persentase perubahan dimensi baik dilihat dari buko lingual, okluso gingival dan interpreparasi masih dalam batasan yang dapat ditolerir kurang dari 0,5.
Tabel 8. Hasil uji t tidak berpasangan pada penyemprotan cetakan elastomer dengan rebusan daun sirih 25 terhadap perubahan dimensi model fisiologis serta
persentase perubahan dimensi dibandingkan dengan model induk
4.3 Pengaruh Penyemprotan Larutan Sodium Hipoklorit 0,5 pada
Cetakan Elastomer terhadap Perubahan Dimensi Model Fisiologis
Pengaruh penyemprotan larutan sodium hipoklorit 0,5 pada cetakan elastomer terhadap perubahan dimensi model fisiologis dianalisis dengan uji t tidak
berpasangan. Sebelum dilakukan pengujian dengan uji t tidak berpasangan, terlebih dahulu dilakukan uji normalitas data dengan menggunakan uji Saphiro-Wilk untuk
mengetahui bahwa data kelompok A dan C adalah normal. Hasil uji normalitas kelompok A dilihat dari buko lingual diperoleh nilai 0,955 dengan tingkat
signifikansi p = 0,723 p 0,05, dilihat dari okluso gingival diperoleh nilai 0,934 dengan tingkat signifikansi p = 0,491 p 0,05, dan dilihat dari interpreparasi
diperoleh nilai 0,918 dengan tingkat signifikansi p = 0,344 p 0,05, hal ini berarti data kelompok A yang diperoleh normal. Hasil uji normalitas kelompok C dilihat dari
buko lingual diperoleh nilai 0,935 dengan tingkat signifikansi p = 0,496 p 0,05, dilihat dari okluso gingival diperoleh nilai 0,956 dengan tingkat signifikansi p =
0,737 p 0,05, dan dilihat dari interpreparasi diperoleh nilai 0,965 dengan tingkat signifikansi p = 0,840 p 0,05, hal ini berarti data kelompok C yang diperoleh
normal. Setelah dilakukan pengujian dengan uji Saphiro-Wilk untuk mengetahui
bahwa data kelompok adalah normal, dilakukan uji Levene untuk mengetahui Kelompok
Buko Lingual BL Okluso Gingival OG Interpreparasi IP
Rerata p
Rerata p
Rerata p
A 6,333 mm
-0,054 0,0001
8,025 mm - 0,056
0,0001 28,268 mm
- 0,063 0,0001
B 6,312 mm
0,287 7,998 mm
0,278 28,172 mm
0,278
Universitas Sumatera Utara
homogenitas data dan diperoleh hasil uji homogenitas dilihat dari bukolingual menunjukkan nilai 0,176 dengan tingkat signifikansi p = 0,680 p 0,05, dilihat dari
okluso gingival 1,423 dengan tingkat signifikansi p = 0,248 p 0,05 dan dilihat dari interpreparasi 3,650 dengan tingkat signifikansi p = 0,072 p 0,05. Nilai
tersebut menunjukkan data yang diperoleh homogen. Setelah uji homogenitas, selanjutnya dilakukan uji t tidak berpasangan untuk mengetahui pengaruh
penyemprotan larutan sodium hipoklorit 0,5 pada cetakan elastomer terhadap perubahan dimensi model fisiologis.
Pada Tabel 9 dari uji t tidak berpasangan dilihat dari buko lingual, okluso gingival dan interpreparasi diperoleh signifikansi p = 0,0001 p 0,05, hal ini berarti
ada pengaruh penyemprotan larutan sodium hipoklorit 0,5 pada cetakan elastomer terhadap perubahan dimensi model fisiologis. Namun, persentase perubahan dimensi
dibandingkan dengan model induk dilihat dari buko lingual, okluso gingival dan interpreparasi kelompok A adalah -0,054, -0,056 dan -0,063 dan kelompok C
adalah 0,294, 0,294 dan 0,290. Menurut ketentuan spesifikasi ADA no 19, persentase perubahan dimensi baik dilihat dari buko lingual, okluso gingival dan
interpreparasi masih dalam batasan yang dapat ditolerir kurang dari 0,5.
Tabel 9. Hasil uji t tidak berpasangan pada penyemprotan cetakan elastomer dengan larutan sodium hopoklorit 0,5 terhadap perubahan dimensi model
fisiologis serta persentase perubahan dimensi dibandingkan dengan model induk
Kelompok Buko Lingual BL
Okluso Gingival OG Interpreparasi IP
Rerata p
Rerata p
Rerata P
A 6,333 mm
-0,054 0,0001
8,025 mm - 0,056
0,0001 28,268 mm
- 0,063 0,0001
C 6,311 mm
0,294 7,996 mm
0,294 28,168 mm
0,290
Universitas Sumatera Utara
4.4 Perbedaan Pengaruh antara Penyemprotan Rebusan Daun Sirih