Pemerintah Kabupaten Bantul
Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Akhir TA 2009 Kabupaten Bantul I-44
Dalam aspek Restrukturisasi
, terjadi perubahan yang sangat fundamental dalam proses penyelenggaraan Pemerintahan Daerah
berdasarkan Undang-undang No. 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah dan Undang-undang No. 25 tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan
Pembangunan Nasional. Perubahan mendasar dari undang-undang tersebut adalah bahwa urusan kabupatenkota menjadi semakin luas karena
Pemerintah Pusat menyerahkan seluruh urusan bidang pemerintahan kepada kabupatenkota, kecuali urusan politik luar negeri, pertahanan dan
keamanan, peradilan, agama, serta bidang moneter dan fiskal. Dalam rangka Restrukturisasi, Pemerintah Kabupaten Bantul akan melakukan berbagai
upaya untuk melaksanakan urusan-urusan tersebut, antara lain dengan menetapkan berbagai Peraturan Daerah bersama-sama dengan DPRD
Kabupaten Bantul. Sedangkan aspek
Revitalisasi sangat diperlukan dalam melaksanakan
pemerintahan, pembangunan, dan pemberdayaan masyarakat dengan tujuan memacu percepatan pembangunan daerah yang diharapkan mampu
mendorong dan mewujudkan percepatan kesejahteraan masyarakat. Sementara aspek
Renewal
sangat diperlukan dalam pembangunan daerah agar mampu menjawab tuntutan dan tantangan pembangunan yang
selalu berkembang dalam era globalisasi. Selain berbagai hal di atas, filosifi yang mendasari kemitraan antar
stakeholders Kabupaten Bantul adalah apa yang disebut 4-K-1-O, yaitu k
esatuan visi, keterpaduan misi, keseragaman motivasi, kompak dalam mekanisme, dan optimalisasi tugas serta kejuangan.
4. Analisis Skala Prioritas
Pembangunan adalah menjaga keseimbangan sebuah segitiga yang bersudut pertumbuhan ekonomi, kelestarian alam dan keadilan sosial.
Membangun berarti mengelola tiga macam kepentingan tersebut yang selalu tarik menarik dan tolak menolak dalam perebutan prioritasnya masing-
masing. Di tengah segitiga, yang diharapkan sebagai titik berat yang menyeimbangkan semua, adalah pencapaian ideal yang disebut
pembangunan yang berkelanjutan yang berarti sebagai suatu pembangunan
Pemerintah Kabupaten Bantul
Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Akhir TA 2009 Kabupaten Bantul I-45
yang sekaligus menjaga kesejahteraan, kelestarian, dan keadilan. Konflik tiga titik tersebut dalam gerak pembangunan diakui sebagai sesuatu yang abadi
dan berlaku global, tidak mengenal waktu dan tempat. Karena itu tidak untuk dihindari atau ditutupi tapi harus dibuka guna mendorong prakarsa
kreatif dan kolektif menuju pembangunan yang berkelanjutan dan berkeadilan.
Berkaitan dengan hal tersebut dan dikaitkan dengan visi pembangunan daerah yang mengedepankan kesejahteraan, bukan berarti
aspek berkelanjutan dan berkeadilan menjadi ditinggalkan. Persoalan penentuan prioritas focus pembangunan memang dibutuhkan mengingat
keterbatasan sumberdaya yang dimiliki Kabupaten Bantul. Sedangkan titik berat penanganan kesejahteraan terletak pada permasalahan kemiskinan.
Secara umum, kemiskinan didefinisikan sebagai ketidakmampuan untuk memenuhi standar hidup minimum. Kemiskinan merupakan masalah
utama pembangunan yang sangat kompleks dan bersifat multidimensional. Permasalahan kemiskinan merupakan problem pembangunan yang sangat
rumit karena saling keterkaitannya dengan berbagai faktor lain yang sangat mempengaruhinya
seperti ketenagakerjaan,
pendidikan, kesehatan,
akseskepemilikan sumberdaya, penghasilan, dan lain sebagainya, yang satu sama lain saling mempengaruhi sehingga membentuk apa yang sering dikenal
sebagai “Lingkaran Setan Kemikinan” Vicious Circle of Poverty. Persoalan
kemiskinan bukan hanya berdimensi ekonomi tetapi juga sosial, budaya, politik, bahkan ideologi. Kemiskinan bersentuhan pula dengan berbagai
aspek kehidupan lainnya seperti pemerintahan, hukum dan hak asasi manusia, lingkungan, hankam, serta agama.
Proses dan
pencapaian tujuan
pembangunan, khususnya
pembangunan ekonomi, akan menjadi tidak bermakna apabila berbagai upaya pembangunan tersebut tidak mampu menanggulangi permasalahan
kemiskinan. Salah satu pendukung argumen ini adalah Dudley Seers 1973 dan Michael P. Todaro 2001 yang menempatkan tiga pertanyaan yang
sekaligus merupakan tujuan utama pembangunan, sebagai berikut: “What has been happening to poverty? What has been happening to unemployment?
What has been happening to unequality? If all three of these have declined from high levels
Pemerintah Kabupaten Bantul
Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Akhir TA 2009 Kabupaten Bantul I-46
then beyond doubts this has been a period of development for the country region concerned. If one or two of these central problems have been growing worse, especially if all
three have it would be strange to call the result of ‘development’, even if per capita income
doubled ”.
Sifat kemiskinan yang multidimensional telah membawa akibat yang beragam dalam kehidupan nyata, antara lain: i secara sosial ekonomi dapat
menjadi beban masyarakat, ii rendahnya kualitas dan produktifitas masyarakat, iii rendahnya partisipasi masyarakat, iv menurunnya
ketertiban umum dan ketentraman masyarakat, v menurunnya kepercayaan masyarakat terhadap birokrasi dalam memberikan pelayanan kepada
masyarakat, dan vi terhambatnya perwujudan prinsip-prinsip Good Governance
, vii kemungkinan merosotnya mutu generasi yang akan datang. Semua indikasi tersebut merupakan kondisi yang saling terkait dan saling
mempengaruhi satu sama lain. Sehingga dalam arti yang lebih luas, sebab dan akibat dari kemiskinan adalah kemiskinan itu sendiri. Suatu masyarakat itu
miskin karena mereka miskin. Dengan demikian, untuk menanggulangi kemiskinan adalah dengan memerangi kemiskinan itu sendiri, dengan
menempatkan skala prioritas pada berbagai faktor yang paling erat keterkaitannya.
Berdasarkan hasil analisis dalam kegiatan penyusunan rencana
strategis penanggulangan kemiskinan di Kabupaten Bantul, terdapat tujuh isu strategis
yang semestinya disentuh dalam pembangunan yang akan datang. Isu-isu strategis tersebut antara lain mengenai koordinasi antar
instansi dan sinergi kelembagaan, partisipasi masyarakat, pemenuhan kebutuhan dasar, penyediaan sarana dan prasarana dasar, diversifikasi
ekonomi, pengembangan sosial budaya dan isu mengenai lingkungan hidup dan konservasi.
Oleh karena itu di dalam RPJMD, Pemerintah Kabupaten Bantul menempatkan Program Penanggulangan Kemiskinan sebagai prioritas
pertama kemudian diikuti oleh berbagai program lainnya yang memiliki keterkaitan paling dekaterat dengan pengentasan kemiskinan, yaitu
ketenagakerjaan, pendidikan, kesehatan, pertanian, industri-perdagangan- pariwisata, infrastruktur dan peningkatan kapasitas pemerintah daerah.
Pemerintah Kabupaten Bantul