Metode Desinfeksi Hasil Cetakan

Hasil penelitian Affandi A 2009, bahan cetak elastomer pada perendaman dalam larutan desinfektan daun sirih 25 selama 10, 20, 30, 40 dan 50 menit dibandingkan dengan yang tidak dilakukan perendaman terjadi perubahan dimensi hasil cetakan, perbedaan rata-rata diameter hasil pengukuran pada yang tidak direndam sebesar 0,6010, pada yang direndam 10 menit sebesar 0,6110, 20 menit sebesar 0,6130, 30 menit sebesar 0,6110, 40 menit sebesar 0,6130 dan yang 50 menit sebesar 0,6240. 24 Sari RDAN dkk 2013 yang melakukan penelitian tentang desinfeksi cetakan alginat menyatakan bahwa cetakan yang disemprot infusa daun sirih 25 selama 10 menit pada model induk replika rahang bawah, diameter silinder jarak bukolingual dari A dan D mewakili gigi molar 1 kanan dan kiri, B dan C mewakili gigi kaninus kanan dan kiri serta jarak antar silinder jarak antara A dan B, B dan C, C dan D, D dan A dari cetakan terdapat perubahan dimensi yang signifikan. Hasil pengukuran diameter silinder A, B, C dan D tanpa perlakuan adalah 8,8838 mm, 6,3933 mm, 6,3733 mm, dan 8,8981 mm sedangkan dengan penyemprotan adalah 8,8133 mm, 6,3395 mm, 6,3310 mm, dan 8,8077 mm. Jarak antar silinder A dan B, B dan C, C dan D, D dan A tanpa perlakuan adalah 31,1143 mm, 32,5743 mm, 31,0914 mm dan 56,2 mm sedangkan dengan penyemprotan adalah 30,96 mm, 32,5429 mm, 30,9429 mm dan 56,1571 mm. 8 Berbeda dengan penelitian Hasanah NY dkk 2014 yang menyatakan penyemprotan larutan daun sirih 80 pada bahan cetak alginat selama 5, 10 dan 15 menit tidak menyebabkan perubahan dimensi yang signifikan jika dibandingkan dengan bahan cetak tanpa penyemprotan selama 5, 10 dan 15 menit, hasil pengukuran diameter rata-rata cetakan alginat tanpa penyemprotan selama 5, 10 dan 15 menit adalah 45,30 mm, 45,40 mm, dan 45,38 mm sedangkan yang disemprot larutan daun sirih 80 selama 5, 10 dan 15 menit adalah 45,35 mm, 45,40 mm dan 45,39 mm. 19

2.5.4.2 Metode Desinfeksi Hasil Cetakan

Metode yang digunakan untuk mendesinfeksi hasil cetakan ada dua yaitu teknik penyemprotan dan perendaman. 2 Perendaman bahan cetak dalam desinfektan secara klinis berpengaruh terhadap perubahan dimensi. 16 Menurut penelitian Melilli Universitas Sumatera Utara D dkk 2008 menyatakan pada bahan cetak elastomer yang direndam di dalam larutan desinfektan quaternary ammonium compounds dan glutardehid disimpulkan tidak ada perubahan klinis yang relevan. 17 Penelitian lain Iara C 2011 ketika menggunakan teknik perendaman dalam melakukan desinfeksi bahan cetak elastomer terdapat perubahan dimensi yang signifikan. 2 Namun dari hasil penelitian tidak semuanya sependapat karena terdapat perbedaan waktu perendaman, bahan desinfektan serta jenis bahan cetak yang digunakan. 17 Menurut survei Kugel G dkk 2000, sebanyak 46 laboratorium di USA melakukan desinfeksi dengan teknik penyemprotan, 34 laboratorium melakukan desinfeksi dengan teknik perendaman, 23 lainnya menyatakan tidak mengetahui teknik mana yang sesuai. 18 Silva dan Salvador 2004 serta Saber FS, dkk 2010 menyatakan bahwa metode desinfeksi dengan teknik perendaman menunjukkan aktivitas antimikrobial yang sama dengan teknik penyemprotan. 6,16,19 Penelitian menyatakan perubahan dimensi pada bahan cetak dengan perendaman lebih besar daripada penyemprotan. Sari RDAN dkk 2013 yang melakukan penelitian tentang penyemprotan dan perendaman infusa daun sirih 25 pada bahan cetak menyatakan bahwa desinfeksi cetakan dengan teknik penyemprotan menghasilkan perubahan dimensi yang lebih kecil dibandingkan teknik perendaman. 8 Oleh karena itu, teknik penyemprotan dianggap sebagai metode yang efektif untuk mengurangi terjadinya risiko perubahan dimensi pada cetakan dibandingkan dengan teknik perendaman. 6

2.6 Mekanisme Perubahan Dimensi Cetakan Silikon Adisi pada Model

Dimensi adalah pengukuran suatu bahan pada arah tertentu, seperti panjang, lebar, tinggi, atau diameter. Menurut ketentuan spesifikasi ANSIADA penelitian tentang bahan cetak elastomer termasuk stabilitas dimensinya dapat dilakukan dengan mengukur ukuran jarak bukolingual, oklusogingival dan interpreparasi. 21 Perubahan dimensi pada bahan cetak elastomer dapat disebabkan banyak faktor diantaranya hydrophilicity, penyusutan saat polimerisasi polymerization shrinkage, penguapan produk sampingan dari reaksi polimerisasi, penyusutan yang disebabkan perubahan suhu, ataupun kesalahan pemanipulasian yang dilakukan operator. 45 Universitas Sumatera Utara