Pertumbuhan Ekonomi 1 Pertumbuhan PDRB

Pemerintah Kabupaten Bantul Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Akhir TA 2009 Kabupaten Bantul I-21 dilanjutkan pada tahun-tahun berikutnya adalah pengembangan kebun buah di Mangunan, Kecamatan Dlingo. Untuk menunjang keberadaan obyek wisata diperlukan fasilitas pendukung. Jenis fasilitas wisata yang ada di obyek wisata terlihat dalam Tabel 19. Dari hasil kajian, nampak bahwa penambahan fasilitas obyek yang telah dilakukan pada sebuah kawasan wisata belum dapat memenuhi kebutuhanfasilitas umum. Kurang berimbangnya antara kontribusi PAD sebuah kawasan wisata dibandingkan dengan investasi yang masuk pada kawasan yang sama, dimungkinkan merupakan salah satu penyebab lambatnya perkembangan kawasan wisata yang ada. Di samping itu peran serta dunia usaha dan masyarakat belum dapat berlangsung secara sinergis, hal ini dapat dilihat dari menurunnya jumlah wisatawan pada tahun 2008 dibandingkan dengan tahun 2004. Tabel 19 Fasilitas wisata yang ada di obyek wisata No Obyek Wisata Tahun Satuan 2006 2008 1. Alam 20 20 Lokasi 2. Buatan 5 5 Lokasi 3 Sejarah 47 47 Lokasi Jumlah 62 62 Sumber: Dinas Pariwisata Kabupaten Bantul

b. Pertumbuhan Ekonomi 1 Pertumbuhan PDRB

Pertumbuhan perekonomian daerah secara umum dapat dilihat melalui indikator perkembangan Produk Domestik Regional Bruto PDRB dan PDRB per kapita. Pertumbuhan PDRB selama lima tahun terakhir tahun 2004 sd 2008, berdasarkan harga berlaku dan harga konstan tahun 2000, dapat dilihat pada Tabel 20. Pemerintah Kabupaten Bantul Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Akhir TA 2009 Kabupaten Bantul I-22 Tabel 20 Distribusi Persentase Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Bantul Menurut Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Konstan Tahun 2000 Tahun 2004-2008 No. Lapangan Usaha Th 2004 Th 2005 Th 2006 Th 2007 Th 2008 1 Pertanian 24,80 24,48 24,69 24,31 24,00 2 Pertambangan dan Penggalian 1,06 1,01 1,03 1,02 1,00 3 Industri Pengolahan 20,29 19,93 17,22 16,88 16,50 4 Listrik, Gas, dan Air Bersih 0,86 0,90 0,82 0,85 0,88 5 Bangunan 8,32 8,54 11,57 11,99 11,92 6 Perdagangan, Hotel dan Restoran 18,81 18,95 18,92 19,12 19,43 7 Pengangkutan dan Komunikasi 6,65 6,88 6,65 6,81 7,04 8 Keuangan, Persewaan, dan Jasa Perusahaan 6,06 6,34 5,68 5,87 6,00 9 Jasa-jasa 13,17 12,98 13,23 13,14 13,23 PDRB 100 100 100 100 100 Sumber Data: BPS Kab. Bantul tahun 2009 Angka sementara Pada tahun 2004, lapangan usaha yang memberikan sumbangan signifikan kepada PDRB Kabupaten Bantul adalah pertanian sebesar 24,80; industri pengolahan sebesar 20,29; perdagangan, hotel, dan restoran sebesar 18,81; dan jasa-jasa sebesar 13,17 lihat Gambar 1. Pada tahun 2008 sumbangan keempat sektor di atas masih tetap dominan, dan terlihat selalu terjadi trend pergeseran dari sektor pertanian ke sektor non-pertanian dengan sektor perdagangan, hotel, dan restoran naik ke posisi kedua menggeser sektor industri pengolahan. Sektor pertanian memberikan kontribusi sebesar 24,00 turun 0,80; perdagangan, hotel, dan restoran sebesar 19,43 naik 0,62; industri pengolahan sebesar 16,50 turun 3,79; dan jasa- jasa sebesar 13,23 naik 0,06 lihat Gambar 2. Secara keseluruhan pertumbuhan ekonomi pada tahun 2008 sebesar 4,76. Selanjutnya pertumbuhan PDRB selama lima tahun terakhir di Kabupaten Bantul secara rinci dapat dilihat pada Tabel 21. Pemerintah Kabupaten Bantul Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Akhir TA 2009 Kabupaten Bantul I-23 Gambar 1 Gambar 2 PDRB Tahun 2006 Kabupaten Bantul 25 1 17 1 11 19 6 7 13 1. Pertanian 2. Pertambangan dan Penggalian 3. Industri Pengolahan 4. Listrik, gas dan Air bersih 5. Bangunan 6. Perdagangan, restoran dan hotel 7. Angkutan dan Komunikasi 8. Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan 9. Jasa-jasa PDRB Kabupaten Bantul Tahun 2004 24,80 1,06 20,29 0,86 8,32 18,81 6,65 6,06 13,17 1. Pertanian 2. Pertambangan dan Penggalian 3. Industri Pengolahan 4. Listrik, Gas dan Air bersih 5. Bangunan 6. Perdagangan, restoran dan hotel 7. Angkutan dan Komunikasi 8. Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan 9. Jasa-jasa PDRB Kabupaten Bantul Tahun 2008 24,00 1,00 16,50 0,88 11,92 19,43 7,04 6,00 13,23 Pemerintah Kabupaten Bantul Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Akhir TA 2009 Kabupaten Bantul I-24 Tabel 21 Pertumbuhan PDRB Kabupaten Bantul Menurut Harga Konstan Tahun 2000 dan Harga Berlaku Tahun 2004-2008 No Tahun Harga Berlaku thn 2000 Harga Konstan thn 2000 Nilai Juta Rp Pertumbuhan Nilai Juta Rp Pertumbuhan 1 2004 4.238.736 13,16 3.080.313 5,04 2 2005 4.898.268 15,56 3.234.172 4,99 3 2006 5.725.366 16,89 3.299.648 2,02 4 2007 6.489.251 13,34 3.448.949 4,52 5 2008 7.400.080 15,45 3.613.269 4,76 Sumber: BPS Kabupaten Bantul tahun 2009 Angka sangat sementara Gambar 3 Gambar 4 Dengan melihat data perkembangan PDRB tersebut maka dapat disimpulkan kondisi makro ekonomi Kabupaten Bantul sebagai berikut: berdasarkan harga konstan, PDRB Kabupaten Bantul pada 2500000 2600000 2700000 2800000 2900000 3000000 3100000 3200000 3300000 2004 2005 2006 2007 2008 Perkembangan PDRB Atas Dasar Harga Konstan Juta RP 1000000 2000000 3000000 4000000 5000000 6000000 2004 2005 2006 2007 2008 Perkembangan PDRB Atas Dasar Harga Berlaku Juta Rp Pemerintah Kabupaten Bantul Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Akhir TA 2009 Kabupaten Bantul I-25 tahun 2008 mengalami pertumbuhan sebesar 4,76, tahun 2007 sebesar 4,52, dan tahun 2006 sebesar 2,02. Pertumbuhan PDRB Kabupaten Bantul selama lima tahun terakhir 2004-2008 mengalami peningkatan rata-rata sebesar 14,88 per tahun untuk harga berlaku dan 4,34 untuk harga konstan. Tabel 22 Pertumbuhan PDRB Kabupaten Bantul Menurut Harga Konstan Tahun 2000 Tahun 2004-2008 Keterangan 2004 2005 2006 2007 2008 Pertanian 3.58 3.63 2.42 2.92 3,40 Pertambangan Penggalian -6.06 0.81 3.71 7.63 3,21 Industri Pengolahan 4.80 3.51 -11.87 3.11 2,38 Listrik Gas Air Bersih 18.19 9.21 -6.46 12.45 8,47 Bangunan 7.00 7.79 38.34 7.27 4,12 Perdagangan, Hotel, Restauran 6.63 5.79 1.84 4.89 6,47 Pengangkutan Komunikasi 4.64 8.67 -1.30 -0.99 8,38 Keuangan Persewaan Jasa Perusahaan 7.44 9.86 5.74 19.08 7,06 Jasa-Jasa 4.15 3.46 4.05 3.80 5,44 PDB 5.04 4.99 2.02 4.52 4,76 Sumber: BPS Kabupaten tahun 2009 Angka sangat sementara 2 PDRB Per Kapita Pada lima tahun terakhir pertumbuhan PDRB per kapita Kabupaten Bantul berdasarkan harga konstan mengalami pertumbuhan dari 2,62 pada tahun 2004 menjadi 3,29 pada tahun 2008. PDRB per kapita berdasarkan harga berlaku pada tahun 2004 adalah sebesar Rp5.010.196,-, meningkat menjadi Rp8.081.485,- pada tahun 2008. Sementara PDRB per kapita berdasarkan harga konstan pada tahun 2004 adalah sebesar Rp3.640.936,-, meningkat menjadi Rp3.971.446,- pada tahun 2008. Selanjutnya pertumbuhan PDRB per kapita selama lima tahun terakhir berdasarkan harga berlaku mengalami peningkatan rata-rata sebesar 12,81. Perkembangan PDRB per kapita selama lima tahun terakhir disajikan pada Tabel 23. Pemerintah Kabupaten Bantul Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Akhir TA 2009 Kabupaten Bantul I-26 Tabel 23 Perkembangan PDRB Per Kapita Kabupaten Bantul Tahun 2004-2008 Menurut Harga Berlaku dan Harga Konstan Tahun 2000 No Tahun Harga Berlaku th. 2000 Harga Konstan th 2000 Nilai Rp Pertumbuhan Nilai Rp Pertumbuhan 1 2004 5.010.196 10.93 3.640.936 2.98 2 2005 5.676.118 13.29 3.747.762 2.93 3 2006 6.507.392 14.65 3.750.343 0.07 4 2007 7.230.992 11.12 3.856.138 2.82 5 2008 8.081.485 13,10 3.971.446 3,29 Sumber data: BPS Kab. Bantul tahun 2009 Angka sangat sementara 3 Distribusi Pendapatan Koefisien Gini Ratio merupakan salah satu indikator untuk mengetahui distribusi dan ketimpangan pendapatan penduduk di Kabupaten Bantul. Koefisien Gini Ratio dapat digunakan sebagai bahan untuk mengevaluasi dan menganalisa pembangunan di bidang ekonomi, apakah pembangunan yang telah dilaksanakan dinikmati oleh kelompok penduduk berpenghasilan tinggi, berpenghasilan menengah, atau kelompok penduduk berpenghasilan rendah. Besarnya angka Gini Ratio pada tahun 2004 adalah 0,2158. Selanjutnya koefisien Gini Kabupaten Bantul pada tahun 2008 adalah 0,2538, yang jika dibandingkan dengan tahun 2004 menunjukkan penurunan pemerataan pendapatan sebesar 16,98. Penurunan pemerataan ini diakibatnya terjadinya bencana gempa bumi pada bulan Mei 2006, hal ini berakibat pada penurunan pemerataan hasil pembangunan lihat Tabel 24. Tabel 24 Perkembangan Indeks Gini Kabupaten Bantul Tahun 2004-2008 NO TAHUN GINI RATIO ∆ 1 2004 0,2158 -1,73 2 2005 0,2261 4,77 3 2006 0,2569 13,62 4 2007 0,2474 -3,70 5 2008 0,2538 2,51 Sumber: Bappeda Kabupaten Bantul tahun 2009 Pemerintah Kabupaten Bantul Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Akhir TA 2009 Kabupaten Bantul I-27 4 Investasi Investasi memiliki peranan yang sangat penting dalam proses pembangunan karena menentukan dinamika pembangunan yang secara langsung maupun tidak langsung dapat meningkatkan kesejahteraan rakyat. Jika proses investasi berlangsung baik maka perekonomian akan tumbuh dengan baik selama proses investasi tersebut menghasilkan output yang efisien. Perkembangan investasi swasta yang masuk ke Kabupaten Bantul selama lima tahun 2003-2007 dapat dilihat pada Tabel 25 di bawah ini. Tabel 25 Perkembangan Investasi Swasta di Kabupaten Bantul No Tahun Jumlah Rp juta 1 2003 264.718 2 2004 277.495 3 2005 337.149 4 2006 340.124 5 2007 473.000 Sumber: Laporan Perkembangan Perekonomian DIY tahun 2007 oleh Bank Indonesia Yogyakarta Secara swadaya masyarakat telah ikut serta dalam membangun daerahnya masing-masing yang secara langsung maupun tidak langsung berpengaruh terhadap perkembangan perekonomian daerah melalui investasi masyarakat. Secara garis besar investasi masyarakat ditanamkan dalam kegiatan pembangunan infrastruktur seperti jalan, saluran irigasi, sarana perdagangan lihat Tabel 26. Tabel 26 Perkembangan Investasi Masyarakat Kabupaten Bantul No Tahun Investasi masyarakat Rp juta 1 2004 45.105,7 2 2005 44.655,7 3 2006 39.259,1 4 2007 63.062,9 5 2008 76.635,3 Sumber: Bagian Administrasi Pembangunan Pemda Bantul 2008 Pemerintah Kabupaten Bantul Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Akhir TA 2009 Kabupaten Bantul I-28 Dengan melihat perkembangan ekonomi masyarakat yang terkait dengan kemampuan masyarakat dalam berinvestasi, maka diperkirakan laju pertumbuhan investasi masyarakat akan setara dengan laju pertumbuhan PDRB yaitu maksimal 10. Tingkat inflasi di Kabupaten Bantul mengacu pada tingkat inflasi berlaku di Yogyakarta di mana selama periode tahun 2004-2008 mengalami fluktuasi naik turun yaitu dari 6,95 pada tahun 2004, menjadi 14,98 pada tahun 2005, kemudian menurun menjadi 7,37 pada tahun 2006, selanjutnya menjadi 6,88 pada tahun 2007, dan pada tahun 2008 menjadi 10,26 masih lebih rendah dibanding laju inflasi nasional yang mencapai 11,06. Laju inflasi pada tahun 2008 tertinggi pada kelompok pengeluaran bahan makanan sebesar 14,58, sedangkan terendah pada kelompok pengeluaran transportasi, komunikasi, dan jasa keuangan sebesar 0,39. Perkembangan inflasi di Kabupaten Bantul dapat dilihat pada Tabel 27 di bawah ini. Tabel 27 Perkembangan Inflasi Kabupaten Bantul Tahun 2004-2008 NO TAHUN INFLASI IHK ∆ INFLASI IHK INFLASI IHK KAB. BANTUL KOTA YOGYA NASIONAL 1 2004 6,95 29,66 6,95 6,4 2 2005 14,98 115,54 14,98 17,11 3 2006 7,37 -50,80 10,41 6,60 4 2007 6,88 -6,65 7,73 6,59 5 2008 10,26 49,13 9,88 11,06 Sumber: BPS Kabupaten Bantul tahun 2009

4. Infrastruktur, Sarana, dan Prasarana Publik