Pemerintah Kabupaten Bantul
Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Akhir TA 2009 Kabupaten Bantul I-4
Tabel 1 Penggunaan lahan di Kabupaten Bantul per kecamatan tahun 2009 Ha
No Kecamatan
Pekarangan Sawah
Tegal Kebun
Htn Rakyat
Htn Negara
Rawa Tambak Kolam Lain-lain
Jumlah 1
Srandakan 137.25
422.67 86.32
5.33 -
- 15.00
3.00 2,655.09
3,324.67 2
Sanden 175.28
994.63 172.64
4.34 -
8.00 -
2.00 1,001.26
2,358.16 3
Kretek 238.20
897.79 241.69
11.12 -
- -
5.00 936.51
2,330.32 4
Pundong 154.74
871.57 144.28
26.67 -
- -
2.00 1,100.89
2,300.14 5
Bb.Lipuro 161.40
1,174.19 51.79
- -
- -
2.00 1,056.06
2,445.44 6
Pandak 219.00
932.09 55.49
- -
- -
5.00 1,514.35
2,725.93 7
Bantul 161.97
1,140.90 3.70
- -
- -
3.00 1,026.17
2,335.74 8
Jetis 169.95
1,184.28 118.38
1.07 -
- -
12.00 1,280.22
2,765.90 9
Imogiri 268.81
1,114.68 2,289.92
21.71 20.00
- -
8.00 3,785.88
7,508.99 10
Dlingo 273.37
516.48 1,320.68
102.02 1,053
- -
1.00 861.78
4,128.34 11
Pleret 102.09
866.52 348.98
28.57 25.00
- -
4.00 1,066.02
2,441.18 12
Piyungan 157.41
1,383.01 712.75
24.15 -
- -
8.00 757.18
3,042.49 13
Bg.Tapan 245.04
1,399.15 38.23
- -
- -
7.00 667.51
2,356.93 14
Sewon 236.87
1,311.38 -
- -
- -
4.00 826.91
2,379.17 15
Kasihan 404.92
644.60 239.23
- -
- -
5.00 1,344.98
2,638.73 16
Pajangan 272.99
263.29 734.95
44.95 -
- -
1.00 2,196.80
3,513.97 17
Sedayu 390.85
968.41 78.92
17.07 -
- -
6.00 627.66
2,088.90 Jumlah
3,770.13 16,085.64
6,637.94 287.00
1,098.00 8.00
15.00 78.00
22,705.29 50,685.00
Sumber: Kantor Pertanahan Kabupaten Bantul tahun 2008
Tabel 2 Klasifikasi penggunaan lahan di Kabupaten Bantul tahun 2009
No. Klasifikasi
Luas Ha 1. KampungPemukimanPekarangan
3.770,13 2. Kebun Campur
16.603,08 3. Sawah
16.085,64 4. Tegalan
6.637,94 5. Tanah tandus
573,00 6. Hutan
1.385,00 7. Lain-lain
25.630,21 J u m l a h
50.685,00 Sumber: Kantor BPN Kabupaten Bantul tahun 2008
2. Gambaran Umum Demografis
Kepadatan penduduk dapat dilihat dari beberapa sudut pandang, antara laian kepadatan penduduk geografis, kepadatan penduduk agraris,
kepadatan penduduk daerah terbangun, kepadatan penduduk kelompok umur, dan sebagainya. Kepadatan penduduk geografis menunjukkan jumlah
penduduk pada suatu daerah setiap kilometer persegi. Kepadatan penduduk geografis menunjukkan penyebaran penduduk dan tingkat kepadatan
Pemerintah Kabupaten Bantul
Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Akhir TA 2009 Kabupaten Bantul I-5
penduduk di suatu daerah. Kepadatan Penduduk Geografis di Kabupaten Bantul tahun 2009 secara rinci dapat dilihat pada Tabel 3.
Berdasarkan Tabel 3 terlihat bahwa penyebaran penduduk tidak merata. Daerah yang mempunyai kepadatan penduduk geografis tinggi terletak
di Kecamatan Sewon, Banguntapan, dan Bantul, sedangkan kepadatan penduduk geografis rendah terletak di Kecamatan Dlingo, Pajangan, dan
Imogiri. Daerah yang mempunyai kepadatan penduduk tinggi berarti mempunyai kuantitas Sumber Daya Manusia yang tinggi, akan tetapi apabila
tidak diikuti dengan pertambahan lapangan kerja maka akan terjadi peningkatan jumlah pengangguran.
Tabel 3 Kepadatan Penduduk Geografis per Kecamatan
di Kabupaten Bantul tahun 2009
No Kecamatan
Luas km2 Jumlah Penduduk
Kepadatankm2 1.
Srandakan 18.32
34,001 1,856
2. Sanden
23.16 37,580
1,623 3.
Kretek 27.77
34,684 1,249
4. Pundong
23.68 35,612
1,504 5.
Bb.Lipuro 22.70
48,058 2,117
6. Pandak
24.30 54,836
2,257 7.
Bantul 21.95
66,512 3,030
8. Jetis
24.47 55,883
2,284 9.
Imogiri 54.49
63,977 1,174
10. Dlingo
55.87 41,674
746 11.
Pleret 22.97
37,480 1,632
12. Piyungan
32.54 42,580
1,309 13.
Banguntapan 28.48
96,528 3,389
14. Sewon
27.16 86,779
3,195 15.
Kasihan 32.38
89,025 2,749
16. Pajangan
33.25 34,597
1,041 17.
Sedayu 33.36
50,006 1,499
Jumlah 506.85
909,812 1,795
Sumber: BPS Kabupaten Bantul tahun 2009
Kepadatan penduduk agraris adalah angka yang menunjukkan perbandingan jumlah penduduk pada suatu daerah dengan luas lahan
pertanian yang tersedia. Kepadatan penduduk agraris di Kabupaten Bantul tahun 2009 secara rinci dapat dilihat pada Tabel 4.
Pemerintah Kabupaten Bantul
Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Akhir TA 2009 Kabupaten Bantul I-6
Berdasarkan data yang ada diketahui bahwa setiap tahun terjadi penyusutan lahan pertanian yang berdampak pada berkurangnya jumlah
produksi pertanian. Dengan melihat kecenderungan bahwa setiap tahun terjadi pengurangan lahan pertanian, maka perlu ada upaya-upaya kongkrit
agar pemenuhan kebutuhan dari produk pertanian tetap terjaga serta adanya langkah-langkah pengamanan lahan pertanian untuk menekan laju
penyusutannya.
Tabel 4 Kepadatan penduduk agraris per kecamatan tahun 2009
Kepadatan penduduk daerah terbangun adalah perbandingan antara jumlah penduduk dengan luas daerah terbangun dalam suatu wilayah tertentu.
Kondisi demikian menggambarkan bahwa apabila suatu wilayah tertentu mempunyai kepadatan daerah terbangun tinggi akan menunjukkan padatnya
pemukiman di wilayah tersebut. Daerah terbangun dalam hal ini dapat merupakan perkampungan atau pemukiman, termasuk lapangan, kuburan dan
sekolahan yang dapat muncul bersamaan maupun sebagian dalam suatu
Pemerintah Kabupaten Bantul
Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Akhir TA 2009 Kabupaten Bantul I-7
tempat. Lebih lanjut secara lebih rinci kepadatan penduduk daerah terbangun dapat dilihat pada Tabel 5.
Berdasarkan tabel tersebut maka apabila kepadatan penduduk daerah terbangun tinggi berarti persediaan lahan untuk pembangunan relatif sempit.
Daerah yang mempunyai persediaan lahan relatif sempit untuk pembangunan di antaranya adalah Kecamatan Bantul, Banguntapan, Kasihan, dan Sewon.
Tabel 5 Kepadatan penduduk daerah terbangun Kabupaten Bantul tahun 2009
No Kecamatan
Luas daerah terbangun
Ha Jumlah
Penduduk Kepadatan
jiwaHa
1 Srandakan
1,463 34,001
23.24 2
Sanden 2,244
37,580 16.75
3 Kretek
1,890 34,684
18.35 4
Pundong 1,918
35,612 18.57
5 Bb.Lipuro
1,800 48,058
26.70 6
Pandak 1,993
54,836 27.51
7 Bantul
1,039 66,512
64.02 8
Jetis 2,242
55,883 24.93
9 Imogiri
2,287 63,977
27.97 10
Dlingo 1,062
41,674 39.24
11 Pleret
2,284 37,480
16.41 12
Piyungan 1,122
42,580 37.95
13 Banguntapan
1,818 96,528
53.10 14
Sewon 1,913
86,779 45.36
15 Kasihan
1,485 89,025
59.95 16
Pajangan 2,311
34,597 14.97
17 Sedayu
1,214 50,006
41.19 Jumlah
30,085 909,812
30.24
Sumber: BPS dan BPN Kabupaten Bantul tahun 2009
Kepadatan penduduk kelompok umur adalah jumlah penduduk berdasarkan kelompok umur pada suatu daerah setiap kilometer persegi.
Kepadatan penduduk kelompok umur menunjukkan penyebaran penduduk berdasarkan kelompok umur dan tingkat kepadatannya di suatu daerah.
Kepadatan penduduk kelompok umur di Kabupaten Bantul secara rinci dapat dilihat pada Tabel 6.
Pemerintah Kabupaten Bantul
Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Akhir TA 2009 Kabupaten Bantul I-8
Tabel 6 Jumlah penduduk berdasarkan golongan umur tahun 2009
Kecamatan Kelompok Umur
Jumlah 0-9
10-14 20-24
40+ 1
Srandakan 4,989
5,266 11,593
12,153 34,001
2 Sanden
5,514 5,820
12,812 13,435
37,580 3
Kretek 5,086
5,371 11,821
12,406 34,684
4 Pundong
5,224 5,515
12,140 12,733
35,612 5
Bambanglipuro 7,049
7,442 16,381
17,187 48,058
6 Pandak
8,050 8,493
18,702 19,590
54,836 7
Bantul 9,760
10,301 22,677
23,774 66,512
8 Jetis
8,198 8,654
19,051 19,980
55,883 9
Imogiri 9,388
9,908 21,814
22,866 63,977
10 Dlingo
6,114 6,454
14,207 14,899
41,674 11
Pleret 5,494
5,803 12,770
13,413 37,480
12 Piyungan
6,249 6,595
14,520 15,215
42,580 13
Banguntapan 14,167
14,950 32,917
34,494 96,528
14 Sewon
12,750 13,444
29,616 30,969
86,779 15
Kasihan 13,049
13,783 30,330
31,862 89,025
16 Pajangan
5,077 5,358
11,797 12,366
34,597 17
Sedayu 7,337
7,744 17,049
17,876 50,006
Jumlah 133,496
140,899 310,196
325,220 909,812
Sumber: BPS dan Tata Pemerintahan tahun 2009
Jumlah penduduk Kabupaten Bantul berdasarkan jenis kelamin dapat dilihat pada Tabel 7. Dari tabel tersebut terlihat bahwa jumlah penduduk
perempuan lebih banyak dibandingkan penduduk laki-laki di semua kecamatan.
Tabel 7 Jumlah penduduk berdasarkan jenis kelamin Kab. Bantul
per kecamatan tahun 2009
Kecamatan Laki-laki
Perempuan Jumlah
1 Srandakan
16,677 17,324
34,001 2
Sanden 18,344
19,236 37,580
3 Kretek
16,741 17,943
34,684 4
Pundong 17,340
18,272 35,612
5 Bambanglipuro
23,292 24,766
48,058 6
Pandak 27,169
27,667 54,836
7 Bantul
32,582 33,930
66,512 8
Jetis 27,228
28,655 55,883
9 Imogiri
31,398 32,579
63,977 10
Dlingo 20,325
21,349 41,674
11 Pleret
17,894 19,586
37,480 12
Piyungan 20,991
21,589 42,580
13 Banguntapan
47,556 48,972
96,528 14
Sewon 43,969
42,810 86,779
15 Kasihan
42,425 46,600
89,025 16
Pajangan 16,982
17,615 34,597
17 Sedayu
24,447 25,558
50,006 Jumlah
445,359 464,453
909,812
Sumber: BPS Kab. Bantul tahun 2009
Pemerintah Kabupaten Bantul
Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Akhir TA 2009 Kabupaten Bantul I-9
Jumlah penduduk Kabupaten Bantul berdasarkan mata pencahariannya dapat dilihat pada Tabel 8. Dari tabel tersebut terlihat bahwa lapangan
pekerjaan utama yang menempati posisi teratas adalah pertanian, disusul perdagangan, industri, dan jasa.
Tabel 8 Persentase penduduk usia 10 tahun ke atas yang bekerja
menurut lapangan pekerjaan utama dan jenis kelamin di Kabupaten Bantul tahun 2009
No. Lapangan Pekerjaan Utama
Persentase 1
Pertanian 25,56
2 Pertambangan dan penggalian
1,98 3
Industri 18,95
4 Listrik, gas, dan air
0,07 5
Konstruksi 8,88
6 Perdagangan
21,16 7
Komunikasitransportasi 4,64
8 Keuangan
1,61 9
Jasa 16,89
10 Lainnya
0,27 Jumlah
100,00 Sumber: BPS Kab. Bantul tahun 2009
Jumlah penduduk
Kabupaten Bantul
berdasarkan tingkat
pendidikannya dapat dilihat pada Tabel 9 di bawah ini. Berdasarkan tabel tersebut terlihat bahwa masih banyak penduduk Bantul berpendidikan SD ke
bawah.
Tabel 9 Persentase penduduk usia 10 tahun ke atas berdasarkan
ijazah tertinggi di Kabupaten Bantul tahun 2009
No. Ijazah Tertinggi
Persentase yang Dimiliki
1 Tidak punya
25,09 2
SDMI 23,59
3 SMPMTs
17,45 4
SMUMA 16,15
5 SMK
7,91 6
D1D2 0,94
7 D3Akademi
2,92 8
D4S1 5,70
9 S2S3
0,24 Jumlah
100
Sumber: Susenas 2007 dan Supas 2005
Pemerintah Kabupaten Bantul
Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Akhir TA 2009 Kabupaten Bantul I-10
Selama kurun waktu tahun 2003 sampai dengan tahun 2008 perkembangan keluarga miskin cukup fluktuatif. Hal tersebut disebabkan
adanya faktor krisis ekonomi yang cukup berpengaruh terhadap tingkat kesejahteraan masyarakat, walaupun di Kabupaten Bantul keluargapenduduk
miskin masih relatif cukup tinggi, dari tahun ke tahun mengalami penurunan yang cukup berarti.
Berdasarkan tingkat kemiskinan tahun-tahun sebelumnya serta dengan memperhitungkan tingkat inflasi dan perkiraan pendapatan riil penduduk,
diperoleh garis batas kemiskinan secara ekonomi sebesar Rp166.697,- tahun 2008. Dengan garis batas ini, jumlah penduduk miskin Kabupaten Bantul
pada tahun 2008 adalah sebanyak 230.156 jiwa atau sebanyak 57.539 KK. Tabel 10 memperlihatkan jumlah penduduk miskin Kabupaten Bantul
tahun 2007-2008 yang bersumber dari BPS dihitung berdasarkan Rumah Tangga Miskin dan BKKPPKB dihitung berdasarkan jumlah Kepala
Keluarga. Tabel 10
Jumlah keluarga miskin Kab. Bantul tahun 2008-2009
No. Kecamatan
Data BPS Data BKK
Σ RTM 2008
Σ RTM 2009
Σ KKM 2008
Σ KKM 2009
1 Kretek
1.416 1.842
2 Sanden
2.211 1.454
3 Srandakan
1.765 2.025
4 Pandak
3.260 3.376
5 Bambanglipuro
2.352 2.685
6 Pundong
2.069 2.834
7 Imogiri
3.443 4.734
8 Dlingo
2.433 3.411
9 Jetis
2.654 3.654
10 Bantul
2.912 3.747
11 Pajangan
1.791 2.183
12 Sedayu
2.705 2.984
13 Kasihan
4.292 4.845
14 Sewon
3.837 6.061
15 Piyungan
2.933 3.593
16 Pleret
2.860 2.838
17 Banguntapan
3.725 5.273
Jumlah 46.658
57.539 Sumber: BPS dan Badan Kesejahteraan Keluarga Kabupaten Bantul tahun 2008
Aspek ketenagakerjaan merupakan salah satu potensi pembangunan yang sangat menentukan kerberhasilan proses pembangunan itu sendiri.
Pemerintah Kabupaten Bantul
Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Akhir TA 2009 Kabupaten Bantul I-11
Permasalahan yang ditimbulkan dalam aspek ketenagakerjaan adalah apabila ternyata SDM di usia produktif banyak yang menjadi pengangguran. Hal ini
tentunya mengakibatkan terbentuknya permasalahan sosial yang memerlukan perhatian tersendiri. Sementara untuk menangani masalah pengangguran yang
muncul akibat krisis yang mengenai semua lini kehidupan, dibutuhkan suatu pendekatan multidimensional pada semua sektor. Data terakhir mengenai
jumlah tenaga kerja dan penganggur dapat dilihat pada Tabel 11, sementara data pencari kerja dapat dilihat pada Tabel 12.
Tabel 11 Ketenagakerjaan tahun 2008-2009
No. Kecamatan
Tahun Angkatan Kerja 2008
Angkatan Kerja 2009 Bekerja
Penganggur Bekerja
Penganggur 1
Srandakan 16.404
1.147 2
Sanden 16.748
1.864 3
Kretek 17.727
2.018 4
Pundong 14.244
1.422 5
Bambanglipuro 24.646
1.826 6
Pandak 27.280
2.295 7
Bantul 30.896
2.816 8
Jetis 27.429
1.957 9
Imogiri 33.476
2.080 10
Dlingo 21.374
1.590 11
Pleret 17.026
2.398 12
Piyungan 17.135
1.522 13
Banguntapan 44.802
3.707 14
Sewon 51.179
1.262 15
Kasihan 37.163
2.639 16
Pajangan 20.349
1.394 17
Sedayu 18.102
3.429 J u m l a h
435.980 35.366
Sumber: Disnakertrans Kabupaten Bantul tahun 2008
Tabel 12 Pencari kerja di Kabupaten Bantul tahun 2007-2009
No. PENDIDIKAN
2007 2008
2009 1
SD 70
46 2
SMP 420
366 3
SLTA Umum 2.205
3.184 4
SLTA Kejuruan 2.291
2.903 5
D.I, D.II 268
404 6
D.III, Sarjana Muda 810
1.960 7
Diploma IV -
- 8
S1 2.916
5.856 9
S2S3 61
67 J u m l a h
9.041 14.786
Sumber: Disnakertrans Kab. Bantul tahun 2008
Pemerintah Kabupaten Bantul
Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Akhir TA 2009 Kabupaten Bantul I-12
Satu aspek yang penting dalam demografi adalah pendidikan. Berkat penekanan yang telah dicanangkan pada aspek pendidikan melalui program
dan kegiatan sejak tahun 2001, diperolah hasil-hasil yang menggembirakan. Tiga tahun terakhir secara bertutur-turut anak-anak Bantul mencapai prestasi
yang sangat menggembirakan baik di tingkat propinsi maupun nasional, bahkan internasional. Ini semua berkat kerja keras dari semua pihak dan juga
dukungan anggaran yang dari tahun ke tahun diupayakan terus ditingkatkan. Sebagai gambaran tentang dunia pendidikan di Kabupaten Bantul,
berikut ini dikemukakan sekilas informasi: Untuk jenjang taman kanak-kanak, terdapat 518 unit TK dengan jumlah
guru sebanyak 1.931
orang dan siswa sebanyak 22.402
anak. Dari jumlah sekolah tersebut, terdiri dari 1 TK negeri, 517 TK swasta, yang di
dalamnya terdapat tiga TK pembina kecamatan. Sementara dari jumlah guru yang ada, berdasarkan statusnya sebanyak
556 orang berstatus PNS
dan 1.393
orang berstatus non PNS. Jumlah guru TK yang telah lulus sertifikasi sampai dengan tahun 2009 tercatat sebanyak
222 orang.
Untuk jenjang sekolah dasar, terdapat 373
unit SDMI dengan jumlah guru sebanyak
5.553 orang dan siswa sebanyak
72.704 anak. Dari jumlah
sekolah tersebut, sebanyak 276 unit merupakan SDMI negeri dan 97 unit SDMI swasta. Dari jumlah SD negeri terdapat satu SD yang menjadi SD
Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional RSBI yaitu SD Bantul Manunggal dan tujuh SD menjadi Sekolah Standar Nasional SSN. Sejak
tahun 2007 Pemda Kabupaten Bantul menetapkan sebanyak 18 SD mempunyai keunggulan kearifan lokal, dan sampai dengan tahun 2008
sebanyak 54 SD. Dalam kaitannya dengan ujian nasional, siswa SDMI yang mengikuti sebanyak 11.476 anak dengan persentase kelulusan sebesar
98,02 227 anak memperoleh nilai kurang dari 5 atau 1,98. Untuk jenjang SMPMTs, terdapat 106 unit SMPMTs yang terbagi
menjadi 53 unit SMPMTs negeri dan 53 unit SMPMTs swasta dengan siswa sebanyak 33.874 anak. Terdapat dua SMP yang menjadi Rintisan
Sekolah Berstandar Internasional RSBI yaitu SMP 1 Bantul dan SMP 1 Piyungan, enam SMP melaksanakan program belajar bilingual, 22 SMP
menjadi Sekolah Standar Nasional SSN, dan 8 SMP Calon SSN. Guru
Pemerintah Kabupaten Bantul
Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Akhir TA 2009 Kabupaten Bantul I-13
yang mengajar di tingkat SMPMTs sebanyak 3.223 orang yang terdiri atas 2.634 guru SMP dan 589 guru MTs. Dalam kaitannya dengan ujian
nasional, siswa SMPMTs yang mengikuti sebanyak 10.957 anak dengan persentase kelulusan sebesar 91,39 943 anak tidak lulus atau 8,61.
Untuk anak-anak SMPMTs, Kabupaten Bantul menduduki peringkat kedua
di Provinsi DIY. Untuk jenjang SLTA, terdapat 35 unit SMA, delapan MA, dan 36 SMK
dengan rincian SMAMA negeri sebanyak 22 unit, SMAMA swasta sebanyak 21 unit, SMK negeri sebanyak 13 unit, dan SMK swasta
sebanyak 23 unit. Dari jumlah tersebut satu sekolah mencapai RSBI yaitu SMA Negeri 1 Kasihan. Sedangkan SMK RSBI ada dua yaitu SMK Negeri
1 Bantul dan SMK 2 Kasihan. Dari sejumlah SMK yang ada di Kabupaten Bantul ada 3 SMK yang telah memiliki Standar ISO yaitu SMK 1 Bantul,
SMK 1 Kasihan, dan SMK 2 Kasihan. Guru yang mengajar di tingkat SLTA sebanyak 2.940 orang dengan jumlah murid sebanyak 24.988 orang.
Dalam kaitannya dengan ujian nasional, siswa SMAMA yang mengikuti sebanyak 4.497 anak dengan persentase kelulusan sebesar 96,236 173
anak tidak lulus atau 3,704. Sementara untuk SMK, siswa yang mengikuti ujian nasional sebanyak 2.776 anak dengan persentase kelulusan
92,615 207 anak tidak lulus atau 7,385. Untuk anak-anak SMAMA
dan SMK, Kabupaten Bantul menduduki peringkat pertama di Provinsi
DIY. Dalam bidang kesehatan, khususnya gizi buruk, diperoleh data pada
bulan Februari tahun 2008 angka gizi buruk mencapai 0,74. Angka ini lebih tinggi bila dibandingkan dengan target untuk tahun 2008 sebesar 0,7. Untuk
itu Pemda Kabupaten Bantul berupaya menurunkan angka gizi buruk melalui berbagai program, antara lain pemberian makanan tambahan pemulihan
untuk balita gizi buruk berupa lauk-pauk senilai Rp3.500,- per anak per hari selama 90 hari. Seandainya dalam kurun waktu tersebut angka gizi buruk tidak
berkurang maka pemberian lauk-pauk tambahan kembali diberikan untuk jangka waktu 90 hari berikutnya.
Selan lauk-pauk tambahan, untuk mengatasi gizi buruk juga dilakukan pemberian kapsul vitamin A dosis tinggi, dua kali dalam satu tahun dan
Pemerintah Kabupaten Bantul
Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Akhir TA 2009 Kabupaten Bantul I-14
pemberian situp besi ditambah multivitamin untuk mencegah anemia pada balita penderita gizi buruk. Selain itu terdapat program nasional pemberian
MP-ASI berupa biskuit untuk balita usia di bawah dua tahun. Dengan program seperti tersebut di atas, pada akhir tahun 2008 angka
gizi buruk Kabupaten Bantul menurun menjadi 0,38 dan telah melampaui target 0,7 untuk tahun 2008.
Selain gizi buruk permasalahan kesehatan lainnya adalah angka kesakitan DBD Demam Berdarah Dengue. Demam berdarah masih
merupakan penyakit endemik di Kabupaten Bantul. Angka kesakitan DBD pada tahun 2007 sebesar 0,7 per 1000 penduduk. Untuk menurunkan angka
tersebut Pemda Kabupaten Bantul pada tahun 2008 melaksanakan berbagai kegiatan antara lain pemberdayaan juru pemantau jentik tingkat dusun.
Insentif diberikan kepada para kader pemantau jenyik dengan remunersi sebesar Rp150.000 per bulan untuk koordinator Jumantik desa dan Rp20.000
per bulan untuk Jumantik RT jumlah seluruh kader Jumantik 29.556 orang. Kegiatan lainnya adalah Gertak PSN Gerakan Serentak Pemberantasan
Sarang Nyamuk yang diselenggarakan setiap hari Jumat. Tujuan kegiatan ini adalah memberikan motivasi kepada masyarakat untuk peduli dan secara
sadar membersihkan sarang nyamuk di lingkungannya. Selain DBD, penyakit lainnya yang perlu diwaspadai adalah TBC. Hal
ini disebabkan TBC merupakan menular dan bisa berakibat fatal pada penderitanya. Jumlah penderita positif TBC yang ditemukan pada tahun 2008
sebanyak 190 orang dengan jumlah target penemuan sebanyak 521 orang. Untuk meningkatkan angka temuan kasus TBC langkah yang ditempuh
adalah menyediakan reward bagi penemu kasus TBC, reward bagi pendamping minum obat, serta penggratisan biaya obat bagi penderita TBC.
Dengan upaya tersebut angka penemuan kasus TBC tahun 2008 meningkat menjadi 36,28 dibandingkan tahun 2007 yang sebesar 31,09.
Dalam urusan kesehatan, salah satu persoalan yang menjadi keprihatinan Pemda Kabupaten Bantul adalah angka kematian ibu dan bayi.
Angka kematian ibu AKI pada tahun 2008 adalah sebesar 140 per 100.000 kelahiran hidup 18 orang sementara angka kematian bayi AKB pada tahun
2008 adalah sebesar 13,28 per 1000 kelahiran hidup 170 anak. Langkah yang
Pemerintah Kabupaten Bantul
Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Akhir TA 2009 Kabupaten Bantul I-15
telah ditempuh Pemda Kabupaten Bantul untuk menurunkan AKI dan AKB antara lain kebijakan penggratisan periksa kehamilan, voucher bagi ibu hamil
dari keluarga miskin untuk berobatperiksa kehamilan pada bidan praktek swasta, serta peningkatan pengetahuan dan keterampilan tenaga kesehatan
dalam menangani kelahiran serta balita yang sakit. Dari hasil audit maternal perinatal diketahui bahwa 33,3 kematian ibu melahirkan disebabkan oleh
penyakit penyerta TBC, pneumonia, sebsis, dan sebagainya. Selain itu kematian ibu melahirkan disebabkan oleh keterlambatan membawa ibu hamil
ke tempat pelayanan kesehatan dan kasus kematian mendadak yang tidak dapat diprediksi pada saat kehamilan. Kematian bayi disebabkan oleh
beberapa hal antara lain kelainan bawaan sejak dalam perut, adanya berat badan lahir rendah, dan kondisi bayi buruk pada saat dilahirkan.
Sebagai tambahan untuk urusan kesehatan, berikut dikemukakan data Kabupaten Bantul tahun 2008:
Jumlah peserta KB aktif: IUD
: 27.912 MOP
: 973 MOW
: 6.146 IMP
: 5.766 Suntik
: 48.689 Angka kesakitan DB: 0,5 permil 419 kasus
Angka kesakitan diare: 16,8 permil 13.958 kasus Angka kesakitan TB: 0,27 permil223 kasus
Angka kesakitan flu burung: - kasus Fasilitas pelayanan kesehatan dasar: 5 rumah sakit umum, 3 rumah sakit
bersalin, 2 rumah sakit khusus ibu dan anak, 27 Puskesmas, 67 Pustu, 1.113 Posyandu, 9 Poskesdes, 27 Rumah Bersalin, 66 Balai Pengobatan,
515 praktek dokterbidan perseorangan, dan 69 apotek.
3. Kondisi Ekonomi a. Potensi Unggulan Daerah