larutan sodium hipoklorit 0,5 C dilihat dari buko lingual adalah 0,294 ± 0,137, dilihat dari okluso gingival 0,294 ± 0,102 dan dilihat dari interpreparasi 0,290 ±
0,037. Rerata dan standar deviasi persentase perubahan dimensi model fisiologis dari cetakan elastomer tanpa penyemprotan, dengan penyemprotan rebusan daun sirih
25 dan larutan sodium hipoklorit 0,5 dapat dilihat pada Tabel 7. Menurut
ketentuan spesifikasi ADA no 19, persentase perubahan dimensi baik dilihat dari buko lingual, okluso gingival dan interpreparasi masih dalam batasan yang dapat
ditolerir kurang dari 0,5.
Tabel 7. Persentase perubahan dimensi cetakan elastomer tanpa dan sesudah disemprot dengan rebusan daun sirih 25 dan larutan sodium hipoklorit
0,5
No Persentase Perubahan Dimensi Cetakan Elastomer
Tanpa penyemprotan Sesudah penyemprotan
Rebusan daun sirih 25 Sodium hipoklorit 0,5
Kelompok A Kelompok B
Kelompok C Buko
Lingual BL
Okluso Gingival
OG Inter
preparasi IP
Buko Lingual
BL Okluso
Gingival OG
Inter preparasi
IP Buko
Lingual BL
Okluso Gingival
OG Inter
preparasi IP
1 -0,111
-0,037 -0,046
0,268 0,162
0,283 0,268
0,374 0,258
2 0,047
-0,060 0,316
0,287 0,319
0,047 0,287
0,273 3
-0,047 0,087
-0,096 0,363
0,125 0,237
0,427 0,162
0,273 4
-0,087 -0,060
0,205 0,461
0,308 0,474
0,411 0,329
5 0,047
-0,037 -0,025
0,316 0,287
0,223 0,363
0,337 0,308
6 -0,158
-0,125 -0,081
0,268 0,287
0,283 0,363
0,461 0,258
7 0,111
-0,037 -0,096
0,205 0,212
0,308 0,205
0,162 0,354
8 -0,269
-0,125 -0,060
0,205 0,337
0,273 0,316
0,212 0,294
9 -0,158
-0,162 -0,046
0,363 0,374
0,308 0,111
0,287 0,319
10 -0,037
-0,060 0,363
0,249 0,237
0,363 0,249
0,237 x ±
SD -0,054 ±
0,118 -0,056
± 0,072
-0,063 ±
0,023 0,287 ±
0,067 0,278 ±
0,099 0,278 ±
0,035 0,294 ±
0,137 0,294 ±
0,102 0,290 ±
0,037
Keterangan : - = ukuran model fisiologis lebih besar dari model induk + = ukuran model fisiologis lebih kecil dari model induk
4.2 Pengaruh Penyemprotan Rebusan Daun Sirih 25 pada Cetakan
Elastomer terhadap Perubahan Dimensi Model Fisiologis
Pengaruh penyemprotan rebusan daun sirih 25 pada cetakan elastomer terhadap perubahan dimensi model fisiologis dianalisis dengan uji t tidak
berpasangan. Sebelum dilakukan pengujian dengan uji t tidak berpasangan, terlebih
Universitas Sumatera Utara
dahulu dilakukan uji normalitas data dengan menggunakan uji Saphiro-Wilk untuk mengetahui bahwa data kelompok A dan B adalah normal. Hasil uji normalitas
kelompok A dilihat dari buko lingual diperoleh nilai 0,955 dengan tingkat signifikansi p = 0,723 p 0,05, dilihat dari okluso gingival diperoleh nilai 0,934
dengan tingkat signifikansi p = 0,491 p 0,05, dan dilihat dari interpreparasi diperoleh nilai 0,918 dengan tingkat signifikansi p = 0,344 p 0,05, hal ini berarti
data kelompok A yang diperoleh normal. Hasil uji normalitas kelompok B dilihat dari buko lingual diperoleh nilai 0,852 dengan tingkat signifikansi p = 0,061 p 0,05,
dilihat dari okluso gingival diperoleh nilai 0,977 dengan tingkat signifikansi p = 0,944 p 0,05, dan dilihat dari interpreparasi diperoleh nilai 0,884 dengan tingkat
signifikansi p = 0,146 p 0,05, hal ini berarti data kelompok B yang diperoleh
normal.
Setelah dilakukan pengujian dengan uji Saphiro-Wilk untuk mengetahui bahwa data kelompok adalah normal, dilakukan uji Levene untuk mengetahui
homogenitas data dan diperoleh hasil uji homogenitas dilihat dari bukolingual menunjukkan nilai 3,487 dengan tingkat signifikansi p = 0,078 p 0,05, dilihat dari
okluso gingival 0,556 dengan tingkat signifikansi p = 0,466 p 0,05 dan dilihat dari interpreparasi 2,695 dengan tingkat signifikansi p = 0,118 p 0,05. Nilai
tersebut menunjukkan data yang diperoleh homogen. Setelah uji homogenitas, selanjutnya dilakukan uji t tidak berpasangan untuk mengetahui pengaruh
penyemprotan rebusan daun sirih 25 pada cetakan elastomer terhadap perubahan dimensi model fisiologis.
Pada Tabel 8 dari uji t tidak berpasangan dilihat dari buko lingual, okluso gingival dan interpreparasi diperoleh signifikansi p = 0,0001 p 0,05, hal ini berarti
ada pengaruh penyemprotan rebusan daun sirih 25 pada cetakan elastomer terhadap perubahan dimensi model fisiologis. Namun, persentase perubahan dimensi
dibandingkan dengan model induk dilihat dari buko lingual, okluso gingival dan interpreparasi kelompok A adalah -0,054, -0,056 dan -0,063 dan kelompok B
adalah 0,287, 0,278 dan 0,278. Menurut ketentuan spesifikasi ADA no 19,
Universitas Sumatera Utara
persentase perubahan dimensi baik dilihat dari buko lingual, okluso gingival dan interpreparasi masih dalam batasan yang dapat ditolerir kurang dari 0,5.
Tabel 8. Hasil uji t tidak berpasangan pada penyemprotan cetakan elastomer dengan rebusan daun sirih 25 terhadap perubahan dimensi model fisiologis serta
persentase perubahan dimensi dibandingkan dengan model induk
4.3 Pengaruh Penyemprotan Larutan Sodium Hipoklorit 0,5 pada