Pemerintah Kabupaten Bantul
Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Akhir TA 2009 Kabupaten Bantul I-35
Ketersediaan air irigasi yang relative kurang adalah konsekuensi logis dari posisi Kabupaten Bantul yang ada paling hilir di banding Kabupaten
Sleman dan Kota Yogyakarta. Air sudah banyak dimanfaatkan di bagian hulu, sedangkan apabila terjadi banjir maka menjadi daerah yang paling
merasakan akibatnya. Bila dibandingkan dengan tahun 2008 luas lahan beririgasi
meningkat 7,84 dari 14.430,97 ha pada tahun 2008 menjadi 15.562,66 Ha pada tahun 2009. hal ini disebabkan adanya pembangunan jaringan
irigasi di Kabupaten Bantul. Luas sawah beririgasi dan sawah tadah hujan yang terdata sampai
akhir tahun 2009 adalah sebesar 16.317,31
Ha yang terdiri dari sawah beririgasi teknis seluas
4.979 Ha, sawah semi teknis seluas
9.324 Ha,
sawah beririgasi sederhana seluas 2.024
Ha, dan sawah tadah hujan seluas 1.718,82 Ha. Bila dibandingkan dengan luas sawah pada tahun 2005 maka
telah mengalami penyusutan sebesar 1.458,02 Ha atau 4,14 selama tiga tahun. Penyusutan ini disebabkan adanya alih fungsi pemanfaatan lahan
dari pertanian menjadi non-pertanian, seperti permukimam, tempat usaha, dan jasa.
g. Permukiman
Dalam rangka mengurangi dan mengatasi kawasan permukiman kumuh di wilayah perkotaan, pada tahun 2009 Kabupaten Bantul
mendapatkan bantuan dari Ditjen Cipta Karya Departemen PU berupa pembangunan rumah susun sederhana sewa Rusunawa sebanyak
satu twin blok 96 unit
di desa Panggungharjo Kecamatan Sewon, sehingga sampai dengan tahun 2009 telah dibangun
dua twin blok 192 unit .
Pada akhir tahun 2009 Rusunawa tersebut sudah mulai dioperasikan dengan
tingkat hunian telah mencapai 50. Bangunan Rusunawa diperuntukkan bagi masyarakat berpenghasilan rendah MBR di Kabupaten Bantul
terutama yang tinggal di kawasan kumuh. Selain itu untuk membantu masyarakat berpenghasilan rendah
yang menempati rumah tidak layak huni, pada tahun 2009
Pemerintah Kabupaten Bantul mendapatkan bantuan dari Deputi Perumahan
Pemerintah Kabupaten Bantul
Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Akhir TA 2009 Kabupaten Bantul I-36
Swadaya, Kementrian Negara Permukiman Rakyat, berupa program Stimulan Pembangunan Perumahan Swadaya BSP2S dan
Peningkatan Kualitas Perumahan PKP sebanyak 300 unit
. Program BSP2S dan PKP
diperuntukkan untuk perbaikan dan pembangunan rumah baru serta perbaikan lingkungan permukiman. Program BSP2S dan PKP di
Kabupaten Bantul disalurkan oleh tiga koperasiBMT yang terseleksi berkinerja baik yang disusulkan oleh Bupati ke Menteri negara
Perumahan Rakyat.
Pemerintah Kabupaten Bantul
Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Akhir TA 2009 Kabupaten Bantul I-37
B
AB
II K
EBIJAKAN
P
EMERINTAHAN
D
AERAH
A. V
ISI DAN
M
ISI 1. Visi
Diketahui bersama bahwa visi pembangunan Kabupaten Bantul adalah Bantul Projotamansari Sejahtera, Demokratis, dan Agamis. Visi ini
dirasakan masih tetap relevan untuk tahun-tahun mendatang. Oleh karena itu baik di dalam RPJMD Kabupaten Bantul tahun 2006-2010 maupun
Perubahan RPJMD tahun 2008-2010, visi pembangunan Kabupaten Bantul masih tetap sama yaitu “Bantul Projotamansari Sejahtera, Demokratis, dan
Agamis. Visi tersebut mengandung pengertian bahwa kondisi Kabupaten
Bantul yang ingin diwujudkan di masa yang akan datang adalah Bantul yang produktif-profesional, ijo royo-royo, tertib, aman, sehat, asri, sejahtera,
demokratis, dan agamis yang semuanya itu akan diwujudkan melalui misi.
Produktif dalam arti bahwa semua potensi daerah baik sumberdaya
alam maupun sumberdaya manusianya dapat berproduksi sehingga mampu
memberikan andil terhadap pembangunan daerah. Profesional dalam arti
penekanan kepada setiap warganya dari berbagai profesi, agar mereka betul- betul matang dan ahli di bidangnya masing-masing. Tolok ukur
profesionalisme ini dapat dilihat dari kualitas hasil kerja dihadapkan kepada efisiensi penggunaan dana, sarana, tenaga, serta waktu yang diperlukan.
Ijo Royo-royo dalam arti tidak ada sejengkal tanahpun yang
diterlantarkan sehingga baik di musim hujan maupun di musim kemarau di manapun akan tampak suasana yang rindang. Dalam hal ini perlu diingatkan
kepada masyarakat Bantul bahwa bagaimanapun Kabupaten Bantul tumbuh terlebih dahulu sebagai kawasan agronomi yang tangguh dalam rangka
mendukung tumbuh berkembangnya sektor industri yang kuat di masa mendatang.