78
dibandingkan dengan daerah lain yang jumlahnya lebih dari 24. Di masa mendatang hal ini berarti Kota Salatiga kurang memiliki calon tenaga kerja
potensial. Dengan demikian, kecenderungan yang akan terjadi di masa mendatang adalah Kota Salatiga akan menyedot tenaga kerja yang cukup besar dari wilayah-
wilayah belakangnya dan wilayah belakang tersebut akan mengalami perpindahan penduduk usia produktif ke Kota Salatiga. Lebih lengkap dapat dilihat pada Tabel
III.5. TABEL III.5
PERSENTASE PENDUDUK WILAYAH KEDUNGSEPUR BERDASARKAN KELOMPOK UMUR
TAHUN 2005
No KabupatenKota 0-14 15-64 65+
1 Kabupaten Demak
30,90 64,18
4,92 2 Kabupaten
Grobogan 29,83
63,70 6,47
3 Kabupaten Kendal
30 64,79
5,23 4 Kabupaten
Semarang 26,50
65,13 8,35
5 Kota Salatiga
23,53 69,42
7,04 6 Kota
Semarang 24,98
70,66 4,36
Sumber : Jawa Tengah Dalam Angka 2006, data diolah
3.3.4 Penduduk berdasarkan Lapangan Pekerjaan Utama
Struktur kependudukan Wilayah Kedungsepur berdasarkan mata pencaharian pada tahun 2005 selengkapnya dapat dilihat pada Tabel III.6.
Dari tabel dapat dilihat distribusi dan deskripsi penduduk berumur 10 tahun keatas yang bekerja menurut lapangan usaha utama di Wilayah
Kedungsepur pada tahun 2005. Penduduk yang bekerja di sektor pertanian sangat mendominasi di wilayah
Kedungsepur. Dari enam wilayah di Kedungsepur empat wilayah yaitu Kabupaten
79
Semarang, Kabupaten Kendal, Kabupaten Demak dan Kabupaten Grobogan mempunyai jumlah penduduk yang besar yang bekerja pada sektor tersebut. Hal
ini menggambarkan bahwa s ektor pertanian masih menjadi mata pencaharian
TABEL III.6 PENDUDUK BERUMUR 10 TAHUN KE ATAS YANG BEKERJA
MENURUT KABUPATENKOTA DAN LAPANGAN PEKERJAAN UTAMA DI WILAYAH KEDUNGSEPUR TAHUN 2005
Lapangan Usaha Utama Kota Semarang
Kab. Kendal Kab. Demak
Kab. Semarang Kota Salatiga
Kab. Grobogan Jumlah Jumlah Jumlah Jumlah Jumlah Jumlah
Pertanian 14,360
2.27 215,550
48.38 188,054
40.20 190,762
38.08 5,229
7.34 425,784
60.82 Pertamb Galian
2,512 0.40
2,665 0.60
- 0.00
996 0.20
216 0.30
521 0.07
Industri 144,312
22.78 45,160
10.14 64,917
13.88 113,298
22.62 15,768
22.14 29,630
4.23 Listrik, Gas dan Air
4,400 0.69
- 0.00
370 0.08
- 0.00
711 1.00
- 0.00
Konstruksi 62,976
9.94 21,890
4.91 35,112
7.51 32,246
6.44 5,202
7.30 71,495
10.21 Perdagangan
201,072 31.74
92,850 20.84
89,569 19.15
81,104 16.19
20,952 29.41
104,764 14.96
Komunikasi 46,696
7.37 20,380
4.57 23,931
5.12 22,496
4.49 3,987
5.60 21,336
3.05 Keuangan
19,360 3.06
5,330 1.20
3,122 0.67
6,830 1.36
2,736 3.84
4,000 0.57
Jasa 137,304
21.68 40,395
9.07 62,354
13.33 52,490
10.48 16,362
22.97 41,546
5.93 Lainnya
440 0.07
1,295 0.29
397 0.08
674 0.13
72 0.10
1,000 0.14
Jumlah 633,432
100 445,515
100 467,826
100 500,896
100 71,235
100 700,076
100
Sumber: Jawa Tengah Dalam Angka 2006, data diolah
utama di wilayah Kedungsepur. Kabupaten Grobogan merupakan wilayah yang jumlah penduduknya tertinggi yang bekerja di sektor pertanian yaitu 60,82 .
Sedangkan Kota Semarang merupakan wilayah yang sedikit sekali penduduknya yang bekerja di sektor pertanian yaitu hanya 2,27 .
Untuk sektor perdagangan Kota Semarang merupakan wilayah di Kedungsepur yang mempunyai penduduk tertinggi yang bekerja di sektor tersebut
yaitu 31,74. Begitu juga pada sektor komunikasi, keuangan dan Jasa masih didominasi oleh Kota Semarang. Penduduk Kota Semarang yang bekerja di sektor
komunikasi 7,37, sedangkan yang bekerja di sektor keuangan adalah 3,06, dan pada sektor jasa 21,68.
3.3.5 Potensi Sumber Daya Manusia