Jaringan Telepon Jaringan Listrik Irigasi

Pemerintah Kabupaten Bantul Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Akhir TA 2009 Kabupaten Bantul I-33 112 m 3 hari. Sebagian besar sampah yang tidak terlayani oleh Dinas PU dilakukan pengelolaan oleh masyarakat, antara lain dimanfaatkan untuk pupuk tanaman. Khusus di wilayah aglomerasi perkotaan Kecamatan Banguntapan, Kasihan, Sewon, Piyungan, dan Pleret, cakupan pelayanan sampah berdasarkan luas areal mencapai 21,19. Dari aspek lingkungan, yang perlu mendapatkan perhatian adalah masalah bau dan pencemaran air. Masalah bau sudah dapat diatasi dengan cara penimbunan dengan tanah secara teratur, sedangkan pencegahan pencemaran air telah dilakukan dengan pembangunan instalasi pengolahan lindilechate. Sejauh ini penanganan sampah di TPA Piyungan sudah cukup baik, karena telah ada peningkatan teknologi dari control landfill menjadi sanitary landfill. Dalam rangka mengurangi pencemaran yang ditimbulkan oleh kegiatan penimbunan sampah di TPA Piyungan, Pemerintah Kabupaten Bantul telah menandatangani nota kesepahaman MoU dengan Shimizu Jepang untuk menangkap gas metana CH4 yang timbul dari proses pembusukan sampah, namun MoU tersebut berakhir pada tahun 2009 . Untuk melanjutkan kegiatan tersebut perlu dibuat MoU baru, namun tidak dengan Sekber Kartamantul melainkan dengan Pemerintah Provinsi DIY ditangani oleh BKPMD Provinsi DIY. Kegiatan ini sejalan dengan program internasional Clean Development Mechanism CDM. Kegiatan penangkapan gas metana tersebut selanjutnya didaftarkan ke Perserikatan Bangsa-Bangsa PBB untuk mendapatkan sertifikasi dan selanjutnya dengan mekanisme Protokol Tokyo, Pemerintah Kabupaten Bantul dan investor akan mendapatkan kompensasi dana. Pada tahun 2009 telah disusun Dokumen Lingkungan UKLUPL dan telah mendapatkan persetujuan dari Bapedalda Propinsi DIY.

d. Jaringan Telepon

Pelayanan komunikasi di Kabupaten Bantul sudah cukup memadai, hal itu terutama adanya beberapa operator seluler yang beroperasi di Kabupaten Bantul yang hampir menjangkau seluruh wilayah Pemerintah Kabupaten Bantul Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Akhir TA 2009 Kabupaten Bantul I-34 Bantul . Namun apabila ditinjau dari sambungan telepon tetap rumah telepon kabel masih sangat kecil, hal ini disebabkan kapasitas sentral yang adayang tersedia sangat terbatas. Hingga saat ini sudah terpasang 3.868 SST.

e. Jaringan Listrik

Cakupan pelayanan listrik di Kabupaten Bantul jika ditinjau dari jumlah desa dan dusun yang terlayani sudah mencapai 100, namun jika ditinjau dari jumlah KK yang terlayani belum mencapai 100, hal itu dikarenakan adanya beberapa faktor antara lain pembangunan rumah baru beberapa kendala antara lain faktor ekonomi yang masih merasa berat berlangganan listrik 900 kva, serta adanya beberapa lokasi yang terpencil sehingga belum terjangkau. Berkait dengan hal tersebut Pemerintah Kabupaten telah berupaya untuk membantu memfasilitasi jaringantiang listrik, selanjutnya untuk sambungan rumah diserahkan kepada kepala keluarga yang memerlukan. Jumlah pelanggan listrik seluruh Kabupaten Bantul tidak kurang dari 104.521 rumah , dengan total daya tersambung lebih dari 74.349.976 VA .

f. Irigasi

Prasarana dan sarana irigasi merupakan salah satu unsur penting pendukung keberhasilan pembangunan di bidang pertanian. Di Kabupaten Bantul sampai dengan bulan Desember 2009 terdapat 195 daerah irigasi DI dengan luas oncoran sebesar 16,317.31 ha yang terdiri dari jaringan teknis 9 daerah irigasi dengan oncoran lahan 4.979 Ha, jaringan irigasi semi teknuis 113 daerah irigasi dengan luas oncoran lahan 9.324 Ha dan jaringan irigasi sederhana 71 daerah irigasi dengan oncoran lahan 2.024 Ha. Lahan tersebut termasuk lahan yang sulit air karena jauh dari sumber air. Minimnya ketersediaan debit air maupun adanya kerusakan jaringan yang masih belum tertangani pada tahun 2009 seluas 300.33 Ha mengalami penurunan dari jumlah 381.83 Ha pada tahun 2004 , lahan non irigasi tadah hujan murni pada tahun 2009 seluas 1.269 Ha mengalami penurunan dari jumlah 1.336,99 Ha pada tahun 2004. Pemerintah Kabupaten Bantul Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Akhir TA 2009 Kabupaten Bantul I-35 Ketersediaan air irigasi yang relative kurang adalah konsekuensi logis dari posisi Kabupaten Bantul yang ada paling hilir di banding Kabupaten Sleman dan Kota Yogyakarta. Air sudah banyak dimanfaatkan di bagian hulu, sedangkan apabila terjadi banjir maka menjadi daerah yang paling merasakan akibatnya. Bila dibandingkan dengan tahun 2008 luas lahan beririgasi meningkat 7,84 dari 14.430,97 ha pada tahun 2008 menjadi 15.562,66 Ha pada tahun 2009. hal ini disebabkan adanya pembangunan jaringan irigasi di Kabupaten Bantul. Luas sawah beririgasi dan sawah tadah hujan yang terdata sampai akhir tahun 2009 adalah sebesar 16.317,31 Ha yang terdiri dari sawah beririgasi teknis seluas 4.979 Ha, sawah semi teknis seluas 9.324 Ha, sawah beririgasi sederhana seluas 2.024 Ha, dan sawah tadah hujan seluas 1.718,82 Ha. Bila dibandingkan dengan luas sawah pada tahun 2005 maka telah mengalami penyusutan sebesar 1.458,02 Ha atau 4,14 selama tiga tahun. Penyusutan ini disebabkan adanya alih fungsi pemanfaatan lahan dari pertanian menjadi non-pertanian, seperti permukimam, tempat usaha, dan jasa.

g. Permukiman