Kerangka Analisis PRIMASTO ARDI MARTONO

tokoh kunci atau narasumber, yang meliputi para pejabat di tingkat Provinsi maupun KabupatenKota, pelaku usaha dan ketua KadinAsosiasi usaha. Adapun langkah-langkah yang dilakukan dengan menggunakan kedua pendekatan tersebut adalah sebagai berikut: 1. Pendekatan pertama dilakukan dengan cara memandang wilayah Kedungsepur sebagai wilayah nodal yang masing-masing bagian wilayah memiliki karakteristik yang berbeda dan wilayah-wilayah tersebut saling terkait sesuai dengan spesialisasi wilayah. 2. Pendekatan kedua adalah pendekatan keruangan. Sebagai akibat dari adanya keterkaitan antar daerah dalam wilayah Kedungsepur adalah terjadinya aliran barang, jasa ataupun manusia. Besarnya aliran tersebut akan menentukan besarnya keterkaitan antar daerah.

1.7 Kerangka Analisis

Keterkaitan antar daerah pada sektor ekonomi pada dasarnya menggambarkan hubungan antara perekonomian suatu daerah dengan lingkungan sekitarnya. Hubungan perekonomian suatu wilayah dapat dilihat dengan memperhatikan beberapa hal yang meliputi: potensi dan karakteristik wilayah, sektor-sektor ekonomi basis yang berorientasi meningkatkan pendapatan daerah, spasial ekonomi daerah dengan melihat distribusi barang, bahan baku serta tenaga kerja serta bagaimana keterkaitan antar sektor-sektor ekonomi yang saling mempengaruhi dalam suatu wilayah. Beberapa hal tersebut dapat memberikan wawasan yang lebih luas kepada perekonomian suatu wilayah. Berdasarkan kerangka analisis di atas dilakukan tahap-tahap analisis untuk mengidentifikasikan keterkaitan sektor ekonomi dan keterkaitan antar daerah pada di Wilayah Kedungsepur, sebagai berikut: 1. Identifikasi potensi Wilayah Kedungsepur yang meliputi: identifikasi karakteristik fisik, kependudukan dan ekonomi. Identifikasi ini untuk mengetahui potensi wilayah yang dapat menunjang atau menghambat interaksi antara daerah kabupatenkota di wilayah Kedungsepur. 2. Identifikasi sektor basis yaitu sektor yang dapat diandalkan potensinya dibandingkan dengan daerah-daerah sekitarnya dan memilki keunggulan komperatif yang merupakan faktor penentu bagi peningkatan pendapatan suatu daerah. 3. Identifikasi keterkaitan antar sektor ekonomi yang dapat diketahui dari tabel Input-Output Wilayah Kedungsepur yang diturunkan dari tabel Input-Output Jawa Tengah dengan koefisien LQ wilayah. 4. Identifikasi keterkaitan antar daerah dengan menggunakan keterkaitan keruangan yang diperoleh dari aliran distribusi barang, bahan baku dan tenaga kerja. Untuk melihat keterkaitan antar daerah di wilayah Kedungsepur hanya dibatasi pada sektor pertanian dan industri saja. Hal ini dilakukan karena kedua sektor tersebut merupakan sektor yang paling menonjol di wilayah Kedungsepur, baik dilihat dari kontribusi sektoral terhadap PDRB maupun dilihat dari jumlah penduduk yang bekerja di kedua sektor tersebut. Secara lebih lengkap, tahap-tahap analisis dapat dilihat pada Gambar 1.3 GAMBAR 1.3 DIAGRAM KERANGKA ANALISIS Input Proses Output Data PDRB wilayah Kedungsepur tahun 2001 - 2005 Analisis Deskriptif Statistik Analisis sektor basis wilayah Kedungsepur dengan metode LQ Deskripsi sektor basis untuk menentukan potensi wilayah Kedungsepur Data Input – Output Tahun 2004 Analisis Input – Output Keterkaitan antar Sektor Ekonomi • Mobilitas Tenaga Kerja • Distribusi Barang • Distribusi Bahan Baku Analisis Deskriptif Kualitatif Sektor Pertanian dan Industri Keterkaitan antar Daerah di Wilayah Kedungsepur Kesimpulan dan Rekomendasi Data Karakteristik wilayah Kedungsepur ƒ Letak Geografis ƒ Guna Lahan ƒ Kependudukan ƒ Sekrtor Unggulan

1.8 Kebutuhan Data