tokoh kunci atau narasumber, yang meliputi para pejabat di tingkat Provinsi maupun KabupatenKota, pelaku usaha dan ketua KadinAsosiasi usaha.
Adapun langkah-langkah yang dilakukan dengan menggunakan kedua pendekatan tersebut adalah sebagai berikut:
1. Pendekatan pertama dilakukan dengan cara memandang wilayah Kedungsepur
sebagai wilayah nodal yang masing-masing bagian wilayah memiliki karakteristik yang berbeda dan wilayah-wilayah tersebut saling terkait sesuai
dengan spesialisasi wilayah. 2.
Pendekatan kedua adalah pendekatan keruangan. Sebagai akibat dari adanya keterkaitan antar daerah dalam wilayah Kedungsepur adalah terjadinya aliran
barang, jasa ataupun manusia. Besarnya aliran tersebut akan menentukan besarnya keterkaitan antar daerah.
1.7 Kerangka Analisis
Keterkaitan antar daerah pada sektor ekonomi pada dasarnya menggambarkan hubungan antara perekonomian suatu daerah dengan lingkungan
sekitarnya. Hubungan perekonomian suatu wilayah dapat dilihat dengan memperhatikan beberapa hal yang meliputi: potensi dan karakteristik wilayah,
sektor-sektor ekonomi basis yang berorientasi meningkatkan pendapatan daerah, spasial ekonomi daerah dengan melihat distribusi barang, bahan baku serta tenaga
kerja serta bagaimana keterkaitan antar sektor-sektor ekonomi yang saling mempengaruhi dalam suatu wilayah. Beberapa hal tersebut dapat memberikan
wawasan yang lebih luas kepada perekonomian suatu wilayah.
Berdasarkan kerangka analisis di atas dilakukan tahap-tahap analisis untuk mengidentifikasikan keterkaitan sektor ekonomi dan keterkaitan antar
daerah pada di Wilayah Kedungsepur, sebagai berikut: 1.
Identifikasi potensi Wilayah Kedungsepur yang meliputi: identifikasi karakteristik fisik, kependudukan dan ekonomi. Identifikasi ini untuk
mengetahui potensi wilayah yang dapat menunjang atau menghambat interaksi antara daerah kabupatenkota di wilayah Kedungsepur.
2. Identifikasi sektor basis yaitu sektor yang dapat diandalkan potensinya
dibandingkan dengan daerah-daerah sekitarnya dan memilki keunggulan komperatif yang merupakan faktor penentu bagi peningkatan pendapatan
suatu daerah. 3.
Identifikasi keterkaitan antar sektor ekonomi yang dapat diketahui dari tabel Input-Output
Wilayah Kedungsepur yang diturunkan dari tabel Input-Output Jawa Tengah dengan koefisien LQ wilayah.
4. Identifikasi keterkaitan antar daerah dengan menggunakan keterkaitan
keruangan yang diperoleh dari aliran distribusi barang, bahan baku dan tenaga kerja. Untuk melihat keterkaitan antar daerah di wilayah Kedungsepur hanya
dibatasi pada sektor pertanian dan industri saja. Hal ini dilakukan karena kedua sektor tersebut merupakan sektor yang paling menonjol di wilayah
Kedungsepur, baik dilihat dari kontribusi sektoral terhadap PDRB maupun dilihat dari jumlah penduduk yang bekerja di kedua sektor tersebut.
Secara lebih lengkap, tahap-tahap analisis dapat dilihat pada Gambar 1.3
GAMBAR 1.3 DIAGRAM KERANGKA ANALISIS
Input Proses
Output
Data PDRB wilayah Kedungsepur tahun
2001 - 2005 Analisis Deskriptif
Statistik
Analisis sektor basis wilayah
Kedungsepur dengan metode LQ
Deskripsi sektor basis untuk
menentukan potensi wilayah
Kedungsepur
Data Input – Output Tahun 2004
Analisis Input – Output
Keterkaitan antar Sektor Ekonomi
• Mobilitas Tenaga Kerja
• Distribusi Barang • Distribusi Bahan
Baku Analisis Deskriptif
Kualitatif Sektor Pertanian dan
Industri Keterkaitan antar
Daerah di Wilayah Kedungsepur
Kesimpulan dan Rekomendasi
Data Karakteristik wilayah Kedungsepur
Letak Geografis Guna Lahan
Kependudukan Sekrtor Unggulan
1.8 Kebutuhan Data