih
banyak menggunakan body languagebahasa tubuh Shimberg,1998. 2.6.3 Hemiparesis Duplex
Karena adanya sclerosis pada banyak tempat, penyumbatan dapat terjadi pada dua sisi belahan otak hemisfer serebri yang mengakibatkan kelumpuhan satu
sisi diikuti sisi lain. Timbul gangguan psedobulber biasanya hanya pada vaskuler dengan tanda-tanda hemiplegi dupleks, sukar menelan, sukar berbicara
Universitas Sumatera Utara
dan juga mengakibatkan kedua kaki sulit untuk digerakkan dan mengalami hipereduksi Shimberg,1998.
2.7 Epidemiologi Hipertensi