BAB II PERWILAYAHAN DAN INTERAKSI EKONOMI
2.1. Wilayah, Perwilayahan dan Pengembangan Wilayah 2.1.1. Pengertian Wilayah dan Daerah
Wilayah memiliki pengertian suatu daerah geografis yang memiliki luas tertentu atau ada batas administrasi. Daerah region adalah lebih menunjuk
kepada wilayah administrasi yang lebih luas dibandingkan dengan kota, dapat berupa daerah provinsi, kabupaten, kecamatan atau desa.
Pengertian daerah dapat dilihat dari beberapa disiplin ilmu yang menyangkut studi dalam bidang regional serta tergantung pada tujuan yang
hendak dicapai dalam menganalisa suatu daerah. Sukirno 1981 menjelaskan bahwa dalam menganalisa wilayah dapat dibedakan dalam tiga pengertian yaitu:
1. Daerah atau wilayah adalah suatu ruang atau area geografis dipelbagai
pelosok yang mempunyai kesamaaan sifat baik menurut kriteria sosial, ekonomi maupun politik yang dikenal dengan sebutan daerah homogen.
2. Perbatasan diantara pelbagai daerah ditentukan oleh tempat-tempat dimana
pengaruh dari satu atau beberapa pusat kegiatan ekonomi digantikan dengan pengaruh dari pusat lainnya, daerah ini disebut daerah nodal.
3. Suatu daerah dibedakan menurut batas-batas administratif dalam suatu
daerah atau wilayah.
2.1.2. Konsep Perwilayahan
Dalam melakukan studi mengenai pembangunan wilayah, hal yang perlu 30
dijelaskan adalah beberapa konsep tentang wilayah region. John Glasson 1978 mengemukakan konsep tentang wilayah sebagai metode klasifikasi muncul
melalui dua fase yang berbeda, yaitu yang mencerminkan kemajuan ekonomi dari perekonomian sederhana ke sistem industri yang kompleks. Pada fase pertama
memperlihatkan “wilayah formal” yaitu berkenaan dengan keseragaman dan didefinisikan menurut homogenitas. Fase kedua memperlihatkan perkembangan
“wilayah fungsional” yaitu berkenaan dengan interdependensi, saling hubungan antara bagian-bagian dan didefinisikan menurut koherensi fungsional.
Wilayah formal adalah wilayah geografik yang seragam atau homogen menurut kriteria tertentu. Pada awalnya kriteria yang digunakan untuk
mendefinisikan daerah formal, terutama adalah bersifat fisik seperti topografi, iklim dan vegetasi dikaitkan dengan konsep determinasi geografik. Tetapi
berikutnya terjadi peralihan kepada penggunaan kriteria ekonomi, seperti tipe industri atau tipe pertanian. Wilayah alamiah adalah wilayah formal fisik.
Perhatian kepada bentuk klasifikasi wilayah ini sebagian timbul karena dari kenyataan bahwa faktor-faktor fisik adalah lebih stabil dari pada faktor ekonomi
dinamik dan dengan demikian lebih mudah untuk dipelajari. Sedang wilayah formal ekonomi pada umumnya didasarkan pada tipe-tipe industri atau pertanian,
walaupun latar belakang sifat fisik sudah barang tentu tidak dapat diabaikan. Usaha-usaha yang dilakukan pada waktu-waktu berikutnya untuk menentukan
batas daerah-daerah formal ekonomi telah didasarkan pada kriteria seperti tingkat pendapatan, tingkat pengangguran dan laju pertumbuhan ekonomi.
Wilayah fungsional adalah wilayah geografik yang memperlihatkan suatu koherensi fungsional tertentu, suatu interdependensi dari bagian-bagian, bila
didefinisikan berdasarkan kriteria tertentu. Wilayah fungsional ini kadang-kadang disebut sebagai wilayah nodal atau polarized region dan terdiri dari satuan-satuan
yang heterogen, seperti desa-kota yang secara fugsional saling berkaitan. Wilayah formal atau wilayah fugsional ataupun gabungan keduanya memberikan suatu
kerangka bagi klasifikasi tipe wilayah yang ketiga yaitu wilayah perencanaaan. Klasifikasi tentang wilayah di atas tidak jauh berbeda dengan klasifikasi
yang dikemukakan oleh Tarigan 2004. Wilayah diartikan sebagai satu kesatuan ruang secara geografis yang mempunyai tempat tertentu tanpa terlalu
memperhatikan soal batas dan kondisinya. Wilayah menurut tipe-tipenya dapat dipilah menjadi 3 tiga macam:
1. Wilayah homogen homogeneous region, yaitu wilayah-wilayah yang
mempunyai karakteristik seragam. Keseragaman ciri-ciri tersebut bisa dilihat menurut faktor ekonomi, goegrafi, sosial budaya dan aspek-aspek
lainnya. 2.
Wilayah heterogen nodal region, yaitu wilayah-wilayah yang saling berhubungan secara fungsional karena adanya heterogenitas
ketidakmerataan. Wilayah-wilayah tersebut saling melengkapi tetapi dengan fungsi yang berbeda, pada umumnya berlangsung antara wilayah
pusat core dengan wilayah pinggiran peripheryhinterland. 3.
Wilayah perencana planning region, yaitu wilayah-wilayah administrasi yang berada dalam kesatuan kebijakan atau administrasi. Contohnya
adalah wilayah yang tergolong dalam provinsi, kota, kabupaten, kecamatan dan desa.
Pembangunan ekonomi wilayah adalah suatu usaha mengembangkan dan meningkatkan hubungan interdepensi dan interaksi antara sistem ekonomi
economic system, sistem masyarakat social system, lingkungan hidup environtment
dan sumber daya alam eco system. Ambardi, etl, 2002. Menurut Arsyad 1999, pembangunan ekonomi biasanya didefinisikan
sebagai suatu proses yang menyebabkan kenaikan pendapatan riil per kapita penduduk suatu negara dalam jangka panjang yang disertai oleh perbaikan sistem
kelembangaan.
2.1.3. Pembangunan Ekonomi Lokal dan Pembangunan Ekonomi Regional