Keterkaitan ke Depan dan Keterkaitan ke Belakang

4.3 Keterkaitan ke Depan dan Keterkaitan ke Belakang

Pengaruh sektor ekonomi terhadap sektor eknomi lainnya dapat juga dilihat dengan menjumlahkan koefisian input baik menurut baris maupun kolom. Penjumlahan koefisien input sektor ke kanan atau elemen kolom akan menunjukkan keterkaitan langsung ke depan forward linkage. Keterkaitan langsung ke depan menggambarkan dampak sektor tertentu terhadap sektor-sektor lainnya yang menggunakan keluaran sektor tersebut sebagai masukan antara untuk setiap unit kenaikan permintaan akhir. Keterkaitan langsung ke depan menggambarkan daya tarik terhadap pasar. Penjumlahan koefisien input sektor ke bawah atau menurut elemen baris akan menunjukkan keterkaitan langsung ke belakang backward linkage. Keterkaitan langsung ke belakang menggambarkan dampak sektor tertentu terhadap sektor-sektor lain yang keluarannya digunakan sebagai masukan antara untuk setiap unit kenaikan permintaan akhir. Keterkaitan langsung ke belakang menggambarkan daya tarik terhadap bahan baku. Tabel IV.5 menjelaskan tentang keterkaitan langsung ke depan dan keterkaitan langsung ke belakang. TABEL IV.5 KETERKAITAN KE DEPAN DAN KETERKAITAN KE BELAKANG WILAYAH KEDUNGSEPUR TAHUN 2004 No. Sektor Ekonomi Keterkaitan ke Depan Keterkaitan ke Belakang 1. Pertanian 0,2133 0,1032 2. Pertambangan dan Penggalian 0,8422 0,0830 3. Industri Pengolahan 1,2955 0,6716 4. Listrik, Gas dan Air Bersih 0,1083 0,6620 5. Bangunan 0,0901 0,6277 6. Perdagangan, hotel dan restoran 0,6914 0,3354 7. Pengangkutan dan Komunikasi 0,2126 0,4331 8. Keuangan, Persewaan dan Jasa Prsh 0,1024 0,3530 9. Jasa-jasa 0,0830 0,3697 Rata-rata 0,40 0,40 Sumber: Hasil Analisis, 2008 Tabel IV.5 menunjukkan bahwa keterkaitan ke belakang maupun ke depan terbesar dimiliki oleh sektor Industri Pengolahan, hal tersebut mengindikasikan bahwa sektor Industri Pengolahan memiliki peran yang besar dalam menarik sektor lain untuk berkembang, yaitu meminta output sektor lain sebagai input kegiatan produksinya maupun menyediakan input bagi kegiatan produksi sektor lain. Adapun posisi tiap sektor dalam keterkaitan langsung ke depan maupun ke belakang dapat dikategorikan menjadi 4 empat kelompok sesuai dalam Gambar 4.3 Pertanian Pertambangan Industri Listrik Bangunan Perdagangan Pengangkutan Keuangan Jasa 0,00 0,10 0,20 0,30 0,40 0,50 0,60 0,70 0,80 0,00 0,20 0,40 0,60 0,80 1,00 1,20 1,40 Keterkaitan ke Depan K et e rkai tan k e B el aka n g GAMBAR 4.3 PENGELOMPOKAN SEKTOR DALAM KETERKAITAN KE DEPAN DAN KETERKAITAN KE BELAKANG WILAYAH KEDUNGSEPUR TAHUN 2004 Sumber: Hasil Analisis, 2008 Dengan melihat pengelompokan sektor seperti pada Gambar 4.3 di atas, nampak bahwa sektor Industri Pengolahan merupakan sektor unggulan, karena memiliki nilai Keterkaitan ke Depan dan Keterkaitan ke Belakang yang cukup tinggi. Selain sektor Industri Pengolahan terdapat sektor lain yang merupakan sektor unggulan di wilayah Kedungsepur yaitu sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran, sektor Pertambangan dan Penggalian, sektor Listrik, Gas dan Air Bersih, sektor Pengangkutan dan Komunikasi serta sektor Bangunan. Sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran serta sektor Pertambangan dan Penggalian mempunyai keterkaitan langsung kedepan forward linkage cukup besar, artinya perubahan output sektor ini akan memberi dampak yang cukup besar terhadap sektor-sektor lainnya yang menggunakan keluaran sektor tersebut sebagai masukan antara untuk setiap unit kenaikan permintaan akhir. Adapun sektor Listrik, Gas dan Air Bersih, sektor Pengangkutan dan Komunikasi serta sektor Bangunan mempunyai keterkaitan langsung ke belakang bacward linkage cukup besar, artinya perubahan permintaan input sektor ini akan memberi dampak dampak yang cukup besar bagi sektor tertentu yang keluarannya digunakan sebagai masukan antara untuk setiap unit kenaikan permintaan akhir.

4.4. Keterkaitan Antar Daerah