Pemerintah Kabupaten Bantul
Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Akhir TA 2009 Kabupaten Bantul I-31
c. Limbah dan Sampah
Penanganan limbah cair dan sampah padat di Kabupaten Bantul dilakukan dengan berbagai upaya yang meliputi upaya pengolahan
treatment untuk kemudian dibuang ke lingkungan, dan sebagian ada yang dilakukan pengolahan kemudian dimanfaatkan kembali recycle, sebagian
lagi ada yang digunakan kembali reuse, sebagian lainya ada yang diolah kembali untuk menghasilkan produk yang bermanfaat diversifikasi.
Penanganan limbah cair untuk skala rumah tangga sebagian besar dilakukan di tempat on site, misalnya melalui bangunan septic tank baik
yang bersifat individu atau komunal. Penanganan limbah dengan sistem ini mencapai lebih dari 80 selebihnya menggunakan sistem terpusat off
site yaitu dengan menyalurkan ke Instalasi Pengolahan Air Limbah
IPAL terpusat di IPAL Sewon dan sebagian lagi masih ada yang menggunakan cara-cara tradisional seperti di sungai, selokan, dan
sejenisnya. Khusus pemanfaatan IPAL Sewon di wilayah Kabupaten Bantul
belum optimal karena kendala kemiringan tanah dan kurangnya sarana- prasarana seperti jaringan sekunder dan lateral. Kendala kemiringan tanah
merupakan kendala yang sulit diatasi karena wilayah Kabupaten Bantul sebagian besar berada di bagian selatan dari instalasi yang telah ada
dimana posisinya lebih rendah sehingga aliran secara gravitasi menuju IPAL Sewon tidak bisa dilakukan. Kendala kurangya sarana-prasarana
secara bertahap telah dilakukan upaya diantaranya dengan meminta bantuan ke Pemerintah Pusat ataupun Pemerintah Propinsi untuk
membangun jaringan sekunder dan lateral. Untuk memperluas cakupan
pelayanan, pada tahun 2009 telah dibangun jaringan lateral oleh Satker
Penyehatan Lingkungan Permukiman PLP DPUP-ESDM DIY
di Desa Panggugharjo dan Pendowoharjo Kecamatan Sewon
. Kegiatan tersebut
didukung oleh Pemerintah Kabupaten Bantul dengan membangun
sambungan rumah SR air limbah sebanyak 300 sambungan di Dusun Krapyak Desa Panggungharjo Kecamatan Sewon dan secara bertahap
akan terus ditingkatkan setiap tahunnya. Penyambungan SR air limbah ini
Pemerintah Kabupaten Bantul
Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Akhir TA 2009 Kabupaten Bantul I-32
bertujuan untuk mengurangi pembuangan limbah sistem setempat on site menjadi
sistem terpusat off site. Penanganan limbah industri dan limbah cair sejenis lainya
diupayakan dengan membangun instalasi pengolahan di sumberlokasi kegiatan. Pembangunan sarana tersebut menjadi tanggung jawab
pemrakarsa kegiatan, pemerintah bertugas membimbing, membina dan mengawasi hasil olahan effluent sehingga aman untuk dibuang ke
lingkungan. Dalam rangka upaya bimbingan tersebut pemerintah kabupaten telah membangun beberapa unit instalasi pengolahan air
limbah percontohan, pada tahun 2009 Pemerintah Kabupaten Bantul
membangun empat unit IPAL Komunal di Desa Segoroyoso Kecamatan Pleret dua unit, dan Desa Trimulyo Kecamatan Jetis sebanyak dua unit
. Untuk penanganan limbah padat sampah telah dilakukan
berbagai upaya antara lain dengan membuat pilot proyek pengolahan sampah menjadi sumber energi briket bio arang di wilayah Kecamatan
Bambanglipuro dan Sedayu
. Pengolahan sampah menjadi pupuk organik di wilayah Kecamatan Bantul di Pasar Bantul dan di Dusun Serut
Bantul. Kedepan akan dikembangkan di semua pasar di wilayah Kabupaten Bantul. Di samping itu dalam rangka untuk mencetak tenaga
terampil di bidang pengolahan sampah dan limbah untuk bisa mengolah sampahlimbah menjadi energi alternatif terbaharukan maka Pemerintah
Kabupaten Bantul
telah melakukan kerjasama
dengan SMK Muhammadiyah Bambanglipuro membuka jurusan Energi Terbarukan
yang dilengkapi dengan laboratorium dan bengkel kerja workshop yang dibangun secara swadaya. Jurusan ini pada tahun ajaran 20082009 telah
menerima siswa baru sebanyak 40 orang satu kelas. Disisi lain mengingat kecenderungan produksi sampah
terus meningkat dari tahun ke tahun maka selain upaya-upaya tersebut di atas,
penanganan sampah secara konvensional yaitu dengan membuang di TPA Piyungan masih tetap dilakukan. Produksi sampahtimbulan sampah di
Kabupaten Bantul mencapai 1.796,33 m
3
hari dengan asumsi bahwa
produksi sampah per orang per hari sebesar 2,3 liter. Cakupan pelayanan yang dilakukan oleh pemerintah Dinas PU baru mencapai
6,23 atau
Pemerintah Kabupaten Bantul
Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Akhir TA 2009 Kabupaten Bantul I-33
112 m
3
hari. Sebagian besar sampah yang tidak terlayani oleh Dinas PU
dilakukan pengelolaan oleh masyarakat, antara lain dimanfaatkan untuk pupuk tanaman. Khusus di wilayah aglomerasi perkotaan Kecamatan
Banguntapan, Kasihan, Sewon, Piyungan, dan Pleret, cakupan pelayanan sampah berdasarkan luas areal mencapai
21,19. Dari aspek lingkungan, yang perlu mendapatkan perhatian adalah
masalah bau dan pencemaran air. Masalah bau sudah dapat diatasi dengan cara penimbunan dengan tanah secara teratur, sedangkan pencegahan
pencemaran air telah dilakukan dengan pembangunan instalasi pengolahan lindilechate.
Sejauh ini penanganan sampah di TPA Piyungan sudah cukup baik, karena telah ada peningkatan teknologi dari
control landfill menjadi sanitary landfill.
Dalam rangka mengurangi pencemaran yang ditimbulkan oleh kegiatan penimbunan sampah di TPA Piyungan, Pemerintah Kabupaten
Bantul telah menandatangani nota kesepahaman MoU dengan Shimizu Jepang untuk menangkap gas metana CH4 yang timbul dari proses
pembusukan sampah, namun MoU tersebut berakhir pada tahun 2009
. Untuk melanjutkan kegiatan tersebut perlu dibuat MoU baru, namun
tidak dengan Sekber Kartamantul melainkan dengan Pemerintah Provinsi DIY ditangani oleh BKPMD Provinsi DIY.
Kegiatan ini sejalan dengan program internasional Clean Development Mechanism CDM. Kegiatan penangkapan gas metana
tersebut selanjutnya didaftarkan ke Perserikatan Bangsa-Bangsa PBB untuk mendapatkan sertifikasi dan selanjutnya dengan mekanisme
Protokol Tokyo, Pemerintah Kabupaten Bantul dan investor akan mendapatkan kompensasi dana. Pada tahun 2009 telah disusun Dokumen
Lingkungan UKLUPL dan telah mendapatkan persetujuan dari Bapedalda Propinsi DIY.
d. Jaringan Telepon